Hancur sehancur hancurnya

Tangan Risa gemetar hebat saat melihat testpack di tangannya. Ia sudah mencobanya dengan alat yang berbeda namun hasilnya tetap sama. Dua garis sangat jelas di sana.

"Aku hamil?"

Tubuhnya langsung luruh di lantai kamar mandi. Dia bingung harus bagaimana sekarang. Dia hamil di saat statusnya sudah menjadi janda. Meski anak di dalam kandungannya adalah anak yang hadir secara sah di dalam ikatan pernikahan, namun status mereka saat ini sudah bercerai.

Tadi saat menyadari terlambat datang bulan, Risa langsung membeli alat uji kehamilan itu untuk memastikan semuanya. Dan hasilnya, seperti yang Risa pegang saat ini.

"Kalau aku bilang sama Mas Arga, apa dia mau menerimanya? Apa dia mau menerimaku lagi?"

Risa ingat tentang impian Arga beberapa bulan yang lalu. Tapi Risa dengan keras menolak keinginan yang sebenarnya sangat wajar bagi seorang suami.

"Risa, Mas pingin segera punya anak. Mas sekarang sudah dua puluh sembilan tahun, jadi sudah pas kalau punya anak. Kamu berhenti minum kontrasepsinya ya?"

"Enggak ah Mas, nanti dulu. Aku masih mau seneng-seneng"

"Punya anak bukan berarti kamu nggak bisa seneng-seneng sayang, nanti Mas carikan suster buat bantu kamu"

"Nggak mau pokoknya, minimal dua atau tiga tahun lagi!

Risa bisa mengingat jelas bagaimana kecewanya Arga waktu itu. Dan sekarang Risa baru sadar kalau dulu dia benar-benar merasa menjadi istri yang durhaka pada suaminya.

"Aku harus cari Mas Arga!"

Risa membongkar lemarinya lagi. Kenapa dia begitu bodoh, kenapa dia bisa lupa kalau bisa mendapatkan alamat Arga dari kartu Identitas atau di buku nikah mereka. Tapi karena buku nikah itu sudah tidak ada, Risa harus mencari foto copy kartu Identitas milik Arga yang mungkin saja masih ada yang tertinggal.

"Ayolah aku mohon!" Risa mengobrak-abrik isi lemari milik Arga.

Dia juga membuka berkas-berkas penting sepeti surat kelahiran dan juga kartu keluarganya yang dulu.

Air mata Risa kembali jatuh saat menemukan satu lembar foto copy kartu identitas milik Arga saat masih lajang.

"Mungkin ini jalan untuk kita ketemu Papa sayang!" Risa mengusap perutnya untuk pertama kalinya.

Meski saat ini dalam kebingungan, Risa tidak menolak kehamilannya itu. Dia justru menganggap, kehamilannya adalah jalan yang Tuhan berikan untuk kembali pada Arga.

Risa langsung menyambar tasnya, dia pergi mencari taksi untuk mengantarkannya ke alamat yang tertera di kartu identitas itu. Risa berharap Arga memang masih ada di sana. Pasalnya itu adalah harapan terakhir bagi Risa.

Dari rumah Risa, ternyata perjalanan ke rumah Arga menempuh waktu sekitar satu setengah jam. Kini Risa semakin percaya kalau Arga memang dari kalangan berada karena taksi yang ia tumpangi membawanya ke kawasan perumahan mewah.

"Sudah sampai Teh!"

Risa melihat ke rumah dengan pagar tinggi menjulang namun terlihat begitu sepi.

"Tunggu sebentar ya Pak!" Risa meminta supir taksi itu untuk menunggu.

Dia mendekat ke pintu pagar rumah mewah di hadapannya. Suasana di dalam rumah itu memang terlihat begitu sepi seperti tidak orang di dalam sana.

"'Cari siapa Mbak?"

Risa terkejut karena di tegur seorang satpam dari balik pagar.

"Maaf Pak, apa bener ini rumah Pak Arga Raharja?"

"Benar, ada perlu apa ya?"

