Taro vs Asaki.

Di waktu yang sama di hutan bagian lain.

Terlihat Taro yang baru saja terbangun, dia berdiri kemudian membersihkan debu di bajunya sambil melihat-lihat sekeliling.

"Tempat apa ini?" tanya Taro.

Suara Sela bergema di seluruh langit.

"Selamat datang para pemain! Di phase satu!! Disini kalian akan mencoba bertahan hidup, kalian di izinkan membentuk tim ataupun sendiri-sendiri. Tujuan kalian adalah untuk mencapai bangunan tengah hutan, siapapun yang mencapai bagian tengah hutan maka kalian akan di nyatakan lulus. Kalau begitu, selamat bersenang-senang!" kata Sela.

"Bertahan hidup." gumam Taro.

Taro berjalan menelusuri daerah sekitarnya, hingga setelah berjalan sejauh 1 kilometer, Taro menemukan sebuah sungai yang terlihat cukup indah, Taro berjalan ke arah sungai itu dan mencuci wajahnya.

Saat Taro sedang mencuci wajahnya, dia melihat sebuah mata berwarna biru yang kecil di air, Taro memfokuskan pandangannya ke mata itu, dan lama kelamaan mata itu semakin besar, Taro menyadari hal itu dan langsung melompat ke belakang, di saat yang bersamaan, seekor hiu yang memiliki kaki keluar dari sungai itu.

"Apa-apaan ini? Hiu berkaki?" tanya Taro sambil sedikit memiringkan kepalanya.

Hiu itu berlari ke arah Taro dengan mulut yang terbuka, Taro mengeluarkan pedangnya yang berbentuk sebuah katana emas dengan kristal merah di bilah pedangnya, Taro memasang kuda-kuda dan siap menyerang hiu itu, di saat hiu itu sudah sangat dekat, Taro langsung menusukkan pedang nya ke arah mulut hiu itu.

Hiu itu terhenti di hadapan Taro dan mati, Taro menarik pedangnya dari dalam mulut hiu itu.

Dari sungai itu, muncul lagi lima ekor hiu berkaki yang langsung berlari ke arah Taro dengan mulut yang terbuka, Taro yang melihat mereka langsung mengayunkan pedangnya secara vertikal dan memotong kelima hiu itu dengan mudah.

"Sepertinya, kedepannya akan menjadi festival yang unik" kata Taro dengan ekspresi polos.

Taro kembali waspada kepada sungai itu, dia mengarahkan pedangnya ke sungai itu sembari mendekati sungai itu secara pelan-pelan, setelah memastikan situasi aman, Taro kembali melanjutkan perjalanannya.

Di tengah-tengah perjalanan, Taro melihat sebuah asap yang asalnya tidak jauh dari dirinya, dengan penasaran Taro segera mendatangi tempat itu, sesampainya Taro di sana, dia melihat sebuah tenda yang sudah koyak dan sedikit terbakar, dengan beberapa bercak darah di tenda itu.

"Sepertinya ini bukan serangan dari hiu-hiu itu," kata Taro.

Taro melihat-lihat di sekitar dan tetap waspada, tiba-tiba dari balik semak-semak di samping Taro, terdengar suara sesuatu mendekat, dengan reflek nya, Taro langsung mengayunkan pedangnya ke arah semak-semak di sampingnya itu.

Dari balik semak-semak terlihat seorang laki-laki yang memiliki rambut orange, memakai baju orange polos, jaket dan celana yang hitam, dengan tatapan yang cukup tajam.

Laki-laki itu menangkap pedang milik Taro dengan santainya, Taro terkejut melihat laki-laki itu.

"Apa maksudnya ini?" tanya laki-laki itu.

Sebelum Taro sempat berbicara, laki-laki itu langsung mencengkram pedang Taro dengan kuat dan mengarahkan tinju api nya ke wajah Taro.

"(Api?)" pikir Taro.

Taro menarik pedangnya yang di cengkram oleh laki-laki itu, lalu melompat ke belakang untuk menghindari tinju api milik laki-laki itu.

Laki-laki itu melihat ke arah Taro, kemudian dia melihat ke arah tangannya yang tadi mencengkram pedang Taro, terlihat tangannya terluka akibat Taro yang menarik pedangnya dari cengkraman nya.

"Boleh juga." kata laki-laki itu.

"Jawab aku! Apa kau yang melakukan ini?" tanya Taro.

"Kalau iya kenapa?" tanya balik laki-laki itu.

Taro terdiam sejenak lalu menjawab. "Sepertinya, ini akan menjadi festival yang tidak menyenangkan."

Taro menyerang laki-laki itu dengan beberapa tebasan, tapi laki-laki itu menangkis semua tebasan Taro dengan mudah, laki-laki itu kemudian melompat ke belakang dan langsung berlari ke arah Taro dengan cepat, sembari mengarahkan tinju api nya ke perut Taro, tapi Taro berhasil menangkis tinju laki-laki itu dengan pedangnya.

Mereka berdua kemudian menghentikan pertarungan mereka untuk sementara, dan sedikit menjauh dari satu sama lain.

"Kau, siapa namamu?" tanya laki-laki itu dengan tatapan tajamnya.

"Sebuah sopan santun untuk menyebutkan namamu sendiri, sebelum menanyakan nama orang lain." jawab Taro.

Laki-laki itu terdiam sejenak.

"Namaku Asaki." kata laki-laki itu.

"Taro, Akira Taro." balas Taro.

"Begitu, Taro. Akan ku ingat nama itu." kata Asaki sambil melapisi tangan nya dengan api yang lebih besar.

Taro berniat menangkis api itu dengan cara memperbesar ukuran pedangnya, tapi anehnya pedang nya tidak mau membesar.

Asaki langsung mengarahkan tinju nya ke dada Taro, Taro dengan cepat memanggil pedang nya yang lain, dan menangkis tinju Asaki dengan kedua pedangnya itu. Gelombang kejut yang sangat kuat terjadi, Taro bahkan sampai termundur ke belakang dan kedua pedangnya retak.

Asaki meneruskan serangannya, dan secara tiba-tiba Taro tersenyum bersemangat dan mulai tertawa.

"Hahahahaha...... Festival ini jadi semakin menarik." kata Taro dengan bersemangat.

"Hentikan!!" teriak seorang gadis dari belakang Taro.

Asaki melihat gadis itu dan langsung menghentikan serangannya. Gadis itu memiliki rambut panjang dan berwarna hitam, dan memakai topeng.

"Chaelye!" kata Asaki.

Taro melihat ke arah gadis itu, gadis itu langsung berlari ke tengah-tengah mereka berdua dan memisahkan mereka.

"Hentikan pertarungan kalian!" kata Chaelye dengan nada yang sedikit gemetar.

Asaki menatap tajam ke arah Chaelye, sedikit terkejut melihat kedatangannya.

"Kenapa kau menghentikanku?" tanya Asaki.

Chaelye menatap balik Asaki, meskipun terlihat gemetar, dia tetap tegak di tempatnya. "Kalian tidak perlu bertarung sekarang. Masih ada hal yang lebih penting daripada menghabiskan tenaga untuk saling menyerang."

Taro, yang masih memegang pedangnya dengan kedua tangan, senyuman Taro menghilang dan dia kembali ke ekpresi datar nya.

"Apa? Kau ingin kita semua menjadi teman atau semacamnya?" tanya Taro.

"Kita tidak tahu apa yang menunggu di tengah hutan ini. Kita tidak akan bertahan lama jika terus bertarung seperti ini. Setidaknya untuk sekarang, kita harus bekerja sama." jawab Chaelye.

Asaki mendekat, tatapannya semakin tajam. "Aku tidak suka ide itu. Tapi, karena ini permintaan mu, jadi aku akan menurutinya."

"Oh, aku mengerti sekarang. Kau takut aku akan mengalahkanmu, jadi kau setuju dengan hal itu, begitu?" tanya Taro masih dalam suasana hati bersemangat, meskipun ekspresi nya datar.

Asaki mengepalkan tangannya, namun dia menahan diri dari menyerang kembali dan menatap tajam ke Taro.

"Anggap saja begini bocah, aku bisa membunuh mu dalam sekali serangan jika aku mau." jawab Asaki.

Chaelye melihat ke arah mereka berdua. "Kita punya musuh lain yang lebih kuat daripada ego masing-masing. Kalian sudah mendengar Sela, ini baru fase satu. Jika kalian terus bertarung, kalian hanya akan mempercepat kekalahan kalian sendiri."

Taro memasukkan kembali ke dua pedangnya.

"Asal tau saja, aku tidak percaya pada siapapun yang ada disini." kata Taro. "Tapi, aku minta maaf karena telah menyerang mu secara tiba-tiba." lanjut Taro sambil menundukkan kepalanya ke arah Asaki.

Karena terkejut, kemarahan Asaki langsung hilang seketika, dia menghela nafas nya dan pergi ke arah tenda.

Terpopuler

Comments

Kiriyama Noe

Kiriyama Noe

lumayan untuk episode ini, tapi ya masih sedikit kurang penjelasan, dan ada juga yang typo

2025-01-17

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!