The Exorcise Who Lives As An Idol
Tahun 2025, Seoul - Korea Selatan.
Di malam yang dipenuhi dengan hiruk-pikuk suara gemuruh yang padat, para remaja, pemuda dan pemudi sampai orang dewasa dimanapun mereka berada. Di kendaraan pribadi, tiap sisi di kawasan pertokoan bahkan di wilayah paling gelap sekalipun, suara lagu yang begitu indah, melodi yang diputar dan dapat disaksikan di layar ponsel menampilkan penampilan memukau yang begitu menghipnotis.
Banyak senyuman di tengah keramaian dan padatnya semua orang di malam itu. Di layar besar di kawasan paling bergengsi, terlihat gambaran dari sosok paling dicintai masyarakat Korea Selatan saat itu.
“Kyaaa!”
“Itu mereka! Itu MYTH!!”
“Kyaaa!! Goblin, lihat sini!!”
“Fenrir-ssi!! Leader tercinta kami, MYTH-elegy!!”
“Yang Mulia Vamp!! Tampannya!!”
“Siren! Itu Siren!! Huwaa, wajahnya kecil sekali!! Maknae kami!!”
Di studio musik - ANTHEM RECORD MUSIC - semua staff dan kru tengah mengambil siaran secara live dari studio saat ini.
Cahaya terang, musik dan sorot lampu mengarah ke panggung yang saat ini sedang diisi oleh empat pemuda tampan dengan karisma dan daya tariknya.
Pakaian yang begitu gemerlap dengan nuansa hitam, biru dan emas memberikan gambaran kemegahan membuat mereka semakin bersinar.
“Ok, sempurna! MYTH sudah selesai. Terima kasih untuk kerja kerasnya hari ini!!”
“Terima kasih banyak!!”
Para staff mulai memberikan minum dan handuk untuk keempatnya, namun ada satu pemuda dengan pakaian nuansa hitam mulai menjauhi panggung seorang diri.
Salah seorang remaja tampan lain dengan rambut berwarna sedikit kecoklatan melihat pemuda itu pergi ke belakang panggung seorang diri tanpa mengatakan apapun, “Jaehyun?”
“Ada apa, Shihan-ssi?” tanya seorang staff.
“Jaehyun keluar tanpa izin lagi.”
“Ahaha, sepertinya maknae kalian memiliki kebiasaan yang unik ya, Shihan-ssi. Sebagai leader, Shihan-ssi sepertinya harus terbiasa dengan itu,” goda staff tersebut.
“Ahaha, terima kasih banyak. Tapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jaehyun kami sudah lebih baik dari sebelumnya.”
“Oh, begitu. Syukurlah. Aku sempat khawatir karena Jaehyun-ssi baru saja keluar dari rumah sakit seminggu lalu, kan? Apa benar sudah tidak apa-apa?”
“Tidak perlu khawatir. Jaehyun sudah lebih baik. Hanya saja…”
“Kenapa, Shihan-ssi?”
“Hanya saja Jaehyun…seperti orang lain.”
Di koridor studio, remaja yang baru saja keluar dari studio berlari menuju ruang ganti dan mengambil sebuah tongkat yang ditutupi oleh kain berwarna ungu dengan tali berwarna merah dan hitam.
“Cih, sial. Kenapa jadi muncul setelah rekaman? Aku tidak bisa membiarkan mereka begitu saja kan?”
“Dimana posisinya?”
“Jangan sampai Shihan dan yang lain menceramahiku lagi malam ini.”
Remaja itu membawa tongkatnya dan bergegas keluar dari ruang ganti. Kemudian dia berlari sambil menggigit ibu jarinya sendiri.
Gigitan yang begitu dalam hingga mengeluarkan darah. Kemudian dia mengoleskan darahnya ke telapak tangan lainnya.
Plak
Dengan satu kali tepukan tangan, dia berhenti berlari dan mengucapkan sebuah kalimat.
흑백 경계가 있는 세상 (Dunia dengan batas hitam dan putih)
Seketika, seluruh studio berubah menjadi wilayah hitam dan putih. Hanya ada pemuda dengan tongkat yang terbungkus kain di sana.
Seperti penghalang, tidak ada suara lain kecuali gerutuan remaja yang berlari sepanjang lorong.
“Dimana dia? Aku harus kembali. Waktuku tidak banyak! Harus pemotretan dan harus dengar Shihan ceramah.”
Tidak menemukan apapun di lorong tersebut, remaja itu mencoba memencet tombol lift namun tidak bereaksi.
“Harusnya aku tau kalau ini juga tidak akan berhasil. Tangga darurat!”
Bergegas, dia langsung menuju tangga darurat. Saat baru membuka pintu tangga darurat, dari arah lantai bawah yang terhubung dengan tangga tersebut terdengar suara pintu yang terbuka.
“Celaka!” remaja itu langsung mundur dan bersembunyi.
Saat hendak menuruni tangga, dia melihat sesuatu yang aneh dan membuatnya terpaksa bersembunyi di balik dinding belokan anak tangga tersebut.
Remaja itu mengintip sedikit dan terlihat sosok seorang wanita dengan pakaian serba merah. Pakaiannya benar-benar hanya warna merah tetapi jalan yang dilaluinya meninggalkan bekas darah. Wanita itu memiliki rambut hitam panjang yang lurus tetap saat ini tidak terlihat seperti apa wajahnya. Remaja itu memperhatikan kemana dia pergi.
“Aku rasa itu adalah targetku sekarang. Tapi bisa meninggalkan jejak darah seperti itu…”
“Jelas itu adalah arwah penasaran yang sengaja dipanggil untuk menyebarkan kemalangan.”
Baru hendak bergerak setelah melihat sosok wanita itu menghilang, remaja itu harus merasakan hal menakutkan yaitu munculnya sosok wanita mengerikan tersebut di belakangnya.
Greep
“Uk!”
Sosok wanita itu mencekiknya saat remaja itu menengok ke belakang.
Wajah menakutkannya mulai terlihat jelas sekarang. Mata yang melotot dengan air mata darah yang keluar, mulut yang tidak berhenti tersenyum sambil bergumam sesuatu yang tidak jelas, aroma darah yang terasa begitu basah dan amis serta pakaian merah yang basah itu memang hantu yang dilihatnya beberapa waktu lalu.
“Bagaimana bisa…dia ada di sini?!” pikir remaja itu sambil berusaha melepaskan diri dari hantu itu.
Cekikan itu semakin kuat, membuat remaja itu semakin sulit melepaskan diri. Namun di saat seperti itu saja, dia masih bisa bergumam dengan lancar.
“Aku akan membuat perhitungan dengan Chief Han Yeon setelah ini dan meminta bayaran lebih darinya!!”
Perlahan, dia mencoba meraih tongkat yang ada di belakangnya. Kemudian…
Buuuk
Dia memukul hantu itu dengan tongkat tersebut.
“Uwaaaa!!!” hantu itu berteriak kesakitan. Mungkin sedikit aneh karena hantu itu bisa diserang secara fisik.
Remaja itu langsung mundur ke belakang dan membuka tongkat yang dibawanya. Terlihat seperti sebuah tongkat biasa yang ternyata bisa dibuka. Tampaknya itu hanya sebuah kamuflase karena ternyata benda itu adalah sebuah pedang tipis.
Pedang yang sekilas terlihat tipis namun siapa yang tau kalau benda itu sangat tajam.
Ada sesuatu yang melingkar di setiap sisi pedang tajam itu. Tulisan yang samar, yang perlahan bersinar, menampilan huruf yang semakin lama terlihat mirip dengan Bahasa Sansekerta.
यत्किमपि हन्तुं न शक्नोति तत् सर्वं हन्ति (Membunuh semua yang tidak bisa dibunuh)
यत् स्पर्शं कर्तुं न शक्नोति तत् सर्वं स्पृशति (Menyentuh semua yang tidak bisa disentuh)
Seperti itulah tulisannya jika dilihat dari dekat.
