“ Afika sayangggg? Sabar dulu yah nak.. kamu harus cerita seeeeeemuanya, biar Mama tau
nak. Setelah tiu apa yag terjadi mengapa kamu dihukum oleh Ustazda kamu dan
tidak boleh beristirahat sayang? “Kali ini Mama yang bertanya dengan serius
namun tetap dengan nada membujukku.
“ Iyah iyah, iyah. Terus Ustazda datang kalna kaget, Ustazda bilang aku halus meminta maaf
kalena suda belkata kasal sama teman kelasku, Afika ngak mao dong, jadi Afika
ngeyel mau ngadu balik tapi Ustazda bilang cukup, jadinya Afika diem tlus tetap
ngak mao minta maaf. Yah udah Ustazda bilang ngak boleh istlilaht tluus halus
beldiri sampe pulang. Jadi Afika nulut aja apakata Ustazda, yang penting Afika
ngak akan mao minta maaf yah sebelum meleka yang minta maaf sama Afikaaa,
Heheeh. “ Terus terangku berakhir tersenyum saat menyebut namaku sendiri.
“ Selain itu apa lagi Afika? “ Lagi Paman.
“ Ehhhh.. samaaa apa lagi yahhh… kemaren Afika maen pazel tluss di lampas sama teman
kelas Afika padahal mainana meleka udah banyak loh Oommm.. jadi kita lebutan,
Eh ngak tau kenapa tiba tiba dia jatoh tluss nangiss deh.. teluss Ustazda
datang lagi nanyain teman Afika kenapa nangis, tlus teman Afika jawab karena
Afika yang ngedolong dia, Telus Ustazda malah lagii sambil bilang Afika itu
jangan nakal, Telus Afika bilang, Afika ngak nakal kok Ustzda, Afika Lgi maen
tluss dia mau ngambil mainannya Afika, yah kita beldua lebutan dong , ehh malah
dia yang jatoh. Telus teman Afika bilang lagi kalo Afika itu bohong katanya
Afika yang dolong, Yah udah Afika di hukum lagi Hehehehehe. Afika nakal yah Oom?
“ Jelasku sambil tertawa karena mengaku nakal.
Namun aneh!, sebab Mama, Paman, dan Tante Lina malah mulai berkaca kaca ketika usai
mendengar penjelasanku. Entah apa yang mereka sedihkan dari ceritaku tadi,
sebab merekalah yang sudah memintaku untuk bercerita tetang sekolahku, dan aku
pun hanya mengikuti apa kata mereka dan apa yang telah terjadi pada diriku
selama di sekolah baruku itu.
“ Apakah teman Afika sering mengganggu Afika sepert itu sayang? “ Lagi Paman sambil memegang
kedua pundakku.
“ Emm. Kayaknya begitu.. heheheh kenapa om? “ Jawabku polos.
Seketika mereka semua saling bertatapan secara langsung di hadapanku, diusiaku yang masih
sangat belia membuat otakku berpikir keras dengan mimik wajah mereka yang
mendadak berubah menjadi lebih terlihat sedih juga khawatir pada sesuatu.
Setelah percakapanku dengan ketiga orang tua tersebut, akupun akhirnya di
izinkan untuk memasuki kamarku dan beranjak tidur, sebab efek dari obat yang
berikan padaku sudah lama bekerja sejak percakapanku berlangsung dengan ketiga
orang tua tersebut.
2 minggu kemudian.
HARI KENAIKAN KELAS
Hari yang membahagiakan pada pagi hari ini kami semua, Siswa/Siswi Yayasan Terpadu Kasih
kini akan menuju jenjang selnajutnya yakni kenaikan kelas. Usai sudah kejadian
yang berlalu dikelas lamaku dank au berharap semoga semua menjadi suka padaku.
Belum, Belum sampai disini penderitaanku ini akan lebih memalukan bagiku di
awal cerita dan akan menjadi aib bagi guru-guru ku diakhir cerita sebab
memiliki Siswa/Siswa yang tidak mempunyai rasa saling menghargai satu sam lain.
“ Afikaaa? Kak Fadli minta air dong dek auss nih, Air kaka abis tadi. “ Pinta Kak Faadli
diabang pintu kelasku.
“ Ok kak!! tungguh yah kak “ Jawabku buru-buru mengambilkannya air.
“ Glek glek glek glek.. Ahh, Segerrrrr, maakasih yah dek “ Jawabnya berlari meninggalkan ku
pergi.
Saat Kak Fadli berlari pergi rupanya ada yang tertinggal, yaitu teman kelasnya namanya Kak
Rizky. Kak Rizky rupanya berniat sama dengan Kak Fadli untuk meminta sedikit
air padaku, entah karena aku memang memiliki sifat saling berbagi ataukah sifat
kasihan akupun memberikanya juga.
“ Glek glek glek glek glek glek.. makasih yah dek “ Ucap Kak Rizky melambaikan tangannya
padaku.
