bab 5 menjemput

Jarum jam di tangan Maura menunjukkan angka satu lebih hampir ke jam setengah 2 siang.

Bel tanda berakhirnya pembelajaran hari ini juga sudah terdengar berdentang sejak lima belas menit yang lalu.

Raha baru saja menyelesaikan ibadah siangnya di masjid sekolah.

Dengan beberapa teman temannya ia kemudian nampak keluar dari masjid itu menuju gerbang sekolah.

Saat ia baru saja keluar dari gerbang sekolah, ia melihat seseorang yang cukup ia kenal belakangan ini sedang melambaikan tangannya padanya.

Tak lama seseorang yang tak lain adalah dokter Zani itu datang dan mendekat kepadanya dengan sedikit berlari.

" hai...kau sudah pulang ?! " sapa dokter Zani lebih dulu.

" ya dokter...baru saja,

Dokter di sini ?! " jawab Raha.

" hemm...

aku menelpon ke rumahmu, mereka bilang kau sudah mulai aktif bersekolah lagi sejak hari ini.

Akh...

Aku sedih sekali, kau tidak mengabari aku...

Kau lupa jika kau harus melakukan pemeriksaan terlebih dulu sebelum kembali aktif dengan aktifitasmu hem...?!

Dasar bandel " dokter Zani berkata sambil mengusak pucuk kepala Raha gemas.

Raha tersenyum tipis.

" maaf... Aku lupa,

Tapi percayalah dokter, aku baik baik saja " jawab Raha.

" ok.....aku percaya,

Tapi kau harus tetap di hukum karena sudah abai pada peringatanku "

" di hukum ?! "

" hemmm..... "

" mana ada...."

" tentu ada, dan hukumannya...temani aku makan siang hari ini... Ok....?! "

Raha sekali lagi tertawa, dan kali ini tawanya sedikit lebar.

" hemm...baiklah,

Aku juga lapar...

Tapi aku maunya di bayarin " jawab gadis itu dengan sedikit nada manja.

Raha dan Zani memang terlihat lebih dekat sejak dokter itu menanganinya saat ia kembali drop sebelum kematian sang ayah.

" tentu saja...

Apa yang tidak untuk gadis secantik kamu, ayo...." goda Zani.

Lagi lagi Raha tertawa mendengar ucapan dokter muda itu.

" gombal....." cibirnya kemudian.

" ha ha ha....kau tak percaya padaku ?! " tanya Zani dengan senyum cengengesannya.

" tidak kalau soal itu " jawab Raha sambil melangkah di sisi Zani menuju mobil laki laki itu.

" bagus kalau begitu,

Karena kau masih sangat bocil dan sangat tidak terlihat cantik " ejek Zani kemudian.

Tentu pria muda itu berbohong untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya pada gadis itu.

Ia tak mau di sebut pedofil jika orang lain tahu perasaannya yang penuh kekaguman pada gadis belia berusia 18 tahun beberapa bulan ke depan saat gadis itu lulus sekolah nanti.

Postur tubuh Raha yang jauh lebih bongsor dari gadis seumurannya memang membuat Raha terlihat lebih dewasa dari pada usianya.

Gadis itu bahkan terlihat sangat cantik dan menawan meski ia hanya memakai seragam sekolah.

" ish....

Menyebalkan "

Raha terus mengikuti Zani dan akhirnya ia pun masuk ke dalam mobil pria itu.

Ia mengabaikan pesan seseorang kepadanya pagi tadi. Dan kini,

Seseorang itu sedang berada di dalam mobilnya tak jauh dari tempat Raha berinteraksi dengan Zani tadi.

Ia pun melihat semua interaksi yang terjalin di antara Raha dan dokter pribadinya itu sejak tadi.

Hingga kini Raha masuk ke dalam mobil dokter muda itu, seseorang itu masih setia menatapnya tak berkedip dan dengan tatapan mata yang sulit untuk di artikan.

Mobil yang membawa Raha dan dokter Zani terus melaju meninggalkan area depan sekolah Raha. Mulai memasuki jalan raya beraspal dan membelah keramaian jalan raya yang di padati dengan kendaraan kendaraan bermotor.

