Emely terus berjalan menyusuri jalan dan trotoar, seakan tidak perduli lagi dengan gaunnya yang kotor dan lusuh. Dia terus berjalan sambil menangis mengingat kejadian barusan. Orang yang sangat dia percaya di kira setia ternyata selingkuh, bahkan dengan adik tirinya.
Air mata Emely tak henti hentinya mengalir dan membasahi wajahnya yang cantik.
" Mas, mas lihat deh itu bukannya Emely ya" Ucap Amara dari dalam mobil yang tidak sengaja melihatnya di seberang jalan.
Danu segera menghentikan laju mobilnya dan berputar arah untuk mendekati Emely yang saat itu sedang berjalan di trotoar dengan tubuh gontai dan terlihat menangis sambil sesekali menyeka air matanya.
Setelah mobil berhenti, Danu segera meminta istrinya untuk menemui Emely dan mengajaknya pulang ke rumah secepatnya karena acara akan segera dimulai.
" Emely! Ayo ikut mama! " Amara menarik tangan Emely dengan kasar. Emely pun tidak keberatan dan mengikuti kemauan mama tirinya tanpa perlawanan.
Danu dan Amara sempat merasa heran dengan perubahan sikap Emely yang lebih penurut dibanding sebelumnya.Karena mereka tahu bagaimana sikap gadis itu yang suka melawan dan susah dikendalikan sekarang berubah menjadi pendiam dan tidak banyak bicara.
Di sepanjang perjalanan mereka bertiga hanya diam tanpa sepatah katapun keluar dari mulut mereka.
Amara menggoyangkan lengan suaminya
" Mas, Emely kenapa sih kok aneh banget, lihat deh dia menjadi pendiam dan tidak melawan sama kita. Tadi mama sempat lihat dia mengusap matanya seperti habis menangis,lihat deh wajahnya juga sembab " Bisiknya kepada sang suami.
Danu menghela nafas panjang kemudian melihat putrinya yang masih saja diam dari balik kaca " Sudahlah ma, bagus juga sekarang dia mau nurut sama kita. Apalagi acara akad sudah mau dimulai kita harus segera tiba di rumah, mungkin saja pengantin prianya sudah dekat dari rumah kita".
" Benarkah? Kalau begitu ayo pa kita harus sampai lebih dulu, nanti mama benerin dulu riasan Emely" Ucap Amara.
Cekik
Setelah beberapa menit perjalanan mereka pun tiba di depan rumahnya. Amara segera turun dan membantu Emely untuk turun dari mobilnya kemudian berjalan menuju tempat acara tapi sebelumnya dia mengajak Emely untuk memperbaiki dandanannya di dalam kamar.
" Emely, setelah menikah kamu harus menuruti semua kemauan suami kamu, jangan bandel dan bikin malu keluarga kita " Ucap Amara sambil memoles kembali wajah Emely dengan riasan.
Emely tak menjawab yang membuat Amara sedikit kesal " Kamu mendengarkan mama kan!".
" Aku dengar ma, tapi bolehkan aku di sini saja, biarkan papa dan mama yang mewakili Emely di luar. Emely capek ma, Emely pengen istirahat sejenak " Ucap Emely sambil menunduk kemudian merebahkan dirinya di ranjang.
Amara menghela nafas panjang " Kenapa Emely? Kamu tidak mau melihat wajah calon suami kamu? "
Emely pun menggeleng perlahan " Emely capek ma, Emely pasrah saja mau suami Emely jelek, tua atau bagaimanapun.Bagi Emely tidaklah penting, hidup Emely sudah tidak ada artinya lagi, Emely hanyalah boneka bagi keluarga ini.Mau melawan juga tidak berguna, karena pasti ujung ujungnya Emely akan dipaksa menikah juga. Terserah kalian mau apa".
" Bagus dong " batin Amara dengan senyum jahatnya.
" Sayang tidak seperti itu, mama dan papa selalu ingin yang terbaik untukmu jadi kami memilih keluarga Ratore karena tahu mereka baik untukmu" Ucap Amara bohong dan masih dengan senyum jahatnya.
Amara nampak senyum senyum sendiri dan duduk di kursi sambil mengeluarkan ponselnya untuk memberi tahu suaminya agar segera melakukan ijab qobul dengan mempelai pria.
