Setelah pertemuan dengan Daddy-nya, Alex kembali ke mansion pribadi miliknya, merasa frustasi dan bingung.
Untuk meluapkan kekesalannya sejenak, ia melampiaskannya dengan tidur dengan wanita sewaannya. Lalu menembak kepalanya, usai hasratnya terpenuhi.
Selesai membersihkan diri, Alex sudah rapi dengan kemejanya dan keluar dari kamar. Di depan pintu, Alvin dan Fedrick, asisten setia yang sudah terbiasa dengan rutinitasnya, menunggunya dengan ekspresi profesional.
"Siapkan mobil, aku akan ke penthouse,"titah Alex datar, sambil menggulung lengan kemejanya.
"Maaf, Bos. Dokter Leon sudah menunggu anda di bawah,"ucap Fedrick, sedikit membungkuk.
Alex menegakkan kepalanya, "Leon menunggu?" tanyanya, dengan mengernyitkan dahi. Karena, tidak biasanya Leon mau menemuinya seperti sekarang. "Ada apa?" tanya Alex penasaran.
"Saya tidak tahu detailnya, Bos. Tapi Dokter Leon meminta Anda untuk segera menemuinya."
Alex mengangguk samar, lalu berjalan menuju lift, diikuti oleh Alvin dan Fedrick yang tetap berjaga-jaga di belakangnya.
Leon Andreas Saputra, seorang dokter forensik berpengalaman yang sudah bertahun-tahun bekerja sama dengan Alex, adalah orang yang sangat dipercaya untuk menangani dan menutupi berbagai masalah yang melibatkan keahliannya. Dengan kemampuan analisisnya yang tajam dan pengetahuan mendalam tentang dunia forensik, Leon selalu berhasil membantu Alex dalam menyelesaikan masalah yang sensitif dengan hasil yang efektif.
Kepercayaan Alex terhadap Leon bukan hanya karena kemampuan profesionalnya, tetapi juga karena Leon memahami cara kerja dan kebutuhan Alex. Ia juga memiliki hubungan yang berbeda dengan Alex dibandingkan dengan orang lain di sekitarnya. Hubungan mereka lebih seperti sahabat, dan Leon satu-satunya orang yang tidak perlu membungkuk hormat saat bertemu Alex. Leon bisa berbicara terbuka dan jujur tanpa formalitas berlebihan.
Singkat cerita, Leon pernah menyelamatkan nyawa Alex saat dia dikejar musuh dan nyaris kehilangan nyawanya. Pengorbanan Leon saat itu meninggalkan kesan mendalam bagi Alex, dan sejak itu Alex merasa memiliki hutang budi yang besar pada Leon. Oleh karena itulah, hubungan mereka kini bukan hanya sekadar profesional, tetapi juga diikat oleh rasa terima kasih dan loyalitas yang kuat dari Alex.
"Ada apa?"tanya Alex dengan tatapan tajam khasnya, berjalan ke arah Leon.
Leon menegakkan tubuhnya dan duduk dengan santai namun penuh perhatian, menatap Alex dengan ekspresi serius. "Aku akan pulang ke Indonesia," katanya singkat.
Alex duduk dan memandang Leon dengan rasa penasaran. "Pulang? Apa yang terjadi?" tanyanya datar.
"Ibuku sedang sakit parah, dan aku tidak tahu berapa lama lagi dia akan bertahan,"desah Leon.
Alex mengangkat alisnya, "Berapa lama kau akan pergi?"
Leon menghela napas berat, "Mungkin aku tidak akan kembali, aku akan menetap di Indonesia," kata Leon.
Alex terdiam, ikut memahami beratnya keputusan itu. Beberapa saat kemudian, dia berkata, "Pastikan dirimu aman." tatapannya menunjukkan kepedulian meski kalimatnya singkat.
Leon mengangguk dengan wajah datar, "Terima kasih banyak, Lex," ucapnya tulus, membuat Alex hanya mengerutkan dahi, tanpa menjawab.
"Terimakasih, kau sudah menjadi seseorang yang penting bagi ku," Ucap Leon sekali lagi.
Alex terkekeh sinis, "Diamlah ! Kau berkata seperti kita tak akan bertemu lagi." , "Kau bisa datang ke mansion ini kapan saja, pintu selalu terbuka untukmu." Ucapnya tanpa ekspresi.
Leon tersenyum, menangkap secuil kelembutan di balik sosok Alex yang keras dan dingin.
"Satu lagi, bereskan dulu wanita di atas, lalu pergilah !" perintah Alex singkat, lalu beranjak dari duduknya. Leon menaikkan sebelah alisnya, "Hey, apa ada masalah?" tanyanya, sembari mendongak menatap Alex.
Alex memasukkan kedua tangan ke saku celana, "Tidak ada!" jawabnya singkat, membuat Leon tidak percaya.
Leon sudah paham, setiap kali ada yang mengacau pikiran Alex, pasti sahabatnya itu melampiaskannya dengan membunuh seorang wanita setelah bersenang-senang dengan nya. "Sampai kapan kau akan melampiaskan setiap kekesalanmu pada wanita yang tidak bersalah, hah!?"Kata Leon, mendesah frustasi.
"Bukan urusanmu!"Alex pergi begitu saja.
Alvin dan Fedrick menganggukkan kepala kepada Leon sebagai tanda hormat, lalu segera mengejar tuannya.
Mau tak mau, Leon segera melaksanakan perintah Alex sebagai tugas terakhir, ia di bantu anak buah Alex yang lain memasukkan mayat seorang wanita ke dalam kantong mayat.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
〈⎳ FT. Zira
di lapakku Alec mokondo.. di sini casanova/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2025-06-05
1
Cakrawala
kejam bener maseh. ya masa gitu ish..
2025-06-06
1
Dee
Hhmm... ini bener-bener di luar dugaan! Aku baca sambil nahan napas 😨 Parah sih, dia beneran udah nggak punya hati ya..
2025-06-17
1