4 kamu akan pilih siapa?2

"Mas, baju siapa ini?" tanya Anita dengan nada menyelidik.

Arman melirik ibunya dan mengedipkan mata. "Wah, dia pasti menyembunyikan sesuatu. Oke, aku bantu, tapi ada kompensasinya," pikir Laksmi dalam hati.

Laksmi menepuk jidatnya. "Astaga, Ibu lupa! Ini baju Ibu. Kemarin Arman membelikannya untuk Ibu. Dia kan anak yang berbakti. Sudahlah, jangan ada yang protes. Kita doakan saja semoga rezeki Arman semakin melimpah," ujar Laksmi sambil membela Arman.

Arman merasa lega karena ibunya bisa diandalkan. "Sudah jelas, kan? Sudah siang, aku mau berangkat dulu," kata Arman sambil mengenakan sepatunya.

Anita membantu Arman mengenakan sepatu, lalu mencium tangannya dan mendoakannya. Itu adalah kebiasaan Anita setiap pagi. Sebenarnya, Laksmi senang melihat Arman diperlakukan seperti itu, tetapi sayangnya, menurutnya, Anita adalah istri yang tidak berguna karena bukan wanita karier.

Setelah membereskan rumah, Anita masuk ke kamar dan mulai menulis cerita bersambung. Senyumnya merekah saat melihat jumlah pembacanya semakin bertambah. Ternyata, banyak yang menyukai ceritanya. Dengan keterbatasan kosakata yang dimilikinya, ia tetap menulis dengan bahasa sehari-hari. Awalnya, ia mengira gaya bahasa seperti itu tidak akan diminati, tetapi ternyata banyak pembaca yang justru menyukainya. Dalam ulasan, banyak yang memuji kesederhanaan dan kemudahan bahasanya.

Siang hari, terdengar ketukan di pintu. Anita bergegas membukanya dan melihat Lestari, adik Arman yang kuliah di kota.

"Tari, kamu libur?" tanya Anita.

Namun, wajah Lestari terlihat masam. Ia tidak menjawab dan langsung mengetuk pintu kamar ibunya.

Laksmi keluar dengan wajah masam dan mata masih berbelek.

"Tari, kenapa kamu pulang? Apa kamu libur?" tanya Laksmi.

"Aku ambil cuti, Bu. Aku mau di rumah dulu," jawab Lestari.

"Oke, tapi nanti kamu sekamar dengan Salma, ya."

"Aku tidak mau, Bu. Aku mau kamar sendiri."

"Tapi kamar kamu sudah digunakan Kakak Dewi."

"Aku tetap mau kamar sendiri, Bu. Titik." Lestari bersikeras.

"Anita!" teriak Laksmi.

"Apa, Bu?" jawab Anita.

"Sekarang kamu bereskan kamar Amira. Pindahkan semua barangnya ke kamar kamu."

Anita terkejut dengan keputusan ibu mertuanya. Memang benar ini rumah mertuanya, tetapi semua kebutuhan rumah ditanggung oleh Arman, suaminya. Berkali-kali Anita meminta Arman membeli rumah sendiri, meskipun sederhana, tetapi selalu ditolak. Alasan utamanya adalah karena ibunya melarang, dan bagi Arman, larangan ibunya adalah sabda yang harus diikuti.

"Nanti aku tanyakan dulu ke Mas Arman, Bu," ucap Anita, tidak mau mengambil keputusan sendiri. Bagaimanapun, Amira sudah remaja, tidak pantas jika tidur bersama orang tuanya.

"Ngapain harus menunggu Arman? Arman itu anakku. Dia pasti mengikuti apa yang Ibu ucapkan!"

"Tapi, Bu..."

"Tidak ada tapi-tapi! Cepat lakukan apa yang Ibu perintahkan!" bentak Laksmi.

Lestari menyeringai puas. Sejak kuliah, ia tidak menyukai Anita entah karena alasan apa.

Dengan berat hati, Anita mulai membereskan kamar Amira. Perasaan sedih menyelimutinya. Ia selalu merasa disisihkan. Apa salahnya menjadi ibu rumah tangga? Kenapa keluarga mertuanya sangat membenci ibu rumah tangga? Kenapa mereka meremehkan pekerjaan yang tidak pernah habis ini? Apakah ibu rumah tangga dianggap tidak bisa menghasilkan uang?

Namun, Anita memiliki pemikiran yang lebih maju. Ia adalah seorang penulis daring. Dulu, ia sering mengikuti lomba menulis cerpen, tetapi karena keterbatasan ekonomi, ia tidak bisa melanjutkan sekolah. Tidak sekolah bukan berarti tidak belajar.

Baru dua tahun terakhir ia mulai menyalurkan bakatnya, itupun setelah berjuang keras mengumpulkan uang dari Arman. Ia mulai menulis secara daring, dan bulan ini, perjuangannya mulai membuahkan hasil.

"Bu, kenapa kamarku ditempati Ate?" tanya Amira pada Anita.