Aku tak tahu ternyata kakak kelasku yang bernama Rizky adalah sosok yang banyak digemari
oleh kakak kelasku yang perempuan. Akan tetapi Kak Rizky hanya suka bermain
denganku saja semua karena Kak Fadli yang senantiasa mengajakku bermain. Hingga
pada suatu hari terjadi konflik disekitarku.
“ Itu loh anaknya. “ Ucap kakak Kelasku sambil menunjukkan sosokku pada temannya yang lain.
“ Ohh yang itu, baru juga kelas satu SD sudah dekat dekat kakak kelas. “ Saut teman mereka
yang lain.
Saat itu aku sedang berjalan untuk menemui Kak Fadli, tapi tatapan mereka menghentikanku
untuk menuju ruang kelas Kakakku, dan ucapan mereka sangat tertuju padaku.
Bagaimana tidak lagi-lagi aku dihimpit sebuah masalah baru, namun kali ini
berbeda sebab masalah ini berurusan dengan kakak kelasku sendiri.
“ Afika!!! “ Suara lelaki sedang meneriakiku.
“ Itu Rizky, cha! “ Ucap sosok yang menunjukku.
“ Afika!! Sini main yuk!! Kita main ini “ Seru Kak Rizky tersenyum sambil menunjukkan
Permainan Stik kayu.
“ Iyah Kak! “ jawabku yang masih menatap balik kakak kelasku.
“ Mereka kenapa Ika? “ Tanya Kak Rizky yang ikut menatap segerombolan Siswi.
“ Afika ngaktau..” Jawabku mengangkat bahu.
“ Main bareng yok!! “ Ucap Kak Rizky.
“ Fadlii!!! Main ayok “ Lagi Kak Rizky.
“ Ehh main yukk.. Ada Rizky ama Afika tuh. “ Ucap Kak Fadli mengajak.temannya.
“ Ayukk.. ada Afika juga pasti aku menang. “ Seru teman yang lain.
Mereka pun akhirnya menghampiri kami berdua di depan kelas mereka, Permainan kali ini adalah stick
kayu yang biasanya dimainkan dengan cara memberikan tepukan angin pada stick
kayu tersebut agar bisa terbang lebih jauh dari milik lawan.
“ Yahhhh Afikaa kalah lagi deh hehehehe. “ Ucapku tegelak tertawa.
“ Aduh adeku ini kalu tertawa bikin melayang! Hahaha “ Goda Kak Fadli padaku.
“ Hahaha seharusnya kami yang menjadi kakaknya bukan kau “ Ledek Temanya, Farhan.
“ Kenapa memangnya kalo bukan aku? “ Tanya Kak Fadli.
“ Karna kamu tidak bisa menggendongnya di pundakmu, soalnyakan kamu itu berat mengangkat
badanmu yang besar itu, Hahahaha “ Mereka pun tertawa bersama sambil merangkul
satu sama lain.
Betapa terharunya aku ketika melihat pertemanan mereka yang begitu penuh kebahagiaan
meskipun ada pula bahan untuk saling mengejek satu sama lain, namun tidak
melunturkan ikatan pertemanan mereka. Aku beringin mempunyai pertemanan seperti
mereka dan pasti akan sangat bahagia bila bisa memiliki ikatan sekuat itu.
SIngkat cerita, 2 Minggu kemudian.
“ Heii.. apa yang kau bawa? “ Tanya Ilham.
“ Ohh ini itu makanan kesukaannya Afikaaa!!.. Ilham juga mau mencobanya? “ Tawarku
menyodorkan bekalku.
“ Tunggu aku juga akan membawa bekalku juga, agar kita bisa saling berbagi, Yahkan? “ Usul
Ilham yang tersenyum sehingga menampakkan giginya yang ompong.
“ Ini diaa.. Bundaku membuat nugget untukku dan menggorengkan sosis ini juga serta beberapa
sayur yang sdh diolahnya, apa kau mau? “ Ucap Ilham yang menyodorkan bekalnya
padaku.
“ Aku ambil ini satu dan ini satu. Kamuu ambil punyaku yang ini dan ini dan ini, ok beres
ayok makan! Hihihi “ Seruku yang ingin
menerkam seluruh bekal bawaanku.
“ Hup!!!! Hmmm, enakkkkkkkkkk.. Mama yang buatin yah dek! “ Tanya Kak Rizky yang
tiba-tiba menganmbil kentang goreng ditanganku.
“ Hm!! Enak yah, hehehe makan bareng yuk kak “ Anggukku lalu mengajak makan bersama.
Ketika kami bertiga saling berbagi bekal satu sama lain, ternyata masih ada lagi yang ingin
bergabung dengan kami, yaitu Kak Fadli dan juga teman-temannya yang lain.
“ Jangan habiskann!!!! “ Saut keras Kak Farhan yang berlari bersama lainnya.
“ Capek juga, eh jangan Habiskan dong, kamu juga! “ Kak Fadil mendorong Kak Rizky dengan
kencang.
“ Sapa suruh lemot, Hahahahah “ Jawab Kak Rizky.
