Episode 3

“ Afika sayangggg? Sabar dulu yah nak.. kamu harus cerita seeeeeemuanya, biar Mama tau

nak. Setelah tiu apa yag terjadi mengapa kamu dihukum oleh Ustazda kamu dan

tidak boleh beristirahat sayang? “Kali ini Mama yang bertanya dengan serius

namun tetap dengan nada membujukku.

“ Iyah iyah, iyah. Terus Ustazda datang kalna kaget, Ustazda bilang aku halus meminta maaf

kalena suda belkata kasal sama teman kelasku, Afika ngak mao dong, jadi Afika

ngeyel mau ngadu balik tapi Ustazda bilang cukup, jadinya Afika diem tlus tetap

ngak mao minta maaf. Yah udah Ustazda bilang ngak boleh istlilaht tluus halus

beldiri sampe pulang. Jadi Afika nulut aja apakata Ustazda, yang penting Afika

ngak akan mao minta maaf yah sebelum meleka yang minta maaf sama Afikaaa,

Heheeh. “ Terus terangku berakhir tersenyum saat menyebut namaku sendiri.

“ Selain itu apa lagi Afika? “ Lagi Paman.

“ Ehhhh.. samaaa apa lagi yahhh… kemaren Afika maen pazel tluss di lampas sama teman

kelas Afika padahal mainana meleka udah banyak loh Oommm.. jadi kita lebutan,

Eh ngak tau kenapa tiba tiba dia jatoh tluss nangiss deh.. teluss Ustazda

datang lagi nanyain teman Afika kenapa nangis, tlus teman Afika jawab karena

Afika yang ngedolong dia, Telus Ustazda malah lagii sambil bilang Afika itu

jangan nakal, Telus Afika bilang, Afika ngak nakal kok Ustzda, Afika Lgi maen

tluss dia mau ngambil mainannya Afika, yah kita beldua lebutan dong , ehh malah

dia yang jatoh. Telus teman Afika bilang lagi kalo Afika itu bohong katanya

Afika yang dolong, Yah udah Afika di hukum lagi Hehehehehe. Afika nakal yah Oom?

“ Jelasku sambil tertawa karena mengaku nakal.

Namun aneh!, sebab Mama, Paman, dan Tante Lina malah mulai berkaca kaca ketika usai

mendengar penjelasanku. Entah apa yang mereka sedihkan dari ceritaku tadi,

sebab merekalah yang sudah memintaku untuk bercerita tetang sekolahku, dan aku

pun hanya mengikuti apa kata mereka dan apa yang telah terjadi pada diriku

selama di sekolah baruku itu.

“ Apakah teman Afika sering mengganggu Afika sepert itu sayang? “ Lagi Paman sambil memegang

kedua pundakku.

“ Emm. Kayaknya begitu.. heheheh kenapa om? “ Jawabku polos.

Seketika mereka semua saling bertatapan secara langsung di hadapanku, diusiaku yang masih

sangat belia membuat otakku berpikir keras dengan mimik wajah mereka yang

mendadak berubah menjadi lebih terlihat sedih juga khawatir pada sesuatu.

Setelah percakapanku dengan ketiga orang tua tersebut, akupun akhirnya di

izinkan untuk memasuki kamarku dan beranjak tidur, sebab efek dari obat yang

berikan padaku sudah lama bekerja sejak percakapanku berlangsung dengan ketiga

orang tua tersebut.

2 minggu kemudian.

HARI KENAIKAN KELAS

Hari yang membahagiakan pada pagi hari ini kami semua, Siswa/Siswi Yayasan Terpadu Kasih

kini akan menuju jenjang selnajutnya yakni kenaikan kelas. Usai sudah kejadian

yang berlalu dikelas lamaku dank au berharap semoga semua menjadi suka padaku.

Belum, Belum sampai disini penderitaanku ini akan lebih memalukan bagiku di

awal cerita dan akan menjadi aib bagi guru-guru ku diakhir cerita sebab

memiliki Siswa/Siswa yang tidak mempunyai rasa saling menghargai satu sam lain.

“ Afikaaa? Kak Fadli minta air dong dek auss nih, Air kaka abis tadi. “ Pinta Kak Faadli

diabang pintu kelasku.

“ Ok kak!! tungguh yah kak “ Jawabku buru-buru mengambilkannya air.

“ Glek glek glek glek.. Ahh, Segerrrrr, maakasih yah dek “ Jawabnya berlari meninggalkan ku

pergi.

Saat Kak Fadli berlari pergi rupanya ada yang tertinggal, yaitu teman kelasnya namanya Kak

Rizky. Kak Rizky rupanya berniat sama dengan Kak Fadli untuk meminta sedikit

air padaku, entah karena aku memang memiliki sifat saling berbagi ataukah sifat

kasihan akupun memberikanya juga.

“ Glek glek glek glek glek glek.. makasih yah dek “ Ucap Kak Rizky melambaikan tangannya

padaku.

Aku tak tahu ternyata kakak kelasku yang bernama Rizky adalah sosok yang banyak digemari

oleh kakak kelasku yang perempuan. Akan tetapi Kak Rizky hanya suka bermain

denganku saja semua karena Kak Fadli yang senantiasa mengajakku bermain. Hingga

pada suatu hari terjadi konflik disekitarku.

“ Itu loh anaknya. “ Ucap kakak Kelasku sambil menunjukkan sosokku pada temannya yang lain.

“ Ohh yang itu, baru juga kelas satu SD sudah dekat dekat kakak kelas. “ Saut teman mereka

yang lain.

Saat itu aku sedang berjalan untuk menemui Kak Fadli, tapi tatapan mereka menghentikanku

untuk menuju ruang kelas Kakakku, dan ucapan mereka sangat tertuju padaku.

Bagaimana tidak lagi-lagi aku dihimpit sebuah masalah baru, namun kali ini

berbeda sebab masalah ini berurusan dengan kakak kelasku sendiri.

“ Afika!!! “ Suara lelaki sedang meneriakiku.

“ Itu Rizky, cha! “ Ucap sosok yang menunjukku.

“ Afika!! Sini main yuk!! Kita main ini “ Seru Kak Rizky tersenyum sambil menunjukkan

Permainan Stik kayu.

“ Iyah Kak! “ jawabku yang masih menatap balik kakak kelasku.

“ Mereka kenapa Ika? “ Tanya Kak Rizky yang ikut menatap segerombolan Siswi.

“ Afika ngaktau..” Jawabku mengangkat bahu.

“ Main bareng yok!! “ Ucap Kak Rizky.

“ Fadlii!!! Main ayok “ Lagi Kak Rizky.

“ Ehh main yukk.. Ada Rizky ama Afika tuh. “ Ucap Kak Fadli mengajak.temannya.

“ Ayukk.. ada Afika juga pasti aku menang. “ Seru teman yang lain.

Mereka pun akhirnya menghampiri kami berdua di depan kelas mereka, Permainan kali ini adalah stick

kayu yang biasanya dimainkan dengan cara memberikan tepukan angin pada stick

kayu tersebut agar bisa terbang lebih jauh dari milik lawan.

“ Yahhhh Afikaa kalah lagi deh hehehehe. “ Ucapku tegelak tertawa.

“ Aduh adeku ini kalu tertawa bikin melayang! Hahaha “ Goda Kak Fadli padaku.

“ Hahaha seharusnya kami yang menjadi kakaknya bukan kau “ Ledek Temanya, Farhan.

“ Kenapa memangnya kalo bukan aku? “ Tanya Kak Fadli.

“ Karna kamu tidak bisa menggendongnya di pundakmu, soalnyakan kamu itu berat mengangkat

badanmu yang besar itu, Hahahaha “ Mereka pun tertawa bersama sambil merangkul

satu sama lain.

Betapa terharunya aku ketika melihat pertemanan mereka yang begitu penuh kebahagiaan

meskipun ada pula bahan untuk saling mengejek satu sama lain, namun tidak

melunturkan ikatan pertemanan mereka. Aku beringin mempunyai pertemanan seperti

mereka dan pasti akan sangat bahagia bila bisa memiliki ikatan sekuat itu.

SIngkat cerita, 2 Minggu kemudian.

“ Heii.. apa yang kau bawa? “ Tanya Ilham.

“ Ohh ini itu makanan kesukaannya Afikaaa!!.. Ilham juga mau mencobanya? “ Tawarku

menyodorkan bekalku.

“ Tunggu aku juga akan membawa bekalku juga, agar kita bisa saling berbagi, Yahkan? “ Usul

Ilham yang tersenyum sehingga menampakkan giginya yang ompong.

“ Ini diaa.. Bundaku membuat nugget untukku dan menggorengkan sosis ini juga serta beberapa

sayur yang sdh diolahnya, apa kau mau? “ Ucap Ilham yang menyodorkan bekalnya

padaku.

“ Aku ambil ini satu dan ini satu. Kamuu ambil punyaku yang ini dan ini dan ini, ok beres

ayok makan! Hihihi “  Seruku yang ingin

menerkam seluruh bekal bawaanku.

“ Hup!!!! Hmmm, enakkkkkkkkkk.. Mama yang buatin yah dek! “ Tanya Kak Rizky yang

tiba-tiba menganmbil kentang goreng ditanganku.

“ Hm!! Enak yah, hehehe makan bareng yuk kak “ Anggukku lalu mengajak makan bersama.

Ketika kami bertiga saling berbagi bekal satu sama lain, ternyata masih ada lagi yang ingin

bergabung dengan kami, yaitu Kak Fadli dan juga teman-temannya yang lain.

“ Jangan habiskann!!!! “ Saut keras Kak Farhan yang berlari bersama lainnya.

“ Capek juga, eh jangan Habiskan dong, kamu juga! “ Kak Fadil mendorong Kak Rizky dengan

kencang.

“ Sapa suruh lemot, Hahahahah “ Jawab Kak Rizky.

