Book 1 – Chapter 5
Senjata Sihir
“Sebelumnya, perkenalkan, nama saya Gilderoy, kepala sekolah meminta saya untuk mengajar tahun ini, saya guru baru, dan saya akan mengajar kelas senjata sihir” Gilderoy tersenyum ramah, seakan senyum itu tidak pernah hilang dari wajahnya.
“Kepala sekolah memberitahu saya jika kalian baru tahun ini mendapatkan pelajaran senjata sihir, dan baru boleh menggunakan senjata sihir di kelas tiga, jadi tahun ini kita hanya akan mengenal senjata sihir”.
Seketika wajah antusias murid-murid tampak lesuh, mereka baru saja mengira akan mulai menggunakan senjata sihir.
“Senjata sihir sendiri berbeda dengan senjata biasa, senjata sihir harus terbuat dari material yang bisa menghantarkan sihir, sehingga penyihir bisa mengalirkan sihirnya ke senjata itu” Gilderoy menjelaskan dengan intonasi yang begitu jelas dan tidak terburu-buru, tetapi juga tidak membuat mengantuk, ia seperti mempunyai daya pikat saat berbicara, dan lagi-lagi, senyumnya tidak pudar dari wajahnya.
Masih di tengah pelajaran, seorang murid mengangkat tangannya.
“Apa sebelum mengajar disini, anda seorang pembuat senjata sihir?” tanya murid itu.
Gilderoy tersenyum “betul sekali, saya membuat senjata sihir untuk Knight’s Of Magic”.
Seketika kelas menjadi riuh “Knight’s Of Magic?”.
Knight’s Of Magic adalah organisasi elite para penyihir yang bertugas sebagai pelindung bagi dunia penyihir, membantu para penyihir, dan memberantas penyihir jahat.
Kegaduhan di kelas tidak bisa dibendung saat itu, bagaimana mungkin jika sebagian besar murid bermimpi menjadi anggota Knight’s Of Magic, dan salah satu dari mereka sedang berdiri didepan kelas.
Murid-murid kini semakin antusias mendengarkan penjelasan Gilderoy, mereka begitu ingin mendengar langsung dari mulut mantan ksatria sihir itu sendiri.
“Seperti yang kalian tahu, banyak jenis senjata, tetapi ada dua senjata yang menjadi favorit para penyihir karena dianggap paling mudah untuk mengalirkan sihir mereka, pedang dan tongkat sihir” Gilderoy menutup kelas dengan penjelasan dan juga tugas tentang deskripsi senjata-senjata sihir.
***
“Aku ingin punya pedang!” celetuk Lexi dengan antusias saat berjalan di koridor kastil bersama Genta dan Jojo.
“Bayangkan pedangku dialiri sihir apiku, akan luar biasa bukan?” Lexi masih mengandai-ngandai.
“Sudah puas berandai-andainya?” celetuk laki-laki kelas tiga berambut kuning yang beberapa hari lalu bekelahi dengannya.
“Mau apa kau?!” tanya Lexi ketus “Mau ku hajar lagi?”
Laki-laki berambut kuning itu tertawa “menghajar ku? Maaf saja tapi anggota club duel tidak level bertarung dengan anak yang bahkan tidak bisa menggunakan sihirnya dengan baik”.
Lexi langsung bermaksud untuk menghantam laki-laki berambut kuning itu, tetapi Jojo langsung menahannya. Tubuh Jojo cukup besar dibandingkan Lexi, tentu saja Lexi tidak memberontak karna tahu akan sia-sia.
Laki-laki berambut kuning itu tertawa kemudian berjalan pergi bersama teman-temannya.
“Kenapa kau menghentikanku? Kau tahu kan aku bisa menghajarnya lagi” gerutu Lexi.
“Jangan bodoh.. aku akhirnya tahu dia siapa, dia keponakan Master Krusius” jawab Jojo yang membuat Genta terkejut, tetapi tidak dengan Lexi, kini akhirnya dia tahu alasan laki-laki berambut kuning itu berani berbuat onar seenaknya seakan dia tidak akan pernah dihukum.
“Anggota club duel? Aku yakin dia hanya masuk club duel hanya karena Master Krusius!” gerutu Lexi saat mereka menyusuri koridor menuju kelas dasar-dasar sihir.
“Ku rasa sihir telekinesisnya cukup bagus untuk anak kelas tiga” celetuk Genta.
“Yah.. aku setuju.. untuk menggerakan pena bulu saja aku harus berpikir dengan sangat keras, dan dia bisa menerbangkan belatinya dengan mudah” timpal Jojo.
“Kalian kok malah dukung dia sih?!” gerutu Lexi.
“Aku bukan mendukung dia, aku hanya ingin kau tahu lawanmu” jawab Genta yang menurut Lexi cukup masuk akal.
“Baiklah kalau begitu aku akan mendaftar club duel asrama kita dan mengalahkan asramanya!” kata Lexi penuh tekad.
“Jangan bodoh! Club duel hanya untuk kelas tiga keatas, itu masih satu tahun lagi” celetuk Genta.
“Kalau begitu aku punya waktu satu tahun untuk latihan, bukan begitu?” Lexi tertawa penuh semangat.
Perbincangan mereka tentang club duel berakhir saat mereka sampai di kelas dasar-dasar sihir yang berada di lantai tiga kastil. Tetapi ada pemandangan yang berbeda di kelas itu, Percy berdiri di samping Master Ginerva.
“Kelas hari ini, ketua murid asrama kalian akan membantuku, aku berharap dengan ini kemajuan kalian akan lebih pesat, terima kasih sudah mau membantu Percy” kata Ginerva.
“Kehormatan untuk saya Master” jawab Percy.
Kelas pun berlangsung seperti biasanya, murid\-murid menyebar dan mulai melatuh sihir mereka, Master Ginerva dan Percy berkeliling memberikan penjelasan kepada murid-murid. Lexi memperhatikan Percy yang sudah beberapa kali memberikan contoh sihir elemen air dengan tongkat sihirnya, Lexi semakin yakin jika Percy seharusnya tidak di asrama Mountain Goat.
“Bagaimana perkembangan mu?” Percy menghampiri Lexi.
Tubuh Lexi sudah dibanjiri keringat, ia kembali mencoba menyambarkan api, dan lagi-lagi hanya kobaran kecil yang langsung menghilang.
Percy memberikan tongkat sihirnya “coba menggunakan ini”.
“Bukankah justru lebih sulit?” tanya Lexi.
Percy tertawa kecil “jangan bercanda, senjata sihir diciptakan untuk membantu, bukan menyulitkan, cobalah!”.
Dengan ragu Lexi mengambil tongkat sihir itu, dengan sedikit gemetar Lexi mengayunkan tongkat sihir itu dan seketika api menyambar dengan besar dan bertahan cukup lama, Lexi terkejut melihat itu tetapi pegangan tangannya semakin mantap memegang tongkat sihir, Lexi mulai tertawa seakan ini pertama kali sihirnya muncul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
John Singgih
bantuan dari senior percy
2021-06-25
0
Kue Keju
ada Magna Senpai. 🤭
2021-01-31
0
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-11-24
1