Lama waktu telah berlalu, setidaknya itu yang aku rasakan, tidak ada dari mereka berdua yang berani memecah keheningan sedangkan aku hanya dapat terdiam menatap mereka setelah mungkin lima belas menit yang terasa seperti selamanya, Fidei membuka mulutnya
"Bagaimana, Ia bisa tahu soal ruangan ini?", Truman telah berhenti berbaring, kini ia duduk bersandar di dinding jauh dari Fidei bersama denganku, sesekali aku menolehkan pandangan ke arah gadis Android itu untuk mendapatkan Ia tersenyum kepadaku
"Robot kecil mata-matanya itu, aku terlambat menghancurkan salah satu dari mereka.", Fidei terlihat terganggu dengan informasi ini tetapi untuk beberapa saat matanya menatap Truman dengan tatapan penuh harapan
"Tetapi, semua itu cukup untuk meyakinkannya bukan?", Truman terdiam untuk beberapa saat sebelum kemudian menggelengkan kepalanya yang di mana membuat Fidei hanya dapat tersenyum sedih
Suara langkah kaki terdengar dari atas dan kami memandang ke arahnya untuk menemukan sosok walikota Huxley, wajahnya memerah dan gerakannya tidak tenang
"Oh, kamu masih di sini Truman!, Bertemu dengan Valdo menunjukkan sisi pengecut semua orang huh?", Nada suara Huxley begitu kasar tetapi Truman yang biasanya marah kini hanya terdiam, walaupun ia tidak takut tatapannya begitu kosong, menatap ke dinding yang berada di depan kami, aku menoleh ke arah Huxley kini wajahnya terlihat bersalah
"Terima kasih, Egalita,", Aku dan Truman menatap Fidei yang terlihat canggung, "Karena telah menyelamatkanku.", Truman hanya menghela nafas mendengar perkataan Fidei
"Tidak perlu berterima kasih kalau kamu mau melakukan sesuatu untukku.", Fidei menatap Truman dengan tatapan penuh harapan
"Pergilah dari sini.", Truman mengatakan itu dengan nada yang begitu datar, aku terkejut mendengarnya
"Egalita", Fidei berdiri bersamaan dengan Truman tetapi bedanya Truman membidik tangan gatling gun-nya tepat ke wajah Fidei, aku juga segera berdiri, hanya sesaat yang lalu mereka saling menyapa satu sama lain layaknya teman kini mereka seperti musuh seratus abad
Fidei hanya terdiam melihat Truman membidik ke arahnya, Truman tidak menunjukkan ciri-ciri ingin berhenti membidiknya
"Hey, hey, aku tidak terima Dua Divina berkelahi di kotaku.", Huxley berseru dengan panik walaupun begitu Truman tetap membidik Fidei, tatapan di antara mereka berdua begitu tajam
Setelah beberapa saat Truman menurunkan tangan-senapannya dan menghadap ke arahku, menggendongku dengan satu tangan sebelum kemudian terbang keluar dari ruangan bawah tanah itu, walaupun kakinya telah menginjak tanah Ia tidak melepaskan diriku
"Tunggu! Kamu mau kemana?!", Huxley memegang lengan baju Truman dengan erat, menghalanginya untuk berjalan lebih jauh
"Kalau wanita itu tidak mau pergi maka aku akan pergi.", Ia melepaskan tangan Huxley dari bajunya dengan paksa sebelum kemudian membawaku layaknya sebuah karung yang hendak dibuang, A.V melihat aku dibawa pergi oleh Truman segera menggelinding mengikuti kami
Dengan terpaksa aku masuk ke dalam mobil dengan Truman, A.V melompat dengan cepat sebelum Truman dapat sepenuhnya menutup pintu, tanpa berkata apa-apa Ia berkendara menjauhi Defecto, sebelum kami pergi jauh aku dapat melihat Walikota Huxley berlari ke luar mengejar kami tetapi setelah beberapa saat menyerah karena terlalu lelah
Aku menatap wajah Truman yang kini terlihat sangat masam, tangan kanannya dengan erat menggenggam setir mobil yang kalau misalkan saja terbuat dari kayu pasti sudah akan patah, aku memutuskan untuk tidak mengatakan apa-apa
"Piru?", A.V menatapku dengan bingung sebagai balasan aku meletakkan jari telunjukku di depan bibirku, melihat ini A.V hanya menganggukkan tubuhnya yang bulat
Hening kami menghabiskan waktu perjalanan dengan Truman membawa kami ke suatu tempat yang dapat aku katakan antah berantah setiap kali aku ingin bertanya niat itu aku urungkan ketika melihat matanya yang melotot dan giginya yang ia kertak-kan
Saking bosannya aku mendapat mataku menganggap bahwa medan padan pasir yang sedang kami lewati kini lebih menarik, tetapi laju hovercar melambat ketika medan yang semula padan pasir berubah menjadi batu yang padat sebelum akhirnya berhenti di atas gunung batu yang tinggi
Tanpa berkata apa-apa, Truman keluar dari mobil dan mulai teriak, mengeluarkan seluruh emosinya kepada tumpukan-tumpukan batu menjulang tinggi yang berada di bawahnya setelah beberapa lama berteriak, Truman berhenti dan kembali masuk ke dalam mobil, kepalanya Ia letakkan di atas setir Hovercraft, setelah beberapa lama aku memberanikan diri untuk bertanya
"Kamu tidak apa-apa?", Aku memukul diriku sendiri di dalam hati atas pertanyaan yang bodoh itu, Truman sama sekali tidak menjawab dan aku pun ikut terdiam karenanya
Di dalam keheningan itu aku baru menyadari langit penuh dengan bintang-bintang yang berada di atas kami, bagaimana cahaya mereka berkedip ke arah kami dengan indah membuatku tersenyum dan momen itu mengingatkanku akan suatu janji di bawah bintang
"kamu ingat tidak apa yang kamu janjikan kepadaku di saat aku pergi melarikan diri dari rumah?", Jawaban tidak keluar dari pria yang berada di sebelahku walaupun begitu aku tetap berbicara
"Kamu berkata bahwa, tidak boleh ada rahasia di antara kita dan bahwa sebesar apa pun masalahnya, serumit apa pun kita akan menyelesaikannya bersama"
Seusai mengatakan itu aku hanya terdiam, menganggap apa yang aku katakan sudah cukup selang beberapa menit pria Cyborg di sebelahku itu mengangkat kepalanya dari setir mobil dengan gerangan yang jelas-jelas kesal
"Dasar tukang paksa.", Aku hanya tertawa mendengar ejekannya yang Ia sampaikan sembari tersenyum kecil, Truman mengambil nafas sebentar sebelum memandang ke arah bintang-bintang yang berada di depan kami
"Begini, kedatangan gadis Android itu bagiku adalah sebuah mimpi buruk yang aku harap tidak pernah datang.", Genggaman tangan Truman terhadap setir Hovercraft kini semakin erat, bibirnya Ia katup kan dan sorot matanya semakin tajam
"Karena kedatangan gadis itu bagiku sama saja dengan maut,", Truman kini menoleh ke arahku, bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman, matanya kini tidak lagi terlihat begitu tajam
"Maut bagi semua yang telah aku jaga dengan sepenuh hati"
Setelah mengatakan itu Truman menolehkan kembali pandangannya ke arah bintang-bintang yang berada di depan kami dan aku pun berpikir sejenak mengenai apa yang baru saja Ia katakan
"Tetapi kalau kamu benar-benar membenci kedatangan wanita itu kamu tidak akan menolongnya, bukan?", Truman seketika menoleh, matanya terbelalak dan dahinya mengkerut, sebelum kemudian wajahnya Ia pandangkan ke arah yang lain
"Itu merupakan masalah yang berbeda"
Mendengar ini aku hanya tertawa dan A.V ikut tertawa bersamaku, melihat bahwa ini tetaplah Truman penolong malu-malu kucing yang aku ketahui tanpa ragu tanganku aku julurkan untuk menggenggam tangannya, matanya sontak tajam menatapku
"Truman asal kita bersama-"
"Semuanya akan baik-baik saja."
