Bab 5 - Setiap Nyawa

Meski sudah satu minggu berlalu, Ratu masih ingat dengan jelas kejadian pulang dari toko buku hari itu. Mereka akhirnya naik taksi. Syailendra ikut mengantar Ratu pulang sampai ke depan gerbang rumahnya. Dan akhirnya lelaki itu pulang menggunakan bis meski Ratu bilang akan menyuruh supir untuk mengantarnya.

Setelah kejadian itu, Syailendra tidak terlalu kaku lagi saat bicara dengannya. Ya, meski topik pembahasan mereka hanya seputar olimpiade, atau mungkin membahas pelajaran yang Ratu kurang mengerti. Namun Syailendra tidak sekaku saat pertama kali bertemu.

Hari demi hari, tak terasa olimpiade akan dilaksanakan sebentar lagi. Mereka kini sibuk melakukan bootcamp yang diadakan oleh pihak sekolah. Jadwalnya 3 kali seminggu, dan dilaksanakan dua minggu berturut-turut sepulang sekolah.

"Kalian harus belajar lebih giat lagi. Waktu kita hanya tersisa dua minggu lagi untuk berlatih. Jangan pikirkan menang, tapi tetaplah berusaha memberikan yang terbaik untuk sekolah kita. Mengerti?"

"Mengerti, Bu!" jawab keempatnya serentak.

Ratu, Syailendra, Heri dan Sasa berada di ruang latihan. Bu Susan baru selesai menerangkan materi, dan seperti biasa, sesudah memberikan materi, mereka disuruh mengerjakan soal sebelum nanti membahasnya bersama-sama.

"Ibu beri waktu 90 menit. Ibu tinggal dulu sebentar ke ruang guru. Nanti ibu balik lagi. Tolong jaga ketertiban, ya!"

"Iya, Bu!"

Dan setelahnya Bu Susan keluar dari ruangan tersebut. Bersamaan dengan itu, Heri menyeletuk—

"Aduh, mana bisa konsen kalau perut lagi laper gini. Yang ada lieur, euy!" Sambil menguap, cowok itu mengusap perutnya.

"Ayang laper lagi?" Sasa, si pacar menyahut.

"Iya, Yang. Kantin bentar yuk? Bu Susan lama kayaknya. Isi perut dulu, biar semangat!" Lalu mengedipkan mata sambil mencolek dagu sang pacar.

"Heh, maksudnya apaan begitu? Kalian mau cabut lagi kayak yang udah-udah?" berang Ratu.

"Sensi amat lo. Mending daripada misuh, ikut ke kantin aja yuk? Bisalah makan bentar. Jangan kaku-kaku banget," kata Heri seenaknya.

"Nggak bisa gitu. Kita harus bel—"

"Ayok, Ayang. Aku juga lapar! Kalian di sini bentar ya? Entar kami beliin sesuatu. Papay!"

Belum sempat Ratu menyudahi kalimatnya, Sasa dan Heri sudah cabut dari ruangan itu. Ratu mengomel. Berbeda dengan Syailendra yang hanya diam sambil menatap sisa-sisa kepergian orang itu dengan tatapan tak suka.

"Lihat sendiri kan? Sekarang harusnya kamu tahu kenapa aku bilang kamu cocok jadi peserta utama," celetuk Ratu.

"Apa mereka seperti itu? Maksudnya, di luar kegiatan ini?"

"Sasa sama Heri itu sefrekuensi. Mereka emang cerdas, tapi sayangnya mereka malas. Giliran pacaran aja gercep."

Syailendra mengangguk paham. Bukan hal biasa melihat muda-mudi seusianya dimabuk asmara. Meski jarang bergaul, Syailendra tidak buta untuk melihat situasi di sekelilingnya. Bahkan teman kelas Syailendra juga ada yang seperti itu.

"Aku percaya kamu lebih hebat dari mereka. Kamu keren. Dari awal kenal kamu, aku tau kamu berpotensi."