Sebuah mobil lain di belakang mobil dokter Zani juga nampak setia terus mengikuti ke mana mobil dokter muda itu pergi.

Hingga setelah hampir setengah jam perjalanan, mobil dokter Zani nampak memasuki area pelataran sebuah restauran yang cukup mewah.

Tak lama dua orang di dalam mobil itu nampak keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam restauran dengan Raha yang sudah memakai sebuah hodie untuk menutupi identitas sekolahnya.

Dokter Zani dan Raha duduk saling berhadapan dengan posisi dokter muda itu agak minggir ke samping menunggu pesanan mereka datang sambil berbincang.

Tak jarang keduanya nampak saling tergelak di sela sela perbincangan mereka.

Hingga pesanan mereka akhirnya datang.

" terimakasih..." kata Zani pada pelayan yang mengantarkan makanan mereka.

Kedua orang itu mulai menyuap makanan mereka masing masing ketika tiba tiba seseorang yang tak lain adalah Leon duduk tepat di hadapan Raha dan bersisihan dengan dokter Zani.

Leon duduk menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi sementara ke dua tangannya menyilang di depan dada.

Sedangkan tatapan mata pemuda itu nampak menyorot tajam kepada Raha yang jelas nampak terkejut melihat kehadirannya.

" lanjutkan makanmu, lebih cepat selesai itu lebih baik... " kata Leon dengan menatap Raha.

" anda di sini ?! " Zani menyapa Leon.

Entah kenapa ia merasa suasana tiba tiba berubah kaku ketika kehadiran Leon.

" untuk menjemputnya " jawab Leon singkat dengan tatapan mata yang tetap terarah kepada Raha.

" tidak perlu cemas, dia datang bersama saya....saya akan mengantarnya pulang nanti.

Jika anda mau mari kita makan siang bersama, jika tidak dan jika mungkin anda memiliki urusan lain silahkan anda lanjutkan urusan anda.

Raha biar menjadi urusan saya " kata dokter Zani dengan sopan dan begitu lembut.

Tapi Leon tetap tak menoleh sedikitpun pada dokter Zani.

Perhatiannya tetap hanya tertuju pada Raha.

Pemuda itu bahkan tak merespon sedikitpun kata kata dokter muda itu tadi.

Merasa tak di gubris, Zani menghela nafas.

" boleh saya tahu, apakah anda tahu siapa saya ?! " tanya Zani kemudian.

Pertanyaan dokter Zani sukses membuat Leon menoleh kepadanya.

" tentu saya tahu, anda adalah dokter pribadi Raha...

Dan yang saya tahu,

Tidak ada hubungan lebih di antara kalian selain hubungan pasien dan dokter " jawab Leon dengan wajah datar dan tanpa ekspresi.

Zani giliran menatap tajam kepada Leon.

" apa maksud kata kata anda sebenarnya ?! " tanya Zani.

" tidak ada selain menegaskan kapasitas anda sebagai dokter pribadi Raha "

" lalu anda ?! Siapa anda untuk Raha ?! "

" saya kakaknya..." jawab Leon tegas.

Dokter Zani sontak tertawa lirih. Namun demikian...percayalah,

tawa lirih dokter itu cukup membuat hati Leon terbakar.

" saya rasa....."

" saya sudah selesai, Dokter....terimakasih makan siangnya hari ini.

Lain kali giliran aku yang membayarimu " Raha tiba tiba bangkit dan berbicara memotong kalimat dokter Zani.

Dokter Zani sontak beralih menatapnya.

" Raha..."

" aku pergi dulu " kata Raha lagi, dan lagi lagi gadis itu memotong kalimat dokter Zani.

Dan baru saja ia akan mulai melangkah,

Tiba tiba Leon telah meraih tangannya dan menariknya untuk meninggalkan tempat itu.

" tidak ada lain kali...

Kau hanya akan keluar dan makan bersamaku " kata Leon sambil terus melangkah menggeret Raha pergi dari tempat itu dan meninggalkan dokter Zani yang termangu di tempatnya menatap kepergian gadis itu.