“ Bilang aja kamu mau menang sendiri kan? . Yah kan Dill? “ Ketus Kak Fadli menyenggol Kak
Fadil.
“ Sudah-sudah, makan aja kakak-kakak libut banget. “ Ketus Ilham dengan mulut yang penuh.
“ Ilham harus biasa dengan sifat mereka, Afika aja sudah biasa. “ Sautku merasa geli.
Entah hari begitu cerah atau aku yang terlalu bersyukur, sebab semenjak Kak Fadli
menagajakku bermain bersama teman-temannya, kini aku tidak lagi dibuli oleh
siapapun di kelasku dan wali kelasku kali ini begitu menyangiku seperti
Mam.Merni sewaktu disekolah lamaku dulu. Selama berlangsungnya jam istirahat,
kami segera menghabiskan bekal kami dan mulai bermain di halaman sekolah.
Permainan ini sudah lama tidak kami mainkan semenjak adanya permainan stick
kayu yang perna kami mainkan kemaren. Ini adalah salah satu permainan kesukaan
kami sejak dulu, dan teman kelasku mulai tertular virus permainan Tangkap Capung dan juga Tangkap Belalan. ala kami semua.
“ Yehh aku dapat yang besar lagi.. aku menang lagii!! “ Seru kerasku memegang belalang
yang besar.
“ Yahh kalah lagi, Hehehehe “ Keluh Kak Reza lalu tertawa.
“ Heran ini anak cewek tapi kek bukan cewek aja, lincah banget sih anaknya. “ Heran Kak
Rizky lalu mengacak kudungku.
“ Kak Rizky!! hijabku nanti ngak cantik lagi aduhhhhhh. “ Ketusku cemberut.
“ Yahh dia marahh Fadd!! Hahahahahahaha “ Saut Kak Fadill lalu ikut tertawa bersama yang
lainnya.
“ Heran cuman gini aja kita kek terhibur banget yah padahal ngak ada yang lucu-lucu amat loh!
“ Pikir Reza yang diutarakan pada kami semua.
“ Kan Afikaa imuttt, lucu, dan Yang terpentingg Kalian sayang sama Afika… “ Pedeku berpose
sok imut.
“ Yehhh kepedeann. Hahahah “ Seru teman kelas ku, Ilham.
Usai sudah hari bahagiaku di sekolah Yayasan Terpadu Kasih, aku merasa lebih terlindungi
semenjak berteman dengan Kak Fadli dan kawan-kawannya, dan juga teman-teman
kelasku. Jangan heran bila aku yang paling berbeda sebab hanya akulah sosok
Siswi perempuan yang bermain dengan Siswa lelaki di sekolahku, entah kenapa dan
mengapa hanya akulah yang sering dijemput oleh mereka untuk bermain bersama
mereka semua, dan Yusuf yang memiliki kelainan mental pun aku ajak untuk ikut
bermain bersama, meskipun terkadang sesekali kami merasa sedikit jijik akibat
air liurnya yang terus dikeluarkannya namun kami tak mempermasalhkannya sebab
itulah kondisi yang dimiliki oleh Yusuf saat ini.
Lelahnya tubuh, memaksakan kami untuk duduk dibawah pohon sejenak seraya mendinginkan
badan dan menghilangkan penat akibat pemainan yang cukup menguras tenaga kami,
usai jam istirahat kami tidak lagi memiliki jam pelajaran apapun sebab para
guru kami sedang melakukan rapat mengenai suatu hal. Apakah
mereka tidak khawatir dengan murid mereka nanti? Tenang saja, pagar sekolah
kami terkunci kok walaupun belum memiliki satpam sekolah, dan kami pun tidak
akan bisa dan mau untuk keluar dikarenakan sekolah kami berada di daerah
permukiman baru, jadi masih sangat sepi terutama jajanan luar seperti yang
perna ada pada sekolahan di daerah perkotaan. Mungkin ini salah satu metode
agar siswa/siswi Yayasan Terpadu Kasih tidak merasakan dampak buruk dari para
penjual yang curang demi merayu nafsu makan setiap anak sekolahan.
“ Sayang sekali yah, besok kita libur karena rapat guru-guru. “ Saut sedih Kak Farhan
seraya mengkipas-kipas wajahnya yang berkeringat.
“ iyah kak!! Firman jadi ngak bisa main lagi sama kaka-kakak soalnya kan jumat kita diliburkan,
sedangkan sabtu/minggu itu memang tanggal merah sekolah kita. “ Curhat Firman
teman kelasku.
Sesaat mereka semua saling bertatapan sedih padahalkan cuman 3 hari libur, apa yang harus
disayangkan untuk itu semua? Itulah pikiranku saat melihat wajah mereka
terlihat sedih, agar bisa mengembalikan wajah ceria milik mereka semua, akupun
berniat untuk mengajak mereka membuat sesuatu yang menyenangkan dihari libur
esok.
“ Gimana dong Fad? Kamu ada ide tidak? “ Tanya Kak Rizky pada Kakaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments