....
" Semua tamu undangan yang hadir di malam ini, dengarkan aku dan jadilah saksi. Aku, King bagi seluruh kaum Merrmaid, Harlie Monachole Neptun!!"
"Menolak dengan sangat tegas, Yang Mulia Putri Lucy Daiana Lorddark's, sebagai Mateku--belahan jiwa yang telah ditakdirkan Dewa untuk ku!!"
Semua tamu undangan terkejut dan mulai membicarakan peristiwa besar ini. Semua mata tertuju kepada Lucy yang tersudutkan sebagai tersangka.
Lucy benar-benar gugup dan gelisah, ini terlalu menakutinya saat semua orang asik membicarakannya dengan raut wajah menyindir. Ia tidak suka saat mereka menatap seolah menyalahkannya.
"Jadi kabar tentang Tuan Putri yang mengirimi sapu tangan itu bukan gosip biasa."
"Tidak ku sangka Putri seorang Kaisar di tolak oleh Mate nya. Bukankah ini sangat memalukan dan akan menjadi aib bagi keluarga kerajaan?"
"Mungkin saja, itu karena Putri Lucy adalah Putri yang kejam. Dia kan keturunan Demon, pasti dia lebih kejam dati Lord Welliam."
"Mungkin ini alasan Baginda Lord Besar melarang Putrinya keluar Istana. Sungguh memalukan sekali."
"Atau bisa saja karen adia terlalu di manja jadinya tidak berguna."
Semua orang terus berbisik dan membicarakan Lucy, tanpa tahu keadaan yang sebenarnya. Mereka menilai sebelah mata sosok Lucy sebagai seorang Putri.
Tapi di Darkness World pasangan yang ditolak Mate nya berarti memiliki kecacatan ( tidak sempurna ) dalam hubungan, sehingga hal itu sering menjadi aib buruk bagi keluarga dan pasangan itu.
Lucy menatap sang pujaan hati yang masih menyulut tidak suka kepadanya, tidak kah perlakuan Harlie terlalu berlebihan?
"Kau tidak di inginkan olehnya."
Seketika semua menjadi gelap bagi Lucy, ia seperti berada di alam sadarnya yang begitu menekan batinnya.
"Dia tidak pernah ada untukmu."
"Dia bukanlah pangeran yang kau cari selama ini."
"Tidak, Harlie adalah Mateku."
"Tapi dia menolak mu. Dia tidak pernah menganggapmu sebagai belahan jiwanya...."
"Diam! Jangan hasut aku dengan opini kebohonganmu."
"Sudah waktunya kau sadar Lucy, siapa dirimu yang sebenarnya."
"Pergi, jangan ganggu aku!"
"Harlie, bukanlah matahari untukmu Lucy ...."
"Hentikan, aku sungguh tulus mencintainya."
Lucy menutup telinganya dari suara misterius yang menggema dipikirannya. Lucy tidak mau seperti ini, dia hanya ingin cinta yang tulus salahkah wanita sepertinya ingin di cintai juga?
Salahkah jika Lucy menginginkan seorang kekasih? Kenapa hanya dia yang tidak pernah bisa bahagia? Apa, kenapa, bagaimana caranya dia merubah kesakitan ini dengan senyuman rasa syukur.
Lucy kembali melihat suasana hall dansa menegangkan di dalam pesta. Dia mencengkram tangan Harlie dengan air mata permohonan bahwa semua ini hanya kebohongan.
"Tidak, Harlie katakan kepada mereka jika kau mencintaiku. Kumohon semua yang kau katakan itu tidak benar ...."
"Jangan sentuh aku!" Harlie menepis tangan Lucy, membuat ia diam dalam nestapa kekecewaan.
"Aku yakin kau tidak tuli, Lucy. Semua yang kukatakan bukanlah kebohongan, jadi pergilah! Tidak, aku ingin kau mati dan menghilang dari hidupku, Lucy! "
Lucy tidak dapat berkata apapun, ia merasa begitu sesak dan sangat tersakiti. Semua orang masih membicarakan dirinya dengan perasaan menyindir.
