Aku Bukan Vei!

Lion kembali ke Apartemen dengan keadaan mabuk berat. Airin yang sudah tidur terbangun saat mendengar suara pintu kamar yang terbuka. Dia  melihat suaminya yang berjalan sempoyongan.

"Kamu mabuk lagi?" Airin membantu memapah suaminya ke arah tempat tidur. "Kenapa selalu mabuk sih? Apa semua masalah hanya bisa diselesaikan dengan mabuk?"

Airin membuka baju suaminya dan mengambil air hangat juga lap untuk membersihkan tubuh suaminya yang bau alkohol ini. Meski sesekali tangan Lion menepisnya, tapi Airin tidak menyerah begitu saja.

"Aku bingung dengan kamu, bagaimana aku harus menghadapi kamu? Apa aku harus terus berusaha menjadi Vei agar kamu bisa melirikku?"

Airin mengelap tubuh suaminya dengan air mata yang menetes begitu saja mengenai dada suaminya. Isakan yang tidak bisa ditahan, melihat keadaan suaminya yang seperti ini, Airin juga bisa merasakan jika ada sebuah luka besar bagi Lion, yang sekarang dia lampiaskan pada Airin.

"Apa dia begitu menyakitimu?"

"Vei, jangan tinggalkan aku. Aku sangat mencintaimu"

Airin tersenyum miris mendengar suaminya yang mengatakan itu. Bahkan disaat tidak sadar saja, memang hanya Vei yang ada dalam pikirannya. Tidak mungkin Airin bisa menggantikan posisi Vei yang sudah terlanjur melekat di hatinya.

"Lion, aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Bisakah kamu mempunyai sedikit ruang untuk aku dihatimu?"

Airin menggantikan pakaian Lion, lalu menyelimutinya. Menatap wajah tampan suaminya yang tertidur sekarang. "Seandainya kamu tahu sebesar apa cintaku, aku berjuang mengejarmu satu tahun lamanya. Tapi, kamu sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk aku masuk ke dalam hatimu"

Airin kembali naik ke atas tempat tidur, menatap kembali pada suaminya. Dengan keberanian karena Lion yang sedang tidur, Airin beringsut mendekat dan memeluk suaminya. Menyandarkan kepalanya di dada bidang Lion.

"Aku ingin kamu bisa melihat cintaku, aku ingin kamu melihatku tanpa melihat Vei"

*

Lion terbangun saat merasakan sesuatu yang berat di dadanya. Ketika sadar ada seseorang yang tertidur di atas dadanya. Lion melihat wajah tenang Airin yang tertidur dengan memeluknya. Tangannya berada di dadanya juga. Lion meraih tangan yang diperban itu.

Lalu dia melirik ke arah foto yang terpajang di dinding kamar. "Vei, apa kamu sengaja membuat dia datang ke kehidupanku? Karena dia mempunyai kemiripan yang sangat intens denganmu?"

Lion menatap sudut mata Aruna yang terdapat tahi lalat kecil disana. Entah kenapa sejenak jantungnya berdebar kencang hanya karena melihat tahi lalat kecil itu. Tanpa sadar tangannya terangkat dan mengelus tahi lalat itu.

"Ternyata kau memiliki tahi lalat disini ya"

"Emh.." Elusan tangan Lion membuat Airin terbangun, dia langsung mendongak dan menatap wajah suaminya. "Eh, kamu sudah bangun ya. Maaf karena tidur di dada kamu"

Airin langsung bangun terduduk dengan menundukan kepalanya. Dia sangat takut Lion kembali marah.

"Kau tidak usah pergi bekerja hari ini, tanganmu juga terluka. Aku sudah berikan surat cuti pada Chris"

Airin hanya mengangguk saja, dia menatap suaminya yang turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah ruang ganti. Airin segera memegang pipinya yang terasa panas, jelas dia merasakan Lion mengelus pipinya tadi.

"Apa dia mulai menerimaku ya? Ah, jangan terlalu berharap lebih Airin! Nanti kau akan kecewa"

Airin pergi ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk suaminya. Pagi ini dia hanya berharap akan ada hari baik untuknya.

"Sarapan dulu"

Lion menoleh dan mengangguk, dia berjalan ke arah meja makan dan mengambil satu potong roti lapis yang dibuatkan oleh Airin.

