Ingat Alina

"Maafkan aku, Mas. T_tapi mbak Santi dan Kak Devan yang menyuruhku masuk ke kamar ini"

"Selalu saja Kak Devan mengaturku. Sudahlah, hapus riasanmu yang seperti ondel-ondel itu, aku geli melihatnya. Dan kau, jangan tidur di ranjangku, juga jangan sentuh barang pribadiku"

"I-iya mas"

Shima masuk ke kamar mandi dan melakukan ritual, tentu saja ritual mandi.

"Bahkan kamar mandinya saja, lebih bagus daripada rumahku. Apa mungkin aku bisa hidup bahagia disini? Jadi pasangan sesungguhnya dengan mas Cello? Mimpi saja kamu Shima." Shima tersenyum getir setelah menggumam sendiri.

Setelah 15 menit berlalu, Shima keluar dengan daster kumalnya. Cello tidak ada di tempat tidur. Shima bernapas lega.

"Huuuffttt.. Untung saja, dia tidak dikamarnya. Ganteng sih, tapi judesnya minta ampun. Andai saja dia mau lembut sedikit, pasti tambah ganteng"

Pintu kamar terbuka dari luar. Cello sudah berganti pakaian dari jas dan celana hitam menjadi kaos oblong dan celana pendek. Aura tampan makin terpancar dari wajahnya. Shima menatapnya dengan kagum.

"Duduk, Shima. Aku perlu bicara. " Ucap Cello sambil menepuk karpet bulu di depannya tanpa melihat ke arah Shima.

Shima patuh dan duduk lesehan di depan Cello.

"Dengar Shima. Aku sangat terpukul dengan pernikahan ini. Tapi aku juga bukan pria brengsek yang akan menidurimu walau tanpa cinta. Aku mungkin akan selalu bersikap kasar padamu. Aku punya kriteria wanita sendiri yang jauh di atas kamu. Aku suka wanita yang cantik, putih dan harum, bukan sepertimu. Mulai sekarang, kamu harus tahu, mungkin selamanya aku gak akan pernah menganggap kamu istriku. Aku akan menceraikanmu jika aku sudah menemukan wanita lain yang sesuai dengan kriteriaku."

Shima menunduk dan meremas rok kumalnya. Ada perasaan sedih di hatinya, tapi Shima juga tahu batasannya jika selamanya Cello tak akan pernah menganggapnya istri. Walaupun secara fisik Shima cantik, tapi Cello sudah lebih dulu memupuk permusuhan dengan Shima. Dan selamanya, Cello tidak akan pernah tahu, seberapa cantiknya Shima, karena memandangnya pun hanya sekilas, Shima seperti kotoran yang jijik untuk dipandang.

"Iya Mas. Aku tahu. Aku gak berharap kamu menerimaku apalagi mencintaiku. Aku akan terima jika suatu saat nanti, aku di ceraikan jika Mas sudah menemukan wanita lain. Aku sebenarnya juga terpaksa menerima perjodohan ini. Yaa.. Walaupun aku hanya gadis pelunas hutang, tapi terima kasih karena Mas sudah mau jujur kepadaku."

"Sudahlah, cepat tidur. Kamu tidur saja di sofa. Ambil selimutnya di lemari sana. "

"Baik Mas"

Memang malang nasib Shima. Sudah dijodohkan dengan Cello yang ketusnya minta ampun, jadi gadis pelunas hutang, sekarang harus tidur di sofa. Walaupun Sofa itu lebih empuk dari kasur usang di kamarnya dahulu, tapi dulu Shima bahagia bisa bebas seperti tanpa beban, tanpa tahu jika kedua orang tuanya punya banyak hutang pada Devan. Shima tidak pernah tahu jika uang untuk ayahnya berobat adalah uang hasil pinjaman. Lalu kemana, uang hasil panen sawah yang di garap ayah dan ibunya. ? Shima tidak tahu.

Keesokan paginya, Shima bangun lebih awal. Shima langsung menuju kamar mandi membersihkan diri. Selepas mandi, Shima membuka lemari putih yang tadi malam di ceritakan kakak Iparnya. Shima kagum karena banyak baju bagus tergantung rapi di sana. Mulai dari pakaian santai, hingga pakaian dalam pun ada. Tas mewah juga banyak tertata rapi didalamnya. Shima memutuskan memakai dress putih selutut dan mencepol rambutnya rapi. Tak lupa sebelum menuju dapur, Shima melirik Cello yang masih tertidur lelap.

"Jika kamu tidur begini, kamu terlihat lebih tenang mas. Sebenarnya wajahmu tak pantas jadi peran antagonis." Gumam Shima.

