Setalah menghabiskan waktu sekitar tiga puluh menit. Aku sampai di rumah yang akhir-akhir ini sering aku kunjungi, mungkin seterusnya akan ku datangi. Rumah Reygan Sagara.
Seperti biasa dia sudah duduk manis menghadap pekerjaannya dilaptop. Aku inisiatif untuk membuatkan teh hangat untuknya.
Narala Atmaja
Aku bikinkan teh hangat
Narala Atmaja
*duduk disofa
Narala Atmaja
Sudah sarapan?
Reygan Sagara
Belum, bibi tidak ada
Narala Atmaja
Mau aku masakkan untukmu?
Reygan Sagara
Tidak perlu. Bahan-bahan dikulkas habis, saya belum membelinya
*masih berkutat dengan pekerjaannya
Narala Atmaja
Kalau begitu aku belanja dulu ya
*bangkit dari dudukku
Reygan Sagara
Kemana?
*mengangkat kepalanya untuk melihatku
Narala Atmaja
Supermarket
Reygan Sagara
Saya antar
*menutup laptop miliknya
Kemudian ku lihat dia pergi masuk kedalam kamarnya.
Narala Atmaja
Reygan biar aku saja, bukankah kamu masih bekerja?
Ketika pintu itu terbuka. narala keluar dengan baju yang berbeda, ternyata dia mengganti pakaiannya.
Reygan Sagara
Sudah cepatlah
Narala Atmaja
*mengikuti
Mobil reygan melaju meninggalkan halaman rumah.
Cuaca saat ini begitu cerah, berbeda dengan kemarin yang setiap jamnya selalu diguyur hujan.
Tibalah kami di Supermarket.
Pertama, aku menuju tempat berbagai sayuran berada. reygan hanya mengikuti dibelakangku. Aku mengambil beberapa jenis sayur dan ku letakkan ditroli.
Reygan Sagara
Kenapa beli banyak sayur? *protes
Narala Atmaja
Supaya kamu sehat
Reygan Sagara
Saya sudah sehat, saya juga sering pergi untuk olahraga
Narala Atmaja
Reygan, olahraga saja masih kurang. Kamu harus banyak makan sayuran agar seimbang
Lalu aku berjalan untuk mencari rempah-rempah. Ku lihat dia kembali mengikutiku sambil mendorong troli berisi sayuran. Awalnya aku berniat untuk mendorong troli itu sendiri, tapi dia tiba-tiba saja mengambil alih troli itu dari genggaman tanganku.
Setelah semua bahan yang kami butuhkan telah terbeli. Kami memutuskan untuk segera pulang, karena reygan yang terus merengek kepadaku untuk segera menyudahi aksi belanjaku karena dirinya sudah sangat lapar.
Kami keluar dari gedung itu, dengan beberapa kantong plastik yang berada digenggaman tangan reygan. Kali ini aku juga tidak menyuruhnya, semua itu inisiatif reygan.
Tepat didekat Supermarket yang kami kunjungi, mataku menemukan sebuah toko bunga yang menjual beberapa jenis bunga. Kaki ku melangkah, membawa tubuhku mendekat pada toko bunga. Harum bunga yang bermekaran menyapa indra penciumanku. Seolah mengucapkan 'selamat datang' pada diriku yang baru saja mendekatinya.
Pandanganku tertuju pada bunga Carnation berwarna putih disampingku. Aku menunduk untuk menghirup wanginya.
Mataku terpejam dan ketika harum bunga itu menusuk indra penciumanku, hatiku seolah ikut tersenyum seperti bibirku yang tersenyum lebar saat ini.
Reygan Sagara
Narala
Panggilan itu membuatku segera menegakkan tubuhku dan membalikkan tubuhku untuk memandangnya. Aku lupa jika aku sekarang sedang pergi bersamanya.
Aku melangkah mendekatinya, kemudian meraih dua kantong yang baru saja dia letakkan dibawah tanah.
Narala Atmaja
Ayo pulang, aku akan segera memasakkan untukmu
Aku melangkah setelah memindahkan dua kantong plastik digenggaman tanganku tetapi baru selangkah kakiku melangkah, reygan menggenggam tanganku dan menahan langkahku.
Reygan Sagara
Belilah jika kau mau
*menunjuk bunga Carnation yang tumbuh cantik di toko itu
Narala Atmaja
*Tersenyum padanya
Tidak, ayo pulang saja dan masak untukmu
Reygan Sagara
Mari, saya belikan untukmu
Genggaman reygan membawaku kembali ke toko bunga itu.
Benar saja dia membelikanku buket bunga Carnation berwarna putih yang aku inginkan. Sesuka itu aku dengan bunga Carnation. Aku jatuh cinta pada bunga itu ketika ibuku dulu membelikan tanaman bunga itu. Dulu aku merawatnya hingga bunga itu selalu tumbuh dengan cantik.
Comments