Terpopuler

Comments

Susi Akbarini

Susi Akbarini

waduhhhh..
leon cemburu..

duuhh kasihan kalo raha ama lron..

2025-01-27

1

Aan

Aan

Melihat dg tatapan yang entahlah.....

2025-01-27

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

keknya ada panas tuh

2025-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 pemakaman
2 bab 2 awal perhatian
3 bab 3 pingsan
4 bab 4 belajar menerima takdir
5 bab 5 menjemput
6 ban 6 rahasia yang tersembunyi
7 bab 7 goyah
8 bab 8 cemas dan khawatir
9 bab 9 kegundahan
10 bab 10 agresif
11 bab 11 semakin resah
12 bab 12 keguguran
13 bab 13 kecewa
14 bab 14 kecemasan Leon
15 bab 15 mengakuisisi
16 bab 16 memiliki
17 bab 17 kebenaran yang menyakitkan
18 bab 18 keputusan Raha
19 bab 19 hati yang kian terpaut
20 bab 20 Langkah Raha
21 bab 21 Leon yang merasa memiliki
22 bab 22 klaim Leon atas Raha
23 bab 23 pergi
24 bab 24 tak berdaya
25 bab 25 Anthony
26 bab 26 sama sama di rawat
27 bab 27 kejamnya Calista
28 bab 28 bantahan Calista
29 bab 29 menyampaikan perasaan.
30 bab 30 perhatian seorang Anthony
31 bab 31 sebuah kejujuran
32 bab 32 reaksi seorang Anthony
33 bab 33 kecewa
34 bab 34 mengembalikan dan memutuskan
35 bab 35 menghalalkan segala cara
36 bab 36 suasana baru
37 bab 37 mulai berjuang untuk sembuh
38 bab 38 kembali down
39 bab 39 kembali
40 bab 40 mulai mencari
41 bab 41 sepupu
42 bab 42 sebuah pesan.
43 bab 43 hasil tes
44 bab 44 transplantasi
45 bab 45 ketegangan berbuah keberhasilan.
46 bab 46 terlambat
47 bab 47 kuliah
48 bab 48 bertemu
49 bab 49 penjelasan dokter Zani
50 bab 50 Zani yang keras kepala
51 bab 51 putus asanya seorang Raha
52 bab 52 seminar
53 bab 53 sepenggal rasa
54 bab 54 setelah sekian lama
55 bab 55 mencoba menahan diri
56 bab 56 kobaran api
57 bab 57 rapuh
58 bab 58 haruskah....
59 Bab 59 keharusan
60 bab 60 marah
61 bab 61 mengejar Raha
62 bab 62 mengambil alih kepemimpinan
63 bab 63 berani bertaruh
64 bab 64 pada akhirnya
65 bab 65 takdir yang mengikat
66 bab 66 klaim Leon atas Raha
67 bab 67 terpaksa
68 bab 68 ancaman masih berlanjut
69 bab 69 menemui pengacara Harry
70 bab 70 tak berkutik
71 bab 71 langkah Leon
72 bab 72 Selanjutnya
73 bab 74 niat licik
74 bab 75 menikahi Raha
75 bab 76 menolak
76 bab 77 kembali di lukai
77 bab 77 hati yang rapuh
78 bab 78 tak mau menyerah
79 bab 79 mulai menancapkan kuku
80 bab 80 salah paham
81 bab 81 Kalapnya Leon
82 bab 82 menuntut hak
83 bab 83 masih meminta
84 bab 84 Drama pagi hari
85 bab 85 Rahasia yang mulai terendus
86 bab 86 luka yang masih basah
87 bab 87 hati yang masih mengeras
88 bab 88 membentang jarak
89 bab 89 mencari tahu
90 bab 90 terkuak
91 bab 91 Rahasia yang terkuak
92 bab 92 berusaha menjelaskan
93 bab 93 merajut asa
94 94 masih berlanjut
95 bab 95 memenuhi janji
96 bab 96 menyelesaikan
97 bab 97 kau adalah nyawaku
98 bab 98 mengembalikan
99 bab 99 pagi yang mesra
100 bab 100 bertemu mertua
Episodes