Bagaimana tidak, Cello dengan rahangnya yang kokoh sedikit berbulu, hidung mancung, kulit putih, dan mempunyai tinggi 180 cm itu, sangat jangkung jika di bandingkan dengan Shima yang hanya mempunyai tinggi 160 cm.

Sesampainya didapur,sudah ada bi Nur, tetangga Shima yang biasa memasak di rumah keluarga Cello.

"Pagi Bi Nur"

"Pagi Ma. E_eh Bu Shima"

"Bi Nur ga usah gitu lah Bi. Aku tetap Shima yang dulu. Lagi masak apa Bi? "

"Lagi masak nasi goreng bu"

" Bi Nur, panggil aku Shima aja ya" Ucap Shima tersenyum.

"Tapi sekarang Bu Shima sudah jadi istri pak Cello, jadi saya harus biasa-in manggil Ibu"

"Saya jadi gak enak Bi" Shima mengusap tengkuknya dan tersenyum kaku.

"Gapapa Bu, nanti kalau kebiasaan manggil nama, gak sopan saya jadinya. "

"Terserah Bibi sajalah. Aku bantuin ya Bi"

" Eeh gak usah Bu. Mending Ibu buatin kopi buat pak Cello saja Bu. Biasanya kalau bangun tidur, pak Cello langsung ngopi. "

"Ya sudah. Aku buat kopi dulu buat Mas Cello. Biasanya manis atau pahit Bi? "

"Biasanya gulanya sedikit Bu"

Shima membuatkan kopi untuk Cello sambil banyak cerita dengan Bi Nur. Bi Nur merasa prihatin juga sebenarnya dengan Shima, tapi pura-pura tidak tahu saja dengan keadaan Shima.

"Nasi gorengnya sudah jadi Bu, sebentar lagi pasti pak Devan dan Bu Santi langsung sarapan. Mending bu Shima bangunin pak Cello biar ikut sarapan bareng. "

"Aku bangunin mas Cello Bi.? " Sambil menunjuk wajahnya.

"Iyalah Bu, masa Bibi yang bangunin pak Cello, kan Bu Shima istrinya pak Cello" Bi Nur terkekeh.

Dengan langkah lesu, Shima menuju kamarnya. Shima masuk dan mendapati Cello masih tertidur pulas.  Shima mendekati ranjang dan memanggil Cello.

"Mas.. Mass.. Bangun Mas. "

Cello tetap bergeming.

"Mas, bangunn". Shima dengan wajah takut-takutnya memberanikan diri menggoyangkan kaki Cello.

Cello perlahan membuka mata dan mengusap wajahnya. Shima sudah bersiap jika dia kena semprot Cello.

" Bisa gaak, bangunin aku pelan-pelan.? "

"Tuh kan bener. " Shima membatin. "Maaf Mas, tadi Mas ku panggil gak bangun- bangun"

"Ya sudah, kamu keluar dulu."

"I_iyaa mass"

Shima keluar dari kamar berbarengan dengan Santi dan Devan yang akan menuju dapur.

"Loh pengantin baru, kok udah bangun? " Santi cekikikan.

"Eee-hh iya mbak" Shima tersenyum kikuk.

"Ayo sarapan bareng, Cello mana? "

" Lagi mandi mbak. "

" Ya sudah, ayo. Biar nanti Cello nyusul"

Mereka bertiga menuju meja makan. Disana sudah tersedia nasi goreng, telur mata sapi, teh dan kopi untuk Cello buatan Shima.

"Kita tunggu Cello sebentar ya" Kali ini Devan membuka suara. "Setelah ini, kamu mau kemana Shima? "

"Belum tahu Kak, mungkin bantuin Bibi saja"

"Kamu ngapain bantuin Bibi, nanti kita ke kota ya, nanti kita nyalon bareng biar kamu kelihatan Fresh, boleh ya Mas.? " Santi bersemangat

"Tentu saja"

" Makasih mas" Santi memeluk Devan

"Eeekhm.. " Suara Cello menginterupsi mereka. Cello duduk bersebelahan dengan Shima. Mencium aroma kopi yang kuat, Cello langsung menyambar cangkir miliknya dan meminumnya beberapa teguk. Seketika dahinya mengernyit dan matanya berkaca-kaca.

"Bii.. Biii Nur, siapa yang bikinin aku kopi.? " Cello berteriak memanggil Bi Nur.

Bi Nur berlari dari dapur dengan tergopoh-gopoh.

"Kamu kenapa sih.? Kopi tinggal minum ini, banyak komplain kamu" Devan meliriknya sinis.

