4. mereka yang telah melupakan

Fontaine malam itu diliputi keheningan yang mencekam.
Di sebuah plaza kosong yang diterangi lampu-lampu gas berkedip, Kamen rider zero one berdiri di tengah, armor-nya yang retak memantulkan cahaya remang.
Di depannya, dua sosok yang pernah ia kenal begitu dalam
Navia dan clorinde
Navia memegang pistol revolvernya, gementar.
Clorinde mencengkeran rapiernya dengan erat, ekspresi campuran antara marah dan... Ragu.
Mereka baru saja menyaksikan zero-one bertarung dengan kegigihan luar biasa melawan monster baru buatan Ken.
Bukan hanya kekuatan zero one yang membuat mereka tercengang — cara dia melindungi penduduk tanpa memikirkan dirinya sendiri.
Gerakan itu... Semangat itu...
Terlalu familiar
Navia menatap zero one dengan mata membelalak, suaranya bergetar.
navia
navia
Tidak mungkin...
navia
navia
Cara bertarung itu... Caramu berdiri... Aku... Aku pernah melihatnya sebelumnya...
Clorinde menurunkan rapiernya perlahan rasa bersalah menyelimuti hatinya.
Kenangan lama menyeruak — sosok seorang bocah laki-laki berambut pirang, yang selalu berlari di belakang mereka, tertawa dengan polosnya.
Yang mereka abaikan Yang mereka lupakan
Yang... Kini berdiri di hadapan mereka terluka, berdiri teguh.
navia menahan air mata
navia
navia
Aether...? Itu kau...?
Zero one — aether — tidak menjawab
Helmnya tetap terpasang.
Ia hanya menatap mereka dari balik visor, diam, tak bergerak.
diam itu lebih menusuk daripada kata-kata
clorinde melangkah maju, suaranya serak
clorinde
clorinde
Kenapa... Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa?
clorinde
clorinde
Kenapa kau tidak mencari kami...?
Paimon, yang melayang di dekat aether, menatap mereka dengan mata penuh kecewaan.
Paimon
Paimon
Kerana kalianlah... Yang meninggalkannya.
Kata-kata itu menghantam navia dan clorinde seperti pisau dingin
Navia terisak, lututnya melemah.
navia
navia
Kami... Kami tidak tahu...
navia
navia
Kami pikir kau sudah pergi... Kami pikir...
Clorinde menggertakkan gigi, rasa bersalah membanjiri dirinya.
Tetapi aether... Tetap diam.
Ia perlahan membalikkan badan, membelakangi mereka.
Tanpa sepatah kata pun, Tanpa amarah, Tanpa dendam.
Hanya kehampaan yang membungkus punggungnya.
Ia berjalan menjauh, langkah berat tapi mantap.
Navia meraih ke depan, air matanya mengalir.
navia
navia
tunggu! Aether!!
Tapi aether tidak berhenti.
Kerana baginya dirinya... Orang-orang yang dia cintai telah lama meninggalkannya.
Yang tersisa kini hanyalah jalan sepi menuju takdirnya sendiri.
Paimon mengikuti di belakangnya, menatap navia dan clorinde dengan tatapan sedih terakhir sebelum menghilang dalam kegelapan.
Di kejauhan, badai baru mulai berkumpul.
Dan ancaman dari hanya semakin dekat.
CHAPTER 4 END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!