Anita mengelus kepala Amira. "Nanti Ibu tanyakan ke Bapak kamu, bagusnya bagaimana. Tadi Nenek menyuruh Ibu membereskan kamar kamu dan memindahkan barang-barangmu ke kamar Ibu untuk sementara," ucapnya lembut.

"Bu, kenapa bukan Salma saja yang tidur dengan ibunya? Kalau aku tidur di kamar Ibu, kan, tidak mungkin. Atau aku tidur di ruang tamu saja, Bu. Barang-barangku kutaruh di kamar Ibu," ujar Amira yang sudah memahami ketidakadilan neneknya terhadap ibunya.

Mata Anita berkaca-kaca mendengar ucapan Amira.

"Ibu tidak akan membiarkanmu tidur di ruang tamu. Lebih baik Ibu mencarikan kos putri untukmu daripada kamu tidur di ruang tamu. Kamu anak gadis, Ibu tidak akan membiarkan itu terjadi," ucap Anita dengan tekad bulat. Ia ingin melihat bagaimana sikap Arman nanti.

"Oh iya, Bu. Kalau mau kos, aku ada tempat, khusus akhwat. Ada pembinaan dari ustazah juga. Tapi biayanya mahal, Bu," kata Amira.

"Berapa, Sayang?" tanya Anita.

"Satu juta lima ratus ribu rupiah, Bu," jawab Amira.

"Kalau kamu mau, Ibu akan usahakan, Nak," ujar Anita sambil mengelus kepala Amira.

"Apapun keinginanmu, akan Ibu usahakan, Sayang," tekad Anita dalam hati.

sore hari

Arman baru saja pulang kerja. Wajahnya kusut, matanya letih seperti menanggung beban yang tak pernah benar-benar usai. Anita segera membukakan pintu, menyambutnya dengan senyuman hangat, meski hatinya sedang penuh tanya.

"Mas mau makan dulu atau mandi?" tanyanya lembut, berusaha menyembunyikan kegelisahan yang bersemayam.

Arman tersenyum tipis. “Aku mandi dulu, habis itu makan, ya.”

“Air hangat sudah kusiapkan,” sahut Anita cepat. “Sekarang aku ke dapur, mau siapkan makan malam buat Mas.”

Ia melangkah ke dapur dengan cekatan. Hatinya sibuk menyusun kata. Ini bukan kali pertama ia harus memilih waktu yang tepat untuk bicara. Tapi setiap kali begitu, tetap saja degup jantungnya berpacu lebih kencang.

Selesai mandi, Arman duduk di meja makan. Aroma tumis kangkung dan ayam goreng kesukaannya menggoda selera. Anita duduk di seberangnya, memperhatikan wajah suaminya yang mulai sedikit rileks.

Dan ketika semua tampak tenang, Anita menghembuskan napas perlahan. Inilah saatnya.

“Mas…” panggilnya pelan, “aku ingin Amira punya kamar sendiri. Mungkin… kamu bisa bicarakan dengan ibunya Salma, supaya Salma kembali ke sana?”

Arman mengerutkan kening. “Loh, memangnya kamar Amira kenapa?”

Anita menunduk sebentar, mencoba menahan gejolak emosi. “Ditempati Lestari. Dan aku disuruh Ibu mindahin semua barang Amira ke kamar kita.”

Hening. Kalimat itu seperti lembaran kertas yang jatuh perlahan tapi meninggalkan bunyi keras di hati Arman. Ia tak langsung menjawab. Matanya menerawang, pikirannya entah ke mana.

“Kalau begitu, kenapa bukan Salma saja yang satu kamar dengan Dewi?” gumam Arman, lebih seperti bicara pada dirinya sendiri.

“Aku juga berharap seperti itu…” suara Anita makin lirih, “tapi Ibu tetap bilang begitu. Titah.”

Arman masih diam.

Anita menatap wajah suaminya, mencari sesuatu di sana—ketegasan, keberanian, keberpihakan.

Dalam hati, Anita bertanya, untuk kesekian kalinya, “Mas… sampai kapan aku harus terus mengalah? Apa Amira akan terus jadi yang disingkirkan? Dan Mas… akan tetap diam?”

Tak ada air mata di wajah Anita. Tapi hatinya retak. Berkeping-keping dalam diam yang menyesakkan.

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf 🤎ˢʰᵉʸₙᵤᵣ𝒻ₐ₳Ɽ💔

❤️⃟Wᵃf 🤎ˢʰᵉʸₙᵤᵣ𝒻ₐ₳Ɽ💔

keluarga macam apa ini,,semmua penghuninya g beres..sabar sabar y Anita Amira

2025-04-15

0

Nailott

Nailott

ayo anita,serang Arman ,pilih mana salma atau amira

2025-04-26

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

keluarga toxic seperti ini

2025-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 suami ku pilih kasih
2 beli HP baru
3 3 dia anak mu bukan
4 4 kamu akan pilih siapa?2
5 Perkara kamar Amira
6 Keributan kecil
7 apkah aku siap melepaskan nya
8 BARU TAHU PUSINGNYA JADI IRT
9 2 SUDUT PANDANG
10 SEDIKIT KEKACAUAN
11 aku milih siapa
12 AWAL DARI SEBUAH AKHIR
13 SIAPA YANG BEBAN KELUARGA
14 BAU-BAU PERSELINGKUHAN
15 MENCARI FAKTA
16 MENEMUKAN FAKTA
17 DRAMA MOGOK MAKAN
18 ARMAN MEMINTA MAAF
19 ROMATIS YANG SEMU
20 BIANKA KE RUMAH ARMAN
21 ARMAN BINGUNG
22 SYARAT POLIGAMI ANITA
23 POLIGAMI
24 BERCERAI
25 hari pertama tanpa anita
26 KEKACAUAN arman
27 KURANG MEMBERI PENDIDIKAN
28 aksi nekad dewi
29 ADZAB APA UJIAN
30 FITNAH YANG KEJI
31 Semua salah anita
32 keluarga yang diberkahi???
33 wanita yang memastikan semua lancar
34 KALAU SUDAH TIDA BARU TERASA
35 tuhan apa salahku
36 Amira pulang
37 akhirnya Arman menikah
38 tabunganku untuk hidupku mas
39 apakah ini yang disebut berkah
40 kembalikan air susu ku
41 OB nya bos
42 tenang ada aku
43 jomlo akut
44 ANITA DI PECAT
45 hay pembaca
46 kehamilan yang berbeda
47 terbongkar
48 DEWI MENGHADAPI POLIGAMI
49 bianka mulai beraksi
50 terimakasih bianka
51 pernikahan Anita dan hilman
52 pernikahan Anita 2
53 malam pertama anita
54 pagi pertama anita dan hilman
55 amira di culik
56 kemarahan hilman
57 surya
58 kencan pertama lestari
59 bab mengecewakan
60 main ps aja
61 assalamu'alaikum nyonya
62 kecelakaan
63 transfusi darah
64 fakta terungakap
65 fakta terungkap
66 kisah wiryawan dan maharani
67 pertemuan
68 pada akhirnya wanita akan cantik
69 melamar lestari
70 Skak Mat
71 tidak tahu umur anak
72 perusahaan banyak hutang
73 almira grup
74 maharani diculik
75 maharani wanita tangan besi
76 akhir dari dewi
77 dianggap pamer
78 bianka melahirkan
79 bulan madu anita
80 nasib feri
81 akhirnya arman...sad episod
82 tamat
Episodes

Updated 82 Episodes

1
suami ku pilih kasih
2
beli HP baru
3
3 dia anak mu bukan
4
4 kamu akan pilih siapa?2
5
Perkara kamar Amira
6
Keributan kecil
7
apkah aku siap melepaskan nya
8
BARU TAHU PUSINGNYA JADI IRT
9
2 SUDUT PANDANG
10
SEDIKIT KEKACAUAN
11
aku milih siapa
12
AWAL DARI SEBUAH AKHIR
13
SIAPA YANG BEBAN KELUARGA
14
BAU-BAU PERSELINGKUHAN
15
MENCARI FAKTA
16
MENEMUKAN FAKTA
17
DRAMA MOGOK MAKAN
18
ARMAN MEMINTA MAAF
19
ROMATIS YANG SEMU
20
BIANKA KE RUMAH ARMAN
21
ARMAN BINGUNG
22
SYARAT POLIGAMI ANITA
23
POLIGAMI
24
BERCERAI
25
hari pertama tanpa anita
26
KEKACAUAN arman
27
KURANG MEMBERI PENDIDIKAN
28
aksi nekad dewi
29
ADZAB APA UJIAN
30
FITNAH YANG KEJI
31
Semua salah anita
32
keluarga yang diberkahi???
33
wanita yang memastikan semua lancar
34
KALAU SUDAH TIDA BARU TERASA
35
tuhan apa salahku
36
Amira pulang
37
akhirnya Arman menikah
38
tabunganku untuk hidupku mas
39
apakah ini yang disebut berkah
40
kembalikan air susu ku
41
OB nya bos
42
tenang ada aku
43
jomlo akut
44
ANITA DI PECAT
45
hay pembaca
46
kehamilan yang berbeda
47
terbongkar
48
DEWI MENGHADAPI POLIGAMI
49
bianka mulai beraksi
50
terimakasih bianka
51
pernikahan Anita dan hilman
52
pernikahan Anita 2
53
malam pertama anita
54
pagi pertama anita dan hilman
55
amira di culik
56
kemarahan hilman
57
surya
58
kencan pertama lestari
59
bab mengecewakan
60
main ps aja
61
assalamu'alaikum nyonya
62
kecelakaan
63
transfusi darah
64
fakta terungakap
65
fakta terungkap
66
kisah wiryawan dan maharani
67
pertemuan
68
pada akhirnya wanita akan cantik
69
melamar lestari
70
Skak Mat
71
tidak tahu umur anak
72
perusahaan banyak hutang
73
almira grup
74
maharani diculik
75
maharani wanita tangan besi
76
akhir dari dewi
77
dianggap pamer
78
bianka melahirkan
79
bulan madu anita
80
nasib feri
81
akhirnya arman...sad episod
82
tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!