◉ 3

"Ck.. kenapa ramai sekali." Perasaannya tak nyaman saat ia menggenggam handle pintu. Secepatnya, Joana menepis perasaan itu.

Begitu pintu terbuka, ia menjadi pusat perhatian. Ada yang menatap kagum karena kecantikannya, dan ada pula yang menatap dirinya aneh. Aneh karena ia hanya memakai kaos over size, celana pendek, serta sendal karet, dan ya rambut coklatnya di kuncir secara asal. Penampilan sederhana ala-ala anak rumahan.

Ditatap seperti itu, apakah Joana merasa canggung? jawabannya tidak. Ia sudah sangat lapar dan Ia lebih mementingkan perutnya daripada tatapan mereka. Dengan sedikit mengangkat kepalanya, Joana merengsek masuk dengan langkah yang penuh percaya diri

Joana masuk semakin ke dalam. Melihat meja kosong yang berada di sudut ruangan, Joana mempercepat langkahnya. Ia duduk, bersamaan itu ada seseorang yang juga melakukan hal serupa. Sontak membuat Joana mengangkat kepalanya. Begitu juga pria itu.

Pria menawan, dengan sepasang mata berwarna biru. Sepasang mata yang mengagumkan, membuat siapa saja yang menatapnya akan tenggelam. Dan itulah yang dirasakan Joana.

"Eghm.. Ini tempat ku, Nona!" Hingga suara bariton pria itu menarik kesadaran Joana. Suara bariton, pelan namun terdengar tegas itu sanggup menambah tempo detak jantungnya.

Joana mengerjapkan mata. "A-apa yang anda katakan, Tuan?" Sahut Joana dengan gugup. Oh tatapan pria itu sangat memukau.

"Ini tempatku. Sebaiknya, kau carilah tempat lain."

"Aku yang menemukan meja ini lebih dulu, Tuan. " Timpal Joana masih bisa bersikap setenang mungkin. Barangkali pria itu akan mengalah, atau mengajaknya duduk bersama, itu akan menjadi rejeki untuknya.

"Aku yang lebih dulu." Nathan menyambar buku lalu melihat-lihat daftar menu tidak perduli dengan gadis yang masih duduk di depannya.

"Kenapa kau masih disini?" Tanya Nathan, matanya melirik ke arah Joana. "Pergilah!" Nathan mengusir secara elegant. Gayanya yang sok cool, terlihat menyebalkan. Seketika Joana menyesal memuji pria itu.

"Kau mengusirku?!" Joana meninggikan suaranya satu oktaf membuat pria itu kembali menatapnya. Berani-beraninya pria itu mengusirnya. Memangnya siapa dia? apa dia seorang bos?? atau dia anak presiden? atau anak sultan. Apapun status pria itu, Joana tidak perduli.

"Ya, aku mengusir-mu." Ulang Nathan dengan acuh.

Efek lapar dan kesal, Joana tidak bisa mengendalikan lagi emosinya. Ia berdiri sambil mengebrak meja. "Brakkk..." Sontak, tindakannya tersebut mengundang rasa penasaran para pelanggan. "Aku tidak mau!" Tolak Joana bersikeras. Jika pria itu tidak mau mengalah, pun demikian juga dengannya. Harga diri segalanya, genk.

"Akulah yang mendapati tempat ini lebih dulu." Tambah Joana. Persetan dengan wajah rupawan bak pangeran, Joana tidak terima diperlakukan buruk seperti pria itu lakukan terhadapnya.

Apa yang dilakukan pria itu, telah menjatuhkan harga dirinya. Ini tidak bisa dibiarkan, dan tidak bisa di maafkan.

"Kau sangat berani sekali." Pujinya dengan nada mengejek. Nathan menarik satu sudut bibirnya, menatap Joana dengan tatapan menilai. Ia bisa melihat amarah yang ditunjukkan gadis itu.

"Tentu saja, jangankan menggebrak meja. Aku bisa menarik-mu sampai ke puncak gunung Alpen lalu mendorongmu hingga kau terjatuh dan bertemu dengan malaikat kematian!"

Mendengar itu, Nathan tergelak. Ucapan gadis itu cukup menghiburnya. "Leluconmu lucu sekali, Nona. Apa kau seorang pelawak, hmm? " satu alisnya terangkat, serta sudut bibirnya tertarik keatas.

"Tutup mulutmu, urusan kita belum selesai Tuan."

"Urusan selesai, jika kau pergi dari sini Nona. Huss."

"Kau pikir aku ini seekor ayam!"

"Ada apa ini? Tuan, Nona. " Dari belakang Joana, nampak seorang pria berjalan mendekati mereka. Yang bertanya adalah sang pemilik cafe.

Keduanya kompak menoleh ke sumber suara itu. Joana tersenyum, kemudian ia membuka suaranya. "Tuan ini... telah membuat masalah, Tuan." Katanya sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah pria itu.

Joana pun mulai menceritakan yang terjadi, berharap penuh jika sang pemilik cafe membelanya. "Aku lebih dulu menemukan meja ini. Dan Tuan ini, telah mengklaim, mengatakan bahwa dia yang menempati meja ini lebih dulu."

"Memang aku duluan yang menemukan tempat duduk ini, " timpal Nathan. "Lihatlah, aku yang duduk disini."

"Kau!!" hidung Joana kembang kempis. Menatap pria itu dengan tatapan laser. Hampir saja ia mengeluarkan kalimat makian dari mulutnya. Tapi akhirnya ia berhasil menahan diri.

"Begini saja Tuan, Nona." Sang pemilik cafe mencoba untuk menengahi. "Karena kalian sama-sama sendiri, bagaimana jika kalian duduk bersama?"

"Tidak mau!" Jawab keduanya serempak.

"Aku tidak sudi, duduk satu meja dengannya." Tambah Joana.

"Aku juga, " timpal Nathan.

Sang pemilik cafe nampak berpikir, dia bimbang harus berbuat apa. Di satu sisi, Nathan adalah pelanggan tetap cafenya, di sisi lain Joana adalah pelanggan barunya.

"Nona sebaiknya anda mengalah." Akhirnya keputusan itu menguntungkan Nathan, dan merugikan Joana. Lihatlah pria itu tersenyum senang karena merasa menang, dan menambah rasa jengkel Joana.

"What!!" seru Joana kesal karena keputusan sang pemilik cafe yang menurutnya tidak adil. Joana menghembuskan napasnya dengan gusar, selera makannya menghilang seketika.

"Saya akan memberikan potongan harga, sebagai kompensasinya, Nona. Bagaimana?"

"Aku sudah tidak berselera." Joana menghentakkan kakinya, menuangkan amarahnya. Namun naas, saat melakukannya, kaki Joana terkilir membuatnya terjatuh tepat diatas pangkuan Nathan dengan posisi menyamping. Ea..

Joana, dan Nathan saling melempar pandang. Sialnya, Joana kembali terhipnotis dengan pesona pria itu, dan jantungnya memacu dengan sangat cepat.

"Sepertinya, kau memilih duduk diatas pangkuanku." Kelakar Nathan yang di iringi gelak tawa pelanggan cafe yang memerhatikan mereka sejak tadi.

"Apa? " Joana masih duduk diatas pangkuan Nathan, bahkan satu tangannya berada diatas bahu pria itu.

"Apakah senyaman itu duduk diatas pangkuanku, Nona? sehingga kau tidak beranjak." Bisiknya di dekat bibir serta napasnya berhembus menyapu wajah gadis itu.

"Aaaaa!!" Seru Joana, tersentak. Ia bangun, dan mundur beberapa langkah, menjauhi pria itu. Astaga, bisa-bisanya ia tidak menyadarinya.

Sial, benar-benar sial. Untuk pertama kalinya ia mengalami kejadian memalukan dalam hidupnya. Semua karena pria itu. Ya pria menawan itu pembawa sial. Pasti itu penyebabnya.

Joana menyapu pandangannya, rasa-rasanya ia ingin menenggelamkan dirinya ke dasar laut atau bersembunyi di dalam hutan Amazon. Sungguh, ia menyesal mendatangi cafe ini. Sudah mendapatkan perlakuan tidak baik, tidak mendapatkan pembelaan dari sang manager cafe, dan sekarang orang-orang menertawakannya karena kecerobohannya.

Joana menatap pria itu, pria tampan minim akhlak. Penilaian Joana tentang pria itu. Seandainya, pria itu tidak ada disini, ia tidak akan mengalami hal yang memalukan. Pengalaman yang akan sulit dilupakan sepanjang hidupnya. "Aku berharap, semoga kita tidak bertemu lagi, Tuan."

"Perlukah aku mengamini harapanmu agar terkabul?"

"Whatever." Sahut Joana acuh. Dalam keadaan marah, Ia melangkah sangatlah cepat mengabaikan rasa sakit di area kakinya.

Joana mengayun kakinya diatas trotoar sambil menggerutu. Ia teringat lagi kejadian yang baru saja dialaminya. Bagaimana pria itu meledeknya, senyuman sang manajer cafe. Bahkan, orang-orang yang melihat kejadian tadi, menertawakannya. Joana berjanji pada dirinya sendiri tidak akan menginjakkan kakinya disana lagi meskipun ditraktir sekali pun.

"Sebaiknya, aku pulang ke apartemen dan menghubungi Mom." Perutnya tiba-tiba berbunyi, ia pun memeganginya. "Hais, kenapa aku jadi lapar lagi. Oh Mom, putrimu yang cantik sangat merindukan masakanmu."

.

.

.

▣ VISUAL CAST AKU N NATHAN.. EH 😜

Terpopuler

Comments

𝐒𝐈𝐍𝐆𝐎 𝐄𝐃𝐀𝐍☆ՇɧeeՐՏ🍻🔴

𝐒𝐈𝐍𝐆𝐎 𝐄𝐃𝐀𝐍☆ՇɧeeՐՏ🍻🔴

wow visul lakiknya aaaarrrrrrrg
bikin rambut rontok🤣

2025-04-28

7

☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

bhuahahahahaha sangking terpesonanya Joana ama Nathan sehingga tak sadar jika saat ini Joana duduk di pangkuan Nathan 🤣🤣

2025-04-28

2

🍌 ᷢ ͩɳσҽɾ

🍌 ᷢ ͩɳσҽɾ

aduh gak tahu udah, blushing parah udah Joana kalau tahu Nathan bosnya 🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️

2025-04-28

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!