02. Rencana Perjodohan

Sri keluar dari sekolahan setelah menyelesaikan urusannya. Bima mendekat ke arah Sri sambil membawa motornya.

" Kamu sendirian Sri , mana Ningsih , biasanya kalian kayak amplop sama perangko susah buat di pisahkan ?".

" Dia sakit perut Bim , kasihan...bolak balik ke kamar mandi ".

" Oh gitu , ya sudah aku antar kamu pulang ya , enggak baik loh cewek cantik berdiri sendirian disini ". ucap Bima , yang memang berharap pada Sri , ia sudah menaruh hati pada gadis itu sejak kelas sepuluh.

Tapi Sri selalu jaga jarak dan menolak setiap ajakannya dengan halus , ditambah adanya Ningsih, jadi Sri selalu beralasan tidak enak meninggalkan Ningsih sendirian.

" Tapi.......". Kali ini Sri bingung bagaimana caranya menolak ajakan Bima.

" Sri...kamu sudah selesai ?".

Sri dan Bima menoleh ke arah laki - laki dewasa yang baru saja ada di hadapan mereka.

Hasan memang sengaja tidak pulang. Ia tidak memberitahu Sri kalau dia menunggu gadis itu di warung depan.

Tadi...

" Mau pesan apa Masse ?". tanya seorang wanita paruh baya yang menunggu warung itu.

" Makanan sama minumnya teh manis hangat Bu ".

" Sama apa makannya Mas ?".

" Oseng sama telor balado aja Bu ".

" Ini Mas ,silahkan di makan ".

" Terima kasih Bu ".

" Mas-nya kayak baru saya lihat di sini?".ibu penjaga warung mengajaknya ngobrol setelah Hasan selesai makan dan masih saja terus duduk di sana.

" Iya Bu , lagi nunggu calon istri ".

" Loh , calon istrinya masih sekolah to ?".

" Tinggal nunggu pengumuman kelulusan saja Bu ".

" Yang mana calon istrinya Mas , siapa tau ibu kenal , ibu kan udah lama berjualan di sini , otomatis ibu banyak mengenal anak murid sekolah ini Mas ".

" Namanya Sri Bu ".

" Sri siapa , banyak yang namanya Sri soalnya ".

" Sri Asih Bu ".

" Oalah gadis itu to , wah Mas nya beruntung banget , anaknya cantik , pintar dan baik pula....kadang juga suka bantu ibu di warung ".

" Beneran Bu ?". Hasan antusias, mereka terus saja mengobrol sampai Hasan tidak tau kalau Sri sudah keluar dari sekolahnya.

" Mas , iti bukannya si Sri !".

" Ah iya , ya sudah Bu , saya mau datangi calon istri saya ". Hasan mengeluarkan selembar uang dan tidak minta kembalian .

Melihat Sri sedang berbicara dengan teman laki - laki nya , panas hati Hasan . Ia berjalan setengah berlari , sampai ia meninggalkan motornya di depan warung itu.

" Sri....". panggilnya lagi , karena Sri tak kunjung menjawab pertanyaannya.

" Eh iya sudah selesai, Mas Hasan belum pulang ?".

" Aku sengaja nunggu kamu Sri , kalau sudah selesai...ayo kita pulang , tunggu aku ambil motornya dulu ". Hasan kembali ke warung untuk mengambil motornya, sedari tadi ia menghiraukan keberadaan Bima , yang ia anggap tidak ada.

" Siapa Sri ?". tanya Bima yang pastinya sangar penasaran.

" Tetangga aku Bim ".

Bima menghembuskan nafas lega , tapi ada yang aneh....tetangga kok sampai segitunya, kayak cemburu begitu....itu yang ada di pikiran Bima.

" Ya udah , aku duluan ya Sri ". Bima mending pergi karena ia tau pasti Sri akn lebih memilih ikut tetangganya dari pada ikut dirinya.

Hasan tersenyum senang saat ia kembali dengan motornya , teman Sri sudah tidak ada di sana .

" Teman kamu mana ?". basa basi Hasan.

" Sudah pulang Mas ".

" Kita mampir makan dulu ya ".

" Bukannya Mas Hasan dari warung , apa tadi cuma numpang duduk saja ". sindir Sri.

Hasan terkekeh , " Yang tadi sudah hilang Sri , masa iya cuma numpang duduk saja , malu lah....kita makan bakso aja ya , makanan kesukaan kamu ".

