Resmi Tunangan

"Lo masih kelas dua SMA bukan? Kenalin gue Mahendra kelas tiga SMA," Mahendra mengulurkan tangannya.

Falisya menepisnya dan langsung turun kebawah karena merasa usahanya sia-sia, dia bingung sekali harus melakukan apa lagi. Jika dia kabur, pasti tetap saja akan bisa di temui oleh bapaknya. Falisya merengut kesal, dia berusaha menahan perasaannya dan berusaha menerima pernikahan ini.

"Kalau teman-teman aku tahu, pasti mereka mengira aku hamil di luar nikah mangkanya di nikahkan secepat ini," Gerutunya.

"Kenapa sih orang tua itu melakukan perjanjian yang tidak masuk akal begini,"

Falisya mengambil ponselnya, perasaannya benar-benar kacau untuk saat ini. Menikah di usia yang masih muda dan juga masih sekolah, falisya tidak akan mungkin menolak jika dia sudah lulus sekolah tapi kenyataannya orang tua itu maunya lebih cepat.

*** ***

Malam yang indah, kegelapan itu terlihat tidak menakutkan karena para penghuni langit itu sedang memperlihatkan cahaya bintang nya nan indah. Tidak ada terdengar suara jangkrik disini, seperti di saat falisya masih di desa. Bahkan, falisya tidak dapat melihat para tetangga yang datang menyapa, disini seolah semua acuh dan sibuk dengan urusannya masing-masing. Falisya menatap langit, dan hatinya terus berdoa untuk kebaikan dan kelancaran hidupnya setelah ini.

"Tuhan, bisakah takdir ini jangan di berikan padaku? Ini terlalu sulit untuk aku terima," Lirihku.

Tanpa sadar falisya meneteskan air matanya, dia menatap jemarinya yang masih polos dan belum ada cincin yang tersematkan.

"Sebentar lagi kamu di isi sama cincin dari lelaki yang sangat asing bagiku," Ujarnya dengan nada suara yang bergetar.

"Bahkan sifatnya saja kamu tidak tahu, andaikan ini film Disney minta aja bantuan pangeran biar bisa kabur kalau ngak minta bantuan nenek sihir," Gerutunya.

"Aww," Falisya memegang dahinya yang sakit akibat di sentil oleh mahendra.

"Dasar bocah taunya cuma dongeng Mulu, jangan minta gue bacain Lo dongeng sebelum tidur ya! Kalau ngak mau gue bacain cerita hantu!" Ujar mahen sambil menatap lurus kedepan.

"Apasih, kamu ngapain disini?," Tanya falisya kesal.

" Lo di cariin! Acaranya sudah mau mulai jangan buang-buang waktu gue!" Ketus mahen.

"Kak mapen...... Kamu ngak suka kan sama aku? Kita batalin aja ya perjodohan ini, kita bisa sama-sama Cari orang yang kita cintai," Falisya memegang tangan Mahendra dan memohon padanya.

"Mapen siapa? Gue mahendra" Ketusnya.

"Biarin, aku mau nya manggil kak mapen!"

"Dasar Lo ya!,"

"Apa? Mangkanya batalin dulu semua ini baru deh aku manggilnya yang bener," Tawar falisya.

"Argh, sialan! Apa gue sejelek itu sampai Lo minta di batalin?," Tanyanya dengan emosi.

"Kenapa jadi bahas jelek atau ngakk? Aneh banget," Batin falisya.

"Kenapa Lo diam? Sudah cepetan gua tunggu disana, kalau sampai buang waktu gue lagi. Lo tidur diluar," ancam Mahendra.

Lelaki itu membalikkan tumbuhnya dan berjalan meninggalkan falisya, tanpa sadar ternyata seulas senyuman tipis terbit di wajah lelaki itu. Sedangkan falisya hanya mengumpat kesal, dan menghentakkan kakinya lalu berjalan menuju ruangan yang akan menjadi tempat acara itu berlangsung.

Mereka duduk berdampingan dan memasangkan cincin tersebut secara bergantian, raut wajah mereka sama-sama datar dan tidak memberikan ekspresi apa pun. Sedangkan kedua orang tua mereka saling berpelukan bahagia karena anak mereka akan segera menikah.

Acara itu hanya di hadiri oleh kedua orang tua dan pelayan, juga sepupu terdekat Mahendra bernama afdal dan juga mamanya. Falisya terlihat sangat cantik hingga membuat semua orang terus ingin memandangi wajahnya, tetapi si pemilik wajah tersebut sedang merengut dalam hati.

"Ayo falisya fikirkan cara agar kamu bisa kabur dari acara pernikahan ini, masih ada waktu empat hari untuk memikirkan caranya," Batinnya terus menjerit.

Acara telah selesai dan falisya duduk di sebuah kursi, tangannya di letakkan di atas meja dan dia terus menatap cincin itu, cincin yang akan merubah dratis hidupnya.

"Mapen, awas ya Lo,"

"Kenapa sih harus aku?"

Dia terus memikirkan nasibnya kedepannya, ingin sekali mengadu kepada kedua orang tuanya kembali berfikir jernih dan membatalkan pernikahan ini. Tetapi, ternyata mereka terlihat sangat bahagia saat dirinya bertukar cincin dengan Mahendra.

"Gagal sudah, planning gue di masa depan,"

Falisya langsung bangkit dan berjalan menuju kasur, dia langsung merebahkan dirinya di atas kasur dan berusaha memejamkan matanya. Karena besok adalah hari pertamanya masuk ke sekolah baru yang juga berisi orang baru yang tidak dia kenal sama sekali. Falisya menghembuskan nafasnya pasrah dan mulai tertidur.

Di kamar sebelah adalah kamar milik mahendra, lelaki itu juga sama gelisahnya seperti falisya. Dia menyesali perbuatan bodohnya karena menerima pernikahan itu, dia melepaskan cincin itu dan ingin membuangnya keluar. Tetapi, dia urungkan saat wajah mamanya terlintas di pikirannya.

"Arghh, Kenapa gue harus nikah sama wanita kampung itu,"

"Gimana kalau satu sekolah tahu? Bisa hancur masa depan gue!"

"Mahendra Lo bodoh banget sih,"

"Ayo berfikir........ berfikir,"

Karena merasa lelah memikirkan sesuatu yang tidak dia temukan ujungnya, kini dia berbaring di atas kasur dan memejamkan matanya.

Pagi hari, semua sudah berkumpul di ruang makan. Falisya duduk di sebelah mamanya dengan wajah yang tampak lesu, lalu topit menatap falisya dengan tersenyum.

"Falisya, nanti kamu pergi sama om ya, biar semuanya om yang urus," Ujar topit.

Falisya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Terimakasih, om,"

Eva langsung menyuruh semua untuk makan, mereka makan dengan nikmat tanpa ada suara tercipta di atas meja. Mahendra melamun karena memikirkan nasipnya di sekolah lalu dia menatap falisya dengan tajam, dia harus membicarakannya kepada wanita itu.

Setelah selesai makan, Falisya berpamitan kepada kedua orang tuanya dan juga Eva. Begitu pun dengan Mahendra, setelah itu lelaki itu memasuki mobilnya dan meninggalkan perkarangan rumahnya.

Falisya juga ikut masuk ke mobil topit dan mobil juga langsung melaju pergi.

"Falisya, jika mahendra menyusahkanmu bilang sama om ya."

"Iya, om," Falisya tersenyum kikuk, hanya kata itu saja yang bisa terucap dari mulutnya padahal ingin sekali dia berkata jika mahendra terus saja mengganggu dirinya.

Tiga puluh menit lamanya, akhirnya mereka sampai di sekolah SMA Global Jaya, sekolah yang paling terkenal di kota ini. Falisya keluar dari dalam mobil dan mengikuti langkah topit menuju kantor kepala sekolah.

Banyak tatapan yang mengarah ke arah dirinya membuatnya menunduk karena merasa malu di situasi seperti ini.

Topit mengurus semuanya, falisya hanya duduk tenang di samping mertuanya itu.

"Pak topit gak perlu repot-repot datang kesini, tinggal telefon saya saja pasti semua beres," Ujar kepala sekolah.

"Kalau begitu saya pamit pergi dulu," Topit berdiri lalu menjabat tangan lelaki itu.

"Falisya, kamu nanti di antarkan ke kelas sama seorang guru, kamu tunggu disini dulu ya. Om pergi dulu, ingat jika Mahendra menyusahkanmu maka segera hubungi om, oke?" Ujar topit.

"Makasih, om," Falisya tersenyum lalu melambaikan tangannya kepada topit.

"Bu wirna, kita kedatangan siswi baru jadi tolang antarkan ke kelas XI IPS1," Pinta kepala sekolah.

"Baik, pak,"

"Namanya siapa?" Tanya bu wirna.

"Falisya, buk,"

"Falisya, ayo ikut ibu ke kelas ya nanti ibu kenalkan sama teman-teman baru kamu," Ujar Bu wirna.

Falisya berjalan mengikuti langkah Bu wirna, tapi tanpa dia sadari karena terlalu gugup hampir saja menabrak tembok dan di hadang oleh lelaki dengan menempelkan tangannya di dahi falisya agar tidak menabrak. Falisya terkejut dan langsung menatap laki-laki itu.

