Nadia berjalan dengan mata nyalang menabrak pagar rumah Irma, kemudian membantingnya dengan kasar
Irma dan ibunya yang sedang santai di teras rumah terkejut dengan kedatangan Nadira
Irma
Hai ap-apa yang kamu lakukan?
Nadira dengan amarah yang siap meledak datang menghampiri
Nadira
Ngapain kamu fitnah mamaku? Hah?
Irma
Fitnah? fitnah apaan? jangan ngaco. Aku ga punya waktu buat ngomongin orang kayak kamu. Kurang kerjaan aja.
Nadira
Oh yah? terus ngapain kamu fitnah mamaku ada main sama pak Lurah? maksudnya apa?
Irma
Aku nggak pernah fitnah mamamu! Kamu salah dengar kali. Aku cuma bilang, mamamu sering kelihatan ngobrol sama Pak Lurah. Itu pun aku dengar dari orang lain
Nadira
Alah, alasan! Pasti kamu yang ngomongin yang nggak-nggak. Orang-orang di kampung juga pada tahu, kamu itu tukang gosip
Irma
Enak aja! Aku nggak pernah ngomongin orang sembarangan. Kamu jangan asal nuduh
Nadira
Terus, kalau bukan kamu, siapa lagi? Cuma kamu yang punya mulut ember di sini,
Irma
Jaga omonganmu! Aku bisa laporin kamu ke polisi atas pencemaran nama baik
Irma
Aku minta bukti, bukan cuma omongan kosong.
Nadira terdiam sejenak, lalu mengangguk mantap.
Nadira
Baiklah, kalau itu mau kamu. Aku akan buktikan kalau kamu yang sudah memfitnah mamaku
Nadira
Ini buktinya!
Nadira menyodorkan ponselnya di hadapan Irma
Irma terdiam, tidak menyangka Nadira memiliki bukti rekaman suara nya.
Irma
Itu bukan aku, ini salah paham
Nadira
Salah paham bagaimana? Jelas-jelas kamu yang menyebarkan gosip itu
Irma
Tapi aku cuma dengar dari Beni,
Bela Irma, menunjuk ke arah seorang pemuda yang berdiri di belakang Nadira.
Nadira menoleh ke arah Beni.
Nadira
Benar begitu, Beni
Beni
Iya, aku dengar sendiri Irma yang bilang begitu,
Jawab Beni, mantap.
Irma terkejut. Ia tidak menyangka Beni akan berani mengatakan yang sebenarnya.
Irma
Kamu... kamu tega memfitnahku!
Beni
Aku tidak memfitnahmu. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya,
Nadira
Masih mau ngelak? sekarang jawab! Apa maksudnya hah!
Nadira mendorong tubuh Irma hingga tubuhnya terjerembab jika saja tidak di tahan ibunya
Irma
Hei jangan kasar dong! lagian emang bener kan, mama mu menggoda pak Lurah. Kalau tidak mana mungkin mama mu terus di pilih jadi instruktur senam di kelurahan? artinya mama mu memang ada maun dengan pak Lurah
Tidak terima ibunya di fitnah, Nadira maju selangkah membuat Irma mundur ketakutan.
Irma
Ka-kamu mau apa?
Nadira
Selama ini aku sudah banyak bersabar dengan semua sikap mu, Ir. Hanya karena Beni suka nya sama aku kamu dengan kejam memfitnah mamaku!
padahal aku dan ibuku tidak pernah mengganggu mu.
Nadira menarik rambut Irma dengan kuat membuat Irma menjerit
Irma
Ra, lepasin. Sakit!
Bu Jumiati
Hei kamu ga di ajarin sopan santun sama ibu mu!
Nadira
Ngga salah Ibu nanya ke gitu ke saya? emangnya anak ibu udah di ajarin sopan santun?
Irma menangis sesegukan sambil memegang kepala nya
Nadira
Dan ibu kalau nggak tau apa lebih baik ibu diam. jangan anak salah malah di dukung. Atau mau aku kasih tau bagaimana sepak terjang ibunya sampai bisa menikah dengan bapaknya. Kami memang bukan orang sini, tapi bukan berarti gak tau gimana pinternya ibu mengambil suami orang!
Comments