LiBaW — BAB 05

BURONAN BANDAR NARKOBA???

Dengan tatapan tajamnya, Nisa tak peduli lagi siapa yang saat ini dia hadapi. Mafia paling bengis dan tanpa ampun, namun sayangnya Dom tidak menunjukkan semua itu kepada Nisa. Ada gerakan tersendiri di hatinya setiap kali dia menatap wanita itu.

“Jika kau ingin membunuhku, maka bunuh saja aku Tuan!” ucap Nisa dengan sangat serius akan ucapannya.

“Aku lebih suka menyiksa musuh wanita ku! Jika aku melakukannya, kau akan berteriak.” Balas Dom yang kali ini berjalan masuk ke dalam kandang.

“Siksaan mu tidak ada apa-apanya dengan siksaan Tuhanku. Sekalian pun aku berteriak saat kau menyiksaku.” Ucap Nisa yang berpaling dan enggan menatap Dom yang saat ini berdiri di hadapannya dengan tatapan tegas.

Pria itu memperhatikannya dari atas ke bawah, sampai Nisa merasa risih sendiri akan tatapan tak sopan apalagi dia tidak memakai hijabnya. Saat Dom mendekatinya, refleks Nisa mundur untuk berjaga-jaga hingga pria itu meraih lengan kanan Nisa dan mencengkram kuat sampai-sampai wanita itu meringis sakit.

“Sakit?”

Seketika wanita itu menatap mata silver Dom, lalu pria itu melepaskannya sehingga Nisa mengusap lengannya dan menunduk diam.

“Apa jaminannya jika aku melepaskan mu kau akan tutup mulut?” tanya Dom yang langsung membuat Nisa menatapnya tak percaya bahwa dia akan mendapatkan peluang untuk bebas, mungkin.

“Aku tidak tahu siapa dan apa pekerjaan mu. Ak-aku tidak akan mengatakan kepada siapapun. Aku... Aku Hanya akan pulang.” Jelas Nisa tergagap saking senangnya dia berharap dilepaskan.

“Saat kau keluar dari sini, para polisi akan mendatangi mu. Kau terlihat dalam cctv mereka. Apa yang akan kau katakan jika terpojok?” tegas Dom yang sengaja menyudutkan nya sampai Nisa bingung harus menjawab apa.

Dia tidak berharap dan tidak percaya polisi akan datang menemuinya. “Aku berjanji, aku tidak akan mengatakannya. Aku mengatakannya, percayalah.” Ucap Nisa dengan penuh harap dan jantung berdebar.

Seketika Dom langsung membuat punggung Nisa menempel di tembok saat pria itu mendekatinya, sangat dekat dengan tatapan dan sorot mata tajam yang membuat Nisa tak berkedip.

“Terakhir kali aku mempercayai seorang wanita, hidupku dipertaruhkan.” Ucap dingin Dom membuat Nisa penuh tanya tentang wanita yang dia maksud, namun bukan itu saatnya untuk dipikirkan.

Pria itu semakin mendekatkan wajahnya ke Nisa hingga wanita itu berpaling ke sisi kiri dengan napas naik turun.

“Seorang muslim tidak pernah berbohong.” Lanjut Dom yang langsung membuat Nisa berani menatapnya.

Bagaimana pria itu sangat yakin bahwa orang-orang yang beragama Islam tidak diperbolehkan berbohong, karena itu merupakan suatu dosa yang besar. Dom tahu, Nisa seorang muslim, dan muslim tidak pernah berbohong selain untuk kebaikan.

Pria itu hendak berbalik pergi namun Nisa langsung menahan lengan kekarnya dengan berat hati dan terpaksa, sehingga pria itu menoleh menatapnya.

“Jika kau tetap menahan ku, biarkan aku melaksanakan kewajiban ku sebagai orang Islam. Aku ingin beribadah, sebelum kau membunuhku. Biarkan aku beribadah.” Pinta Nisa yang kali ini dia merendahkan suaranya dan berharap dia bisa beribadah, setelah itu dia akan menyerahkan semuanya kepada Allah.

Keduanya saling beradu pandang. Jika Nisa menatap dengan tatapan sendu penuh harap, berbeda dengan Dom yang menatap tegas dan tajam seperti saat ini.

Hendak angkat bicara, tiba-tiba salah satu anak buah Dom datang dengan tergesa-gesa. “Tuan! Seseorang datang dan menyerang kita!” Ucapnya hingga Dom semakin terlihat garang.

“Fuck!” umpatnya yang langsung bergegas keluar. Sedangkan Nisa nampak kebingungan sendiri melihat semua itu. Bahkan karena kejadian serangan dadakan tadi, membuat Dom tidak sempat menjawab kemauan Nisa tadi.

Darrr!! Darrr!!! Darrr!!!

Suara gaduh, tembakan benar-benar mengejutkan Nisa yang mulai ikut panik sendiri. Tentu, saat ini dia tidak bisa berlari untuk bersembunyi. “Siapa lagi yang dia bunuh?” gumam Nisa, mengira bahwa Dom pelakunya.

“Siapa mereka?” tanya Dom yang saat ini bersama Mike. Sedangkan anak buahnya yang lain sibuk menghalau mobil hitam besar yang mana, orang di dalamnya terus saja melawan.

“Aku tidak tahu Tuan. Sepertinya mereka bukan termasuk musuh kita, ataupun saingan.” Jelas Mike dengan yakin.

Mendengar itu, Dom berkerut alis. Jika bukan musuh ataupun saingan, lalu siapa orang-orang itu?

Saat tembakan sudah dihentikan, barulah sosok pria dengan tubuh penuh tatto dan rambut gondrong seleher dikuncir, turun dari mobil tadi, menatap tegas dan menyeringai ke arah Dom hingga memperhatikan pacuan kuda di sana.

“Ayo!” pinta pria itu yang mulai turun dan berjalan ke arah Dom, namun anak buah Dom hendak menembak nya.

“BIARKAN SAJA DIA!” pinta Dom sedikit mengeraskan suaranya sehingga anak buahnya langsung patuh.

Saat pria asing yang terlihat sangat itu mulai dekat dengan jarak Dom. Kini keduanya saling beradu pandang. Pastinya Dom tidak seramah yang kalian pikirkan, pria itu menatap tegas sembari berkerut alis.

“Who are you?” tegas Dom.

“Aku datang dari kota sebelah! Dan aku memiliki tujuanku, tapi tempat ini sangat bagus sekali!” jelas pria itu malah memperhatikan keadaan sekitar seraya tersenyum miring seperti mengejek.

Tentu saja Dom memperhatikannya dengan seksama, namun dia bukanlah orang sabar.

“Kau datang menyerang, menewaskan empat anak buahku. Jangan memancing amarahku dan pergilah.” Pinta Dom yang sudah memberikan peringatan kepada pria itu.

“Sudah kubilang, aku mencari seseorang yang kalian sembunyikan! She is mine (dia milikku)! Dan aku akan mengambilnya kembali. CARI DIA!”

Seketika anak buah pria tadi hendak melangkah memenuhi keinginan bosnya barusan. Namun— DARRR!! Tanpa pikir panjang, Dom menembak dua anak buah pria tadi tanpa melihat karena tatapan mata tajamnya saat ini mengarah ke arah bos para sialan tadi.

“Jangan berani menggeledah tempatku jika kau ingin kembali hidup-hidup.” Ucap Dom tak main-main.

Seketika pria itu juga menatap tegas ke Dom hingga dia tersenyum pasrah. “Ck, baiklah... Biar aku perjelas— kau membawa seorang wanita yang salah, dan aku datang untuk mengambilnya kembali.” Jelasnya.

Dom mengernyit mendengar penjelasan itu. Hanya ada 1 wanita di tempatnya saat ini, tapi kenapa wanita itu berurusan dengan orang-orang seperti mereka sebelumnya?

“Aku tidak akan membuat gaduh di kawasan mu! Tapi biarkan aku mencari wanita itu dan membawanya bersamaku. Ini hanya antara kau dan aku Mr. Toricelli!” ucap pria tadi yang rupanya tahu bahwa dia sedang berhadapan dengan Dom Toricelli yang ditakuti.

Dom menoleh ke Mike yang juga faham akan jalan pikiran bosnya saat ini.

“Kenapa kau mencarinya? Dia berada di kawasan ku, yang artinya itu adalah milikku.” Jelas Dom mempertegas kembali.

“Kau bisa mencari yang lain, dia hanya milikku sejak awal! Dan dia wanita yang liar!”

Tentu saja Dom semakin terheran karena Nisa sendiri nampak tertutup, bagaimana bisa disebut liar. Dan iya, anak buahnya yang ia perintahkan untuk mencari informasi data Nisa pun masih belum kembali.

“Kalau begitu, cari saja wanita yang kau maksud itu.” Ucap Dom memberikan akses, namun dia menyeringai kecil saat para pria tadi mulai sibuk mencari keberadaan wanita yang mereka maksud.

Sementara Dom sudah yakin kalau Nisa kabur dari kandang karena dia tidak sempat mengunci kembali kandangnya. Namun itu hal baik untuk Dom sendiri saat ini.

Terpopuler

Comments

vnablu

vnablu

apa mungkin sebelum Nisa pakai hijab dia dulunya memiliki latar belakang yg agak liar mungkin thor/Shy//Shy//Shy/ ,tpi entahlah

2025-05-01

1

Tiara Bella

Tiara Bella

siapa lg pria yg mencari Nisa ini....

2025-05-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!