bab 2. menemukan cincin yang aneh

Setelah perut Anto merasa kenyang, Anto mulai mengantuk. Matanya terasa berat'.

perlahan lahan, Anto mata nya mulai terpejam. Anto pun tidur dengan pulas.

Anto bermimpi dirinya berjalan menyusuri sungai. Dari ke jauhan , Anto mendengar ada suara wanita memanggil nama nya.

". Anto.... Kemarilah... Anto..cepat datanglah kemari..."

Entah mengapa, tanpa berpikir banyak lagi, Anto bergegas mendekati arah suara yang memanggil nama nya untuk mendekat.

tapi ketika Anto berjalan , tiba tiba terjadi gempa. Anto terhuyung huyung tanpa bisa mengendalikan kaki nya dan * bruk*

" to.. Bangun to... Kamu kenapa tidur di kolong pos kamling to.."

Perlahan lahan, Anto membuka matanya.

nampak lah bilah bilah bambu di atas wajah nya.

Pelan pelan, Anto merangkak keluar dari kolong pos kamling.

dan hari juga sudah gelap. mas Mangun juga sudah saatnya berjaga malam di pos ronda.

" mas...kok sendirian saja mas..?"

Kata Anto sambil cengar cengir menyapa mas Mangun.

" iya to, yang lain belum pada datang. Lantas kenapa kamu kok malah tidur di kolong pos ronda to...? Kurang kerjaan saja kamu to."

Kata mas Mangun menanyakan ke adaan Anto yang tidur di kolong pos ronda.

" mas... Tadi nya aku itu tidur di atas mas, entah kenapa kok tahu tahu aku bisa berada di kolong mas."

Anto juga heran, kenapa diri nya bisa berada di kolong pos ronda, padahal tadi nya Anto tidur di balai balai pos ronda.

"mungkin kamu di pindahin sama penunggu pos ronda kali to.. Maka nya, kamu bisa berada di kolong pos ronda to...

tapi,, bukankah penunggu pos ronda itu kamu ya to.."

Anto hanya nyengir saja di katakan bahwa dirinya lah penunggu pos jaga itu. Memang, Anto mendiami pos ronda 24 jam full time.

tak lama kemudian, datang dua warga lagi yang mendapat jatah ronda. .mas manto dan mas Sugeng.

" ayo.. ngopi ngopi... Nih aku bawa satu teko kopi plus singkong rebus.

Kata mas manto yang baru datang sambil menjinjing dua kantong kresek. Sedang mas Sugeng membawa tumpukan gelas plastik.

" waah.. Mantap nih... Ayo ayo.. Kita ngopi dulu sambil merokok... Mantap nih.."

Mas Mangun. Segera menggelar gelas plastik kosong untuk di isi air kopi yang masih panas. Terlihat kebul an asap dari gelas kopi

yang baru di tuangkan oleh mas Mangun.

tentu saja, anto juga mendapat bagian.

walaupun Anto seorang pemalas, tetapi para warga tidak menganggap rendah Anto.

karena Anto adalah sosok pribadi yang jujur dan baik. Walaupun pemalas, Anto tidak segan segan membantu warga yang membutuhkan pertolongan. Tentu saja yang sesuai dengan kemampuan Anto.

di saat mereka sedang asyik mengobrol membicarakan ke kesibukan sehari hari, dari arah sungai di ke jauhan , Anto mendengar teriakan suara wanita meminta tolong.

"" sebentar kang,, akang akang semua pada mendengar suara perempuan me minta tolong apa tidak kang.. ?"

Tanya Anto kepada bapak bapak yang asyik mengobrol di pos ronda.

" mana to.. Aku tidak mendengar apa apa to.."

Kata mas manto menjawab pertanyaan Anto.

" iya to....kita semua tidak.mendengar apa apa lho to... Jangan menakut nakuti Kamu to,"

Kata mas Mangun juga yang lain nya yang tidak mendengar suara apa pun juga.

* tolong... tolong.... Siapa saja.. tolong..?*

Anto kembali mendengar suara teriakan wanita meminta tolong dari arah yang sama.

"tuh kang... Aku mendengar lagi kang... Kelihatan nya dari arah sungai kang.."

Kata Anto mastikan apa yang di dengar nya, tetapi tidak ada satupun yang mendengar kan nya selain Anto.

" kang...apa benar tidak ada yang mendengar teriakan itu kang.. Itu jelas sekali terdengar di telinga ku lho kang."

Kata Anto.sekali lagi memastikan pendengaran nya.

" tidak to. Saya tidak mendengar apapun to.

Kata mas manto dan yang lain nya yang menyatakan bahwa mereka tidak mendengar suara apapun.

" ya sudah mang,, biar saya cek sendiri saja kang. Tolong saya pinjem senter nya, takut nya ada apa apa kang."

" hati hati to,, nih kamu bawa kentongan ini juga, kalau ada apa apa, kamu pukul kentongan yang keras to, nanti kita akan menyusul kamu to."

Kata mas Mangun. Sambil menyerahkan senter dan kentongan kepada Anto.

Anto pun menerima senter dan kentongan lalu berjalan meninggalkan pos ronda menuju ke arah sungai. Berbekal senter dan kentongan dari mas Mangun, Anto berjalan menyusuri pematang sawah menuju ke arah sungai. Setelah jauh menyusuri pematang sawah, sampailah Anto di pinggir sungai.

Anto menyusuri pinggiran sungai sambil menyoroti berbagai arah dengan senter.

dengan sabar, Anto meneliti setiap sudut sungai.

" Anto.. Tolong aku Anto.. Tolong bebaskan aku.."

Terdengar kembali suara wanita yang meminta tolong lagi ke pada Anto.

cuman aneh nya.. Kenapa suara itu tahu nama nya Anto.. Sedangkan Anto tidak mengenali suara itu.

" mbak.. Kamu dimana mbak...? Aku mau menolong mu mbak, tetapi aku tidak tahu dimana kamu berada mbak.."

Kata Anto berteriak untuk memastikan keberadaan wanita yang meminta tolong kepadanya.

" kamu berjalan lah lurus Anto.. nanti kamu akan menemukan pohon pohon roboh menimpa batu, aku tergencet di antara batu dan pohon itu Anto. Cepatlah...aku sudah tidak tahan Anto."

Anto pun berjalan mengikuti arahan suara itu. Tak lama berselang, Anto menemukan pohon nangka besar roboh ke arah sungai. Anto mendekati pohon itu dan men senter i setiap sudut pohon nangka itu. Setelah agak lama mencari, di pangkal pohon dekat akar, Anto menemukan batu putih yang tertimpa pohon nangka itu. Tetapi Anto tidak menemukan apapun di antara batu dan pohon itu.

" mbak... Kamu dimana...? Aku sudah sampai di tempat yang kamu maksud mbak.."

Anto berteriak memanggil suara yang meminta pertolongan tadi. Tapi hening tidak ada jawaban. Dengan rasa penasaran, Anto meneliti lagi di batu yang tertimpa pohon. Itu.

karena rasa penasaran nya, Anto menggoyang goyangkan batang pohon nangka dengan sekuat tenaga sambil memandang ke bawah pohon. Anto melihat sinar redup di atas batu putih yang tertimpa pohon nangka itu.

" apa itu...? Sinar apa yang ada di bawah pohon ini...? Aku harus bisa menggeser batang pohon ini.. Aku penasaran dengan pancaran sinar di bawah pohon ini."

Anto mencari alat untuk mengungkit batang pohon nangka yang roboh.

Dengan bermodalkan lampu senter , Anto mencari bilah bambu . setelah agak jauh mencari,, Anto menemukan sebilah bambu yang di rasa cukup kuat untuk menggeser pohon besar itu. Anto membawanya kembali ke tempat pohon nangka itu. Dengan sekuat tenaga, Anto akhirnya bisa menggeser juga pohon nangka yang roboh itu. Anto mendekati sinar redup di atas batu putih itu.

". waah...sebuah cincin yang indah,, bagus sekali,, apakah ini yang meminta tolong tadi..? Masak iya cincin bisa berteriak meminta tolong sih.."

Anto memungut cincin itu dan mengamati nya. Ada perasaan tenang dan damai yang terpancar di cincin itu.

" bagus sekali,, punya siapa ini ya... ? Kasihan yang kehilangan cincin ini. Lebih baik aku bawa pulang saja sambil pelan pelan mencari siapa pemilik cincin ini."

Anto pun menyimpan cincin yang di temukan di dalam saku nya dan membawa nya pulang kembali ke pos ronda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!