BAB VI (MENIKAH)

"El, persiapan penikahanmu tinggal bulan depan sayang. Semua persiapan sudah selesai. Tanggal berapa kau akan pulang?" tanya Mama Renata yang sebentar lagi akan menjadi mama mertua Elia.

"Iya ma... Terimakasih banyak sudah membantu ku untuk mempersiapkannya. Kemungkinan aku akan terima surat tugas perpindahan itu 2 minggu lagi. setelah itu aku akan pulang ke Sumatera" ucap Elia

"2 minggu lagi?, sebenernya itu terlalu mepet sayang. Tapi tak apalah... kau harus hati hati disana untuk mengerjakan atau bepergian kemana pun. Calon pengantin itu darah manis loh.." mama Renata memperingatkan Elia.

"Iya ma... Elia akan hati-hati" jawan Elia.

FLASBACK

Satu hari sebelum kepulangan Elia ke Jakarta 2 bulan lalu Elia memberikan jawaban yang sudah dinanti-nantikan oleh keluarga Jonathan dan Elia. Setelah Elia mempertimbangkannya dengan matang semalaman.

"Tan... Elia besok akan kembali ke Jakarta" ucap Elia saat ia datang berkunjung ke butik Mama Renata

"Hmmm cuti mu sudah habis ya... " kata mama Renata. Mama Renata juga adalah orang yang sangat semangat untuk perjodohan ini karena dari masih duduk dibangku sekolah Mama Renata sudah ingin menjadikan Elia sebagai menantu.

Elia dan mama Renata sangat dekat. Mungkin karena tidak memiliki anak perempuan jadi kehadiran Elia di keluarga mereka dari dulu sangat menghiburnya. Elia sering bahkan hampir selalu menemani Mama Renata. Ke Mall, ke Salon, Arisan bahkan berbelanja kebutuhan sehari hari.

"Iya tan" kata Elia kemudian dan suasana kembali hening.

"Mengenai aku dan Jonathan.."

"Bagaimana sayang...?" kata Mama Renata. Wanita yang tadi berdiri di samping manakin itu tiba-tiba berjalan dan duduk di samping Elia.

"Mmmm aku mau melanjutkan perjodohan ini tan. Tapi untuk saat ini tidak ada waktu untuk mempersiapkan pernikahan itu. Akhir akhir ini aku benar-benar sangat sibuk. Kebetulan aku juga akan dipindahkan ke Papua, jadi sangat tidak mungkin untuk kami bisa menikah di tahun ini" terang Elia.

Elia membukakan situasinya saat ini. Ia terbuka dengan segala yang terjadi. Ia memang memutuskan untuk mencoba menerima perjodohan karena ia yakin dengan pilihan kakeknya. Karena Reza, mantan pacar yang merupakan pilihan nya pun menyakitinya. Jadi ia memang benar-benar tidak mau mengeraskan hati nya.

"Ke Papua?, kapan sayang? Kenapa jauh sekali?"  Mama Renata terkejut

"Iyaa Tan, tiga Bulan lagi sih tan kayaknya. Kabar nya memang Elia akan dipindahkan kesana karna Elia kondisi nya Elia masih belum memiliki keluarga"

"Kalau begitu kalian harus menikah secepatnya supaya kamu bisa dipindahkan ke wilayah suami kamu berada kan?" kata Mama Renata. Sedikit banyak memang Mama Renata tau karena belaiu juga merupakan Pegawai pimpinan di perusahaan itu sebelum akhirnya memutuskan resign 5 tahun lalu.

"Kalau  begitu kalian harus menikash secepat nya, kamu harus ajuin perpindahan tugasnya ke Sumatra supaya  bisa bertugas disini. Nanti untuk persiapan pernikahannya biar mama dan papa yang persiapkan. Mama akan handel semuanya" Ucap mama Renata.

Jadi semua persiapan pernikahan mereka diurus oleh mama Renata, mulai dari pakaian pengantin, gedung, konsumsi, undangan dll. Sementara kedua pengantin sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing. Elia sibuk untuk pengajuan perpindahan nya dan Jonathan sibuk dengan agenda sidang oleh client nya.

Sudah dua bulan sejak mereka menerima perjodohan tetapi mereka tidak pernah berkomunikasi.

**FLASBACK OFF **

                                                                    ********

Hari pernikahan tiba. Subuh-subuh Elia sudah dibangunkan untuk dihias untuk acara pemberkatan dan baru selesai dihias di jam 06.15  pagi. Jonathan masuk  ke dalam kamar untuk mencari-cari sesuatu. Dia berjalan dari sudut ke sudut melewati Elia yang tengah duduk memainkan ponsel di meja rias.

Elia sudah selesai dirias dan saat ini hanya menunggu sesi sarapan dengan keluarga sebelum akhirnya pergi kegereja untuk pemberkatan. Elia yang dari tadi duduk merasa terganggu dengan jonathan yang kesana kemari.

"Kau sedang mencari apa?" tanya Elia kemudian. Namun yang ditanya sibuk kembali mencari-cari sesuatuentah apa itu.

"Aku lupa dimana aku meletakkan dasi dan sapu tanganku" ucap Jonathan kemudian

"Aku masukkan ke lemari, tadi kau meletakkan diatas tumpukan bantal dan selimut jadi kupindahkan" ucap Elia kemudian

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi?" kata Jonathan dengan berkacak pinggang. Peluh di dahi nya sudah sebesar biji jagung karena berjalan dari sudut ke sudut kamar itu.

"Karena kau tidak bertanya"  ucap Elia singkat

Jonathan memakaikan dasi nya sembari berjalan hendak keluar pintu kamar.

"Aku tidak menyangka kau akan menerima perjodohan ini" kata Jonathan  menghentikan langkah nya

"Aku tidak tau apa yang menjadi pertimbangan mu dan aku juga tidak mau tau mengenai itu. Tapi kuperingatkan padamu, jangan menyusahkanku kedepannya" ungkap Jonathan lagi

"Maksudmu? tanya Elia tidak mengerti

"Yaa jangan menyusahkan ku untuk hal apapun. Kedepannya, apapun masalah mu selesaikan sendiri. Urus urusanmu sendiri. Aku akan sangat sibuk dan aku tidak punya waktu untuk menyelesaikan masalah mu. Jadi jangan berharap apapun dariku" Ucap Jonathan lalu pergi tanpa menunggu balasan dari Elia.

Elia kembali duduk setelah melihat kepergian Jonathan. Sebenernya dia sudah memprediksi akan hal ini, akan tingkah laku arogan dan menyebalkan dari Jonathan atau penolakan dari Jonathan tetapi tetap saja dia merasa sedih dan kesal untuk sikap Jonathan.

"Selama ini juga aku menyelsaikan masalah ku sendiri, emang sejak kapan aku menyusahkannya?" ucap Elia kesal namun mata nya juga berkaca-kaca

Terpopuler

Comments

Felycia R. Fernandez

Felycia R. Fernandez

sabar Elia....😌

2025-05-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!