Updated 100 Episodes

1
bab 1 pemakaman
2
bab 2 awal perhatian
3
bab 3 pingsan
4
bab 4 belajar menerima takdir
5
bab 5 menjemput
6
ban 6 rahasia yang tersembunyi
7
bab 7 goyah
8
bab 8 cemas dan khawatir
9
bab 9 kegundahan
10
bab 10 agresif
11
bab 11 semakin resah
12
bab 12 keguguran
13
bab 13 kecewa
14
bab 14 kecemasan Leon
15
bab 15 mengakuisisi
16
bab 16 memiliki
17
bab 17 kebenaran yang menyakitkan
18
bab 18 keputusan Raha
19
bab 19 hati yang kian terpaut
20
bab 20 Langkah Raha
21
bab 21 Leon yang merasa memiliki
22
bab 22 klaim Leon atas Raha
23
bab 23 pergi
24
bab 24 tak berdaya
25
bab 25 Anthony
26
bab 26 sama sama di rawat
27
bab 27 kejamnya Calista
28
bab 28 bantahan Calista
29
bab 29 menyampaikan perasaan.
30
bab 30 perhatian seorang Anthony
31
bab 31 sebuah kejujuran
32
bab 32 reaksi seorang Anthony
33
bab 33 kecewa
34
bab 34 mengembalikan dan memutuskan
35
bab 35 menghalalkan segala cara
36
bab 36 suasana baru
37
bab 37 mulai berjuang untuk sembuh
38
bab 38 kembali down
39
bab 39 kembali
40
bab 40 mulai mencari
41
bab 41 sepupu
42
bab 42 sebuah pesan.
43
bab 43 hasil tes
44
bab 44 transplantasi
45
bab 45 ketegangan berbuah keberhasilan.
46
bab 46 terlambat
47
bab 47 kuliah
48
bab 48 bertemu
49
bab 49 penjelasan dokter Zani
50
bab 50 Zani yang keras kepala
51
bab 51 putus asanya seorang Raha
52
bab 52 seminar
53
bab 53 sepenggal rasa
54
bab 54 setelah sekian lama
55
bab 55 mencoba menahan diri
56
bab 56 kobaran api
57
bab 57 rapuh
58
bab 58 haruskah....
59
Bab 59 keharusan
60
bab 60 marah
61
bab 61 mengejar Raha
62
bab 62 mengambil alih kepemimpinan
63
bab 63 berani bertaruh
64
bab 64 pada akhirnya
65
bab 65 takdir yang mengikat
66
bab 66 klaim Leon atas Raha
67
bab 67 terpaksa
68
bab 68 ancaman masih berlanjut
69
bab 69 menemui pengacara Harry
70
bab 70 tak berkutik
71
bab 71 langkah Leon
72
bab 72 Selanjutnya
73
bab 74 niat licik
74
bab 75 menikahi Raha
75
bab 76 menolak
76
bab 77 kembali di lukai
77
bab 77 hati yang rapuh
78
bab 78 tak mau menyerah
79
bab 79 mulai menancapkan kuku
80
bab 80 salah paham
81
bab 81 Kalapnya Leon
82
bab 82 menuntut hak
83
bab 83 masih meminta
84
bab 84 Drama pagi hari
85
bab 85 Rahasia yang mulai terendus
86
bab 86 luka yang masih basah
87
bab 87 hati yang masih mengeras
88
bab 88 membentang jarak
89
bab 89 mencari tahu
90
bab 90 terkuak
91
bab 91 Rahasia yang terkuak
92
bab 92 berusaha menjelaskan
93
bab 93 merajut asa
94
94 masih berlanjut
95
bab 95 memenuhi janji
96
bab 96 menyelesaikan
97
bab 97 kau adalah nyawaku
98
bab 98 mengembalikan
99
bab 99 pagi yang mesra
100
bab 100 bertemu mertua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!