"Eh Putri...mama hari ini sangat bahagia akhirnya yang mama nanti-nanti akan segera terwujud" seru mama yang begitu terlihat bahagia.
"Memang nya apa itu ma, dagangan bapak ada yang borong?" tanya ku yang penasaran atas kebahagiaan mama.
"Bukan itu sebentar lagi ada yang lamar kamu" ucap mama yang membuat kepala ku seketika berputar rasanya seperti di hantam batu besar.
"Si siapa?" tanyaku ragu.
"Mas mas sayur tadi, eh biar penjual sayur uang nya banyak loh" kata mama, yang membuat kepalaku berat.
Entah apa yang ada di pikiran mama ku ini sampai segitu niat nya ingin menikahkan ku segera.
"Besok jam satu siang dia mau ajak kamu jalan-jalan, kamu dandan yang cantik yah...kaya nya dia jatuh cinta sama kamu pada pandangan pertama" kata mama yang terlihat sangat...sangat bahagia, lalu bagaimana denganku?.
Pagi nya seperti biasa aku beraktifitas keseharian ku.
"Putri sudah...biar mama yang kerjakan kamu mandi lah dan bersip lah, dan ingat jangan makan siang dulu, mana tau nanti di ajak makan siang di luar" ucap mama yang antusias, bahkan mama juga tak menceritakan hal ini kepada bapak, mama bilang kalo jadi biar jadi kejutan.
Aku berharapa waktu berjalan lambat kalo perlu terhenti saja.
Dalam pikiran ku hanya berpikir bagaimana ajakan kang sayur itu bisa batal.
Mataku melirik obat berwarna kuning, tanpa pikir panjang aku meminum obat tersebut sebanyak 4 tablet.
Niat hati sih bunuh diri, bukan nya mati eh malah cuma kliyengan, merasa aku baik-baik saja, aku mengambil tasbih. Sembari merasakan tubuh yang lemas, aku terus bertasbih meminta kepadanya agar kang sayur tak jadi datang.
Tapi oh tapi kang sayur datang tepat waktu. Lah ini gimana cerita nya, katanya doa orang terzolimi akan di kabul kan. Tapi kok?.
Akhirnya siang itu aku terpaksa mengikuti perintah mama untuk pergi bersama nya.
Aku merasa geli melihat sosok kang sayur yang bernama Tajer. Rambut kribo perut buncit kulit hitam.
Ya Allah bukan aku mau menghina ciptaan mu tapi masa iya aku bisa cocok dengan orang seperti nya?.
Ia membawa ku pergi entah ke mana, tanpa mampir ke warung atau tempat keramaian yang lain.
Di sebuah rumah sederhana ia menghentikan motor nya, aku di ajak nya masuk.
Di dalam aku hanya jadi pendengar obrolan si Tajer dengan pria paruh baya.
"Oh ya bagaimana kabar anak istrimu?" tanya pria tersebut pada Tajer.
"Ba baik" Tajer menjawab tergagap.
Sekarang aku mengerti kalo memang jodoh itu tak bisa di paksa.
Setelah dari rumah tersebut Tajer membawaku pulang. Mungkin dia malu karna ketahuan telah berbohong. Untung saja Allah masih sayang pada ku sehingga Allah tunjukan siapa dia sebenar nya.
Di tengah jalan ia menghentikan motor, aku merasa jengah dan risih dengan pria ini. Ia berusaha mengajak ku ngobrol, tak banyak bicara ku aku hanya menjawab apa yang ia tanya kan.
Setelah puas berhenti di pinggir jalan, seperti orang kurang kerjaan saja, kami pun pulang, ia mengantarkan aku jam 4 sore.
"Terima kasih banyak ya nak sudah mengantarkan Putri dengan selamat" ucap mama bermanis-manis.
Sedang kan aku sudah tak perduli aku masuk kamar dan membanting pintu. "BRAK!!"
"Eh Putri jangan suka banting-banting pintu, ingat sebentar lagi kamu akan menikah kamu pasti akan ikut mertua mu, kalo kelakuan mu kaya gini kamu pasti di usir oleh mertuamu" seru mama, aku tak perduli dan tak perduli.
