Suasana semakin hening saat mereka berdua fokus pada laptop masing-masing. Tiba-tiba, Nadine merasakan ada yang aneh. Matanya mulai mengantuk. Begitu lama duduk, punggungnya terasa pegal, dan rasa kantuk menyerang
Nadine
"Ugh, aku nggak tahan deh. Kayaknya mau ngantuk."
Arka
Tidur aja kalau mau. Aku bisa lanjutin."
Nadine
Hah? Nggak bisa gitu. Kita kerja sama, ingat?"
Arka
Tapi kamu kelihatan capek."
Nadine
Nggak apa-apa. Cuma sebentar."
Arka
Serius deh, tidur aja."
Nadine terkejut dengan respon Arka. Kenapa dia tiba-tiba peduli? Padahal biasanya Arka gak pernah sepeduli ini. Tapi nadanya tidak kasar, justru agak… perhatian?
Nadine
Aku nggak mau. Kita harus kerjain tugasnya.
Arka
Kamu bisa ngerjain nanti. Istirahat sekarang."
Nadine
Kenapa kamu tiba-tiba jadi baik gini?
Arka
Aku nggak baik, cuma pengen kamu nggak jatuh sakit
Nadine melongo, merasa kebingungan dengan perasaan yang muncul tiba-tiba. Tiba-tiba dia merasa... nyaman. Itu bukan Arka yang selalu dia kenal. Arka yang pendiam dan dingin, tapi kali ini ada sisi lain yang membuat Nadine merasa sedikit hangat di hatinya.
[Chat Pribadi – Nadine & Rina]
Nadine
Rin, aku bingung banget. Arka tadi, dia kayak… peduli gitu.
Rina
"Hehe, itu kan artinya kamu mulai terjebak!"
Nadine
"Enggak lah! Mana mungkin aku tertarik sama Arka!"
Rina
"Jangan bohong. Semua orang yang berantem terus akhirnya bisa jadi saling suka, kok."
Nadine
"Nggak, aku nggak mau! Dia itu nyebelin, sombong, dan dingin!"
Rina
"Tapi bisa jadi itu justru yang bikin kamu tertarik."
Nadine
"Gak mungkin."
Rina
"Tunggu aja, Din. Suatu hari kamu bakal sadar."
Nadine meletakkan ponselnya dengan gugup, perasaan yang nggak jelas mulai muncul lagi. Dia sadar dia mulai tidak bisa melihat Arka hanya sebagai musuh, tetapi... ada sesuatu yang lebih.
Comments