Keempat

Sekitar setengah jam kemudian, Teknik Pedang Surgawi naik tingkat menjadi level satu. Arsa beristirahat sejenak, lalu melanjutkan latihan pernapasan.

Satu jam berlalu, mendengar lolongan Serigala Api diluar celah batu, membuat perhatiannya teralihkan dan menghentikan latihan. Arsa bangkit dari duduknya dan beranjak.

Namun tepat ketika ia berdiri, suara notifikasi System berbunyi di kepalanya.

System. “Ding! Selamat Tuan. Teknik Pernapasan telah naik level. Level saat ini adalah 2/10.”

System. “Ding! Dengan Level ini, Tuan dapat menyembunyikan napas dibawah kultivator Prajurit Alam tingkat Tinggi.

System. “Ding! Indra spiritual Tuan juga memiliki jarak jangkau persepsi mencakup radius tiga puluh kilo meter.”

Arya tersenyum lebar, dia sangat senang dengan notifikasi system yang tak terduga. “Waah… Ternyata Tuhan benar-benar sayang padaku dengan system yang kuat.”

Kembali fokus pada serigala api, Arsa kembali kepintu celah batu. Ia mencoba kembali Teknik Pedang Surgawi seperti sebelumnya.

“Bam!” suara benturan teredam terdengar, cahaya merah dari sabetan pedang berhasil menghantam tubuh Serigala Api.

Serigala Api melolong keras dengan mata melotot, perutnya terluka akibat tebasan Teknik Pedang Surgawi yang dilakukan Arsa.

Meskipun terluka, Serigala Api masih penuh dengan Vitalitas. Tebasan Pedang Arsa hanya berdampak pada luka ringan. Serigala Api menoleh kearah Arsa, kembali melolong keras dengan tatapan marah.

Tentu saja tebasan itu hanya menyebabkan luka ringan bagi seriga api. Tebasan Arsa hanya sedikit mengandung energi, Kultivasinya belum memungkinkan baginya untuk menggunakan energi alam secara baik.

Akibatnya, Arsa tidak memiliki kemampuan untuk mengalirkan energi tubuh kebilah pedang, kecuali Arsa telah mencapai Tahap Transformasi.

“Sialan! Sialan! Dasar Serigala Brengsek!” gerutu Arsa kesal dengan mengutuk terus-menerus. Ia berbalik arah, kembali keruang kecil didalam celah batu sebelumnya.

Duduk ditanah dengan kedua kaki ditekuk, Arsa meletakkan dagunya diatas lutut sembari memeluk kedua kakinya itu. Berpikir keras, mencari cara untuk, bagaimana dia bisa keluar dari ruang sempit ini.

Arsa tiba-tiba mengerutkan kening, Ia melihat seberkas cahaya putih samar di salah satu dinding ruangan. Bangkit dan berdiri, Arsa berjalan menuju cahaya putih samar itu.

Namun tidak ada apa pun kecuali hanya cahaya putih samar, yang seolah-olah. Cahaya itu berusaha untuk keluar dari kedalaman dinding.

meraba-raba dinding batu yang tidak rata didepannya, dan secara tiba-tiba, Arsa mendapati dinding batu bergetar dan bergerak.

Reflek. Arsa langsung melompat kebelakang dengan waspada, dan alangkah terkejutnya Arsa kemudian. Ternyata, dinding batu yang dia sentuh sebelumnya merupakan pintu ke ruangan yang lain.

Ruangan itu lebih luas empat kali lipat dari ruangan pertama. Seluruh ruangan tampak terang benderang dengan cahaya putih yang cenderung transparan.

Dengan langkah perlahan dan sangat hati-hati, Arsa masuk keruangan itu. Matanya berbinar takjub, hampir seluruh dinding batu dipenuhi dengan berbagai jenis tumbuhan obat.

‘Ruangan apa ini?’ pikir Arsa seraya mengedarkan pandangannya.

Tatapan Arsa tertuju pada bagian tengah. Tampak sebuah tiang batu setinggi pinggang, tertancap secara alami dengan bentuk hampir menyerupai balok kayu.

Di ujung tertinggi satu-satunya tiang pendek itu, terdapat sebuah kotak giok. Ukurannya sebesar kotak smart phone, tanpa ukiran dan berwarna putih susu.

Masih dengan sangat awas, Arsa melangkahkan kaki menuju kotak giok sembari bergumam lirih. “System, analisis!”

System. “Ding! Api Neraka, Tuan. Merupakan jenis api yang berbeda dan berada di urutan pertama dari seluruh jenis api lainnya.”

System. “Ding! Api Neraka tidak berwarna dan tidak berbau. Dapat membakar apa pun sesuai keinginan pemiliknya, tapi tidak dapat membakar kenangan!

Sytem. "Ding! Api Neraka pun tidak dapat dipadamkan kecuali atas kehendak pemiliknya.”

‘Kenapa api seperti ini ada disini? Apakah pemiliknya telah pergi?’ pikir Arsa menduga-duga, memperhatikan kotak giok itu dengan kedua alis mengunci.

Setelah ragu-ragu sejenak, secara perlahan, Arsa membuka kotak giok itu dengan tangan kanannya yang menjulur.

Begitu kotak terbuka, Arsa mencondongkan badanya sedikit kedepan, menjulurkan kepala untuk melihat isi kotak.

Dengan Takjub, Arsa melihat segumpal api sebesar kepalan tangan balita. Warnanya putih transparan, warna yang sama dengan cahaya yang menerangi seisi ruangan.

Penasaran. Arsa mendekatkan wajahnya. ia ingin melihat segumpal api aneh itu lebih dekat, tapi tepat ketika kepala Arsa bergerak menutup jarak, segumpal api transparan itu tiba-tiba melompat langsung menuju kening Arsa, masuk ke tubuhnya dalam sekejap.

System. “Ding! Selamat, Tuan. Tuan telah mendaparkan Api Neraka, api terkuat di seluruh alam.”

System. “Ding! Selamat, Tuan. Kultivasi Tuan telah naik level. Level saat ini adalah Tahap Pembentukan Tubuh Tingkat Keempat…”

System. “Ding! Selamat Tuan. Kultivasi Tuan telah naik level. Level saat ini adalah Tahap Pembentukan Tubuh Tingkat Kelima…”

System. “Ding! Selamat Tuan. Kultivasi Tuan telah naik level. Level saat ini adalah Tahap Pembentukan Tubuh Tingkat Keenam…”

System. “Ding! Selamat Tuan . Kultivasi Tuan telah naik level. Level saat ini adalah Tahap Pembentukan Tubuh Tingkat Ketujuh…”

Dengan suara notifikasi system yang terus berdering dibenaknya, Arsa merasakan kekuatan yang luar biasa meledak-ledak didalam tubuhnya.

Aliran energi alam menjalar keseluruh pembuluh darahnya hingga ke sumsum tulang, memperkuat inci demi inci tubuhnya saat ini yang masih sangat lemah.

Arsa tersenyum cerah, saat ini dia dapat merasakan energi alam di sekitaranya. Dia dapat menyadari adanya energi mistis yang berada di udara tipis.

“Akhirya… setelah naik ke Tahap Transformasi, maka aku bisa menggunakan energi alam sebentar lagi.” ucap Arsa dengan penuh semangat.

Teringat dengan Serigala Api yang menjadi lawan tangguh baginya. Arsa mengepalkan tangan kanan dan berkata. “Heh, Serigala bodoh! Kamu harus siap-siap menjemput ajalmu!”

Merasa lebih kuat, Arsa tertawa terbahak-bahak. Saking gembiranya, tanpa sengaja ia tergelincir oleh beberapa batu yang terinjak, membuatnya jatuh terduduk seketika.

“Sialan! Untung tidak ada yang lihat.” umpat Arsa mengutuk dirinya sendiri.

System. “Ding! System melihat, Tuan.”

Arsa pun membeku dalam diam, bertanya-tanya dalam hati, bagaiamana mungkin System yang suaranya kaku dengan suara mekanis itu, bisa menanggapi apa yang dia alami.

Tanpa mau memimirkan lebih jauh, Arsa bangkit dari tempatnya, pandangannya tertuju pada dinding yang dipenuhi dengan tanaman obat.

Pada dinding sebelah kiri, terlihat jenis tanaman obat berbentuk rumput berwarna merah tua. Membuat Arsa tersenyum gembira dan sangat bersemangat.

Pasalnya. Tanaman ini mirip dengan tanaman yang dibutuhkan oleh ayahnya, obat yang digunakan untuk mengurangi cidera yang dideritanya. hanya saja, tanaman berwarna merah tua itu jumlah rumpunnya lebih banyak dari yang disebutkan oleh ayahnya. Yang itu artinya, memiliki khasiat yang jauh lebih baik.

Segera Arsa memetik tanaman obat itu, disambut juga oleh suara mekasnisme dari system yang berdering di kepalanyanya.

System. “Ding! Rumput Awan Merah. Merupakan tanaman obat yang dapat memulihkan vitalitas tubuh dan memiliki efek penyembuhan terhadap cidera organ dalam…”

System. “Ding! jika satu rumpun dikonsumsi sebanyak sepuluh kali, maka akan memperkuat tulang dan tubuh, serta tidak menutup kemungkinan dapat menerobos ketingkat berikutnya dibawah Tahap Prajurit Alam.”

System. “Ding! Nilai satu rumput Awan Merah adalah tiga poin system, Apakah Tuan akan menukarnya? Ya / Tidak / Simpan.”

‘Ah, lebih baik aku simpan untuk Ayah dan Ibu,’ pikir Arya dalam hati, segera ia mengambil seluruh Rumput Awan Merah yang menempel pada dinding batu.

Seluruhnya berjumlah seratus dua puluh Rumput Awan Merah, Jumlah yang sangat fantastis. Harga satu Rumput Awan Merah berkisar tujuh puluh lima koin emas. Jika dijual, maka Arsa akan memiliki lebih dari Tujuh ribu lima ratus koin emas.

Kembali menatap kearah dinding yang lain, Arsa melihat ada tiga jenis tanaman obat dengan jumlah yang bervariasi.

Tidak mengetahui jenis tanaman obat apa yang ada didepannya itu, Arsa meminta system untuk menganalisa.

System. “Ding! Daun Tumpang Lawang. Jenis Tanaman Obat ini untuk memperkuat tulang bagi kultivator Tahap Pembentukan Tubuh.”

System. “Ding! Nilai tukar adalah satu poin system? Apakah Tuan akan menukar? Ya / Tidak / Simpan.

Tidak menunda, Arsa memetik seluruh tanaman obat Tumpang Lawang. Jumlahnya cukup banyak, yaitu sekitar seratus lima puluh delapan tanaman. Tiga di antaranya dia simpan di ruang penyimpanan system, dan sisanya dia tukarkan dengan poin system.

Beralih pada dua jenis tanaman obat lainnya. Arsa mendapati kedua jenis tanaman itu memiliki fungsi yang hampir sama dengan Daun Tumpang Lawang.

Oleh karena itu, Arsa langsung menukarkannya dengan poin system. Sekarang, Arsa memiliki tiga ratus lima puluh poin system.

Membalikkan badan, Arsa berencana akan kembali keruangan sebelumnya. Namun ia langsung menoleh ke kanan, melihat kearah dinding dimana ia mendapatkan Rumput Awan Merah.

Setelah di perhatikan dengan seksama, terdapat sesuatu yang berbeda di titik tertentu dibagian dinding tersebut.

Terlihat ada lubang pada dinding, yang mana ukuranya, sangat mirip dengan ukuran kotak giok putih susu.

Mengikuti Praduganya. Arsa kembali mengambil kotak giok, memasukkan kotak giok kedalam lubang di saat berikutnya.

Dan benar saja, dinding tersebut bergetar seperti halnya dinding pertama. Dinding itu merupakan sebuah pintu menuju ruangan lain lagi.

Pun masih dengan sangat hati-hati, perlahan Arsa berjalan keruangan yang baru saja terbuka. Ukuran ruangan cendurung hampir sama dengan ruangan tanaman obat.

Di dalam ruangan itu, terdapat banyak senjata dengan berbagai jenis tingkatan dan kualifikasinya. Semuanya tergeletak dengan rapih pada sebuah rak batu.

Tidak hanya senjata, berbagai botol giok yang dipastikan berisi berbagai jenis pil, juga terpampang di bagian lain rak batu tersebut.

Namun dari semua yang terlihat, ada dua hal yang paling menarik perhatian Arsa. Yakni sebuah buku usang dan kolam kecil dengan air berwarna merah darah.

Rasa penasaran Arsa pun seketika meninggi, ia segera menuju dan mengambil buku usang itu, diikuti pula suara notifikasi system di saat berikutnya yang menggema di kepalanya.

System. “Ding! Terdekteksi Teknik Array Kuno. Apakah Tuan akan mempelajarinya?”

Tanpa pikir panjang. Arsa langsung menjawab, “Ya!”

Seketika, buku usang itu berubah menjadi partikel cahaya berwarna biru keunguan, melesat cepat menuju kening Arsa.

Di saat yang sama, Arsa merasakan berbagai pengetahuan tentang formasi Array membanjiri otaknya. Yang bahkan dirinya baru kali ini mengenal apa itu formasi Array.

System. “Ding! Selamat, Tuan. Tuan telah mempelajari Teknik Array Kuno. Level saat ini 0/10.”

Tentu saja Arsa sangat gembira. Meskipun dirinya belum begitu mengerti secara keseluruhan apa kegunaanya, pengetahuan itu merupakan sesuatu yang sangat berharga menurutnya.

Perhatian Arsa beralih pada kolam darah di sebelahnya, dia langsung meminta system untuk menganalisi kolam yang ada tepat di sebelahnya ini.

System. “Ding! Kolam Darah Naga Kuno. Kolam ini berisikan esensi darah Naga Kuno yang dapat memperkuat tubuh ke tingkat teratas.”

System. “Ding! Dengan berendam didalam kolam darah ini, maka secara otomatis seseorang mendapatkan garis keturunan Naga Kuno. Yang mana garis keturunan itu merupakan garis keturunan naga tertinggi.”

Tanpa pikir panjang, Arsa menceburkan dirinya kedalam kolam darah. Tapi seketika itu juga, dia bangkit kembali, keluar dari kolam darah dengan tergesa-gesa dan ketakutan.

“Sialan! kenapa rasanya sakit sekali!” umpat Arsa dengan kesal. Ia merasakan jika tubuhnya terkoyak, seakan-akan ditusuk oleh jutaan jarum tanpa henti dan tanpa jeda.

Jeda sebentar, Arsa teringat dengan rasa sakit ketika mengintegrasikan tubuh kekosongan. Rasa sakit itu lebih mengerikan jika dibandingkan dengan rasa sakit berendam didalam kolam atau Rasa sakit saat di tinggal pacar, pas lagi sayang-sayangnya.

Secara perlahan-lahan. Arsa kembali masuk kedalam kolam darah, giginya merapat, menahan rasa sakit yang kini merayap disekujur tubuhnya.

Episodes
1 Awal Kisah
2 Mendapatkan System
3 Ketiga
4 Keempat
5 Kelima
6 Keenam
7 Ketujuh
8 Kedelapan
9 Kesembilan
10 Kesepuluh
11 Kesebelas
12 Kedua belas
13 Ketiga Belas
14 Keempat Belas
15 Kelima Belas
16 Keenam Belas
17 Ketujuh Belas
18 Kedelapan Belas
19 Kesembilan Belas
20 Kedua Puluh
21 kedua puluh satu
22 Kedua Puluh Dua
23 Kedua Puluh Tiga
24 Kedua Puluh Empat
25 Kedua Puluh Lima
26 Kedua Puluh Enam
27 Kedua Puluh Tujuh
28 Kedua Puluh Delapan
29 Kedua Puluh Sembilan
30 Ketiga Puluh
31 Ketiga Puluh Satu
32 Ketiga Puluh Dua
33 Ketiga Puluh Tiga
34 Ketiga Puluh Empat
35 Ketiga Puluh Lima
36 Ketiga Puluh Enam
37 Ketiga Puluh Tujuh
38 Ketiga Puluh Delapan
39 Ketiga Puluh Sembilan
40 Keempat Puluh
41 Berkah keberuntungan
42 Empat puluh Dua
43 Empat Puluh Tiga
44 Keempat Puluh Empat
45 Keempat Puluh Lima
46 Keempat Puluh Enam
47 Keempat Puluh Tujuh
48 Keempat Puluh Delapan
49 Keempat Puluh Sembilan
50 Kelima Puluh
51 Kelima Puluh Satu
52 Kelima puluh Dua
53 Kelima Puluh Tiga
54 Kelima Puluh Empat
55 Kelima Puluh Lima
56 Kelima Puluh Enam
57 Kelima Puluh Tujuh
58 Kelima puluh delapan
59 Kelima Puluh Sembilan
60 Keenam Puluh
61 Keenam Puluh satu
62 keenam Puluh dua
63 Keenam Puluh Tiga
64 Keenam Puluh Empat
65 Keenam Puluh Lima
66 Keenam Puluh Enam
67 Keenam Puluh Tujuh
68 Keenam Puluh Delapan
69 Keenam Puluh Sembilan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Awal Kisah
2
Mendapatkan System
3
Ketiga
4
Keempat
5
Kelima
6
Keenam
7
Ketujuh
8
Kedelapan
9
Kesembilan
10
Kesepuluh
11
Kesebelas
12
Kedua belas
13
Ketiga Belas
14
Keempat Belas
15
Kelima Belas
16
Keenam Belas
17
Ketujuh Belas
18
Kedelapan Belas
19
Kesembilan Belas
20
Kedua Puluh
21
kedua puluh satu
22
Kedua Puluh Dua
23
Kedua Puluh Tiga
24
Kedua Puluh Empat
25
Kedua Puluh Lima
26
Kedua Puluh Enam
27
Kedua Puluh Tujuh
28
Kedua Puluh Delapan
29
Kedua Puluh Sembilan
30
Ketiga Puluh
31
Ketiga Puluh Satu
32
Ketiga Puluh Dua
33
Ketiga Puluh Tiga
34
Ketiga Puluh Empat
35
Ketiga Puluh Lima
36
Ketiga Puluh Enam
37
Ketiga Puluh Tujuh
38
Ketiga Puluh Delapan
39
Ketiga Puluh Sembilan
40
Keempat Puluh
41
Berkah keberuntungan
42
Empat puluh Dua
43
Empat Puluh Tiga
44
Keempat Puluh Empat
45
Keempat Puluh Lima
46
Keempat Puluh Enam
47
Keempat Puluh Tujuh
48
Keempat Puluh Delapan
49
Keempat Puluh Sembilan
50
Kelima Puluh
51
Kelima Puluh Satu
52
Kelima puluh Dua
53
Kelima Puluh Tiga
54
Kelima Puluh Empat
55
Kelima Puluh Lima
56
Kelima Puluh Enam
57
Kelima Puluh Tujuh
58
Kelima puluh delapan
59
Kelima Puluh Sembilan
60
Keenam Puluh
61
Keenam Puluh satu
62
keenam Puluh dua
63
Keenam Puluh Tiga
64
Keenam Puluh Empat
65
Keenam Puluh Lima
66
Keenam Puluh Enam
67
Keenam Puluh Tujuh
68
Keenam Puluh Delapan
69
Keenam Puluh Sembilan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!