Me And My Brother Live In The Music Stream {Aku Dan Kakakku Tinggal Di Aliran Musik}
eps 1
Akira mikazuki
^bangun lalu mengusap mata^
Jam berapa?
Akira mikazuki
^melihat sekitar^
Aku ketiduran..
Akito mikazuki
^buka pintu^
Oh, ku kira kau belum bangun
Akira mikazuki
^menoleh ke arah pintu^
Aki-Nii..
Akito mikazuki
Ohayou, Akira
^masuk^
Akira mikazuki
Ohayou, Aki-Nii..
^duduk di pinggiran kasur^
Akito mikazuki
kau ketiduran dengan pakaian yang sama lagi?
^meletakkan tangan di pinggang^
Akira mikazuki
°cengengesan°
gomen, Aki-Nii
Akito mikazuki
°menghela nafas°
Yasudah, lain kali jangan diulangi lagi
Akira mikazuki
Haik..
^meregangkan lengan^
Akito mikazuki
mandi saja dulu, aku ada di dapur seperti biasa
^keluar kamar^
Akira mikazuki
Wakatta..
Tutup lagi pintunya
Akito mikazuki
Haik haik
^menutup pintu^
Ini adalah hari pertamaku di Ikebukuro, aku tidak yakin apakah aku dan Aki-Nii bisa bertahan dari kejaran chuohku
Akira mikazuki
^berdiri lalu pergi ke kamar mandi^
Akito mikazuki
^meletakkan makanan dan minuman di atas meja^
Yosh, selesai
Akira mikazuki
^keluar kamar tidur^
Aromanya enak, masak apa Aki-Nii?
^pergi ke meja makan^
Akito mikazuki
Hanya keju omelette dan sup sayur, kau kurang makan sayur akhir-akhir ini
^duduk di kursi^
Akira mikazuki
^duduk di kursi^
Wow
Akira mikazuki
Sepertinya enak
^melihat minuman^
Akira mikazuki
susu lagi?
°menghela nafas°
Akito mikazuki
bersyukur saja, hanya itu yang tersisa
^mengambil nasi^
Akito mikazuki
^memberikan semangkuk nasi^
Hora, makanlah
Akira mikazuki
Arigatou, Aki-Nii
^menerima nasi^
Akito mikazuki
^mengambil nasi dan meletakkannya di meja lalu duduk^
Akira mikazuki
Kurasa kita perlu belanja, Aki-Nii
^mengambil lalu membelah kedua sumpit^
Akito mikazuki
Kau benar, persediaan kita semakin menipis
^mengambil lalu membelah sumpit^
Mikazuki twins
Itadakimasu
^makan^
Yah, awal pagi kami seperti biasa. Makan seadanya dan minum seadanya, kami berusaha untuk menghemat persediaan kami agar ketika berpindah-pindah tidak perlu beli makanan di luar rumah
Mikazuki twins
Gochisosama deshita
^meletakkan sumpit di atas mangkuk^
Akito mikazuki
^mengambil bekas piring dan mangkuk yang kotor lalu membawanya ke tempat cuci piring^
Akira mikazuki
^mengambil gelas dan cangkir^
Nee, Aki-Nii
Akito mikazuki
^menoleh^
Nani?
Akira mikazuki
kapan kita akan berbelanja?
^meletakkan gelas di tempat cuci piring^
Akito mikazuki
Sebentar lagi, aku harus mencuci bekas makan kita
^mencuci piring, mangkuk dan gelas^
Akira mikazuki
Yasudah, aku mau ganti baju dulu
^pergi ke kamar tidur^
Akito mikazuki
baiklah
^meletakkan piring yang bersih di tempatnya^
Akito mikazuki
^melepas celemek dan menunggu^
Hora, cepatlah
Akira mikazuki
matte!
^keluar kamar tidur^
Akito mikazuki
Lambat kau
^memakai sepatu^
Akira mikazuki
^pergi ke arah pintu dan memakai sepatu^
Yosh, ayo
Akito mikazuki
^membuka pintu lalu keluar^
Akira mikazuki
^keluar rumah dan berbalik^
Akito mikazuki
^menutup pintu dan menguncinya^
Terkadang kami pergi bersama agar tidak ada yang terpisah, saat kami masih kecil. Ayah dan ibu kami menelantarkan kami berdua di sebuah panti asuhan, dan pada akhirnya kami bisa bertahan hidup sendiri.
Walau agak menyakitkan tetapi kami bisa melakukannya, terkadang juga ada uang masuk dari ayah kami. Ternyata pria tua itu masih ingat memiliki anak, ku pikir sudah mencari keluarga baru.
Setelah sekian lama, kami pun mendapatkan barang yang kami butuh selama bertahan hidup. Dan juga uang yang diberikan oleh pria tua itu, lebih dari cukup untuk kami gunakan. Terkadang juga uang itu masih ada sisa untuk bulan depan
Akira mikazuki
Nee Aki-Nii, setelah ini kita kemana?
Akito mikazuki
^melihat ponsel^
Masih terlalu dini untuk kembali
^menoleh kearahnya^
Bagaimana jika kita jalan jalan?
Akira mikazuki
^menatapnya^
Ide bagus, aku penasaran seberapa besar kota ini
Akito mikazuki
Aku juga
^jalan^
Akira mikazuki
^mengikutinya^
Kami menghabiskan waktu diluar hanya untuk jalan-jalan dan melihat kota yang kami tinggali, kami merasa senang bisa tinggal di kota yang belum kami ketahui. Tetapi kami juga harus berpindah-pindah agar tidak ada korban nyawa, mengapa? Karena ulah chuohku
Comments