Episodes
1 Pergi Ke Kota
2 Mendadak Tunangan
3 Resmi Tunangan
4 Hari Pertama Sekolah
5 Ijab Qobul
6 Mahendra Vs Alif
7 Pak Ilham Si Guru Killer
8 Pasutri Gaje
9 Ketahuan?
10 Pasutri Gaje Part II
11 Harimau
12 Cemburu Buta
13 Anggota OSIS
14 Hujan Petir
15 Tidur Bareng
16 Rencana Falisya
17 Di Ruang Olahraga
18 Cemburu
19 Pindah Ke Apartemen
20 First Kiss
21 Amarah Mahendra
22 Di Hukum
23 Dua Juta
24 Tragedi Kantin
25 Menghabiskan Harta Mahendra
26 Kedatangan Ibu Bapak Falisya
27 Mimpi
28 Perkara Cincin Hilang
29 Memotret
30 Bangun, Falisya!
31 Sadar
32 Terjatuh Ke lobang Yang Sama
33 Karena Kecoa
34 Ajari Berenang
35 Tragedi Dikolam
36 Ulah Kayla
37 Pentas Seni
38 Gue, Cinta Sama Lo!
39 Kembali Kedesa
40 Memulai Dari Awal
41 Mengumumkan Hubungan?
42 Resmi Pacaran
43 Dikunci Gudang
44 Balas Dendam
45 Balon
46 Tidur Di Kamar Sebelah
47 Pertukaran Pelajar
48 Keceplosan
49 Falisya vs Kayla
50 Kekesalan Mahendra
51 Di Bioskop
52 Belajar Make Up
53 Pertandingan Basket
54 Pertandingan Basket II
55 Rasa Cemburu Yang Mengebu
56 Bolos Sekolah
57 Sisi Lain Kenzo
58 Di Luar Negeri
59 Kedatangan Sepupu
60 Mahendra Vs Afdal
61 Tidak Bersemangat
62 Kembali Ke Negara Asal
63 Pertemuan Kembali
64 Mariani Berulah
65 Pentas Seni
66 Tangisan Di Balik Sosok Mariani
67 Hari Yang Pilu
68 Tempat Peristirahatan Terakhir
69 Terbongkarnya Rahasia
70 Kekesalan Mahendra
71 Perasaan Alif
72 Rahasia Mahendra Dan Alif
73 Happy Birthday
74 Pergi Berlibur
75 Camping
76 Wanita Gila
77 Ikan Gosong
78 Ada Ariana
79 Demit
80 Kejadian Yang Menakutkan
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Pergi Ke Kota
2
Mendadak Tunangan
3
Resmi Tunangan
4
Hari Pertama Sekolah
5
Ijab Qobul
6
Mahendra Vs Alif
7
Pak Ilham Si Guru Killer
8
Pasutri Gaje
9
Ketahuan?
10
Pasutri Gaje Part II
11
Harimau
12
Cemburu Buta
13
Anggota OSIS
14
Hujan Petir
15
Tidur Bareng
16
Rencana Falisya
17
Di Ruang Olahraga
18
Cemburu
19
Pindah Ke Apartemen
20
First Kiss
21
Amarah Mahendra
22
Di Hukum
23
Dua Juta
24
Tragedi Kantin
25
Menghabiskan Harta Mahendra
26
Kedatangan Ibu Bapak Falisya
27
Mimpi
28
Perkara Cincin Hilang
29
Memotret
30
Bangun, Falisya!
31
Sadar
32
Terjatuh Ke lobang Yang Sama
33
Karena Kecoa
34
Ajari Berenang
35
Tragedi Dikolam
36
Ulah Kayla
37
Pentas Seni
38
Gue, Cinta Sama Lo!
39
Kembali Kedesa
40
Memulai Dari Awal
41
Mengumumkan Hubungan?
42
Resmi Pacaran
43
Dikunci Gudang
44
Balas Dendam
45
Balon
46
Tidur Di Kamar Sebelah
47
Pertukaran Pelajar
48
Keceplosan
49
Falisya vs Kayla
50
Kekesalan Mahendra
51
Di Bioskop
52
Belajar Make Up
53
Pertandingan Basket
54
Pertandingan Basket II
55
Rasa Cemburu Yang Mengebu
56
Bolos Sekolah
57
Sisi Lain Kenzo
58
Di Luar Negeri
59
Kedatangan Sepupu
60
Mahendra Vs Afdal
61
Tidak Bersemangat
62
Kembali Ke Negara Asal
63
Pertemuan Kembali
64
Mariani Berulah
65
Pentas Seni
66
Tangisan Di Balik Sosok Mariani
67
Hari Yang Pilu
68
Tempat Peristirahatan Terakhir
69
Terbongkarnya Rahasia
70
Kekesalan Mahendra
71
Perasaan Alif
72
Rahasia Mahendra Dan Alif
73
Happy Birthday
74
Pergi Berlibur
75
Camping
76
Wanita Gila
77
Ikan Gosong
78
Ada Ariana
79
Demit
80
Kejadian Yang Menakutkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!