Mata Risa langsung berbinar karena menemukan rumah Arga. Kenapa dia benar-benar bodoh karena baru sekarang dia menemukannya.

"Pak, boleh saya ketemu sama Pak Arga-nya? Ada hak penting yang harus saya sampaikan Pak!"

"Maaf, dengan siapa ya Mbak?"

"Saya Is.., emm maksud saya. Saya mantan istrinya Pak Arga!"

"Maaf Mbak, Pak Arga dan keluarganya tidak ada di rumah. Mereka semua sedang berada di Hotel Catra untuk melaksanakan pernikahan!"

"Pernikahan? M-memangnya siapa yang menikah Pak?" Entah mengapa perasaan Risa sudah tidak enak.

"Pak Arga dengan Mbak Fatma, Mbak!"

Duarrr......

Dunia Risa sudah hancur, namun seolah tak puas, langit pun ikut runtuh menimpanya. Sekarang harapan Risa sudah tidak ada lagi. Dia dan Arga bukan hanya berpisah, namun Arga sudah menjadi milik orang lain.

Risa tau betul siapa itu Fatma, dia adalah wanita yang ditinggalkan Arga demi menikahi Risa. Wanita muslimah yang menjadi kekasih Arga selama tiga tahun kemudian harus berakhir karena Arga harus memenuhi keinginan Ayahnya Risa.

Sekarang setelah pernikahan itu berakhir, Arga kembali pada Fatma dan menikahi wanita itu di saat perceraian mereka baru saja satu bulan.

Tapi Risa berani bersaksi, selama pernikahan mereka Arga tidak main belakang bersama Fatma. Setelah menikah dengan Risa, Arga benar-benar meninggalkan Fatma. Bahkan saat itu Fatma sampai pulang pergi jauh karena kecewa dengan keputusan Arga.

Namun sekarang, entah bagaimana takdir membawa mereka, yang dulu akhirnya kembali bersama. Sedangkan saat ini Risa hanya bisa menerima takdirnya yang hanya hadir di hirup Arga selama dua tahun kemudian digantikan lagi oleh pemilik yang sebenarnya.

Mungkin saat ini Tuhan sedang memberikan pelajaran atas perbuatannya dulu. Kini Tuhan juga memberikan rezeki di saat mereka sudah bercerai dan Arga sudah menjadi milik orang lain. Tuhan ingin Risa merasakan hamil tanpa suami di sisinya.

"Kalau gitu saya permisi Pak, jangan pernah bilang sama Pak Arga kalau saya datang ke sini ya Pak?"

"Baik Mbak"

"Permisi Pak"

Risa kembali ke taksinya tadi. Untung saja dia meminta supirnya menunggu. Sehingga dia bisa cepat pergi dari sana.

"Ke Hotel Catra Pak!"

"Baik Teh!"

Risa terus mengusap air matanya yang tak mau berhenti. Ini sangat-sangat menyakitkan baginya. Rasanya tidak rela mendengar Arga menikah lagi di saat dia sedang mengandung buah hati mereka yang selama ini Arga nantikan.

Tapi dia bisa apa, untuk menemuinya saja Arga sudah tidak mau. Arga tampaknya sudah sangat kecewa dengan Risa hingga tidak mau melihat wajah Risa sedikitpun.

Risa turun di depan Hotel yang menjadi tempat di langsungkan pernikahan Arga dan Fatma. Dari kejauhan saja, acara pernikahan itu terlihat besar dan mewah. Risa juga melihat banyaknya papan bunga berjejer sepanjang pelataran hotel untuk ucapan pernikahan mereka berdua.

Sekali lagi Risa merasa miris karena Arga sepertinya begitu meratukan Fatma hingga membuat pernikahan yang begitu megah sedangkan dirinya dulu hanya berada di rumah sakit.

Risa berjalan dengan menyeret kakinya yang terasa berat. Dia memang tak sanggup melihat Arga bersanding dengan wanita lain. Tapi dia ingin sekali melihat berapa tampannya Arga memakai baju pengantin di dalam sana. Di samping itu, dia juga sangat merindukan Arga.