Saya nikahkan dan kawinkan putri saya Emely Rahadian binti Danu Rahadian dengan Muhammad Ardan Ratore bin Yahya Ratore dengan mas kawin emas seberat 250 gram dan uang Rp.5 Miliar dibayar tunai.
Saya terima nikahnya Emely Rahadian binti Danu Rahadian dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.
"Sah"
"Sahhhh"
Amara sangat bahagia mendengar keriuhan para tamu undangan yang bersorak-sorai setelah dinyatakan sah. Namun berbeda dengan Emely yang nampak melamun dengan tatapan kosong dan sesekali mengusap wajahnya yang basah oleh air mata. Kesedihannya bercampur aduk antara dipaksa menikah dan dikhianati pacar dan adiknya.
Amara memegangi pundak Emely dengan senyuman bahagia yang menusuk hati Emely
" Emely, terimakasih ya kamu sudah menuruti kemauan papa dan mama. Mama janji setelah hari ini mama,papa dan Erika tidak akan mengganggumu lagi".
"Aku melakukan ini karena papa dan bundaku, bunda di surga pasti akan bersedih bila melihat perusahaan yang dia rintis bersama papa hancur karena hutang hutang yang melilit" Jawab Emely ketus dan tanpa menatap kepada ibu tirinya itu.
Karena memang pernikahan ini terjadi untuk sebuah perjanjian kerjasama, kalau sampai pernikahan ini gagal maka kontrak kerjasama yang menjadi harapan satu satunya perusahaan Rahadian akan bangkrut dan tak ada yang tersisa lagi selain hutang yang menumpuk.
Amara terdiam sejenak namun kembali tersenyum tipis membayangkan uang 5 Miliar akan segera berada di tangannya.
" Emely, kamu seharusnya bahagia bisa menikah dengan konglomerat itu, uangnya banyak lo kamu bisa beli apapun yang kamu mau" Bisik Amara yang membuat Emely melotot tajam dan menoleh ke arah mama tirinya itu " Kalau mama suka dengan uangnya kenapa bukan Erika saja yang menikah dengannya, kenapa harus aku! ".
" Sayang, kan kamu lebih tua dari Erika memang seharusnya dong kakaknya yang menikah lebih dulu".
" Bukan karena dia pria tua yang jelek kan?"
Amara tersenyum tipis " Ya bukannya gitu dong sayang, karena mama sama papa tahu kalau kamu itu cerdas dan pasti bisa menolong kami".
Amara masih tetap berusaha berbicara baik dan santun karena uang mahar belum diterimanya.Memang sebenarnya Amara tidak mau anak kandungnya yang menderita dengan menikahi keluarga Ratore yang menurut rumornya itu jelek dan tidak menyukai perempuan.
Tok tok tok
Ceklek
Danu membuka pintu kamar Emely dan menatap putri kecilnya yang sekarang sudah dewasa dan menjadi istri seseorang.
Amara bangkit dan berjalan mendekati suaminya "Mas, bagaimana?" Tanya Amara kepada Danu yang berdiri di ambang pintu kamar Emely .
"Alhamdulillah lancar ma" Jawab Danu kemudian mengalihkan pandangannya kepada Emely yang menunduk dan kusut seakan tak punya semangat hidup.
Danu melangkah mendekati Emely yang duduk di ujung ranjang kemudian ikut duduk di sampingnya dan meraih kepala Emely lalu memeluknya " Maafkan papa nak, maaf. Bukan maksud papa menjadikanmu alat ataupun boneka. Tapi hanya dengan cara ini perusahaan kita bisa selamat dari kebangkrutan. Sungguh nak papa minta maaf kepadamu sayang".
Emely mengusap pipinya yang terus saja banjir dengan air mata yang tak bisa lagi ditahannya" Pa, sudahlah. Emely tidak keberatan jika memang ini demi perusahaan kita".
" Terimakasih sayang, kamu memang putriku yang paling baik" Ucap Danu sambil mengusap kepala Emely.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Nazefa
sungguh luas sekali hati Emely ini.. semoga jodohmu adalah orang yang baik juga ya ../Smile//Smile/
2025-04-02
1
Nazefa
kasihan sekali Emely.. semoga semuanya akan indah pada waktunya.../Scowl/
2025-04-02
1
Cakrawala
beruntung nikah sama konglomerat Em, udah jangn sedih lagi
2025-04-11
0