DILIRIK WANITA

Selama perjalanan, mereka mendengarkan lagu favorit . Menikmati udara dari jendela mobil yang terbuka setengah.

Sesampainya di mall...

Mereka berempat turun dan memasuki mall.

"Kakk, tunggu aku lah" ucap Zea dengan sedikit berteriak.

Johan, Leo, dan Roy. Langkah mereka panjang sehingga Zea pun hampir ketinggalan. Mereka tinggi sekitar 190 cm dan Zea 167 cm.

Zea kesal karena dia berada di tengah , dia jadi terlihat pendek.

"Kak, kenapa kalian tinggi sekali? aku jadi terlihat pendek" ucapnya sambil sedikit cemberut.

"Hehe, ternyata masih tinggi aku daripada kamu" jawab Johan dengan bercanda.

"Ih kakak, aku serius!"

"Jangan marah dong, nanti cantiknya ilang loh" kata Roy.

Leo hanya bisa tertawa dengan tingkah laku kakak dan adik adiknya.

Zea maju kedepan dan berjalan didepan , agar tidak ketinggalan lagi.

Saat sedang berjalan mereka bertemu dengan sekelompok wanita, mereka berjumlah sekitar delapan orang.

Mereka merayu kakak-kakak Zea.

"Hai ganteng!, boleh kenalan nggak? " tanya salah satu wanita

"Minta nomor kontaknya dong"

"Mau nggak sama aku? "

"Ayo dong jangan malu-malu"

Sementara empat diantara mereka memandangi wajah kakak Zea .

Zea yang tidak senang kalau kakaknya di rayu wanita lain apalagi bukan mahramnya berbicara kepada mereka.

"Hah? Malu? seharusnya kalian yang malu, merayu laki-laki. Memangnya ada yang mau? "

"Enak ya ngomongnya, nggak dipikir dulu. Mereka nggak akan mau sama wanita yang modelannya kek kalian! " ucap Zea tegas.

"Mereka memang ganteng, tapi maaf nomor kontaknya nggak gratis!" ucap Zea lagi.

Zea berbicara dengan kesal, lalu menggandeng tangan kakak-kakaknya dan pergi dari tempat itu.

"Zea cemburu ya? kakaknya dirayu" tanya Roy.

"Aku nggak cemburu ko, cuman nggak suka aja kalau kakak digituin sama mereka" jawab Zea dengan pipi memerah.

"Ih lucunya, kamu salting ya Zea? " tanya Leo.

"Ih kak, apaan sih. Orang aku nggak salting ko cuma pipi memerah aja" jawabnya.

"Iya ih pipinya merah" ucap Johan sambil mencubit pipi Zea.

Johan, Leo, dan Roy memang suka bercanda dengan Zea. Entah itu waktu Zea sedih, kesal, ataupun senang.

Mereka sampai didepan kedai yang menjual seblak, mereka berempat sama-sama menyukai seblak. Berawal dari Zea yang menyukai seblak sampai kakak-kakaknya.

"Mbak, beli seblaknya yang pedas empat porsi ya!. Yang Seblak campur"

"Iya, silakan ditunggu ya! " kata penjual itu dengan ramah.

Mereka duduk di tempat yang sudah disediakan.

"Kak, aku mau beli es rasa green tea" kata Zea.

"Yang bener ya! dihabisin lo nanti, jangan kasih ke kak Leo kak Leo nggak suka green tea! " ucap Roy.

"Hehehe, iya kak " kata Zea.

"Kak Johan, kak Leo, dan kak Roy mau beli minum apa? " tanya Zea.

"Hmm, rasa coklat aja" jawab Johan.

"Aku rasa Vanila" ucap Leo.

"Kalau aku, sama kayak Zea aja deh. Rasa green tea" kata Roy .

"Okk kak, siapp" ucap Zea.

"Eh, kakak anterin aja ya! " kata Roy sambil menggandeng tangan Zea.

Setelah membeli Zea dan Roy kembali duduk dan makan seblak yang baru saja disajikan.

Diantara mereka berempat, Zea yang paling lahap makannya. Sampai kuah seblak menetes di jilbab pasminanya.

*Yang bertanya Zea dan keluarganya beragama apa, mereka itu islam ya!. Walaupun di cerita awalnya tidak menjelaskan kalau mereka islam.

Lanjut ya! 👇🏻

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***