Draft

MARVIN

Fatiyah membaca berulang ulang name tag di dada sebelah kiri laki laki yang sedang teliti mengobatinya. Ia berusaha meyakinkan dirinya kalau orang di depannya benar benar Marvin, tokoh yang Fatiyah benci.

Bukan tanpa alasan Fatiyah melakukan itu. Fatiyah masih merasa tidak percaya kalau dirinya masuk ke dalam alur cerpen. Apalagi perlakuan Marvin yang sangat perhatian padanya membuat dirinya tambah yakin kalau dia bener benar masuk ke tubuh Zara.

"Masih sakit?" tanya Marvin pelan sambil menatap wajah cantik Zara yang dari tadi tak lepas memandang wajahnya. Kuping Marvin merah merona dari tadi. Ia salah tingkah karena dipandangi Zara. Marvin tahu, ia melihat dari ekor matanya kalau Zara dari tadi memandangnya tanpa berkedip.

"Ah, mm ya gue gapapa. Terima kasih Vin. Gue, gue minta maaf udah ngerepotin elo. Gue, gue mm juga minta maaf bikin ya itu maksudnya Ranu marah gara gara elo nolongin gue Vin" ucap Fatiyah dengan hati hati memilih kata perkata yang diucapkannya. Hal itu dilakukan supaya Marvin tidak tersinggung.

Marvin tersenyum tipis. Dia mengusap puncak kepala Fatiyah beberapa kali. "Gue yang harusnya minta maaf ke elo. Maafin gue ya, gara gara gue elo harus kena imbas cemburunya Ranu"

"Mmm maaf Vin, bisa jauhin tangan elo dari kepala gue. Jujur gue ga nyaman. Maaf ya" pinta Fatiyah tak enakan.

Marvin tersenyum kaku. Ia langsung menarik tangannya kembali. Marvin tak sadar dari tadi terus mengelus puncak kepala Fatiyah. "Sorry sorry Zara. Udah bikin elo ga nyaman"

"Ah mm gimana ya. Bukan gitu maksud gue Vin. Gue cuma ga mau kalau Ranu salah paham lagi soal kita" aku Fatiyah.

"Sekali lagi, terima kasih udah bantu gue tadi. Gue, gue pergi dulu" Fatiyah buru buru turun dari brankar UKS.

"Ya sama sama. Gue anterin ke kelas ya. Kayaknya elo kesusahan buat jalan" tawar Marvin yang berusaha mencegah Fatiyah pergi.

Fatiyah melepaskan cengkraman tangan Marvin perlahan. Dia memasang senyuman karir di depan Marvin. "Ga usah sungkan sama gue Zara. Kita kan teman" rayu Marvin.

"haha ga sungkan kok. Cuma gue udah ditungguin sama temen gue di depan. Itu dia orangnya" tunjuk Fatiyah random saat dia melihat seoorang laki laki yang berjalan sendirian di luar UKS.

Fatiyah berjalan tertatih tatih keluar UKS. "Gue duluan ya Vin. Thanks"

Marvin hendak memanggil Zara kembali. Namun, dia terdiam saat melihat Zara merangkul bahu salah satu siswa laki laki yang sudah berjalan menjauh dari UKS.

"Siapa cowok itu?" gumam Marvin pada dirinya sendiri.

Disisi lain, Fatiyah terus menerus berjalan sambil merangkul Lengkara. Awalnya Lengkara ingin marah karena dia tiba tiba dirangkul perempuan yang tak dikenal. Namun, saat dia ingin menegurnya, Kara melihat cara jalan cewek asing itu yang tertatih tatih.

Setelah dirasa agak jauh dari UKS, Zara perlahan melepaskan gandengannya. Dia menatap cowok asing itu dengan tatapan minta maaf. "Maafin gue ya. Gue terpaksa gandeng gandeng elo tadi. Gue cuma ga mau jalan sama cowok yang di UKS" sesal Zara dengan suara pelan. Fatiyah menyodorkan tangannya ke arah cowok tersebut. "Kenalin, gue Zara, nama elo siapa?" tanyanya.

Kara masih menatap cewek yang tingginya lebih pendek darinya. "Kalau gue ga mau maafin, gimana?" goda Kara dengan senyum liciknya.

"Aaa ya ga gimana gimana sih haha" ucap Fatiyah yang kagok gara-gara uluran tangannya tak disambut oleh cowok tersebut. Fatiyah hanya bisa menampilkan tawa karir untuk memecah kecanggungannya.

"Yaudah, gue pamit deh. Terima kasih sekali lagi. Maaf ya, ya pokoknya gitu" Fatiyah hendak pergi dari hadapan cowok asing ini. Sebab, Fatiyah juga agak takut dengan tampilan cowok itu yang agak mmm apa ya namanya berandalan.

Baru saja ingin melangkah pergi, tangan Fatiyah tiba tiba dicekal oleh cowok itu. "Lengkara, nama gue Lengkara. Inget itu baik baik Zara" titahnya tegas.

"Besok bawain gue bekal makanan. Gue tunggu" Lengkara pergi meninggalkan Fatiyah yang masih termenung di tempat.

"Mati gue, tadi namanya Lengkara kan? Dia antagonis laki laki yang bakal mencoba ngebunuh Zara gara gara Ranu ngadu ke dia soal Zara yang ngejebak dirinya. Aduh gimana ini? Gue harus gimana? Ayo Fatiyah berpikir. Ga mungkin elo mati untuk kedua kalinya. Masa baru dikasih kesempatan hidup disini malah mati langsung" batin Fatiyah menggerutu.

"Apa gue masakin dia bekal aja ya. Siapa tahu dia kecantol sama gue. Jadi dia bisa dilihat gue kan. Pokoknya gue harus deketin Lengkara gimanapun caranya. Gue juga harus jauhin Marvin biar alur cerpen ga berjalan seperti semestinya. Gue harus buat ending Ranu bahagia. Harus!" tekad Fatiyah dalam hatinya.

Fatiyah kembali meneruskan langkahnya menuju kelas. Ia butuh mendinginkan kepalanya supaya bisa berpikir jernih. Fatiyah butuh merencanakan beberapa hal yang dapat membuat alur melenceng. Fatiyah bertekad akan merusak alur yang dibuat penulis laknat ini.

.

.

Bel masuk berbunyi. Semua siswa yang rajin atau murid npc berbondong bondong teratur masuk ke dalam kelas. Begitupun dengan para tokoh cerpen ini. Fatiyah tersenyum tipis saat dirinya sudah masuk ke dalam kelas. Ia menghampiri tempat duduknya sebentar. Lalu, mengambil tasnya. "Ranu, tukeran tempat duduk dong sama gue, please" pinta Fatiyah dengan nada memohon.

"Apa yang sebenarnya elo rencanakan Zara? Ga puas elo ngerebut perhatian tunangan gue. Sekarang elo mau ngerebut tempat duduk gue. Oh God! Gue ga tahu alau elo serakus itu" cibir Ranu sambil menopang pipinya dengan tangan kanannya.

Fatiyah menghela napas sejenak. "Ranu, gue udah bilang kalau gue ga ada niatan sedikitpun buat ngerebut Marvin dari elo. Gue minta elo tukar tempat duduk sama gue biar elo bisa duduk sama tunangan tercinta Lo. Kurang baik apa gue neng sama elo. Jadi orang curigaan banget" sahut Fatiyah dengan memutar bola matanya.

Ranu sebenernya tak percaya dengan omongan Zara. Bisa saja ini sebuah jebakan untuknya supaya Marvin makin benci padanya. Tapi, tawaran Zara ini benar benar menggoyahkan imannya. Dia benar ingin dekat dengan Marvin.

Terpaksa Ranu mengiyakan keinginan Zara. "Oke, gue terima tawaran elo. Awas aja kalau ini cuma jebakan buat gue. Gue bakalan buat perhitungan sama elo. Camkan itu Zara!" dengan dua jarinya Ranu membuat kode kode bahwa matanya akan terus memantau pergerakan Fatiyah melalui ekor matanya.

"Oke Ran, terima kasih. Senang berbisnis dengan anda" ucap Fatiyah mengabaikan tingkah Ranu yang absrud itu.

"Bocah bocah, untung gue punya stok sabar yang banyak. Kalau enggak udah gue selengkat kerongkongannya. Syukur elo tokoh kesayangan gue. Jadi, gue harus jadi ketua fanbase Ranvin (Ranu Marvin) nomer satu" keluh Fatiyah dalam batinnya.

Fatiyah meletakkan tasnya di kolong meja. Lalu, ia mengungkapkan badannya bertumpu pada meja.

Terpopuler

Comments

Ayari Khana

Ayari Khana

Keren parah!

2025-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 2
3 Draft
4 Empat
5 Lima
6 6 Enam
7 7 Tujuh
8 8 Delapan
9 Sembilan
10 10 Sepuluh
11 11 Sebelas
12 12 Dua belas
13 13 Tiga Belas
14 14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 17 Tujuh Belas
18 Zara Vs Papa Marvin
19 19 Spesial Lebaran
20 20 Zara Menjebak Ranu
21 21 Zara Menghindar
22 22 Lengkara Menyesal
23 23 Kita Putus!
24 24 Hisbi vs Lengkara
25 25 Mama dan Marvin
26 26 Lohan Tidak Sengaja
27 27 Rencana Fiks
28 Olahraga dan Basket
29 29 Masih Berlanjut
30 Saatnya Keluar Dari Karakter Zara
31 31 Susahnya Me-Time
32 Hisbi Berlayar
33 Revisi POV Ranu
34 34 Menuju Ulang Tahun Marvin
35 POV Zara di Ultah Marvin
36 Masih Di Ultah Marvin
37 Zara di Culik Pengawal Marvin (Lohan dan kejutannya)
38 Aku bisa jelasin...
39 Dunia Cerpen Ini Hanyalah Universe yang Lain
40 Boom!
41 Nyaris...
42 Tik Tok
43 Marvin Berpura Pura
44 Papa Marvin Datang
45 Gala dan Hasilnya
46 Sebelum Ulang Tahun Marvin Gala bertemu Mohidin (Papa Ranu)
47 Marvin Beraksi
48 Mereka Hampir Bertemu
49 Keluarga Mohidin
50 Gone!
51 Terakhir Sekolah
52 Pamit
53 Mohidin Vs Every Body
54 Zara Vs Zara
55 Identitas Mulai Terkuak
56 Sebelum Berita Viral Keluarga Carten
57 Zara Perlahan Terikat Takdir
58 Darah Bercerita, Zaraaaa
59 Ranu Kena Teror Sosok Misterius
60 Live Klarifikasi
61 Marvin dan Hisbi Berkoalisi
62 Biarkan tangan Kami yang kotor, Zara
63 Semua Semakin Runyam
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Satu
2
2
3
Draft
4
Empat
5
Lima
6
6 Enam
7
7 Tujuh
8
8 Delapan
9
Sembilan
10
10 Sepuluh
11
11 Sebelas
12
12 Dua belas
13
13 Tiga Belas
14
14 Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
17 Tujuh Belas
18
Zara Vs Papa Marvin
19
19 Spesial Lebaran
20
20 Zara Menjebak Ranu
21
21 Zara Menghindar
22
22 Lengkara Menyesal
23
23 Kita Putus!
24
24 Hisbi vs Lengkara
25
25 Mama dan Marvin
26
26 Lohan Tidak Sengaja
27
27 Rencana Fiks
28
Olahraga dan Basket
29
29 Masih Berlanjut
30
Saatnya Keluar Dari Karakter Zara
31
31 Susahnya Me-Time
32
Hisbi Berlayar
33
Revisi POV Ranu
34
34 Menuju Ulang Tahun Marvin
35
POV Zara di Ultah Marvin
36
Masih Di Ultah Marvin
37
Zara di Culik Pengawal Marvin (Lohan dan kejutannya)
38
Aku bisa jelasin...
39
Dunia Cerpen Ini Hanyalah Universe yang Lain
40
Boom!
41
Nyaris...
42
Tik Tok
43
Marvin Berpura Pura
44
Papa Marvin Datang
45
Gala dan Hasilnya
46
Sebelum Ulang Tahun Marvin Gala bertemu Mohidin (Papa Ranu)
47
Marvin Beraksi
48
Mereka Hampir Bertemu
49
Keluarga Mohidin
50
Gone!
51
Terakhir Sekolah
52
Pamit
53
Mohidin Vs Every Body
54
Zara Vs Zara
55
Identitas Mulai Terkuak
56
Sebelum Berita Viral Keluarga Carten
57
Zara Perlahan Terikat Takdir
58
Darah Bercerita, Zaraaaa
59
Ranu Kena Teror Sosok Misterius
60
Live Klarifikasi
61
Marvin dan Hisbi Berkoalisi
62
Biarkan tangan Kami yang kotor, Zara
63
Semua Semakin Runyam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!