"Ada apa?" tanya bapak yang aku dengar dari balik pintu kamar.
Namun aku tak mendengar lagi percakapan mama dan bapak karna langkah mereka menjauhi kamarku.
Esok nya aku sangat malas bangun bahkan aku tak ingin membantu pekerjaan dapur mama.
"Dasar anak kur*ng ajar matahari sudah setinggi kepala masih belum bangun mau jadi apa kamu" seru mama yang mengomel karna aku tak kunjung keluar kamar.
Jam 2 siang aku baru keluar karna merasa lapar. Sebelum makan aku mengisi semua tempat air yang kosong, yang memang setiap hari nya menjadi tugas ku untuk mengambil air dari sumur yang lumayan jauh kalo harus bolak balik ambil air nya.
Dengan nafas ngos-ngosan aku beristirahat di bawah pohon pisang.
Membayangkan kalo aku nikah apa hidup ku akan enak tak seperti sekarang ini.
Setelah lelah ku hilang aku pulang segera. "wadah air sudah penuh semua sekarang aku makan dulu" gumam ku.
Ku buka tudung saji yang ada di meja, di sana hanya ada sedikit nasi yang tak sampai satu piring, dan sepotong tempe dengan sambal di cobek.
"Tak apa lah yang penting aku makan" lirih ku. Dengan 4 kali suap saja nasi di piringku sudah habis rasa nya tak terima makan hanya sedikit, tapi mau bagaimana lagi?
Aku segera mencuci wadah-wadah makanan yang sudah kosong, lalu aku segera mandi sebelum mama dan bapak pulang.
Setelah tubuh ku segar, aku menghidup kan api dapur yang akan kugunakan untuk memasak air dan nasi. Hanya iyu ya...hanya itu karna biasanya mama akan pulang membawa lauk.
Setelah selesai, aku pun kembali ke lamar rasa lelah membuatku merasa kenyang dengan nasi yang hanya sedikit tadi.
Aku tertidur karna kelelahan.
"Putri..." seru mama, yang memekakan telinga ku.
"Iya ada apa ma..?" tanya ku sembari mengucek mata.
"Kerjaan mu tidur...terus kerjaan yang lain nggak beres" omel mama.
"Nggak beres gimana ma? Ambil air sudah masak nasi sama rebus air juga sudah" jawab ku.
"Coba kamu lihat rumah yang begitu kotor bagaimana mau jadi istri kamu kalo penalas gitu?" kata mama yang terus saja nyerocos.
"Iya iyaaaa aku sapu sekarang" kataku sembari menyambar sapu.
Sudah beberapa hari berlalu Tajer tak terlihat batang hidung nya, bahkan ia tak lagi berjualan sayur di depan rumah.
"Eh Put...kang sayur kok nggak pernah ke sini lagi ya?" tanya mama saat kami berada di meja makan sedang sarapan bersama bapak juga.
"Ngapain nyari kang sayur, kamu punya hutang?" tanya bapak.
"Hus kalo ngomong jangan suka sembarangan biar hidup susah insya Allah aku nggak akan ngutang, kecuali terpaksa.
"Dia nggak akan berani ke sini lagi" sahutku.
"Kenapa? Apa yang sudah kamu lakukan sama dia atau kamu mengatakan hal yang tidak-tidak?" tanya mama yang mulai mancing keributan di pagi hari.
"Dia sudah punya istri dan anak jadi apa yang mama harapkan dari suami orang" jawabku dengan santai.
"Apa?!...kur*ng ajar awas saja kalo mama melihat nya lagi. Emang nya kamu tau dari mana?" tanya mama masih tak percaya.
"Kami sempat mampir ke rumah pria paruh baya yang menanyakan kabar anak juga istri nya" jelasku ke mama. Bapak yang hanya mendengar faham maksud perbincangan ku dan mama, namun bapak tak berkomentar selagi tak ada masalah.
...************* BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Ds Phone
padan muka emak nya
2025-05-02
0