Sri keluar dari sekolahan setelah menyelesaikan urusannya. Bima mendekat ke arah Sri sambil membawa motornya.
" Kamu sendirian Sri , mana Ningsih , biasanya kalian kayak amplop sama perangko susah buat di pisahkan ?".
" Dia sakit perut Bim , kasihan...bolak balik ke kamar mandi ".
" Oh gitu , ya sudah aku antar kamu pulang ya , enggak baik loh cewek cantik berdiri sendirian disini ". ucap Bima , yang memang berharap pada Sri , ia sudah menaruh hati pada gadis itu sejak kelas sepuluh.
Tapi Sri selalu jaga jarak dan menolak setiap ajakannya dengan halus , ditambah adanya Ningsih, jadi Sri selalu beralasan tidak enak meninggalkan Ningsih sendirian.
" Tapi.......". Kali ini Sri bingung bagaimana caranya menolak ajakan Bima.
" Sri...kamu sudah selesai ?".
Sri dan Bima menoleh ke arah laki - laki dewasa yang baru saja ada di hadapan mereka.
Hasan memang sengaja tidak pulang. Ia tidak memberitahu Sri kalau dia menunggu gadis itu di warung depan.
Tadi...
" Mau pesan apa Masse ?". tanya seorang wanita paruh baya yang menunggu warung itu.
" Makanan sama minumnya teh manis hangat Bu ".
" Sama apa makannya Mas ?".
" Oseng sama telor balado aja Bu ".
" Ini Mas ,silahkan di makan ".
" Terima kasih Bu ".
" Mas-nya kayak baru saya lihat di sini?".ibu penjaga warung mengajaknya ngobrol setelah Hasan selesai makan dan masih saja terus duduk di sana.
" Iya Bu , lagi nunggu calon istri ".
" Loh , calon istrinya masih sekolah to ?".
" Tinggal nunggu pengumuman kelulusan saja Bu ".
" Yang mana calon istrinya Mas , siapa tau ibu kenal , ibu kan udah lama berjualan di sini , otomatis ibu banyak mengenal anak murid sekolah ini Mas ".
" Namanya Sri Bu ".
" Sri siapa , banyak yang namanya Sri soalnya ".
" Sri Asih Bu ".
" Oalah gadis itu to , wah Mas nya beruntung banget , anaknya cantik , pintar dan baik pula....kadang juga suka bantu ibu di warung ".
" Beneran Bu ?". Hasan antusias, mereka terus saja mengobrol sampai Hasan tidak tau kalau Sri sudah keluar dari sekolahnya.
" Mas , iti bukannya si Sri !".
" Ah iya , ya sudah Bu , saya mau datangi calon istri saya ". Hasan mengeluarkan selembar uang dan tidak minta kembalian .
Melihat Sri sedang berbicara dengan teman laki - laki nya , panas hati Hasan . Ia berjalan setengah berlari , sampai ia meninggalkan motornya di depan warung itu.
" Sri....". panggilnya lagi , karena Sri tak kunjung menjawab pertanyaannya.
" Eh iya sudah selesai, Mas Hasan belum pulang ?".
" Aku sengaja nunggu kamu Sri , kalau sudah selesai...ayo kita pulang , tunggu aku ambil motornya dulu ". Hasan kembali ke warung untuk mengambil motornya, sedari tadi ia menghiraukan keberadaan Bima , yang ia anggap tidak ada.
" Siapa Sri ?". tanya Bima yang pastinya sangar penasaran.
" Tetangga aku Bim ".
Bima menghembuskan nafas lega , tapi ada yang aneh....tetangga kok sampai segitunya, kayak cemburu begitu....itu yang ada di pikiran Bima.
" Ya udah , aku duluan ya Sri ". Bima mending pergi karena ia tau pasti Sri akn lebih memilih ikut tetangganya dari pada ikut dirinya.
Hasan tersenyum senang saat ia kembali dengan motornya , teman Sri sudah tidak ada di sana .
" Teman kamu mana ?". basa basi Hasan.
" Sudah pulang Mas ".
" Kita mampir makan dulu ya ".
" Bukannya Mas Hasan dari warung , apa tadi cuma numpang duduk saja ". sindir Sri.
Hasan terkekeh , " Yang tadi sudah hilang Sri , masa iya cuma numpang duduk saja , malu lah....kita makan bakso aja ya , makanan kesukaan kamu ".
" Sok tau ".
" Aku memang tau , termasuk kamu yang juga suka sama aku ".
" Dih pede ...udah ah , yuk jalan , bakso di sana saja , itu tempat langganan aku dan Ningsih ". tunjuk Sri pada warung bakso yang tidak jauh dari sekolahnya.
" Siap sayang ".
" Ih Mas Hasan , apaan sih...gaje tau ".
Mereka berdua pergi ke warung bakso...makan di sana , pulangnya Sri tidak lupa membungkus satu bakso buat Ningsih , tapi ternyata Hasan malah memesan tiga bungkus bakso.
Buat Bapak sama nenek kata Hasan . Sri hanya bisa menerima , menolak pun percuma, Hasan sudah memesannya dan langsung ia bayar pula.
Senyum Hasan terus mengembang sampai ia sampai di rumah. Ketika membuka pintu rumahnya , senyum Hasan sirna sudah saat melihat sang Mama sudah menantinya dengan raut muka yang sangat marah , ia bahkan menatap tajam Hasan.
" Assalamu'alaikum Ma ". Hasan tetap mengucapkan salam meski di jawab ketus oleh Bu Yati.
" Wa'alaikumussalam, dari mana saja kamu San ?".
" Keluar sebentar , cari angin Ma ". Jawab Hasan langsung duduk di sofa depan Bu Yati.
" Cari angin apa pergi sama Sri Hah ??? Sudah berulangkali Mama bilang , Mama tidak suka kamu dekat dengannya San , mereka tidak selevel dengan keluarga kita yang pegawai semua , di tambah ibunya yang pergi meninggalkan suaminya demi laki - laki lain , Mama yakin sifat ibunya itu pasti nurun ke Sri ".
" Kamu mau , kamu di tinggal juga kalau ada laki - laki yang lebih kaya dari kamu ".
Hasan hanya terdiam , dia tidak berani menyela ucapan ibunya itu , bisa bertambah murka nanti
" Benar San , apa kamu tidak tau , banyak pemuda di kampung kita yang di goda oleh Sri , bahkan Bang Ilham pun ikut ia goda, tidak tau malu dia ". Irna tuba - tiba datang dan menambah bara api di dada Bu Yati.
" Apa karena Kak Irna di tolak sama Bang Ilham makanya Kak Irna menyalahkan Sri ". Bela Hasan , setau Hasan memang banyak pemuda yang manaruh hati pada Sri termasuk Ilham , tapi gadis itu memang sulit di dekati. Ia saja sudah berjuang cukup lama , sampai akhirnya Sri mau di bonceng olehnya hari ini , setelah di tolak berulang kali oleh gadis itu
" Kamu .....". Tunjuk Irna pada adiknya.
" Memang Sri biang keladinya hingga Bang Ilham menolakku , padahal tadinya dia sudah ada rasa padaku San ".
" Perasaan Bang Ilham selalu cuek kalau ketemu Kak Irna ". Ucap Hasan lagi , membuat Irna mengepalkan tangannya.
Sebenarnya semua ucapan Hasan benar , semua bukan salah Sri....namun karena Irna sudah benci pada gadis itu ,alhasil semua yang menimpanya ia akan menyalahkan Sri.
" Sudah - sudah , kok kalian yang malah berdebat sih , kamu Hasan....dengerin Mama , kalau hanya untuk main - main saja , Mama tidak masalah , asal kamu tidak melibatkan perasaan kamu ".
Hasan melebarkan matanya , bagaimana bisa ibunya berkata seperti itu , sungguh kejam . " Mama menyuruh aku mempermainkan hati Sri , apa Mama lupa kalau Mama punya anak perempuan juga , apa Mama tidak takut kalau nantinya Kak Irna juga di mainkan oleh seorang laki -- laki ?".
" Mana bisa begitu , kita kan dari keluarga baik - baik ".
Hasan membuang nafas kasar , ia berdiri hendak meninggalkan ibu dan Kakaknya yang terus saja mencela Sri.
" Mau kemana kamu , Mama belum selesai San ".
" Aku mau ke kamar Ma , mau istirahat sebentar ".
" Mama sudah atur perjodohan kamu dengan anak teman Mama ".
Hasan menulikan pendengarannya, ini yang ia tidak suka dari Mamanya , selalu saja memaksakan kehendaknya.
Bersambung.....
Jangan lupa di vote ya.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments