Gaji Malam

Ruangan CEO

Ayla berdiri tegak di dalam ruangan yang luas dan mewah, dengan langit-langit tinggi dan pencahayaan elegan yang memberikan kesan megah. Udara di dalam ruangan terasa lebih dingin dari biasanya, entah karena AC yang diatur pada suhu rendah atau mungkin karena aura pria yang duduk di balik meja besar itu—seorang pria yang jelas memiliki kuasa di tempat ini.

Leonard Aryasatya menatapnya tajam, sorot matanya tajam dan dalam, mencerminkan kewibawaan yang sulit diabaikan. Ekspresinya tetap tenang, namun ada sesuatu dalam caranya mengamati yang membuat Ayla merasa seolah-olah sedang diukur dan dinilai. Tangannya terlipat di atas meja, posturnya tegap, menegaskan bahwa setiap gerakannya adalah hasil dari pertimbangan matang.

"Ayla Hana, bukan?" Suara Leonard terdengar berat dan dalam, begitu berwibawa hingga Ayla secara refleks menelan ludah sebelum mengangguk pelan.

"Iya, Pak," jawabnya dengan nada setenang mungkin, meski ada ketegangan yang menggelayuti dirinya.

Leonard mengamati selembar dokumen di tangannya, membaca dengan seksama sebelum akhirnya kembali menatap Ayla, kali ini dengan sorot yang lebih tajam.

"Kamu sudah tahu tugasmu sebagai resepsionis sementara di sini?" tanyanya, suaranya tetap datar tetapi mengandung makna yang tak bisa diabaikan.

"Sudah, Pak. Saya akan memastikan semua tamu yang datang mendapatkan pelayanan terbaik dan mengatur jadwal pertemuan dengan rapi."

Leonard mengangguk kecil. "Bagus. Aku ingin memastikan pegawai di sini bekerja dengan profesional. Jika kamu bisa menjalankan tugasmu dengan baik, gajimu akan dinaikkan. Aku tidak mau ada kesalahan sekecil apa pun. Mengerti?"

Ayla menghembuskan napas lega. Dia tidak mengenalinya. Ini hanya pertemuan biasa antara atasan dan pegawai. Tidak ada tanda-tanda Leonard Aryasatya menyadari siapa dirinya yang sebenarnya.

"Saya mengerti, Pak. Saya akan bekerja sebaik mungkin," jawab Ayla dengan suara stabil.

"Baik." Leonard mengalihkan pandangannya ke komputer, seakan obrolan ini sudah cukup baginya. "Kamu boleh kembali ke meja kerja."

Ayla menundukkan kepala dengan sopan sebelum berbalik dan melangkah keluar dengan hati yang lebih ringan. Tidak ada yang mencurigakan. Dan yang lebih penting, kenaikan gaji itu... Dengan tambahan uang tip yang ia dapat, ia bisa lebih dekat untuk membantu biaya operasi adiknya.

---

[Malam Hari – Klub Malam Mami Jenny]

Ayla berjalan melewati koridor belakang dengan langkah cepat, seakan ingin segera menjauh dari hiruk-pikuk yang masih terdengar samar dari lantai dansa. Musik berdentum pelan di kejauhan, namun di sini, di area khusus karyawan, suasana jauh lebih sepi. Lampu-lampu di langit-langit menerangi lorong dengan cahaya putih dingin, memantulkan bayangannya di lantai keramik yang mengkilap.

Napasnya sedikit tertahan saat ia mendekati sebuah pintu di ujung lorong, pintu yang sudah begitu familiar baginya. Dengan satu tarikan napas, ia mengangkat tangannya dan mengetuk permukaannya dengan ketukan tegas namun tidak tergesa-gesa.

Dari dalam terdengar suara seorang wanita. "Masuk," suara Mami Jenny terdengar, lembut namun tetap memiliki nada otoritas yang tak bisa diabaikan.

Ayla meraih gagang pintu, membukanya perlahan, lalu melangkah masuk. Aroma khas campuran parfum mahal dan asap rokok segera menyambutnya. Di dalam ruangan yang tidak terlalu luas itu, Mami Jenny sedang duduk di sofa berlapis beludru merah tua, kaki bersilang dengan elegan. Sebatang rokok terselip di antara jemarinya, asap tipis mengepul ke udara.

Begitu melihat Ayla, ekspresi wanita itu sedikit berubah. Ada sekejap ketegangan yang muncul di matanya. Namun, dalam hitungan detik, ketegangan itu sirna, tergantikan oleh senyuman tipis yang lebih mirip topeng yang biasa ia kenakan dalam menghadapi siapa pun.

"Kamu datang lebih cepat dari dugaanku," ujar Mami Jenny sambil menghembuskan napas pelan, lalu meletakkan rokoknya di atas asbak kristal di meja kecil di samping sofa. Asap tipis masih mengepul dari ujungnya, melayang di udara sebelum perlahan menghilang. Tatapan wanita itu mengarah lurus ke Ayla, ekspresinya tetap tenang, namun ada sedikit ketertarikan yang tersirat dalam sorot matanya. "Apa yang bisa kubantu, Sayang?" lanjutnya dengan nada suara yang lembut, tetapi penuh perhitungan.

Ayla tidak mengubah ekspresinya. Dia berdiri tegap, kedua tangannya mengepal ringan di sisi tubuhnya, menunjukkan bahwa dia tidak ingin berlama-lama berbasa-basi. "Bayaranku, Mami. Aku ingin segera mendapatkan uangnya," ujarnya langsung ke inti pembicaraan, suaranya mantap, tanpa ragu-ragu.

Mami Jenny mengamati Ayla beberapa detik lebih lama, seakan sedang mempertimbangkan sesuatu dalam pikirannya. Wajahnya tetap tersenyum, tetapi ada sedikit ketegangan halus di balik ekspresi santainya. Ia menahan napas sejenak sebelum akhirnya menghela napas pelan, lalu mengangguk kecil. "Tentu, tentu. Aku sudah menyiapkannya," katanya, suaranya masih terdengar ramah, meskipun ada sesuatu di balik nada bicaranya yang sulit diartikan.

Dengan gerakan anggun yang sudah menjadi ciri khasnya, Mami Jenny bangkit dari sofa. Tumit tingginya berbunyi pelan saat ia berjalan menuju meja kerjanya yang terbuat dari kayu mahoni gelap, berkilauan di bawah cahaya lampu. Ia membuka salah satu laci dengan santai, lalu merogoh sesuatu dari dalamnya. Tak lama kemudian, ia mengeluarkan sebuah amplop tebal berwarna cokelat, sedikit menepuk-nepuknya sebelum akhirnya menoleh kembali ke Ayla.

"Ini," katanya sambil mengulurkan amplop itu. "Sesuai kesepakatan kita."

Ayla tidak langsung mengambilnya. Tatapannya tetap waspada, memastikan bahwa tidak ada hal lain yang tersembunyi di balik sikap tenang Mami Jenny. Namun, setelah beberapa detik, ia akhirnya mengulurkan tangannya dan meraih amplop itu, merasakan beratnya yang menandakan isinya cukup banyak.

Untuk sesaat, tidak ada yang berbicara. Hanya ada suara samar musik dari kejauhan dan bunyi detik jam di ruangan itu. Sesuatu dalam atmosfer seolah menegang, namun belum ada yang memecahnya.

Ayla mengambil amplop itu dan menghitung isinya dengan cepat. Semua sesuai. Ia mengangguk kecil.

"Terima kasih."

Mami Jenny memperhatikannya dengan seksama, lalu bertanya dengan nada hati-hati. "Ayla, kamu tidak mau menanyakan sesuatu padaku?"

Ayla mengerutkan kening. "Menanyakan apa?"

Mami Jenny menatapnya seolah sedang membaca pikirannya. "Semalam... semuanya baik-baik saja, kan? Maksudku, kamu tidak mengalami hal... yang tidak diinginkan?"

Ayla menghela napas. "Mami, aku hanya ingin uangku. Aku tidak peduli dengan hal lain."

Mami Jenny menggigit bibirnya, ekspresinya sedikit tegang. Ia tidak bisa memastikan apakah Ayla benar-benar tidak sadar atau hanya berpura-pura tidak tahu.

Namun, jika gadis itu tidak menanyakan tentang kotak merah itu... artinya dia memang tidak menyadarinya.

"Baiklah," Mami Jenny akhirnya berkata sambil tersenyum. "Kalau begitu, jaga dirimu baik-baik, Sayang. Kamu tahu di mana mencariku jika butuh sesuatu."

Ayla mengangguk, lalu berbalik dan keluar dari ruangan tanpa banyak bicara lagi.

Begitu pintu tertutup, Mami Jenny menghela napas panjang, lalu mengusap wajahnya. Jemarinya secara refleks membuka laci lain di meja kerjanya dan menarik keluar kotak merah kecil yang masih terkunci rapat.

Ia menggigit bibirnya, hatinya tidak tenang.

Ayla tidak menyadari apa pun. Tapi... sampai kapan? Dan lebih penting lagi—bagaimana kalau Leonard menyadarinya lebih dulu?