"Lari Lucy, pergilah. Lupakan dirinya, kau hanya akan terluka ..."
Tidak ....
"Dia tidak mencintaimu, lari Lucy!"
Tidak ini tidak benar.
"Pergi, cepat pergilah Lucy. Kau hanya akan menderita bersamanya!"
Hentikan! Kumohon hentikan.
Lucy menutup telinganya dengan perasaan ketakutan serta gelisah. Semua tatapan tajam semua orang dan pengakuan kebencian Harlie membuatnya jadi gugup.
Perlahan, Lucy berjalan mundur dengan perasaan yang begitu menggores hati.
"Pergi dari sini, karena Harlie bukanlah Mate untuk mu !!!"
"TIDAK !!!"
Lucy tida tahan dengan semua ini, sehingga Lucy berlari keluar
Meninggalkan tempat itu----membawa semua perasaan kekecewaannya dan semua rasa sakit yang terasa ingin membunuhnya.
Aletha yang melihat semua perlakuan tidak adil kepada Lucy mulai naik pitam, apalagi banyak rakyatnya yang memandang rendah dan menyalahkan Lucy.
Jika saja mereka tahu siapa yang salah, apa mereka masih berani bersilat lidah? Keadaan kian semakin rusuh, apalagi yang menjadi pusatnya adalah Putri kaisar yang selalu menjadi pujian di setiap pertumbuhannya.
"Tidak ku sangka, Tuan Putri yang secantik bintang pelita. Harus ditolak oleh Matenya sendiri, pasti dia hanyalah Putri manja sehingga menjadi ke cacatan dalam hubungannya. Sungguh mema-----"
Wanita yang berbicara tadi langsung diam saat sebuah pedang menyandra lehernya. Mereka lupa bahwa disana masih ada sang Ratu besar.
Aletha yang benci Adiknya di hina, membuatnya ingin sekali memotong lidah mereka yang berani berucap sombong.
"Beraninya kau menghina anggota keluarga kerajaan. Siapa kau?" Semua tamu undangan gemetaran saat merasakan aura kekuasaan Aletha---memenuhi ruang pesta dansa.
"Yang Mulia, mohon ampuni Putriku. Saya Jardion Scotlik, bangsawan Baron dari bangsa Witch. Saya mohon ampuni atas perlakuan buruk putri hamba, Yang Mulia."
"Ajari baik-baik Putrimu, dan juga jangan tunjukan dirimu dihadapan keluarga kerajaan!"
"Baik...baik Yang Mulia."
Aletha berjalan kearah Harlie, dia benar-benar marah saat semua perhatian Lucy terbayar dengan perasaan malu. Membuatnya ingin sekali memberi pelajaran pada pria bodoh yang menolak seorang Lucy.
P L A K !!
"Tidak seharusnya kau permalukan Lucy seperti ini Harlie. Mungkin mereka tidak tahu, tapi aku tahu semuanya."
"Lantas, apa yang ingin kau lakukan? Membunuhku? Atau menunjuk rasa ego mu yang tinggi seperti Tahlia? Kalian para Dewa selalu bertingkah sesukanya, bahkan Tuan ku tidak pernah mendapatkan keadilan di dunianya."
"Katastrofi terlahir dari harapan membunuh, dia bagian dari sihir hitam yang membawa malapetaka."
"Tapi bukan berarti, Tuan ku harus diasingkan!"
"Rupanya, kau jadikan Lucy sebagai pelampiasan amarahmu kepada kami."
"Ya, aku akan membuatnya menderita---membayar semua yang kalian lakukan pada Tuanku."
"Kau sungguh sudah dibuta kan oleh Katastrofi, bahkan di detik terakhirnya---dia tidak mengingatmu sebagai orang setianya."
"Jaga kata-katamu! Tuan ku sélalu menghargai yang kulakukan untuknya."
"Kalau begitu, kenapa kau tidak ikut mati bersamanya?"
"Aku tidak akan mati sebelum menghancurkan kalian!"
"Lakukan sesukamu, tapi ....," Aletha mendekatkan diri kepada Harlie. "Kau melupakan sesuatu hal besar dari sosok Lucy yang sebenarnya. Ingatlah, malam ini kau yang menolak takdir langit itu. Maka, jangan pernah menuntut apapun untuk memintanya kembali kepadamu!"
Harlie terlihat seperti tidak mengerti apa yang dikatakan Aletha. Sedangkan Aletha menarik diri, menatap dingin seorang Harlie.
"Karena Lucy, adalah pengecualian untuk memilih siapa yang layak untuk ia sebut Mate."
"Aku tidak perduli."
Mendengar ketegasan Harlie membuat Aletha berjalan pergi muak dengan keadaan disini. Melihat itu Queen Karolin menciba menahan Aletha agar bisa meluruskan permasalahan yang terjadi.
"Yang Mulia, mohon anda tidak pergi meninggalkan acara. Saya memohon kemurahan hati anda Yang Mulia, bukankah mereka adalah pasangan Mate yang telah di takdir kan To fos tou fengariou dan Tou iliako fos?"
"Tapi sepertinya, Putramu tidak menginginkan kehendaknya. Maka kami sebagai keluarga Kaisar memutuskan untuk memisahkan mereka! Dan untuk King Harlie, hingga Lord memutuskan sesuatu jangan pernah mendatangi kediaman Lorddark's."
"Yang Mulia Queen Althenia ..., kami sungguh tidak tahu mengenai ini. Mungkin saja mere----"
"Keputusan sudah bulat, atas perlakuan King Harlie, pihak Kaisar tidak bisa merestuinya. Dan untuk semua kaum Darkness World, siapapun yang menghina dan menyebarluaskan kejadian ini---mereka akan dianggap pemberontak!" Kemudian Aletha pergi begitu saja mengabaikan panggilan Queen Karolin.
Sedangkan semua tamu undangan hanya mampu diam menutup mata dan mulut dari pada harus berurusan dengan pihak kerajaan.
"Harlie kau mengacaukan pestanya, kenapa tidak bilang kepada Ibunda kalau kau adalah mate Tuan Putri?"
"Aku tidak mencintainya!"
"Putraku, kau tidak tahu bala apa yang sedang kau tanam hari ini. harusnya kau bersyukur, karena kau bisa hidup setelah pengampunan Queen Alicia. Jangan pernah berhubungan dengan Carlitos atau Dewa Malapetaka itu!"
"Terserah Ibu." Harlie meninggalkan hall dansa. Sedangkan Queen Karolin merasa pusing dengan tingkah Putra satu-satunya ini.
---.•° 🍁 °•.---
Lucy melakukan teleportasi menuju pintu utama Lucifer Kingdom. Dengan perasaan yang bercampur aduk dia tuah-ruah kan segala kesedihan dan penderitaannya.
Berlari menelusuri lorong istana menuju kediamannya, Aletha berlari mengejar Lucy yang masih mengabaikannya. Saat Lucy membuka paksa pintu ruang keluarga.
Perhatian Welliam dan kedua orangtuanya tertuju pada tingkah Lucy yang tidak seperti biasanya. Apalagi Lezzy melihat Putrinya tengah menangis, sedangkan Aletha masih terus berteriak memanggil Lucy.
"Aletha ada apa?" Welliam menahan Aletha, memintanya untuk menjelaskan semua yang terjadi.
Aletha terlihat kebingungan untuk menjelaskannya bagaimana, karena ia yakin kedua pria Demon ini akan segera membekukan lautan Neptuna jika tahu yang sebenarnya.
"Aletha?"
Aletha mengambil nafas panjang sebelum akhirnya menjelaskan semuanya. " Ini mengenai pasangan mate---Lucy ...."
.
.
.
*Castle Estylle
~Kediaman Lucy.
