Komplek Perumahan Mawar Indah (NCT GS)
Yura si cewek centil berulah
Saat di mana matahari membuka tirai cahaya, membangkitkan dunia dari tidurnya, dan membasuh langit dengan warna-warna pastel yang lembut. Waktu di mana embun masih setia menempel di dedaunan, dan burung-burung memulai konser pagi hari mereka dengan nada-nada yang merdu. Saat di mana harapan dan kemungkinan baru mulai bersemi, membawa janji akan hari yang baru dan kesempatan yang tak terbatas. Waktu di mana dunia masih bersih dan segar, seperti kanvas kosong yang menunggu sentuhan kuas pertama.
di kamar, terlihatlah Dyana yang sedang menyiapkan baju kerja milik Altair dengan santai.
beberapa saat kemudian Altair sudah selesai mandi dan melirik Dyana yang sedang terduduk ditepi kasur sembari memangku Alvano si bungsu.
Altair Saskara Sandero Ishara
"sayang, mungkin aku bakal pulang telat lagi kayak kemarin gapapa, kan?" tanya Altair kepada Dyana sang istrinya itu.
Dyana Anvaya Raespati Priyanka
"gapapa, kok kan itu kewajiban kamu?! Oh iya, sayang boleh enggak pas pulang nanti nitip belin pampers buat baby Alvano? kebetulan ini stocknya dikit lagi?!" tanyanya kepada Altair.
Altair Saskara Sandero Ishara
"oh, nanti aku beliin pas pulang iya?" jawab Altair lagi.
Dyana Anvaya Raespati Priyanka
"oke, makasih sayang?" ucapnya dengan senang.
kini Altair sudah bersiap-siap akan pergi bekerja ke Rumah Sakit, tak lupa ia berpamitan kepada sang istri dan anak bungsunya itu yang sedang terlelap karena habis meminum susu.
Altair Saskara Sandero Ishara
"kalau gitu, aku berangkat kerja dulu iya, sayang?" tanya Altair lalu mengecup pipi sang istrinya dan Alvano si bungsu dengan lembut.
Dyana Anvaya Raespati Priyanka
"iya, Hati-hati sayang?" jawabnya saat melihat Altair sudah pergi keluar dari kamarnya.
Rumah Sakit Medika Kertanegara.
kini Altair sudah sampai di Rumah Sakit tempat ia bekerja sebagai Dokter bedah itu.
kini Altair sedang terduduk di ruang kerjanya sembari membuka beberapa dokumen pasien hari ini, ketika ia sedang fokus mengerjakan beberapa dokumen datanglah seorang perawat cantik ke ruangan tersebut entah untuk apa.
Yura Cheryl Navarra Wiliam
"permisi, Dokter Altair" tanya Yura dengan nada sedikit centil itu.
Altair Saskara Sandero Ishara
"iya, kenapa Nurse Yura?" jawab Altair dengan nada cueknya itu.
Yura Cheryl Navarra Wiliam
"cih, cuek banget sih? 😒" monolognya itu.
Altair Saskara Sandero Ishara
"kamu ada perlu apa ke ruangan saya, hmm?" ucap Altair dengan nada cueknya itu lagi.
Yura Cheryl Navarra Wiliam
"jadi, gini saya mau minta Dokter Altair buat tanda tanganin dokumen pasien kemarin yang, gitu" jawab Yura dengan sedikit ragu.
Altair Saskara Sandero Ishara
"oh, simpan saja dokumennya nanti saya tanda tangan" jawab Altair lagi dengan cueknya itu.
Yura Cheryl Navarra Wiliam
"B-Baik, Dokter" jawabnya lalu segera menyimpan dokumen pasien kemarin di meja milik Altair.
ketika Yura sudah menyimpan dokumen milik pasien itu yang akan ditandatangani oleh Altair, Yura terus berdiam diri didekat meja Altair entah apa yang akan dilakukannya itu.
Altair Saskara Sandero Ishara
"kenapa kamu masih berdiam diri disini, Nurse Yura? biasanya kan selalu langsung pergi dari ruangan saya?" tanya Altair dengan nada cueknya lagi.
Yura Cheryl Navarra Wiliam
"yaelah Dokter, saya kan disini juga mau bantuin, Dokter lhoo?" ucapn Yura dengan nada centil itu.
Altair Saskara Sandero Ishara
"saya itu enggak perlu bantuan dari kamu, saya bisa sendiri ngerjain beberapa dokumen ini, jadi silahkan Nurse Yura pergi dari ruangan saya, oke?" jawab Altair sekali lagi dengan nada cuek dan sedikit frustasinya itu ketika berada didekat Yura.
Yura Cheryl Navarra Wiliam
"B-Baik, Dokter kalau begitu saya permisi keluar" jawab Yura lalu segera keluar dari ruangan kerja milik Altair tersebut.
Altair Saskara Sandero Ishara
*menghela nafas sejenak karena melihat tingkah Yura yang terlalu centil itu*
setelah Yura keluar dari ruangan kerja milik Altair, Yura hanya bisa menggerutu tidak jelas karena Altair selalu mencueki dirinya itu.
Yura Cheryl Navarra Wiliam
"ARGHH, kenapa sih gua selalu gagal buat dapetin hati Dokter Altair sih?" gerutunya itu dengan kesal.
ketika Yura sedang menggerutu kesal, datanglah 2 orang Nurse cantik siapa lagi kalau bukan Shania dan Jeanna teman Yura yang juga bekerja di Rumah Sakit yang sama ini.
Jeanna Aruna Shaquille
"Yura-Yura, kenapa sih lo pagi-pagi buta gini wajah lo udah kusut gitu kayak kain lap?" tanya Jeanna kepada Yura sang temannya itu.
Jeanna Aruna Shaquille
"pasti, lo gagal ngedapetin hati Dokter Altair lagi, kan?😌" jawab Jeanna dengan santainya kepada Yura.
Yura Cheryl Navarra Wiliam
"ck, berisik lo Jeanna! 😒" ketus Yura kepada Jeanna.
Shania Ardinata Putri
"yee, emang fakta kali bestiee😌" ucap Shania dengan santai.
Yura Cheryl Navarra Wiliam
"ugh🙄" kesal Yura yang terus diolok-olok oleh 2 sahabatnya itu.
Jeanna Aruna Shaquille
"yee, bestiee gausah ngambek gitu dong? cuman gara-gara enggak dapetin hati seorang Dokter?" tanya Jeanna.
Shania Ardinata Putri
"bener, tuh kata si Jeanna juga?! mending lo cari laki-laki lain deh jangan Dokter Altair dia aja udah punya istri lhoo? apalagi, kan Dokter Altair aja udah punya anak mana 6 lagi? 😌" sambung Shania.
Yura Cheryl Navarra Wiliam
"tch, gua enggak akan menyerah gitu aja buat dapetin hati Dokter Altair 😈" jawab Yura dengan nada liciknya.
Jeanna Aruna Shaquille
*hanya bisa sabar melihat Yura yang ingin terus mendapatkan hati seorang Dokter yang udah menikah dan memiliki 6 orang anak*
Comments