Dengan hati yang gelisah, Mami Jenny menutup laci itu kembali dan menguncinya.

Untuk saat ini, rahasia ini masih aman.

Namun, ia tidak yakin sampai kapan bisa menyimpannya.

Episodes
1 Malam Pertama yang Menghancurkan Harga Diri
2 Jejak Samar Dan Bentuk Perjuangan
3 Ketakutan Ayla
4 Gaji Malam
5 Dua CEO Aneh
6 PRIA ITU
7 DENDAM
8 Gerutu Ayla
9 Gaun Sederhana
10 Nyonya Ria
11 Debat Singkat
12 Memenangkan Awards
13 Keciduk Berciuman
14 Kekurangan Uang
15 Malam Panas Lagi
16 Bayang Bayang Semalam
17 Tanda Lahir Di Tangan
18 Hido Mengomel
19 Masih Butuh Uang
20 MRS. A
21 Terakhir Kalinya
22 Hamil Yang Tidak Terduga
23 FAMILIAR
24 KEPUTUSAN AYLA
25 Arya Mengetahuinya
26 Mengundurkan Diri
27 Situasi Yang Begitu Berat
28 Situasi Aneh
29 Lara- Nama Itu Lagi
30 Ketahuan
31 Apa Yang Anda Lakukan?
32 Sentuhan Paksaan
33 Ini Bukan Anakmu!
34 Berpapasan Namun Tidak Saling Kenal
35 Ayla Harus Berangkat
36 Karya Baru!!!
37 Kau Tidak Boleh Membawa Lari Benihku!
38 Pria Dewasa Itu
39 Mengejar Ayla
40 Elvan Di Bandara
41 RENCANA ELVAN
42 DIJEMPUT DI BANDARA
43 Hasilnya Positif
44 Tidak Terima Dibohongi
45 Tinggal Bersama Leo
46 Keluarga Leo
47 Ternyata Diterima Oleh Keluarga
48 Aku Sudah Melihatnya Beberapa Kali
49 Ibu Malin Kundang
50 Perjanjian Mereka
51 Perpisahan Semata
52 Adu Mulut Calon Pengantin
53 Acara Pernikahan
54 KEMBALI
55 BANGUN BERSAMA
56 BERTEMU MEREKA
57 BERDUA DULU
58 Calon Putri
59 Bertemu Kembali Dengan Sahabat
60 MALAM ITU
61 KIKUK
62 7 Bulan
63 AKHIRNYA
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Malam Pertama yang Menghancurkan Harga Diri
2
Jejak Samar Dan Bentuk Perjuangan
3
Ketakutan Ayla
4
Gaji Malam
5
Dua CEO Aneh
6
PRIA ITU
7
DENDAM
8
Gerutu Ayla
9
Gaun Sederhana
10
Nyonya Ria
11
Debat Singkat
12
Memenangkan Awards
13
Keciduk Berciuman
14
Kekurangan Uang
15
Malam Panas Lagi
16
Bayang Bayang Semalam
17
Tanda Lahir Di Tangan
18
Hido Mengomel
19
Masih Butuh Uang
20
MRS. A
21
Terakhir Kalinya
22
Hamil Yang Tidak Terduga
23
FAMILIAR
24
KEPUTUSAN AYLA
25
Arya Mengetahuinya
26
Mengundurkan Diri
27
Situasi Yang Begitu Berat
28
Situasi Aneh
29
Lara- Nama Itu Lagi
30
Ketahuan
31
Apa Yang Anda Lakukan?
32
Sentuhan Paksaan
33
Ini Bukan Anakmu!
34
Berpapasan Namun Tidak Saling Kenal
35
Ayla Harus Berangkat
36
Karya Baru!!!
37
Kau Tidak Boleh Membawa Lari Benihku!
38
Pria Dewasa Itu
39
Mengejar Ayla
40
Elvan Di Bandara
41
RENCANA ELVAN
42
DIJEMPUT DI BANDARA
43
Hasilnya Positif
44
Tidak Terima Dibohongi
45
Tinggal Bersama Leo
46
Keluarga Leo
47
Ternyata Diterima Oleh Keluarga
48
Aku Sudah Melihatnya Beberapa Kali
49
Ibu Malin Kundang
50
Perjanjian Mereka
51
Perpisahan Semata
52
Adu Mulut Calon Pengantin
53
Acara Pernikahan
54
KEMBALI
55
BANGUN BERSAMA
56
BERTEMU MEREKA
57
BERDUA DULU
58
Calon Putri
59
Bertemu Kembali Dengan Sahabat
60
MALAM ITU
61
KIKUK
62
7 Bulan
63
AKHIRNYA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!