Part 4 Orang Dalam

🍀

🍀

🍀

Aditya dan Sam tengah santai dengan pembahasannya sampai terdengar suara yang sangat mereka kenali berteriak dengan riangnya.

"ma......pa..." suara itu mulai terdengar.

"astaga itu anak..." Adit memijat pelipisnya. Dia datang ke tempat ini juga agar sedikit tenang. Lah sekarang adik perempuannya ke sini juga.

Sam tertawa terbahak melihat raut wajah sahabatnya yang terlihat tersiksa. Bagaimana tidak, sahabatnya itu harus meladeni apapun keinginan adik perempuan satu-satunya itu.

Ditambah dalam keluarganya anak perempuan hanya satu orang saja. Membuat semua orang mencurahkan kasih sayang dan perhatian berlebihan hanya pada adiknya.

"berisik......" suara Adit terdengar. Membuat suara cempreng adiknya terhenti dan beralih menatap kearahnya.

"kakak kok disini...?" Gea merasa heran. Memang sih kakaknya juga dekat dengan paman dan bibinya ditambah lagi tempat kerja kakaknya sama dengan anak tunggal paman dan bibinya.

Gea merentangkan tangannya tanda meminta untuk kakaknya jangan melanjutkan ucapan nya." mama sama papa dibelakang kan...?" memilih bertanya hal yang memang dicarinya.

"iya mama dan papa di belakang..." bukan Adit yang menjawab melainkan Sam.

"oke terimakasih kak, ayo say kita kebelakang..." Gea menarik tangan kedua sahabatnya tanpa memperkenalkan ke orang yang tengah menatap mereka dari arah sofa.

Adit dan Sam menatap ketiga sekawan yang menuju kebelakang.

"adik mu enggak akan membuat masalah kan?" Sam mulai waspada. Wajar saja Sam bertanya karena setiap ada masalah yang dibuat Gea dia juga pasti dipusingkan.

"semoga saja...." Adit menjawab dengan harapan.

Mereka berdua memilih kembali fokus ke pembahasan awal mereka. Melupakan masalah Gea dan teman-temannya.

"mama......." Gea berlari kecil memeluk leher bibinya yang dipanggil mama. Tidak lupa juga menautkan pipinya kanan dan kiri berlanjut ke pamannya yang dipanggil papa.

"tumben sayang....." Mama Dina terlihat senang keponakannya datang. Apalagi disaat dia berada dirumah

"Ini siapa?, cantik banget....." Mama Dina melihat dua anak perempuan yang dibawa keponakannya ini.

"mulai deh..." Gea mendelik ke arah bibinya. " mereka sahabat Gea ma. Pokoknya BFF nya Gea..." Gea antusias memperkenalkan kedua sahabatnya.

Cinta dan Luna mencium tangan bibi dan paman Gea dan tidak lupa menyebutkan namanya masing-masing.

"kok bisa kalian cantik banget gini sih.......?" Mama Dina terlihat bersemangat melihat anak-anak gadis didepannya.

Jujur mama Dina memang sangat menginginkan anak perempuan. Tapi karena tekanan darah yang lumayan tinggi membuat mama Dina tidak diperkenankan hamil lagi setelah melahirkan kakak sepupu Gea.

Cinta dan Luna tersenyum ramah merasa di terima dengan reaksi nyonya rumah didepannya ini.

"pokoknya kalian harus makan disini, bila perlu nginap aja ya?. Mumpung libur kan kuliahnya?" Mama Dina memutuskan tanpa bertanya, membuat suaminya menggelengkan kepalanya melihat reaksi istrinya jika bertemu dengan anak perempuan.

Berlebihan..

"hehehe, main aja ma. Kalau nginep nanti di jadwal lagi ..." jawab Gea tetap dengan senyum di bibirnya. Dan kedua sahabatnya yang merasa canggung ikut menganggukkan kepala setuju dengan jawaban Gea.

Mama Dina cemberut, namun hanya sebentar karena dia kembali antusias untuk meminta kepala pelayan untuk menyiapkan makan malam.

disaat mama Dina sibuk memberi instruksi ini dan itu, Cinta sahabat Gea bertanya pelan seolah berbisik.

"ini serius kita makan di sini Ge, kok kayanya ngerepotin semua orang gini ...." merasa tidak nyaman. terlebih ini pertama kali nya Cinta ikut ajakan Gea, dan sekarang apa yang dia lihat para pelayan mulai hilir mudik setelah mendapat perintah dari bibinya Gea.

Menakjubkan dan terlihat lucu secara bersamaan.

"Tenang aja, anggap rumah sendiri..." Gea berucap dengan santai menarik kedua sahabatnya untuk duduk santai di kursi dekat kolam renang.

"gila sih, ini gimana bersihin nya coba...?" Luna tak kalah heran melihat kondisi rumah yang luas di segala penjuru.

"kirain aku doang yang bakal norak.." Cinta menanggapi yang dibalas delikan tajam Luna. Sedang Gea tertawa puas mendengar kedua sahabatnya.

"Bukannya dirumah kamu juga gini ya Lun..?" Cinta bertanya pada Luna. terlalu aneh temannya ini ikut merasa heran. Karena seingatnya Luna juga berasal dari keluarga terpandang.

"ada sih taman dan kolam juga tapi enggak sampai seluas ini. Aduh aku bakal kasian banget sih ngeliat mbok beresin rumah seluas ini ..." Cinta mengangguk setuju.

"tenang aja, pekerja disini sudah mendapat bagian mereka masing-masing. Jadi tidak ada yang saling ganggu. Semua bekerja sesuai dengan tanggungjawab mereka jadi ya tidak terlalu berat. Menurut ku..." Gea menjelaskan. Rumah utama memang dua kali lebih luas dari pada rumah orangtuanya tapi Gea paham betul sistem kerja para pekerja nya.

"Gaji nya pasti gede deh. Kan tanggungjawab nya juga gede..." Cinta berucap asal namun anehnya hanya itu yang dia pikirkan.

"Gede sih, kenapa?. Mau ngelamar kerja disini..?" Luna bertanya sembarangan pada Cinta.

Cinta menanggapi dengan kekehan.

" Kalau pengen tenang aja Cin, Gea siap jadi orang dalamnya..."

"Hahahahahaha...." Cinta dan Gea tertawa lepas. Kok bisa Luna berpikir ke arah sana dan ternyata lucu banget kalau di pikirkan.

"entar deh, kalau nanti aku enggak dapat kerja an baru ngerepotin kalian. Ingat ya jangan lupa sama aku, aku enggak punya orang dalam yang lain soalnya...." Cinta membalas dengan santai.

Ketiganya tertawa bersama dengan santainya, bahkan tawa mereka terdengar sampai ruang keluarga dimana Galih baru saja menemui Papa dan Mamanya setelah kembalinya.

"siapa...?"

☘️

☘️

☘️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!