episode 4

Dilihatnya kebawah dengan penuh kebingungan, kemudian ia mendengar teriakan teman teman asramanya "Terima, terima, terima." Di iringi dengan tepuk tangan yang meriah, dan musik biola dimana mana.

Fani dengan ketidak pahaman nya berbalik bertujuan untuk menanyakan ada apa yang terjadi pada orang- orang pun mengurungkan niatnya setelah ia melihat temannya Tasya yang tiba-tiba keluar dari kamarnya.

Tasya melihat Fani yang dari tadi melihatnya dengan wajah penuh Tanya, seakan Tasya mengerti. Dengan wajah bingung, Tasya mengedipkan kan bahunya tanda tidak paham sama sepertinya.

Tiba - tiba ia mendengar salah satu gadis disitu berkata "Yah ampun, romantis sekali cowonya, kenapa dia tidak terima saja cintanya padahal cowo itu sudah berkorban, nahan malu didepan umum, jika sampai di tolak maka di kampus akan benar-benar heboh soal ini, dan di susul tertawa oleh yang lainnya."

Kemudian Fani berdecak kesal, "Astaga apa yang aku lakukan berdiri di tengah malam hanya untuk melihat hal- hal yang tidak masuk akal seperti ini benar benar tidak tau malu mereka, ah menyebalkan harusnya aku sudah tidur dari tadi." Ia langsung masuk ke dalam kamarnya.

Di Negara Y

Pukul sebelas malam di sebuah Bar elit khusus orang orang kaya dengar kerlap- kerlipnya lampu, disko dan bau minuman dimana-mana terdapat banyak gadis seksi, yang terlihat sedang menggoda para pria hidung belang, perempuan seksi itu masuk dan membawakan minuman ke salah satu ruangan VVIP Bar.

"Kamu benar akan pergi besok ?" Tanya seorang gadis cantik dengan lekukan tubuh yang menggoda yang memasang wajah cemberut.

" Hmm. " Jawab pria itu.

"Tidak bisakah kau disini saja menemaniku sayang, kata gadis itu dengan nada yang menggoda dan sesekali memainkan tangannya di atas dada pria itu.

Pria itu melihat ke arah gadis seksi itu dengan senyum menghina dan penuh arti.

"Kamu pikir kamu siapa berkata seperti itu ******, kamu tidak pantas mengaturku kau bukan siapa siapa aku, lalu ia berjalan mendekat gadis itu wajah mereka benar benar dekat , kemudian ia berkata

"Jika kau tidak ingin mati maka menurut lah aku tidak membutuhkan ****** murahan sepertimu jadi jangan main - main denganku tempatmu sangat jauh di bawahku kamu harus ingat itu dan oh ya aku beri kau waktu satu bulan untuk mencari tau semuanya, jika kau tidak mendapatkan apa yang aku mau , maka katakan selamat tinggal." Katanya sebelum pergi meninggalkan gadis itu.

"Ahhh sial." Ucap gadis itu penuh emosi dan langsung melempar gelas minumnya yang di pegangnya.

Setelah meninggalkan bar, pria itu masuk ke mobil sport putih miliknya kemudian menuju rumah orang tuanya.

Ia harus berpamitan kepada orangtuanya karena takutnya jika besok baru ia berpamitan maka akan memakan waktu, lagi pula sangat jauh jika ia harus berangkat dari rumah orang tuanya, makanya ia memutuskan untuk berpamitan malam ini kemudian pulang ke apartemennya sendiri.

" Malam Ma. " Ucapnya.

"Malam sayang , kenapa baru datang apa kamu sudah menyiapkan semua untuk berangkat besok." Tanya wanita yang sudah berumur namun masih terlihat cantik itu.

" Sudah Ma, dimana Ayah dan Imel. " Tanya pria itu kembali.

"Ada di kamar paling sebentar lagi turun, imel sudah tidur. Lagian kenapa kamu datangnya malam sekali , sudah makan atau belum ? " Tanya wanita itu.

"Sudah Ma."

Setelah berapa lama tampaklah seorang pria paru baya namun masih tetap tampan, yahh dia adalah Sam Edward suami dari Isabella Edward dan Ayah dari Shawn Edward dan Imel Edward.

"Kamu sudah siap." Tanyanya pada anak lelaki kebanggaannya.

" Sudah pa. " Jawab shawn dan berjalan sambil mengambil minum.

"Ingatlah ini pilihan kamu untuk lanjut kuliah, tapi jangan sampai lepas tanggung jawab soal perusahaan. " Tegasnya pada Shawn.

"Iya pa aku mengerti." Sahut Shawn dan langsung duduk di sofa ruangan itu.

"Kamu nanti tinggal sama Kakek atau di apartemen. " Tanya Ayahnya.

"Sepertinya di apartemen yah, aku tidak ingin tinggal di rumah Kakek, nanti terus - terusan di atur oleh Oma." Sahut shawn kala mengingat masa masa ia mendapatkan paksaan dari Omanya yang tidak ia sukai, dan sialnya ia tidak bisa melawan karena mulai dari Kakek, hingga orang tuanya sangat takut pada beliau.

"Baiklah itu pilihan kamu, Ayah akan selalu mendukung asalkan, kamu tidak merugikan diri sendiri dan keluarga kita." Tegas Ayahnya.

Sam Edward adalah sosok yang sangat bijaksana dalam mengambil keputusan, tapi jangan salah ia juga benar -benar akan keluar batas jika ada yang mengganggu ketenangan keluarganya, sekalipun anggota keluarganya sendiri yang melakukan hal itu .

" Baik, Ayah tidak usah khawatir aku bisa jaga diri." Sahut Shawn.

Semua keluarganya tidak tau kalau Shawn adalah seorang pria yang benar benar gila jika tidak berada di lingkaran keluarganya, dan dia sangat pintar menutupi kebusukannya itu.

"Aku pulang yah Ayah, ma, takut besok kesiangan soalnya pagi pagi harus ke bendara , katanya sambil berjalan memeluk dan mencium pipi wanita yang sangat dicintainya , kemudian memeluk ayahnya."

" Hati hati yah nak, ingat untuk selalu kabari mama yah." Kata Isabella dan di anggukan oleh Shawn.

Satu jam perjalanan akhirnya ia tiba di apartemennya, semua sudah di siapkan oleh asistennya, mulai dari pakaian, tiket dan pasportnya.

Ia membuka bajunya kemudian langsung menuju kamar mandi dan mandi, setelah itu ia tidur karena waktu sudah menunjukan angka dua dini hari.

Pukul tujuh pagi, Ia mendengar telefonnya berdering dan langsung bangun karena marah, siapa yang sudah mengganggunya saat tidur, dilihatnya ternyata Mamanya menelfon.

" Halo ma , ada apa. " Jawabnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

" Ya ampun kamu belum siap, ini tinggal setengah jam lagi, kamu jadi berangkat tidak sebenarnya." Kata Isabella.

"Ah iya ma, ini lagi siap siap kalau begitu aku tutup yah." Jawabnya dengan lembut lalu menutup telfon.

Sial berani beraninya dia tidak menelefonku liat saja kau, tiba -tiba ia menelfon asistennya dengan penuh amarah.

"Kenapa kau tidak membangunkanku , dasar bodoh begini saja tidak becus, kau saya pecat." Katanya langsung memutuskan telefon

Disisi lain asistennya tampak panik. " Astaga apa aku benar - benar di pecat? kan dia sendiri yang mengatakan untuk tidak menelefonnya dan mengganggunya, ahhhhh bagaimana ini." Kata pria itu frustasi.

Shawn sudah siap dan sekarang sudah berada di bandara , tinggal 5 menit lagi ia harus berangkat, tapi sialnya ia harus menunggu adIknya Imel, karena Imel ingin mengucapkan salam perpisahan sebelum Kakak tersayangnya pergi.

"Kakak , teriak gadis cantik itu dari belakang langsung memeluk Shawn.

Shawn langsung mencubit pipi adik kesayangannya itu "Kau tidak bisa pelan-pelan yah Kakak tidak tuli, lagian kenapa kamu lama sekali Kaka sudah hampir telat berangkat."

" Iyaiya maaf, yah udah hati hati yah kak sampai ketemu lagi, kata Imel pada Shawn.

"Ok, kamu pulang hati hati."

"Siap bos."Kata Imel sambil tersenyum.

Tbc ... 🌵

Terpopuler

Comments

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

ya ampun nggak telfon aja lgsg dipecat

2021-04-03

0

DD😇

DD😇

HEEMMMM... MASIH SAMAR NIH... BLUM KELIATAN SIAPAKAH DONATUR ITU

AYOOO GANBATE THOR😀😀😀😀😀

2020-11-13

2

Anonymous

Anonymous

yaelah thor , kirain buat si fani😂

2020-09-17

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!