" Sok tau ".

" Aku memang tau , termasuk kamu yang juga suka sama aku ".

" Dih pede ...udah ah , yuk jalan , bakso di sana saja , itu tempat langganan aku dan Ningsih ". tunjuk Sri pada warung bakso yang tidak jauh dari sekolahnya.

" Siap sayang ".

" Ih Mas Hasan , apaan sih...gaje tau ".

Mereka berdua pergi ke warung bakso...makan di sana , pulangnya Sri tidak lupa membungkus satu bakso buat Ningsih , tapi ternyata Hasan malah memesan tiga bungkus bakso.

Buat Bapak sama nenek kata Hasan . Sri hanya bisa menerima , menolak pun percuma, Hasan sudah memesannya dan langsung ia bayar pula.

Senyum Hasan terus mengembang sampai ia sampai di rumah. Ketika membuka pintu rumahnya , senyum Hasan sirna sudah saat melihat sang Mama sudah menantinya dengan raut muka yang sangat marah , ia bahkan menatap tajam Hasan.

" Assalamu'alaikum Ma ". Hasan tetap mengucapkan salam meski di jawab ketus oleh Bu Yati.

" Wa'alaikumussalam, dari mana saja kamu San ?".

" Keluar sebentar , cari angin Ma ". Jawab Hasan langsung duduk di sofa depan Bu Yati.

" Cari angin apa pergi sama Sri Hah ??? Sudah berulangkali Mama bilang , Mama tidak suka kamu dekat dengannya San , mereka tidak selevel dengan keluarga kita yang pegawai semua , di tambah ibunya yang pergi meninggalkan suaminya demi laki - laki lain , Mama yakin sifat ibunya itu pasti nurun ke Sri ".

" Kamu mau , kamu di tinggal juga kalau ada laki - laki yang lebih kaya dari kamu ".

Hasan hanya terdiam , dia tidak berani menyela ucapan ibunya itu , bisa bertambah murka nanti

" Benar San , apa kamu tidak tau , banyak pemuda di kampung kita yang di goda oleh Sri , bahkan Bang Ilham pun ikut ia goda, tidak tau malu dia ". Irna tuba - tiba datang dan menambah bara api di dada Bu Yati.

" Apa karena Kak Irna di tolak sama Bang Ilham makanya Kak Irna menyalahkan Sri ". Bela Hasan , setau Hasan memang banyak pemuda yang manaruh hati pada Sri termasuk Ilham , tapi gadis itu memang sulit di dekati. Ia saja sudah berjuang cukup lama , sampai akhirnya Sri mau di bonceng olehnya hari ini , setelah di tolak berulang kali oleh gadis itu

" Kamu .....". Tunjuk Irna pada adiknya.

" Memang Sri biang keladinya hingga Bang Ilham menolakku , padahal tadinya dia sudah ada rasa padaku San ".

" Perasaan Bang Ilham selalu cuek kalau ketemu Kak Irna ". Ucap Hasan lagi , membuat Irna mengepalkan tangannya.

Sebenarnya semua ucapan Hasan benar , semua bukan salah Sri....namun karena Irna sudah benci pada gadis itu ,alhasil semua yang menimpanya ia akan menyalahkan Sri.

" Sudah - sudah , kok kalian yang malah berdebat sih , kamu Hasan....dengerin Mama , kalau hanya untuk main - main saja , Mama tidak masalah , asal kamu tidak melibatkan perasaan kamu ".

Hasan melebarkan matanya , bagaimana bisa ibunya berkata seperti itu , sungguh kejam . " Mama menyuruh aku mempermainkan hati Sri , apa Mama lupa kalau Mama punya anak perempuan juga , apa Mama tidak takut kalau nantinya Kak Irna juga di mainkan oleh seorang laki -- laki ?".

" Mana bisa begitu , kita kan dari keluarga baik - baik ".

Hasan membuang nafas kasar , ia berdiri hendak meninggalkan ibu dan Kakaknya yang terus saja mencela Sri.

" Mau kemana kamu , Mama belum selesai San ".

" Aku mau ke kamar Ma , mau istirahat sebentar ".

" Mama sudah atur perjodohan kamu dengan anak teman Mama ".

Hasan menulikan pendengarannya, ini yang ia tidak suka dari Mamanya , selalu saja memaksakan kehendaknya.

Bersambung.....

Jangan lupa di vote ya.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!