Chapter 03

"Sepertinya begitu, oh ya kudengar putra mahkota Gu, telah memutuskan pertunangannya denganmu, apa kau baik-baik saja kak?" ucap Irene dengan senyuman liciknya.

"Tentu saja, putra mahkota Gu akan memutuskan pertunangannya dengannya Kak, siapa yang sudi bertunangan dengan seorang sampah tidak berguna," timpal Lina membenarkan sambil menatap tak suka ke arah Jesslyn.

"Mau memprovokasiku?maaf, Itu tidak akan mempan padaku," pikirJesslyn tersenyum penuh arti di benaknya.

"Kalian sudah cukup membully Nonaku!" ucap Ye Yin yang sedari tadi kesal mendengarkan perkataan Irene dan Lina.

"Kau, pelayan busuk. Jangan ikut campur kalau tidak kau akan ku-" ucap Lina yang langsung dipotong oleh Jesslyn.

"Akan apa? lupakanlah, ia cuman cemas padaku," ucap Jesslyn cepat.

"Ye Yin, diamlah. Tunggu, Aku di belakang dan saksikan dari kejauhan," bisik Jesslyn yang langsung diangukki dengan patuh oleh Ye Yin.

"baiklah, Nona," sahut Ye Yin.

"Sepertinya, kau harus mendisiplinkan pelayanmu Kak. Jika tidak, itu akan menggangu sistem etika di rumah jendral," ucap Irene.

"Itu tidak perlu, Ye Yin sudah melakukannya dengan baik seperti yang kuharapkan. Jadi, bisakah kita lanjut?"

"Seperti yang aku katakan sayangnya, Aku, baik-baik saja. Adik kedua dan ketiga tidak perlu cemas" ucap Jesslyn tersenyum palsu.

"Siapa yang mencemaskanmu, kami bahkan ingin kau mati," pikir Itene dan Lina sambil membalas senyuman palsu dengan senyuman palsu juga.

"Bukankah kau sangat menyukainya? Kak, bahkan terakhir kali kau nekat bunuh diri saat mendengar pertunanganmu dibatalkan," ucap Irene mengejek.

"Benarkah? sepertinya dulu otakku sedikit bermasalah sampai nekat melakukan itu demi seorang bajing*n" ucap Jesslyn sambil memassng ekspresi menyesal.

"Apa yang kau katakan dasar Jal*ng, sampah sepertimu berani menghina putra mahkota Gu! apa kau tidak waras!?" bentak Lina geram.

"Lantas kenapa? Aku, hanya mengatakan faktanya, Ia memang seorang bajing*n. Apa perkataanku salah?" ucap Jesslyn dengan wajah polos yang dibuat-buat.

"K-Kau, dasar jal*ng! beraninya!" bentak Lina yang tersulut amarah, sukses mendapat first timing oleh Jesslyn.

/Plakk.

Jesslyn menamparnya bolak-balik dan sukses membuatnya makin kesal.

"Kau yang berani! berkata lancang padaku, bahkan memprovokasiku. Kau sudah bosan hidupi?" ucap Jesslyn dingin sambil memandang rendah ke arah Irene, dan Lina.

"K-Kau, da-dasar tidak waras! be-beraninya!!" ucap Lina geram.

"Kenapa ia bisa jadi seberani ini! bahkan auranya terlihat menakutkan, di mana sampah dulu yang pengecut dan penakut!!" pikir Irene dan Lina bersamaan.

"Ini tidak bagus, Aku, harus mengajak adik ketiga pergi dari sini," Irene bergumam sambil berkeringat dingin.

"Sepertinya Kakak, sudah tidak waras. Adik, ayo kita pergi dari neraka ini," ucap Irene mengajak Lina.

"T-Tapi kak!" sahut Lina merasa tak rela kembali dengan kekalahan.

"Dengarkan aku!" bentak Irene kesal yang langsung dituruti dengan patuh oleh Lina.