Risa melihat nama Arga dan Fatma tertulis di pintu masuk ballroom Hotel yang begitu besar itu. Dari suara yang ada di dalam sana, tampaknya acara akad nikah baru akan di mulai.

"Maaf Bu, bisa kami lihat undangannya?" Seorang pria menghadang Risa.

"Undangan?" Risa baru ingat kalau menghadiri pernikahan seperti itu harus mempunyai kartu undangan.

"Kalau Ibu tidak membawa undangan, maaf Ibu tidak bisa masuk!"

"Tapi saya cuma mau lihat sebentar saja Pak!"

"Maaf Bu, tidak bisa!"

Risa masih terpaku di tempatnya, dia bingung bagaimana caranya masuk ke dalam sana.

"Maaf Bu, silahkan pergi dari sini. Masih ada tamu undangan yang ingin masuk!"

Risa tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dia lahirnya berbalik untuk pergi, tapi suara yang sangat amat ia kenali terdengar sangat jelas ketika melafalkan ijab kabul membuat Risa hancur sehancur hancurnya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Fatma binti Nazarudin dengan mas kawin tersebut di bayar TUNAI!!"

"Ya Allah...." Risa menepuk-nepuk dadanya yang terasa begitu sesak.

Terpopuler

Comments

Fitri Prasetyo

Fitri Prasetyo

andai saja satpam itu mau nelpon Arga sebentar, mungkin Arga bisa mencari tau kenapa Risa mencarinya, apalagi sudah sebulan setelah cerai.. kan masih masa idah, masa Arga gak kepikiran Risa hamil terus mencari dia.. ah, kok jadi sedih kan..

2025-03-03

3

Laila Nurmilah

Laila Nurmilah

thor ikut sakit hati bacanya 🥺🤧

2025-03-03

6

Jumi🍉

Jumi🍉

Ya Allah ikut nyesek cerita Risa ini, semoga aja ini cuma mimpi panjangnya Risa aja, jujur aku masih berharap ceritanya kaya novel Karma cerita kak author satunya, sudah beberapa kali baca ceritanya tetap aja mengabiskan tisu😭😭😭🤣

2025-03-03

2

lihat semua
Episodes
1 Jatuhnya Talak
2 Resmi bercerai
3 Tidak mungkin
4 Hancur sehancur hancurnya
5 Rindu setengah mati
6 Maafkan Mama
7 Papa nggak sayang Ara ya Ma?
8 Hadiah pertama dari Papa
9 Ara benci Papa!
10 Kabar tentang Risa
11 Mama bohong kan?
12 Ketakutan Risa
13 Dokter Fatir
14 Keadaan Ara
15 Mimpi aneh
16 Janji yang diingkari
17 Orang yang mirip
18 Menemui Ara
19 Andai kamu tau...
20 Terungkap
21 Jelaskan semuanya
22 Maafkan aku
23 Anakku yang lain
24 Cerita masa lalu
25 Ara udah nggak mau Papa!
26 Jangan tinggalkan Ara dan Mama lagi!
27 Perubahan sekejap mata
28 Tidak cocok!
29 Kedatangan Fatma
30 Pulang
31 Di antara dua pilihan
32 Memburuk
33 Tentang Keysha
34 Pergi
35 Syarat dari Fatma
36 Ara, Papa dan Mama selamanya
37 Pindah
38 Bahagianya Ara
39 Ara minta maaf
40 Seperti keluarga bahagia
41 Keadaan Arga
42 Rencana Risa
43 Cara lain
44 Teh tawar
45 Adil tidak harus sama
46 Menyerahkan diri
47 Malam pertama ke dua
48 Hasutan Fatma
49 Buat adik untuk Ara
50 Takut kehilangan mu
51 Ara dan Keysha
52 Kecewa
53 Perubahan Arga
54 Hamil?
55 Bukan milikku
56 Menghasut
57 Kamulah penyebabnya!
58 Semakin curiga
59 Gila
60 Kecurigaan Fatir
61 Tindakan Fatir
62 Rencana Fatir dan Seno
63 Kepanikan Fatma
64 Dokter Elga
65 Aku mau Risa!
66 Aku juga mencintaimu!
67 Masuk bui
68 Ara kangen Papa
69 Apa karena uang?
70 Aku butuh kamu
71 Hukuman
72 Lupa segalanya
73 Mengusik pikiran
74 Terima kasih karena sudah sembuh
75 Papa mau janji sama Ara?
76 Keysha bukan anak Papa
77 Misteri Elga
78 Mewujudkan keinginan Ara
79 Mau sesuatu
80 Surga dunia
81 Rindu tapi tak ingin bertemu
82 Panik
83 Kritis
84 Keputusan
85 Ikhlas
86 Rencana Tuhan lebih indah
87 Meminta calon mantu
88 Tidak mau lagi
89 Tinta cumi
90 Risa dan Arga End
91 Uang dua milyar
92 Pergi
93 Kemana kamu El?
94 Mencari validasi
95 Kebenaran tentang Keysha
96 Menemukan mu
97 Pertemuan
98 Sudah tau semuanya
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Jatuhnya Talak
2
Resmi bercerai
3
Tidak mungkin
4
Hancur sehancur hancurnya
5
Rindu setengah mati
6
Maafkan Mama
7
Papa nggak sayang Ara ya Ma?
8
Hadiah pertama dari Papa
9
Ara benci Papa!
10
Kabar tentang Risa
11
Mama bohong kan?
12
Ketakutan Risa
13
Dokter Fatir
14
Keadaan Ara
15
Mimpi aneh
16
Janji yang diingkari
17
Orang yang mirip
18
Menemui Ara
19
Andai kamu tau...
20
Terungkap
21
Jelaskan semuanya
22
Maafkan aku
23
Anakku yang lain
24
Cerita masa lalu
25
Ara udah nggak mau Papa!
26
Jangan tinggalkan Ara dan Mama lagi!
27
Perubahan sekejap mata
28
Tidak cocok!
29
Kedatangan Fatma
30
Pulang
31
Di antara dua pilihan
32
Memburuk
33
Tentang Keysha
34
Pergi
35
Syarat dari Fatma
36
Ara, Papa dan Mama selamanya
37
Pindah
38
Bahagianya Ara
39
Ara minta maaf
40
Seperti keluarga bahagia
41
Keadaan Arga
42
Rencana Risa
43
Cara lain
44
Teh tawar
45
Adil tidak harus sama
46
Menyerahkan diri
47
Malam pertama ke dua
48
Hasutan Fatma
49
Buat adik untuk Ara
50
Takut kehilangan mu
51
Ara dan Keysha
52
Kecewa
53
Perubahan Arga
54
Hamil?
55
Bukan milikku
56
Menghasut
57
Kamulah penyebabnya!
58
Semakin curiga
59
Gila
60
Kecurigaan Fatir
61
Tindakan Fatir
62
Rencana Fatir dan Seno
63
Kepanikan Fatma
64
Dokter Elga
65
Aku mau Risa!
66
Aku juga mencintaimu!
67
Masuk bui
68
Ara kangen Papa
69
Apa karena uang?
70
Aku butuh kamu
71
Hukuman
72
Lupa segalanya
73
Mengusik pikiran
74
Terima kasih karena sudah sembuh
75
Papa mau janji sama Ara?
76
Keysha bukan anak Papa
77
Misteri Elga
78
Mewujudkan keinginan Ara
79
Mau sesuatu
80
Surga dunia
81
Rindu tapi tak ingin bertemu
82
Panik
83
Kritis
84
Keputusan
85
Ikhlas
86
Rencana Tuhan lebih indah
87
Meminta calon mantu
88
Tidak mau lagi
89
Tinta cumi
90
Risa dan Arga End
91
Uang dua milyar
92
Pergi
93
Kemana kamu El?
94
Mencari validasi
95
Kebenaran tentang Keysha
96
Menemukan mu
97
Pertemuan
98
Sudah tau semuanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!