“ Bilang aja kamu mau menang sendiri kan? . Yah kan Dill? “ Ketus Kak Fadli menyenggol Kak

Fadil.

“ Sudah-sudah, makan aja kakak-kakak libut banget. “ Ketus Ilham dengan mulut yang penuh.

“ Ilham harus biasa dengan sifat mereka, Afika aja sudah biasa. “ Sautku merasa geli.

Entah hari begitu cerah atau aku yang terlalu bersyukur, sebab semenjak Kak Fadli

menagajakku bermain bersama teman-temannya, kini aku tidak lagi dibuli oleh

siapapun di kelasku dan wali kelasku kali ini begitu menyangiku seperti

Mam.Merni sewaktu disekolah lamaku dulu. Selama berlangsungnya jam istirahat,

kami segera menghabiskan bekal kami dan mulai bermain di halaman sekolah.

Permainan ini sudah lama tidak kami mainkan semenjak adanya permainan stick

kayu yang perna kami mainkan kemaren. Ini adalah salah satu permainan kesukaan

kami sejak dulu, dan teman kelasku mulai tertular virus permainan Tangkap Capung dan juga Tangkap Belalan. ala kami semua.

“ Yehh aku dapat yang besar lagi.. aku menang lagii!! “ Seru kerasku memegang belalang

yang besar.

“ Yahh kalah lagi, Hehehehe “ Keluh Kak Reza lalu tertawa.

“ Heran ini anak cewek tapi kek bukan cewek aja, lincah banget sih anaknya. “ Heran Kak

Rizky lalu mengacak kudungku.

“ Kak Rizky!! hijabku nanti ngak cantik lagi aduhhhhhh. “ Ketusku cemberut.

“ Yahh dia marahh Fadd!! Hahahahahahaha “ Saut Kak Fadill lalu ikut tertawa bersama yang

lainnya.

“ Heran cuman gini aja kita kek terhibur banget yah padahal ngak ada yang lucu-lucu amat loh!

“ Pikir Reza yang diutarakan pada kami semua.

“ Kan Afikaa imuttt, lucu, dan Yang terpentingg Kalian sayang sama Afika… “ Pedeku berpose

sok imut.

“ Yehhh kepedeann. Hahahah “ Seru teman kelas ku, Ilham.

Usai sudah hari bahagiaku di sekolah Yayasan Terpadu Kasih, aku merasa lebih terlindungi

semenjak berteman dengan Kak Fadli dan kawan-kawannya, dan juga teman-teman

kelasku. Jangan heran bila aku yang paling berbeda sebab hanya akulah sosok

Siswi perempuan yang bermain dengan Siswa lelaki di sekolahku, entah kenapa dan

mengapa hanya akulah yang sering dijemput oleh mereka untuk bermain bersama

mereka semua, dan Yusuf yang memiliki kelainan mental pun aku ajak untuk ikut

bermain bersama, meskipun terkadang sesekali kami merasa sedikit jijik akibat

air liurnya yang terus dikeluarkannya namun kami tak mempermasalhkannya sebab

itulah kondisi yang dimiliki oleh Yusuf saat ini.

Lelahnya tubuh, memaksakan kami untuk duduk dibawah pohon sejenak seraya mendinginkan

badan dan menghilangkan penat akibat pemainan yang cukup menguras tenaga kami,

usai jam istirahat kami tidak lagi memiliki jam pelajaran apapun sebab para

guru kami sedang melakukan rapat mengenai suatu hal.  Apakah

mereka tidak khawatir dengan murid mereka nanti? Tenang saja, pagar sekolah

kami terkunci kok walaupun belum memiliki satpam sekolah, dan kami pun tidak

akan bisa dan mau untuk keluar dikarenakan sekolah kami berada di daerah

permukiman baru, jadi masih sangat sepi terutama jajanan luar seperti yang

perna ada pada sekolahan di daerah perkotaan. Mungkin ini salah satu metode

agar siswa/siswi Yayasan Terpadu Kasih tidak merasakan dampak buruk dari para

penjual yang curang demi merayu nafsu makan setiap anak sekolahan.

“ Sayang sekali yah, besok kita libur karena rapat guru-guru. “ Saut sedih Kak Farhan

seraya mengkipas-kipas wajahnya yang berkeringat.

“ iyah kak!! Firman jadi ngak bisa main lagi sama kaka-kakak soalnya kan jumat kita diliburkan,

sedangkan sabtu/minggu itu memang tanggal merah sekolah kita. “ Curhat Firman

teman kelasku.

Sesaat mereka semua saling bertatapan sedih padahalkan cuman 3 hari libur, apa yang harus

disayangkan untuk itu semua? Itulah pikiranku saat melihat wajah mereka

terlihat sedih, agar bisa mengembalikan wajah ceria milik mereka semua, akupun

berniat untuk mengajak mereka membuat sesuatu yang menyenangkan dihari libur

esok.

“ Gimana dong Fad? Kamu ada ide tidak? “ Tanya Kak Rizky pada Kakaku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!