Lucy menutup kasar pintu kamarnya membuat semua pelayan yang ada di dekat lorong kediamannya terheran-heran. Habisnya, sejak pagi sikap Tuan Putri mereka sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya.
Dibalik pintu kamar, Lucy masih setia berdiri---bersandar pada pintu mencoba menangis sejadi-jadinya, mempertanyakan kenapa dan ada apa dengan nasibnya yang selalu saja menyedihkan.
Lucy sudah tidak tahan lagi harus bagaimana, semua cara sudah ia lakukan untuk bertahan dan berharap bahwa semua akan baik-baik saja jika dia masih mencintainya.
Tahukah? Setiap malam dia berdoa, mengukir harapan terdalamnya bahwa dia juga berhak di cintai seseorang. Salahkah dia jika dia iri dengan kedua orangtuanya dan kakaknya?
Salahkah dia jika dia terus bersikap bodoh agar diperhatikan? Sedangkan di dunia kegelapan ini setiap mahluk hanya dapat memiliki 1 pasangan Mate. Lalu bagaimana dengannya yang di tolak dengan sangat memalukan!
Pada siapa dia akan berbagi kasih sayang ini? Pada siapa dia akan bahagia? Pada siapa dia akan mengukir keluarga impiannya? Harus ke pada siapa?!
Dewa dan takdir pun tidak berpihak kepadanya, mengutusnya berkali-kali untuk disakiti. Tapi sungguh Lucy hanya sebagian angin yang tak kasat mata untuk di dilihat, ia hanya sebagian air yang tak dapat di genggam, dan dia hanya sebatas api yang tak dapat di sentuh.
"Kau terlahir untuk melewati penderitaan ini Lucy. Kau tidak berhak menolak pada takdirmu, kau harus sadar rasa sakitmu adalah awal dari kebangkitan mu."
"Diam! Siapa kau hingga berani mengusik ku?"
Suara wanita itu kembali terdengar lagi, seakan sosok tak kasat mata itu terus menghantui Lucy. Suara yang tidak pernah ia dengar sebelumnya selama ia hidup.
Lucy berjalan mencari sosok yang berbicara itu, tapi di kamar gelap tanpa cahaya lampu ini hanya dia seorang tidak ada siapa-siapa lagi.
"Kau terlahir untuk menjadi Ratu dihati para Raja. Harlie hanyalah pilihan kecil dari pasanganmu yang sebenarnya Lucy."
Lucy diam terbungkam, saat bayangannya di cermin dapat berbicara dan bergerak layaknya sosok lain dari diri Lucy. Matanya yang begitu merah menatap dengan tatapan tajam.
"Kau dan dia, tidak akan pernah bisa bersama."
"Tidak, Harlie..Harlie adalah Ma---"
"Mate? Berapa kali lagi harus dikatakan, bahwa dia bukanlah Matemu. Harlie hanyalah cinta pertama yang tidak akan pernah bisa kau miliki, karena dirimu bukanlah Putri biasa. Kau tidak akan pernah bersanding dengan seorang kaum rendah sepertinya."
"Diam!!"
"Lupakan dia, karena para Dewa pun tidak akan merestui itu, Vaselli-----"
"Hentikan! Kumohon hentikan semua ini, kenapa? Kenapa Dewa pun tidak bisa bersikap adil untukku, KENAPA?!!"
PRANG!!
Lucy menghancurkan cermin besar dihadapannya. Berharap sosok itu segera menghilang, semua barang diatas meja riasnya harus terhempas jauh saat Lucy melampiaskan semua amarahnya.
"Aaa--hiks!! Aku benci dengan semua ini."
Lucy begitu lelah dan sangat muak dengan semua permainan menyakitkan ini, kenapa hanya dia yang tidak bisa menjadi seorang Putri di sebuah dongeng yang selalu berkisah bahagia?
Seakan dia seekor burung yang patah sayap di sangkar megah. Berusaha menggapai langit namun angkasa menolaknya, mencoba bersandar pada alam tapi daratan mengasingkannya, dan seakan ingin berbagi kisah pada lautan tapi air mengabaikannya.
Ia adalah hal yang sangat butuh jawaban, terkadang Lucy tertawa menyedihkan saat semua sikap Harlie adalah sebuah dendam yang harus merenggut kebahagiaanya.
Lantas, apakah ia adalah karma dari orangtuanya dulu?
"Semuanya bohong! Aku tidak ingin lagi jatuh cinta, aku tidak mau merasakan kepedihan ini lagi, hiks."
Lucy menghancurkan susunan buku perpustakaan mininya, yang berisikan koleksi cerita dongeng semasa kecilnya.
Selama ini ia bisa bertahan karena semua harapannya terkuat dari buku yang selalu menjadi teman malam untuknya. Meski ia pun tahu, bahwa sebenarnya ia tidak punya kesempatan untuk memilikinya.
Tapi sungguh, adakah kalian yang tidak punya harapan---bahwa cinta pertama kalian bisa merasakan dan membalas perasaan tulus yang selalu terbungkam di dalam hati.
Namun kini, semua harapan itu telah hilang, kepercayaannya mulai mengkabur saat kata penolakan itu masih terus merajam hatinya dengan begitu tersiksa.
"Aku benci dengan diriku sendiri, hiks ...., aku benci harus menjadi seorang Putri yang tertawan, hiks."
Lucy memilih untuk membakar semua buku-buku yang ada disini, sebuah kisah dongeng yang selalu bunya katakan bahwa setiap Putri akan memiliki kisah bahagianya sendiri, tapi Lucy sudah cukup bersabar dengan semua kisah fiksi itu.
Bahwa dirinya tidak akan pernah bahagia. Lucy mencengkram kuat kerah gaunnya seakan meminta hatinya yang terus berdenyut perih segera berhenti.
Ia masih menangis sakit ditengah kobaran api yang mengelilinginya---yang ikut terbakar seperti buku yang terkikis menjadi abu, membawa kesadarannya yang kian mulai hilang.
"Lucy !!" Lezzy berteriak histeris saat melihat bilik kamar Putrinya telah direnggut kobaran api---sungguh ia tidak menyangka betapa menderitanya Putri kecilnya.
Fedrick membawa Lucy keluar kamar sedangkan Welliam memadamkan api yang ada di kamar Adiknya, mereka tidak menyangka Lucy yang selau terlihat ceria begitu sangat depresi dengan kenyataan ini.
Dan Welliam berjanji akan membuat Harlie menyesali perbuatannya kepada Adik tersayangnya.
Lezzy mendekap Putrinya, ia kecup sayang dan begitu terlihat prihatin. Aletha telah menceritakan semua yang terjadi kepada Lucy, dan sungguh ia tak menyangka Putrinya telah lama menanggung semua beban itu.
"Maafkan Ibu Lucy, harusnya Ibu mengatakan yang sebenarnya kepadamu seiring kau beranjak dewasa ...."
----°°• 🍁 •°°----
Yo Author, minta maaf jika kalian kecewa dengan Update nya. tapi disini Author ada 2 cerita yang harus di Up sehingga membutuhkan waktu untuk membuat kedua cerita tersebut.
Author harap kalian mengerti, terimakasih banyak sudah menanti. Akan di usahakan Up 2-3chapter ❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
꧁◇࿌ེེྂ_Pasulow_࿌ེེྂ◇꧂
Nyanyi bareng ak yu 😭
.
Mungkin sang fajar dan sayap sayap burung patah
Menyaksikan kita berseteru
Slalu tak pernah damai ~....
.
Mungkin cinta ku terlalu kuat dan menutupi
Jiwa yg dendam akan keras mu
Sehingga kita tak bersama (ganti lirik lah dulu ma ak)
.
2020-12-25
2
danur
sakit, baru juga awal episode. kena banget sakitnya. siapa saja 😭😭😭😭 butuh tisu🤧🤧🤧
2020-11-24
1
Keke
author tunjukin dong foto aletha,weliam,lucy,sofia fedcrik,dan lezzy
2020-10-14
3