Syailendra kembali menoleh, tidak lama, karena ia langsung menunduk mengerjakan soal di buku.

"Hebat atau tidaknya seseorang tergantung seberapa rajin dia. Karena pada dasarnya nggak ada orang yang bodoh di dunia ini. Mereka hanya malas."

Ratu tercengang mendengarnya. Tolong digarisbawahi. Ini adalah kali pertama seorang Syailendra bicara sepanjang lebar ini. Biasanya, satu kata, satu jawab. Dan sekarang berkembang jadi sebuah kalimat panjang.

"Kamu bilang apa barusan? Ulang!" jerit Ratu tertahan.

"Nggak ada acara ulang-ulang. Kesempatan hanya satu kali."

"Ihhh! Kamu masih aja ngeselin!" Ratu malah mencubit-cubit lengan Syailendra hingga membuat cowok itu mengaduh. Lelaki itu mengomel. Alih-alih berhenti karena diomeli, Ratu malah semakin berani melayangkan cubitan-cubitan mautnya.

Syailendra menangkap tangan Ratu. Terpaksa ia pegangi agar Ratu tidak berulah lagi. Telapak tangan mereka bergesekan, menimbulkan rasa nyaman karena sama-sama hangat.

"Jangan nakal, Ratu," tegur Syailendra. Dingin, namun lembut.

Ratu terkekeh. Iseng, ia ambil buku Syailendra agar lelaki itu fokus padanya. Namun saat buku itu ia tutup, sebuah benda kecil jatuh ke lantai. Refleks Ratu ambil benda tersebut sebelum Syailendra mengambilnya.

Ternyata kartu pelajar.

Alih-alih mengembalikan pada Syailendra, Ratu malah senyum melirik foto Syailendra di kartu tersebut.

"Ih, lucu!"

"Balikin punyaku!" minta Syailendra, berusaha merebut.

Mengelak, tatapan Ratu jatuh pada tanggal lahir Syailendra di kartu tersebut. 1 November. Bertepatan dengan hari ini.

"Wow, apa ini? Kamu ulang tahun sekarang?!"

Syailendra tertegun beberapa detik. Saking tidak pernah merayakan ulang tahun, ia tidak ingat ulang tahunnya sendiri.

"Ah, ternyata hari ini tanggal 1 November," sahut Syailendra. Ia sendiri tidak mengerti bagaimana perasaannya. Entah senang atau sedih....

Ratu lantas berkata, "aku nggak mau tahu. Kita harus rayain ulang tahun kamu!"

Kaget. Syailendra kaget karena ada orang yang peduli pada ulang tahunnya.

"Nggak usah. Aku—"

"Nggak mau tau! Aku mau rayain ulang tahun kamu. Pulang dari sini kita ke toko kue!"

Syailendra tercenung. Menatap wajah Ratu, tak ia temukan raut terpaksa di sana. Sorot mata gadis itu memancarkan ketulusan.

Dan yang paling membuat Syailendra tersentuh saat Ratu berkata—

"Setiap nyawa berharga. Jadi, ayo kita rayakan semua hari penting kamu. Aku mau bersyukur karena Tuhan udah bikin kamu hidup di dunia ini...."

Episodes
1 Bab 1 - All Eyes On Her
2 Bab 2 - Lelaki Misterius
3 Bab 3 - Berteman
4 Bab 4 - Gadis Asing
5 Bab 5 - Setiap Nyawa
6 Bab 6 - Foto
7 Bab 7 - Entah Sejak Kapan
8 Bab 8 - Cemburu
9 Bab 9 - Jangan Ganggu
10 Bab 10 - Pelukan Kejutan
11 Bab 11 - Modus
12 Bab 12 - Sebuah Perlawanan
13 Bab 13 - Jangan Buat Aku Khawatir
14 Bab 14 - Kemenangan
15 Bab 15 - Sentuhan
16 Bab 16 - Hadiah Kejutan
17 Bab 17 - Ciuman Pertama
18 Bab 18 - Maafkan Aku Syailendra
19 Bab 19 - Sayang Kamu
20 Bab 20 - Keraguan
21 Bab 21 - Ingin Disayangi
22 Bab 22 - Menjadi Terlihat
23 Bab 23 - Karena Ratu
24 Bab 24 - Saat Papa Melihat
25 Bab 25 - Menghadapi Ketakutan
26 Bab 26 - Kenyataan yang Terbuka
27 Bab 27 - Terlalu Menyakitkan
28 Bab 28 - Masa Lalu Yang Terkuak
29 Bab 29 - Ada Kamu di Kegelapan
30 Bab 30 - Takut Tak Beralasan
31 Bab 31 - Angin Dingin
32 Bab 32 - Sekedar Hiburan
33 Bab 33 - Hilang
34 Bab 34 - Setahun Kemudian
35 Bab 35 - Satu Dekade
36 Bab 36 - Kenapa, Kenapa?
37 Bab 37 - Aku Bukan Ratu
38 Bab 38 - Hati Perempuan
39 Bab 39 - Lupa
40 Bab 40 - Cemburu
41 Bab 41 - Seorang Anak
42 Bab 42 - Pikiran Kusut
43 Bab 43 - Sebuah Ciuman
44 Bab 44 - Masih Seperti Yang Dulu
45 Bab 45 - Berpisah Dengan Masa Kini
46 Bab 46 - Menyesal Selamanya
47 Bab 47 - Kejutan Ulang Tahun
48 Bab 48 - Ketika Cinta Kembali Bersatu [END]
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1 - All Eyes On Her
2
Bab 2 - Lelaki Misterius
3
Bab 3 - Berteman
4
Bab 4 - Gadis Asing
5
Bab 5 - Setiap Nyawa
6
Bab 6 - Foto
7
Bab 7 - Entah Sejak Kapan
8
Bab 8 - Cemburu
9
Bab 9 - Jangan Ganggu
10
Bab 10 - Pelukan Kejutan
11
Bab 11 - Modus
12
Bab 12 - Sebuah Perlawanan
13
Bab 13 - Jangan Buat Aku Khawatir
14
Bab 14 - Kemenangan
15
Bab 15 - Sentuhan
16
Bab 16 - Hadiah Kejutan
17
Bab 17 - Ciuman Pertama
18
Bab 18 - Maafkan Aku Syailendra
19
Bab 19 - Sayang Kamu
20
Bab 20 - Keraguan
21
Bab 21 - Ingin Disayangi
22
Bab 22 - Menjadi Terlihat
23
Bab 23 - Karena Ratu
24
Bab 24 - Saat Papa Melihat
25
Bab 25 - Menghadapi Ketakutan
26
Bab 26 - Kenyataan yang Terbuka
27
Bab 27 - Terlalu Menyakitkan
28
Bab 28 - Masa Lalu Yang Terkuak
29
Bab 29 - Ada Kamu di Kegelapan
30
Bab 30 - Takut Tak Beralasan
31
Bab 31 - Angin Dingin
32
Bab 32 - Sekedar Hiburan
33
Bab 33 - Hilang
34
Bab 34 - Setahun Kemudian
35
Bab 35 - Satu Dekade
36
Bab 36 - Kenapa, Kenapa?
37
Bab 37 - Aku Bukan Ratu
38
Bab 38 - Hati Perempuan
39
Bab 39 - Lupa
40
Bab 40 - Cemburu
41
Bab 41 - Seorang Anak
42
Bab 42 - Pikiran Kusut
43
Bab 43 - Sebuah Ciuman
44
Bab 44 - Masih Seperti Yang Dulu
45
Bab 45 - Berpisah Dengan Masa Kini
46
Bab 46 - Menyesal Selamanya
47
Bab 47 - Kejutan Ulang Tahun
48
Bab 48 - Ketika Cinta Kembali Bersatu [END]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!