"Kapan kau akan memotong rambutmu? Aku ingin melihatmu memotong rambut"

Senyuman Airin langsung memudar, ternyata apa yang dia harapkan sama sekali tidak terjadi. Nyatanya Lion masih menjadi seseorang yang terobsesi Airin menjadi mantan kekasihnya. Menjadikan Airin berpenampilan seperti orang lain.

"Aku tidak akan memotong rambutku! Aku ingin tetap seperti ini. Cukup cara berpakaianku yang harus aku ubah, tapi aku tidak ingin memotong rambutku!"

Wajah tenang Lion, seketika berubah dingin. Dia melempar roti lapis yang baru satu gigitan dia makan ke atas meja. "Jangan memancing amarahku. Kau harus menjadi Vei!"

"Aku bukan Vei, aku Airin. Dan aku tidak akan menjadi Vei"

Plak.. Satu tamparan mendarat keras di pipinya. Meninggalkan bekas kemerahan yang terasa panas.

"Berapa kali aku bilang, aku menikahimu karena kau mirip dengan Vei!"

Airin sama sekali tidak tahu harus melakukan apa saat ini. Hatinya begitu hancur mendengar kalimat yang terus terucap dari bibir suaminya.

"Apapun yang terjadi, aku tidak akan mau menjadi Vei!"

Airin segera berlari masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan keras. Bersandar di pintu dengan tangisan yang pecah. Memegang pipinya  yang terasa panas bekas tamparan dari suaminya.

"Aku bukan Vei, dan aku tidak mau menjadi orang lain"

*

Malam hari, meski sedikit tidak percaya diri untuk pergi bertemu sahabatnya. Memoles makeup sedikit tebal untuk menutupi pipinya yang memerah.

"Pakai gaun ini!" Lion melemparkan satu gaun berwarna sedikit gelap pada Airin yang sedang merias wajahnya di depan meja rias.

Airin menghela nafas, ketika dia sudah memakai pakaiannya sendiri. Tapi suaminya tetap harus menggantinya dengan pakaian yang dia pilih.

"Kenapa? Apa kau tidak mau memakainya?"

Airin tidak menjawab, dia mengambil gaun itu dan berjalan ke ruang ganti. Segera memakai gaun yang diberikan oleh suaminya.

"Beginikah penampilan perempuanmu itu?"

Airin mencoba tersenyum meski terasa kaku. Dia harus terlihat biasa-biasa saja di depan sahabatnya nanti. Jangan sampai dia membuat Yulita curiga.

Ketika sampai disana, Airin dan Lion sampai lebih dulu. Barulah pasangan Yulita dan Chris ikut datang. Saat Yulita datang, dia sudah menatap Airin dengan tatapan yang lekat.

"Rin, kamu baik-baik saja?"

Airin yang sedang mengajak main anak pertama Yulita yang baru berusia satu tahun lebih ini, langsung terdiam mendengar pertanyaan Yulita yang terlalu tiba-tiba.

"Aku baik Yul, memangnya aku kenapa? Bagaimana dengan kamu? Kehamilan kedua kamu bagaimana?"

"Ya seperti ini saja. Nanti kalau kamu hamil, kamu pasti merasakannya. Semoga kamu cepat menyusul ya"

Airin hanya tersenyum, bahkan dalam hatinya mengatakan jika dia tidak akan mengalami itu. Karena hubungan pernikahan yang seperti ini, mana mungkin suaminya akan membuatnya hamil.

Bersambung

Sumpah pas malem gue nulis bagian ini, nangis woy.. 😭

Terpopuler

Comments

dika edsel

dika edsel

ini masih bab awal..airin udah babak belur,gk kebayang klo bab nya udah belasan bahkan puluhan bisa jd remahan biskuit klo trs2an dikdrt..!! sbnrnya elo dikasih apa sih sama vei sampe2 elo gila dan terobsesi sama dia, ayo bilang dikasih apa????

2025-04-13

0

ken darsihk

ken darsihk

Si Lion sakit jiwa kelesss
Bener bener sableng 😠😠😠

2025-04-13

0

partini

partini

psikopat bisa bisa Airin mati

2025-04-13

0

lihat semua
Episodes
1 Harus Menikahinya!
2 Istri Bayangan Masa Lalu Suamiku
3 Harus berpenampilan seperti Vei
4 Dinikahi Karena Mirip Perempuan Masa Lalunya
5 Aku Bukan Vei!
6 Bahagiaku Bukan Kamu!
7 Tidak Bisakah Menggantikan Vei?
8 Harus Terluka Untuk Mencintaimu
9 Pergilah Dari Kehidupanku!
10 Berada Dalam Bayang-bayang Verina
11 Apa Alasannya Meninggalkan Lion?
12 Menjadi Dia Untuk Bersamaku!
13 Bingung Akan Sikapnya
14 Permintaan Mama
15 Melihat Wajahmu, Membuatku Marah!
16 Memotong Rambut
17 Mencintaimu Adalah Pilihanku
18 Akan Kembalikan Dia Padamu
19 Harapan Rapuh Yang Hancur
20 Aku Yang Menjadi Verina
21 Foto Yang Akan Jadi Kenangan
22 Lion Tetap Kembali Padanya
23 Berita Yang Tersebar
24 Untuk Mencintainya, Aku Harus Berkorban
25 Sebenarnya Sudah Jatuh Cinta
26 Pengorbanan Airin Untuk Cintanya
27 Sudah Terlambat
28 Ungkapan Cinta Yang Sia-sia
29 Surat Dari Airin
30 Menemuinya, Bukan Untuk Kembali Lagi
31 Ungkapan Cinta Yang Terlambat
32 Antara Luka Dan Rindu
33 Aku Yang Salah, Bukan Dia!
34 Lion Tidak Kembali Pada Verina
35 Menata Hati Yang Hancur
36 Buku Catatan
37 Tidak Bisa Membuka Hati
38 Airin Kembali Pergi
39 Mencari Airin
40 Berharap Kesempatan Itu Masih Ada
41 Biarkan Aku Lepas Dari Luka
42 Kita Belum Selesai!
43 Menghindar Tidak Menyelesaikan Masalah
44 Kalimat Cintamu, Hanya Menyakitiku
45 Mari Bercerai
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Harus Menikahinya!
2
Istri Bayangan Masa Lalu Suamiku
3
Harus berpenampilan seperti Vei
4
Dinikahi Karena Mirip Perempuan Masa Lalunya
5
Aku Bukan Vei!
6
Bahagiaku Bukan Kamu!
7
Tidak Bisakah Menggantikan Vei?
8
Harus Terluka Untuk Mencintaimu
9
Pergilah Dari Kehidupanku!
10
Berada Dalam Bayang-bayang Verina
11
Apa Alasannya Meninggalkan Lion?
12
Menjadi Dia Untuk Bersamaku!
13
Bingung Akan Sikapnya
14
Permintaan Mama
15
Melihat Wajahmu, Membuatku Marah!
16
Memotong Rambut
17
Mencintaimu Adalah Pilihanku
18
Akan Kembalikan Dia Padamu
19
Harapan Rapuh Yang Hancur
20
Aku Yang Menjadi Verina
21
Foto Yang Akan Jadi Kenangan
22
Lion Tetap Kembali Padanya
23
Berita Yang Tersebar
24
Untuk Mencintainya, Aku Harus Berkorban
25
Sebenarnya Sudah Jatuh Cinta
26
Pengorbanan Airin Untuk Cintanya
27
Sudah Terlambat
28
Ungkapan Cinta Yang Sia-sia
29
Surat Dari Airin
30
Menemuinya, Bukan Untuk Kembali Lagi
31
Ungkapan Cinta Yang Terlambat
32
Antara Luka Dan Rindu
33
Aku Yang Salah, Bukan Dia!
34
Lion Tidak Kembali Pada Verina
35
Menata Hati Yang Hancur
36
Buku Catatan
37
Tidak Bisa Membuka Hati
38
Airin Kembali Pergi
39
Mencari Airin
40
Berharap Kesempatan Itu Masih Ada
41
Biarkan Aku Lepas Dari Luka
42
Kita Belum Selesai!
43
Menghindar Tidak Menyelesaikan Masalah
44
Kalimat Cintamu, Hanya Menyakitiku
45
Mari Bercerai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!