"Maaf Pak, tadi bu Shima yang bikin"

Cello melirik Shima. " Ya Sudah Bi.. Bibi boleh kembali ke dapur" Ucap Cello.

"Jadi, kopi ini buatan Shima? Kenapa rasanya sama, dengan kopi buatan Alina.?" Pikir Cello.

Terpopuler

Comments

Celty Sturluson

Celty Sturluson

Aku jadi pengen jadi tokoh di cerita ini!

2025-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 SAH
2 Ingat Alina
3 Tak terduga
4 Terkejut
5 Mursyid
6 Sushi
7 Apa yang kau lakukan???
8 Tolong aku Mas!!!
9 Bukan Cello, tapi Kim
10 Bingung
11 Hamil anak siapa?
12 Kim Galau
13 Ngidam Kedondong
14 Keserempet
15 Rasakan
16 Pergi
17 Pulang
18 Talak
19 Karma mulai bekerja
20 Shima-ku
21 Ayo Cari Shima
22 Kedatangan Umi
23 Tawaran jadi mantu
24 Awal yang baik untuk Shima
25 Salah Sangka
26 Aku Masih Mencintaimu
27 Sial
28 Rahasia 1
29 Rahasia 2
30 Berkemas
31 Bertemu Mantan
32 Gak bisa milih
33 Kepergok
34 Penyusup
35 Cari Gara-Gara
36 Siapa Orang Itu?
37 Terkuak
38 Pecahan Beling
39 Pengaruh Obat
40 Shock
41 Kalap
42 Lihat Saja Nanti
43 Surprise
44 Seminggu Lagi
45 Niat bercerai
46 Musang Kawin
47 Ngambek
48 Babak belur
49 Pingsan
50 Fakta Mengejutkan
51 si Onta
52 Fitnah
53 Jatmiko Bin Adipati
54 Panggil Om saja
55 Kembalikan Keperawananku
56 Bangun
57 Hufft
58 Diculik
59 Meja operasi
60 Tertangkap
61 Ibu Pro kampung gagu
62 Ketemu
63 Titip Cinta
64 Mas, siapa?
65 Kakek Mirip Ayah
66 Tinggal di Rumah Utama
67 Jadwal Kontrol
68 Belajar Melupakan
69 Persiapan Lamaran
70 Cerewet
71 Impoten
72 Mimpi
73 Hotel
74 Bulan Madu
75 Zayn Rewel
76 Jelas
77 Sesal
78 Pasangan Selingkuh
79 Ketahuan
80 Nikah lagi
Episodes

Updated 80 Episodes

1
SAH
2
Ingat Alina
3
Tak terduga
4
Terkejut
5
Mursyid
6
Sushi
7
Apa yang kau lakukan???
8
Tolong aku Mas!!!
9
Bukan Cello, tapi Kim
10
Bingung
11
Hamil anak siapa?
12
Kim Galau
13
Ngidam Kedondong
14
Keserempet
15
Rasakan
16
Pergi
17
Pulang
18
Talak
19
Karma mulai bekerja
20
Shima-ku
21
Ayo Cari Shima
22
Kedatangan Umi
23
Tawaran jadi mantu
24
Awal yang baik untuk Shima
25
Salah Sangka
26
Aku Masih Mencintaimu
27
Sial
28
Rahasia 1
29
Rahasia 2
30
Berkemas
31
Bertemu Mantan
32
Gak bisa milih
33
Kepergok
34
Penyusup
35
Cari Gara-Gara
36
Siapa Orang Itu?
37
Terkuak
38
Pecahan Beling
39
Pengaruh Obat
40
Shock
41
Kalap
42
Lihat Saja Nanti
43
Surprise
44
Seminggu Lagi
45
Niat bercerai
46
Musang Kawin
47
Ngambek
48
Babak belur
49
Pingsan
50
Fakta Mengejutkan
51
si Onta
52
Fitnah
53
Jatmiko Bin Adipati
54
Panggil Om saja
55
Kembalikan Keperawananku
56
Bangun
57
Hufft
58
Diculik
59
Meja operasi
60
Tertangkap
61
Ibu Pro kampung gagu
62
Ketemu
63
Titip Cinta
64
Mas, siapa?
65
Kakek Mirip Ayah
66
Tinggal di Rumah Utama
67
Jadwal Kontrol
68
Belajar Melupakan
69
Persiapan Lamaran
70
Cerewet
71
Impoten
72
Mimpi
73
Hotel
74
Bulan Madu
75
Zayn Rewel
76
Jelas
77
Sesal
78
Pasangan Selingkuh
79
Ketahuan
80
Nikah lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!