Jantung Berdebar

Di perjalanan....

"Kayaknya mau ujan deh, soalnya udah mendung". Faisal mengawali percakapan, karena dari tadi hening.

"Iya, makanya elo bawa motornya agak cepetan, biar gak keburu ujan" pinta Jeny, padahal tadi ibunya udah pesan jangan ngebut.

"Serius ya ini lo yang minta" jawab Faisal.

Faisal pun melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, dan Jeny pun ketakutan dan refleks pegangan erat ke Faisal sambil meluk.

" Kamu sengaja ya pengen gue bawa motornya kencang, biar lo bisa peluk gue". tangkas Faisal sambil cengengesan.

"Ngaco, gue refleks, Lo bawa motornya gak kira-kira, gue kan takut, jadi lo jangan géér gue mau peluk-peluk elo" ucap Jeny dengan penuh rasa malu.

"Tapi kan lo tadi yang minta" sangkal Faisal.

"Tapi gak ngebut banget juga kan" gerutu Jeny.

Tiba-tiba hujan turun, dan mereka pun berteduh dulu, kebetulan ada pos di pinggir jalan.

"Tuh kan ujan, mana gede banget lagi hujannya" gerutu Jeny.

"Udah gak usah ngedumel, kalo ujan ya mau gimana lagi, kita harus tunggu sampai hujannya reda" Jawab Faisal.

Udah 30 menit mereka berteduh, badan Jeny pun udah mulai kerasa dinginnya, sampai bersin pun udah gak kehitung.

" lo kedinginan ya, ini lo pake jaket gue, biar badan lo agak anget" Faisal menyodorkan jaket nya, yang bahannya itu lumayan tebal dan agak lembut, cocoklah buat angetin badan. Kebetulan dia pake baju double.

"Gak usah, Makasih," tolak Jeny karena gengsi.

"Udah pake aja, gue pake baju dua kok, sini gue pakaikan" Faisal memakaikan jaketnya.

Entah kenapa tiba-tiba jantung Jeny berdebar debar gak karuan, di saat Faisal memakaikan jaketnya.

"Jangan sampai Faisal dengar suara jantung gue, bisa malu banget gue". Gerutu Jeny dalam hati.

"Makasih, ya. Maaf gara-gara gue, elo jadi harus kehujanan gini" Jeny merasa bersalah ke Faisal.

"Udah gak papa, seharusnya gue yang makasih, karena lo udah nolongin nenek gue".

Selang beberapa menit, tanpa sadar Jeny nyender ke bahu Faisal, mungkin karena efek dingin, Faisal pun menerima senderan Jeny, dan Faisal pun merasakan kehangatan, dan jantungnya pun ikutan berdebar seperti yang di rasakan jantungnya Jeny.

"Ini jantung gue kenapa lagi, kok bisa-bisa nya berdebar kencang banget, jangan sampai Jeny denger suara jantung gue, gumam Faisal dalam hati.

Ternyata mereka meresakan hal yang sama, mungkin itu bisa di sebut dengan getaran cinta.

Dan mreka belum menyadari kalo mereka punya perasaan yang sama, yaitu perasaan cinta.

Wajar sih mereka belum menyadari nya, karena pertemuan mereka juga belum lama.

Selang beberapa menit, akhirnya hujannya reda, mereka pun langsung melanjutkan perjalanannya.

"Hujan nya udah reda, ayo kita lanjutkan perjalanannya" ajak Faisal.

"Iya ayo" jawab Jeny.

Jeny pun langsung menaiki motornya lagi, yang tadi sempat tertunda karena hujan deras.

Diperjalanan mereka hanya saling diam, mungkin karena canggung atau apalah itu.

singkat cerita, akhirnya mereka sampai di rumah Jeny.

Ibu sudah menunggu di depan rumah, mungkin karena khawatir, anaknya belum pulang dari tadi.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam, kamu ke mana aja sih nak, ibu khawatir" tanya ibu dengan wajah khawatir.

"Tadi aku nolongin neneknya temen aku dulu Bu, nganterin dulu ke rumahnya, tadi sendirian di pinggir jalan, kasihan, maaf ya Bu aku telat pulangnya".

"Saya juga minta maaf Bu, karena telat nganterin nya, soalnya tadi dijalan hujan" ucap Faisal sambil menyodorkan Tangan untuk bersalaman ke Sinta, ibunya Jeny.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!