Remaja itu mulai berlari menyerang hantu wanita yang masih merasakan rasa sakit setelah menerima pukulan dari calon korbannya.
“Tidak bisa dimaafkan…mati…MATI!!!!”
Hantu itu mulai berteriak dan menyerang remaja itu. Dia mencoba menangkap remaja itu dengan kedua tangannya yang tiba-tiba bisa memanjang sendiri.
“Apa?!”
Remaja itu langsung menghindari serangan secara zig-zag dengan mulus dan langsung mengayunkan pedangnya saat dia sudah berada di dekat hantu itu.
CRAAAAT
“Gyaaaaa!!!!!”
Hantu itu berteriak saat pedang yang dibawa oleh remaja itu menembus dadanya. Pedang itu terus didorong oleh remaja itu sambil mengucapkan sesuatu.
나자가 지시한 길로 복귀 (Kembalilah ke jalan yang ditunjukkan oleh Naja)
Saat kalimat itu diucapkan oleh remaja itu, pedangnya mulai bersinar dan tubuh hantu wanita itu perlahan menghilang bagai buih-buih cahaya.
Noda darah yang berada di lantai sepenuhnya telah lenyap tanpa sisa. Remaja itu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
Tuut…
[Halo? Jaehyun]
“Yo, Han Yeon sayang.”
[Oi, hentikan itu! Kenapa memanggilku sayang, anak nakal? Aku ini pria lurus yang sudah beristri!]
“Berisik! Dengar ya, aku baru membereskan pekerjaanku dan aku mau minta bayaran lebih! Menjadi pengusir hantu itu melelahkan dan aku harus kembali dengan ocehan Shihan dan yang lain!”
[Apa? Sudah selesai? Kamu sudah menyelesaikan permintaanku?]
“Sudah. Hantu gaun merah yang menghantui studio lantai 5 kan? Sudah selesai. Kirimkan bayarannya ke rekeningku ya.”
[Akhirnya, terima kasih banyak. Untung aku bicara padamu. Tapi ini hanya rahasia kita berdua saja kan, Jaehyun?]
“Tentu. Tidak ada yang boleh tau. Sebaiknya kau juga tidak bicara pada yang lain ya?”
[Tidak tidak! Baiklah. Karena urusannya sudah selesai, besok aku akan datang ke studio. MYTH sudah selesai rekaman?]
“Sesi terakhir sudah, sisanya hanya tinggal pemotretan. Mau mampir?”
[Ah, tidak. Besok saja kita ketemu. Ini sudah malam. Kalian pasti lelah. Maaf sudah membuatmu bekerja lebih ya, Jaehyun]
“Tidak masalah. Sampai jumpa besok di studio.”
[Oh, sampai jumpa. Sekali lagi terima kasih ya]
Tuut
Selesai menutup telponnya, remaja itu menyimpan kembali pedangnya, membungkusnya dengan kain yang terjatuh di lantai dan menonaktifkan penghalangnya.
“Lepaskan.”
Seketika semua kembali seperti semula dan dia berjalan menuju ruang ganti. Tidak ada kerusakan, tidak ada noda darah dan tidak ada hal yang aneh kecuali remaja yang mengingat kembali kejadian seminggu lalu.
Benar, semua berubah sejak saat itu. Saat dimana dia baru saja tersadar di sebuah bangsal di rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
☘︎⃟𝐁Λ𝐍𝐆𝐁Λ𝐍𝐆ᴬᵍᶦˡ🐉⃝Λ𝐋𝐒
🗿🗿jadi ingat penghalang di JJK
2025-08-24
1
〈⎳ FT. Zira
hantu legend. bisa teriak uwaaa/Facepalm//Facepalm/
2025-04-01
2
〈⎳ FT. Zira
Siren di sini suka penggal kelapa orang juga gak/Blush//Blush/
2025-04-01
3