Bab. 02 Kehilangan Kesucian

“Kamu... bukan dia?” lirih Sagara.

“Dia siapa?” tanya Alika. “Saya tidak tahu siapa yang anda maksud. Saya hanya disuruh datang ke kamar ini dan bertemu tuan Tony.”

Sagara menyeringai. “Aku tidak percaya wanita sepertimu bisa datang ke sini secara kebetulan. Kamu pasti sudah merencanakannya dari awal, bukan?!”

“Rencana apa maksud anda? Bukankah sudah saya jelaskan kalau saya salah masuk kamar.” Alika terus melangkah mundur, tapi Sagara malah berjalan mendekatinya.

Wajah pria itu terlihat bingung, sekaligus menahan marah.

“Salah masuk kamar katamu? Apa kamu pikir aku sebodoh itu? Kamu hanya gadis murahan yang mencoba mengambil keuntungan dariku.” Sagara mencibir.

“Saya sungguh tidak tahu apa-apa dan hanya mengikuti petunjuk kertas ini saja, Tuan. Lebih baik saya pergi sekarang.” Alika hendak berbalik, namun tangannya ditahan oleh Sagara.

“Tidak semudah itu!” Sagara menarik Alika mendekat. Hingga wajah mereka kini hanya berjarak beberapa inci.

Bau alkohol menyeruak dari nafas pria itu. Sementara Alika mencoba melepaskan diri, namun cengkeraman Sagara terlalu kuat.

Sagara terdiam sejenak, tatapan marahnya perlahan berubah menjadi tatapan kosong yang tidak bisa dibaca. Di dalam pikirannya, bayangan mengenai kekasihnya yang baru saja pergi meninggalkannya, begitu jelas.

Sagara frustasi, kecewa, dan merasa dikhianati. Sagara merasa seakan-akan dunia menolaknya. Dan di hadapannya sekarang, ada seorang gadis yang tidak seharusnya ada disini.

“Malam ini, kamu milikku,” bisik Sagara pelan tepat di samping telinga Alika.

“Miliknya?” Kalimat itu bagaikan vonis yang tak bisa dihindari Alika. Lidahnya terasa kelu sekedar untuk memprotes ucapan Sagara.

Semuanya terjadi begitu cepat. Dan entah sejak kapan Sagara sudah berada diatas tubuh Alika.

“Ah... Shit! Kenapa begitu sempit? Bukankah kamu sudah sering dipakai!”

Alika ingin berteriak, tapi suaranya tiba-tiba hilang. Tubuhnya menjadi menegang di tempat, seolah kehilangan kendali. Air matanya mulai mengalir tanpa bisa ia tahan.

“Jawab aku! Jangan diam saja, sialan!”

Alika menggeleng sembari merasakan sakit yang menjalar di bagian in tim nya. Rasa perih dan tekanan yang tak tertahankan membuatnya ingin berteriak lebih keras, namun suaranya tertelan oleh ketakutan.

“Sakit, Ayah... sakit hiks…” batin Alika.

Alika mencoba melawan, menggerakkan tangannya untuk mendorong tubuh Sagara yang menindihnya, tapi tenaga Sagara terlalu besar.

Tubuh Alika terasa lemah, tak berdaya, sementara rasa sakit semakin menghujamnya.

“Lepaskan saya, Tuan! Saya mohon…” Alika merintih.

Sagara tidak menghiraukannya. Matanya kosong, terpenuhi oleh pengaruh alkohol yang semakin menguasai akal sehatnya.

Semua gerakan Sagara terkesan agresif, liar dan tak terkendali. Sagara bahkan tidak peduli dengan perasaan dan teriakan gadis itu.

“Berhenti berteriak!” seru Sagara, menggeram penuh amarah yang tak terkontrol. Ia menunduk lebih dekat ke wajah Alika. “Kenapa kamu pergi? Kenapa? Apa kamu hanya ingin mempermainkan aku, hum?”

“Tolong, saya bukan dia... Saya bukan orang yang ada di dalam pikirkan anda Tuan!” Alika terus meronta, tapi kekuatannya hanya seujung kuku dibandingkan tubuh besar Sagara yang mendominasi di atas tubuhnya.

Setiap kali Alika mencoba bergerak, tubuhnya semakin terasa terkunci. Air mata Alika kembali menetes tanpa henti. Rasa sakit di bagian tubuhnya kini bercampur dengan ketakutan luar biasa, membuatnya ingin menyerah.

“Tuan... tolong... berhenti…” Suara Alika semakin melemah, hampir tidak terdengar.

Nafasnya mulai tersengal, sementara tubuh kecilnya seakan kehilangan tenaga. Setiap kali ia mencoba meronta, Sagara semakin mempercepat gerakannya.

Sagara yang dalam kondisi mabuk berat, tidak bisa membedakan kenyataan yang disebabkan oleh alkohol. Ia berpikir Alika hanyalah sosok yang dianggapnya sebagai pelampiasan dari kekecewaan pada sang kekasih.

“Kamu kira bisa lari dariku?” Sagara menunduk lebih dekat, bibirnya me lu mat kasar bibir Alika.

“Mph!” Alika memberontak.

“Kamu pikir bisa mempermainkan aku seperti ini? Tidak! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.”

Alika berusaha keras untuk mengumpulkan sisa tenaganya. Tangannya mencoba mendorong Sagara sekali lagi, namun hasilnya tetap sama, sia-sia.

“Sudah saya katakan hiks... Saya bukan dia... tolong menjauh dari atas tubuh saya…” isaknya.

Suara kecil gadis itu hilang begitu saja, tenggelam dalam deru nafas Sagara yang semakin berat.

Malam itu terasa tak berujung bagi Alika, sebuah malam kelam yang mungkin akan menghantui dirinya untuk waktu yang lama.

Seluruh kekuatan Sagara yang didorong oleh kemarahan dan alkohol, mengalahkan setiap pertahanan Alika. Jeritannya, permintaannya, semuanya menguap begitu saja, tidak didengar dan tidak dihiraukan.

Hingga akhirnya, semuanya menjadi gelap. Rasa sakit itu memudar saat tubuh Alika menyerah pada rasa lelah. Tangisnya terhenti, dan ia hanya bisa menatap langit-langit kamar itu dengan tatapan kosong.

“Ayah, maafkan aku... aku sudah tidak suci lagi hiks…” gumamnya sebelum kedua mata itu terpejam.

Terpopuler

Comments

Miu Nih.

Miu Nih.

sedihnya jadi Alika 😭

2025-04-26

1

Eva Karmita

Eva Karmita

aku mampir otor 🙏😊

2025-04-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!