4. Terungkapnya Jingga istri sirih Ruben

PT. Senopatih.Tbk.

Jingga kembali kekantor dengan perasaan yang sangat bersalah karena sudah lebih dari dua jam dia sudah meninggalkan kantor.

Dia pun berlari sekencang mungkin untuk kembali keruangan sang bos, namun dia merasa aneh diruangan tersebut sepi dan Jingga berpikir bosnya sudah pulang. Namun ketika Jingga memutar arah kebelakang, suara bariton itu terdengar.

"Bagus ya sudah lewat dari jam yang seharusnya, sekarang lebih baik kamu pulang saja," ketus Arga sambil membalikan kursi kebesarannya.

"Maaf atas keterlambatan saya, pak bos!" ucap Jingga.

"Kamu tahu kan hukuman apa yang harus kamu terima," ucap Arga sambil menatap tajam kearahnya.

"Nggak tahu, pak bos."

"Kamu harus jadi sekertaris pribadi saya dan juga kamu harus ikut acara makan malam di hotel bersama klien," ucap Arga.

"Baiklah, saya akan menerima hukuman ini dengan senang hati," ucap Jingga.

"Bagus, kalau begitu sekarang kamu boleh pergi dan besok kamu sudah menjadi sekertaris saya," usir Arga.

"Baik, pak bos. Terima kasih."

*******

Mansion Karindra.

Setelah pulang dari kantor, Jingga yang tahu keluarga besar sang suami tak menyukainya tetap memilih untuk menemui keluarga Karindra dengan harapan Daddy Bram bisa menerima kehadirannya.

"Gadis miskin, ngapain kamu datang lagi kesini," usir Bram.

"Saya ingin berbelasungkawa atas kepergian Tante Jesi," ucap Jingga

PLAK!

"Tak usah kamu pura-pura manis dan simpatik kepada keluarga kami! kamu kan yang sudah menyebabkan istri saya meninggal. Dia itu mendorong kamu saat terjadi kecelakaan itu," ketus Bram.

Jingga memegang pipinya." Om, saya tahu om tidak menyukaiku, tapi tolong jangan fitnah saya seperti ini. Saya dari kemarin sibuk dikantor dan tak pernah bertemu dengan Tante Jesi," ucap Jingga.

"Sudah sana pergi, saya tak mau dengar penjelasan apapun juga dari kamu," usir Bram dengan mendorong jingga keambang pintu besar.

Bruk!

Tubuh jingga hampir lunglai kelantai, lalu dari kejauhan Ruben melihat Jingga. Ia pun segera berlari untuk membantu jingga berdiri.

"Daddy, kenapa kasar sekali sama Jingga?!" geram Ruben sambil terkesiap.

"Masih saja kamu bela wanita yang bukan istri kamu!" Bentak Bram.

"Dia juga istriku, Daddy," ucap Ruben.

"Maksud kamu apa?" tanya Bram.

"Sebelum aku menikah resmi dengan Alisa, aku sudah menikah sirih dengan Jingga. Dia istriku juga, jadi Daddy jangan berlaku kasar lagi padanya," ucap Ruben sambil merangkul Jingga.

Pernyataan yang begitu tegas dari Ruben membuat Jingga tercengang, dia tak percaya bahwa Ruben ternyata sudah menikah resmi dengan wanita lain selain dirinya.

PLAK!

"Anak bodoh! kenapa kamu menikah dengan wanita rendahan seperti dia! Kamu tahu asal-usul dia saja tak jelas dan hidupnya selama ini hanya di panti asuhan," ucap Bram.

"Aku tidak peduli dengan semua latar belakang Jingga karena dari dulu sampai sekarang yang aku cinta hanya Jingga bukan wanita yang mommy amanahkan untukku," ucap Ruben.

Seketika hening menyelimuti mereka. Hati Jingga seakan tercubit mendengar perkataan suami sirihnya. Ia tak pernah menduga bahwa Ruben memiliki dua istri dalam waktu yang hampir sama.

"Tega banget kamu, Ruben menikah lagi tanpa memberitahukanku pernikahan resmimu dengan wanita lain, lalu kamu anggap aku apa," ucap Jingga dengan Isak tangisnya.

"Aku bisa jelasin, kamu yang tenang dulu," ucap Ruben sambil menyeka air mata.

Jingga menepis tangan Ruben dengan kasar, lalu memilih pergi dengan memukul dada bidang sang suami sirih dihadapan mertua.

"Sudah tak perlu dikejar, dia hanya membuat drama saja dihidupmu. Sekarang juga kamu talak dia, supaya Alisa tidak sakit hati jika dia tahu kamu memiliki istri lain,"ucap Bram.

"Daddy, aku tidak bisa menalak Jingga karena dari dulu sampai sekarang aku hanya bisa mencintai Jingga bukan pilihan Daddy. Aku mohon biarkan aku tetap bersama dengan Jingga," pinta Ruben.

"Baiklah, tapi ingat kamu tidak boleh menceraikan Alisa dan hanya dia yang pantas menjadi menantu. jadi ingat jangan publikasikan hubungan pernikahan sirih kamu dengan Jingga," ucap Bram.

"Aku setuju, tapi syaratnya Jingga berhak untuk tinggal bersama aku di mansion Karindra," ucap Ruben.

"Tinggal saja dipaviliun, Daddy tidak mau ambil resiko. Jadi jika dia mau tinggal bersama kita semua harus menjadi pembantu!" titah Bram.

"Daddy, tega sekali! dia itu istriku bukan pembantu! Lagipula pembantu di mansion kita banyak." bentak Ruben.

"Ini semua demi kebaikan kita semua jika dia mau tinggal bersama kamu dan Alisa, satu-satunya jalan hanya jadi pembantu. Tidak ada pilihan lain! dan Daddy mau kamu juga merahasiakan ini dari Alisa sementara waktu sampai dia siap untuk menerima semua kenyataan ini karena Daddy tidak tega dengan Alisa," ucap Bram

"Bisa-bisanya Daddy tidak tega dengan Alisa tapi tega dengan Jingga," ucap Ruben dengan nada oktaf.

"Jelas beda kasta, Ruben! Alisa itu dari keluarga terpandang yang Daddy tahu bibit-bebet-bobotnya, sedangkan jingga siapa? dia hanya gadis miskin yang tidak tahu diri," hina Bram dengan penuh amarah.

"Cukup , Daddy! jangan hina lagi Jingga lagi. Dia itu istriku."

"Bela saja terus istri sirihmu itu, tapi ingat kamu juga harus berbakti sama amanah Mom Jesy," ucap Bram.

Ruben menghela napas," iya, Ruben ingat dan selalu ingat, jadi Ruben mohon jangan hina lagi istriku, Dad." pinta Ruben.

"Sudahlah, Daddy tidak mau berdebat. Sana pergi dan ajak istri sirihmu," ucap Bram.

Ruben pun mengikuti perkataan sang Daddy, dia pun mengejar istri sirihnya yang Ruben sangat cintai.

"Sayang, tunggu!" teriak Ruben

Jingga menutup kedua telinganya, berpura-pura untuk tak mendengar perkataan Ruben, dia tetap melangkah maju kedepan tanpa lagi menoleh kebelakang.

Hati Jingga tercabik-cabik, ia merasa dirinya dikhianati oleh janji manis Ruben yang akan mengesahkan hubungannya secara resmi setalah Jingga berhasil untuk menaklukan hati mertuanya.

*****

Dua hari sudah berlalu sejak kejadian itu, Jingga tak pernah menghiraukan lagi panggilan pesan atau telepon dari sang suami. Ia menyibukan diri dengan tumpukan dokumen yang sudah disiapkan oleh sang bos.

"Jingga ini sudah waktunya pulang kantor," ucap Arga sambil mengintip dalam ruangan.

Jingga mendelik tajam."Saya mau menyelesaikan beberapa dokumen yang besok harus saya serahkan kepada Bapak untuk keperluan meeting bersama klien.

"Oke, kalau gitu saya duluan," ucap Arga.

Sejak terbiasa dari bayi di sebuah panti asuhan Rembulan Kasih sampai saat sekarang seorang Jingga Purwati tak pernah menangis, dia belajar kuat menerima hal yang menyakitkan karena bagi Jingga tidak ada gunanya untuk menangis.

Menangis hanya buang energi dan hanya sia-sia karena tak akan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya.

"Jangan pikir aku lemah, aku akan terus mempertahankan apa yang aku punya dan aku yakin Ruben punya alasannya. Tapi aku ingin meredakan emosiku dulu dengan bekerja sepanjang malam untuk menghabiskan aura negatif, " pikir Jingga.

Ruben juga tak pernah menyerah. Dia pun menerobos masuk kantor Jingga dengan masker dan topi hitam.

Sontak diam-diam Ruben membekap mulut jingga dari arah belakang, hingga seketika sikut tangan kanan jingga memukul perut Ruben.

"Akh, Jingga ini aku, Ruben," pekik Ruben.

"Ya, ampun! maaf aku pikir kamu itu penjahat yang mau maling data penting yang aku siapkan untuk besok," ucap Jingga.

"Idih, suami sendiri dibilang penjahat," cibir Ruben.

"Suami tak ada akhlak yang menikah lagi tanpa restuku," cicit Jingga.

"Soal itu aku minta maaf Jingga, itu terjadi secara dadakan sekali dan aku belum sempat cerita kepada kamu. Aku mohon maafin aku ya," ucap Ruben.

"Aku pikirkan lagi ya karena sekarang aku sedang sibuk dan tak ingin dulu diganggu oleh kamu," ucap Jingga.

"Cil, aku akan selalu menunggu sampai kamu bisa meredakan emosimu," ucap Ruben.

"Terima kasih,"ucap Jingga.

Ruben mengerti pada wanitanya, dia tahu benar kalau Jingga tak akan mau diganggu saat emosinya sedang meledak-ledak. Ia memilih untuk menuruti keinginan wanitanya dan memberikan ruang dan waktu untuk memulihkan hatinya yang kecewa.

TBC

(To Be Continued)

Tinggal jejak berupa like, vote, komentar. Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Miu Nih.

Miu Nih.

syukurlah Jingga gak mellodrama,, ganbatte Jingga /Determined//Determined/

2025-04-25

1

Nata

Nata

cerei ajah lebih baik menurut sya

2025-03-05

0

ndrew's

ndrew's

jangan mau Ruben..

2025-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!