"Baik Kak," sahut Lina sambil melirik sinis kearah Jesslyn.

"Hmph, cuma seorang gadis sampah. Lihat saja, Aku, akan membuatmu berlutut di hadapanku," pikir Lina di benaknya.

Setelah itu Irene dan Lina pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan kediaman kecil dan sederhana milik Jesslyn.

Melihat yang semua terjadi, Ye Yin tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya. Sontak saja Ye Yin langsung berlari cepat ke arah Jesslyn dan melontarkan banyak kata yang membuat Jesslyn tak sanggup meladeninya.

"Nona, anda hebat! luar biasa, Aku, kagum padamu Nona! kau berhasil mengusir orang-orang jahat itu!" ucap Ye Yin dengan mata yang berbinar-binar.

"Nonaku telah berubah menjadi orang yang hebat! Aku bersumpah, akan setia padamu sampai akhir," pikir Ye Yin kagum di benaknya.

"Ya, terserahmu," ucap Jesslyn pasrah.

"Ya, Nona. Tapi, kudengar putra mahkota Gu memutuskan pertunangan dengan Nona. Apa, Nona, baik-baik saja?" ucap Ye Yin cemas dengan tatapan polosnya membuat Jesslyn entah kenapa langsung merasa tak perlu waspada dengannya.

"Tentu saja, buang daftar kecemasan di kepalamu itu," Jesslyn menyahut dengan santai.

"Tapikan, Nona, sangat menyukai putra mahkota Gu., Apa, Nona, berubah pikiran?" ucap Ye Yin penasaran.

"Ya, itu benar. Dulu, Aku, memang dengan bodohnya menyukainya. Tapi, itu dulu, jauh berbeda dengan sekarang. Bajing*n sepertinya tidak pantas bersanding denganku," ucap Jesslyn dengan tatapan mata sedingin es, berpaling melihat ke arah lain agar Ye Yin tak melihatnya yang disuluti kemarahan.

"Kenapa, Aku, jadi teringat akan masa lalu," pikir Jesslyn tenggelam di benaknya.

Tanpa Jesslyn sadari, air mata perlahan keluar membasahi pipi lembutnya itu. Tapi, itu tak berlangsung lama. ia segera mengelapnya. Cemas jika ketahuan Ye Yin akan mencemaskannya lagi, mengira bahwa itu semua karena putra mahkota Gu yang tak ia kenali. Padahal, seharusnya ia mempunyai beberapa ingatan mengenainya. Tapi, anehnya tak satupun ada ingatan yang datang padanya.

"Sepertinya, Aku, harus bertemu dengannya secara langsung, untuk melihat seberapa brengs*knya dia," pikir Jesslyn di benaknya.

"Nona, benar, tidak perlu cemas ada pelayanmu di sini, yang akan setia dan selalu menemanimu sampai akhir!!" ucap Ye Yin dengan lantang dan mata polosnya yang seolah mau keluar. Tapi tak ada yang menyangka ucapannya itu menjadi mala petaka akan kejadian yang menimpanya beberapa hari lagi.

"Pfft, haha, itu tidak cocok padamu, Ye Yin," ucap Jesslyn terkekeh geli melihat tingkah Ye Yin.

"Nona, Kau meledekku. Padahal, Aku bersungguh-sungguh hmphh," ucap Ye Yin sambil memonyongkan bibirnya yang semakin terlihat menggemaskan.

"Haha, baiklah,. Aku, tak akan meledekmu lagi," sahut Jesslyn berhenti sejenak.

"Sekarang mari kita kembali ke kamarku," ucap Jesslyn yang langsung diangguki oleh Ye Yin.

"Baik, Nona," sahut Ye Yin.

Bersambung~

-----------Author Massage----------

Seperti biasa jangan lupa di---

-LIKE (gratis)

-COMENT(Berikan pendapatmu)

-AND VOTE(harus dong)

Dukung terus karya author oke see you all~