Dengan nada lembut Truman melengkapi kalimat yang ingin aku ucapkan, kalimat sederhana itu tidaklah lain sebuah janji, di antara diriku dengan dirinya, ikatan kekeluargaan kami, bahwa bagi kami definisi dari 'rumah' adalah satu sama lain
Setelah beberapa lama memegang tangan dan menatap mataku dengan dalam, Truman dengan tidak rela melepasnya sebelum kemudian kembali menghadap ke depan, ke arah pemandangan bintang yang kini semakin terang, diam yang awalnya menyelimuti kami tiba-tiba berubah menjadi tawa kecil yang tidak jelas penyebabnya
Setelah beberapa lama, wajah Truman yang kini tidaklah lagi terlihat begitu keras tersenyum dengan penuh belas kasih
"Benar, ke mana pun kita pergi, apa pun yang terjadi asalkan kita bersama maka semuanya akan baik-baik saja", aku menganggukkan kepalaku dengan antusias, menatap Truman dengan tatapan anak ****** terbaikku dengan tanganku aku kepalkan di depan dadaku, melihat ini awalnya Ia tersenyum sebelum kemudian Ia mendekatkan wajahnya ke wajahku hingga nafasnya dapat dengan jelas kurasakan
"Toivo, dengarkan aku baik-baik, ada sesuatu yang selama ini aku rahasiakan dari dirimu dan gadis itu mengetahuinya, aku yakin bahwa gadis itu akan mengatakan segalanya kepadamu, aku ingin kamu mengabulkan satu permintaanku."
Tangannya kini memegang tanganku dan sorot matanya terlihat berkaca-kaca refleksi dari wajahku terlihat jelas di matanya
"Apa pun perintahku kamu harus mengikutinya.", Keinginanku untuk bertanya dan menentang seketika bergejolak tetapi iris Truman yang berkaca-kaca membuat api yang semula membara itu seketika padam dan aku mendapatkan diriku dengan begitu saja menganggukkan kepala
"Terima kasih."
Nada suara Truman terdengar begitu tulus ketika mengatakan dua kata itu, dengan sebuah senyum yang layaknya seorang Ayah Ia memainkan rambutku secara perlahan sebelum kemudian kembali fokus kepada setir Hovercraft yang berada tepat di depan dadanya
Larut malam kami pulang dari tempat itu dan kembali menuju Defecto, baru kami sampai di gerbang tubuh gembul walikota Huxley dengan wajahnya yang kini memerah telah menghadang kami tanpa sama sekali takut ditabrak
Truman dipaksa untuk keluar dari mobil dan untuk beberapa lama mereka berbicara berdua di tempat lain, setelah selesai wajah Walikota Huxley tidaklah lagi memerah, ekspresi yang sebelumnya digantikan dengan ekspresi serius yang tidak pernah sekalipun aku lihat di wajahnya sebelumnya
Truman kembali masuk ke dalam mobil dan aku tidak tahu apakah ini hanya perasaanku tetapi semenjak kami pergi meninggalkannya mata Walikota Huxley terus menatap ke arahku dengan tatapan yang melankolis
Setelah kami sampai di depan rumah kami, sosok yang bersinar begitu terang bagaikan salju yang diterangi oleh cahaya menyapa kami, wajahnya datar, dengan iris Aqua yang selalu fokus menatap Truman
Walaupun kami telah keluar dari mobil gadis itu tetap terdiam mematung di depan pintu, baik dia maupun Truman tidak mengatakan sepatah kata pun terhadap satu sama lain, jelang beberapa saat dan aku sudah mulai mengantuk sembari memeluk A.V, suara merdu lantunan gadis itu memecah keheningan
"Egalita, aku mohon kepadamu.", Hanya dengan berkata demikian gadis itu berlutut satu kaki di hadapan Truman, bukannya terkejut atau apa, Truman hanya menghela nafas kesal
"Kamu tidak perlu melakukan itu, selamanya bersembunyi tidak terdengar realistis juga bagiku.", sembari Tidak menoleh ke arah gadis itu, Truman menjulurkan tangannya tetapi gestur ramah-tamah Truman tidak dijawab oleh gadis itu
"Bukan hanya itu, saya juga meminta maaf kepada,", kini mata gadis itu menatap ke arahku dengan tatapan yang layaknya seorang pemuja ketika melihat Tuhan-Nya dengan tangan di atas dadanya
"Ia yang memberikanku kehidupan."
Pada saat itu Truman hanya terdiam, kedua tangannya Ia silangkan di depan dadanya, A.V menatapku dengan tatapan penasaran sedangkan satu-satunya kata yang terlintas di pikiranku pada saat itu tidaklah lain adalah
'Apa?'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments