Kunjungan Xiao Yan

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar Miao Miao. Suara seorang pria terdengar tegas namun sopan.

“Permisi, Nona Miao Miao, ini kepala pelayan. Waktu makan malam sudah tiba.”

Miao Miao bangkit dari tempat tidur dengan santai. “Baik, aku segera turun,” jawabnya dengan suara lembut.

Ia bergegas ke kamar mandi, membersihkan diri dengan cepat. Setelah itu, ia mengenakan kaos putih oversize dan hotpant sederhana, rambutnya diikat kepang dua, memberi kesan santai namun tetap manis.

Saat melangkah keluar dari kamarnya, ia menuruni tangga dengan tenang menuju ruang makan. Ketika ia masuk, ia melihat keluarga Chen sudah berkumpul. Mama Fang dan Papa Chen duduk bersebelahan, sementara Xiao Yan di ujung meja, sibuk dengan piringnya.

Mama Fang menyambut Miao Miao dengan senyum hangat. “Miao Miao, sudah selesai bersiap? Ayo duduk, makan malam sudah siap.”

Papa Chen menambahkan, “Selamat datang di rumahmu, Miao Miao. Kami harap kau nyaman di sini.”

Miao Miao tersenyum lembut dan menjawab dengan nada penuh sopan. “Terima kasih, Mama. Terima kasih, Papa. Aku senang bisa makan bersama kalian malam ini.”

Kemudian Xiao Yan, dengan senyum sarkastis di wajahnya, menyapa. “Wah, Miao Miao. Kau terlihat sangat... sederhana?”

Miao Miao menoleh ke arahnya, tersenyum manis namun dengan nada yang tak kalah tajam. “Sederhana itu indah, Xiao Yan. Lagi pula, keluarga tidak butuh penampilan terbaik, yang penting hati, kan?”

Xiao Yan tersentak sesaat, senyumnya memudar, sementara Mama Fang dan Papa Chen saling bertukar pandang, tidak menyangka Miao Miao bisa menjawab dengan begitu tenang namun menusuk.

Miao Miao lalu duduk di kursi yang telah disiapkan untuknya, mengambil sendok dan garpu dengan anggun, lalu mulai menyantap makan malam. Sementara itu, suasana ruang makan kembali tenang, namun tatapan Xiao Yan sedikit lebih tajam dari sebelumnya.

Setelah makan malam selesai, keluarga Chen pindah ke ruang tamu. Papa Chen dan Mama Fang duduk di sofa utama, sementara Xiao Yan mengambil tempat di sebelah Mama Fang, seperti biasa berusaha terlihat manis di depan mereka. Miao Miao memilih duduk di sofa kecil di sudut ruangan, terlihat santai namun tetap tenang.

Papa Chen membuka percakapan dengan suara lembut, “Miao Miao, mulai besok kamu akan sekolah bersama Xiao Yan dan kakak ketigamu di sekolah yang sama. Semua kebutuhanmu seperti seragam, buku, dan ransel sudah kami siapkan dan taruh di kamarmu. Kami ingin memastikan kamu tidak kekurangan apa pun.”

Miao Miao menatap kedua orang tuanya sejenak, lalu mengangguk tanpa banyak bicara. “Baik, Pa, Ma,” jawabnya singkat, namun tetap dengan senyum manis yang terlukis di wajahnya.

Mama Fang melanjutkan dengan suara yang sedikit penuh rasa bersalah, “Miao Miao, bagaimana kehidupanmu di panti asuhan? Apa saja yang biasa kamu lakukan di sana? Kami benar-benar menyesal baru bisa menemukannya sekarang. Maafkan kami, ya, sayang.”

Miao Miao tersenyum kecil, meskipun matanya terlihat kosong. “Tidak apa-apa, Ma, Pa. Aku sudah terbiasa di sana. Semuanya baik-baik saja,” katanya dengan nada ringan.

Namun dalam hatinya, Miao Miao mendesah panjang. Heh, kalian tak tahu bagaimana aku menderita di panti asuhan, sementara kalian di sini memanjakan anak angkat kalian yang licik ini. Sayang sekali, keluarga baik ini harus mati sia-sia nantinya.

Papa Chen dan Mama Fang yang tanpa sengaja mendengar ucapan hati Miao Miao tertegun seketika. Mereka saling bertukar pandang dengan ekspresi penuh kebingungan dan kekhawatiran. Apa maksudnya? Apa yang dia sembunyikan? Dari tadi dia memang terlihat berbeda, tidak seantusias waktu kami menjemputnya. Ada masalah apa sebenarnya? pikir mereka masing-masing.

Setelah percakapan singkat itu, suasana di ruang tamu berubah menjadi hening. Akhirnya, Papa Chen berdeham pelan, “Baiklah, kalau begitu, kita semua sebaiknya istirahat. Besok Miao Miao harus bangun pagi untuk sekolah. Selamat malam, semuanya.”

Semua anggota keluarga pun bangkit dari tempat duduk mereka dan berjalan menuju kamar masing-masing. Xiao Yan sempat melirik Miao Miao dengan tatapan penuh tanda tanya, namun Miao Miao tidak menghiraukannya sama sekali. Ia melangkah santai ke arah tangga, bersiap memasuki dunianya sendiri di kamar mewahnya.

Di dalam kamar mewahnya, Xiao Yan berjalan mondar-mandir dengan penuh amarah. Matanya memerah, napasnya terengah-engah, dan bibirnya gemetar menahan emosi. "Miao Miao! Dasar anak tak tahu diri! Baru sehari di sini sudah sok pintar dan mencuri perhatian semua orang!" serunya dengan nada marah.

Tangannya mengepal begitu kuat hingga kukunya menancap ke telapak tangannya sendiri. Rasa sakit itu tidak cukup untuk meredam kemarahannya. Dengan brutal, ia menyapu semua barang di meja riasnya hingga jatuh berantakan ke lantai. Botol parfum, kaca kecil, dan perhiasan berhamburan, sementara kaca riasannya retak akibat dorongan keras.

"Aku yang seharusnya jadi anak kesayangan di rumah ini! Aku yang selalu mereka perhatikan! Lalu dia datang begitu saja dan mau merebut semuanya dariku? Tidak akan! Aku tidak akan membiarkannya!" teriaknya lagi.

Tangannya menyambar bingkai foto kecil di meja rias yang berisi gambar dirinya bersama Mama Fang, Papa Chen, dan ketiga Kakak laki-laki angkatnya. Ia melemparkan bingkai itu dengan keras ke dinding, membuat kaca bingkai itu pecah berkeping-keping.

"Sialan! Kenapa mereka begitu baik padanya? Aku sudah lama di sini! Aku yang lebih pantas menjadi anak mereka!" teriaknya histeris, matanya dipenuhi amarah bercampur air mata.

Xiao Yan menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Namun pikirannya dipenuhi rencana licik. Ia menoleh ke meja kecil di sudut ruangan, di mana sebuah kotak beludru yang diberikan Mama Fang saat ulang tahun terakhirnya tergeletak. Matanya menyipit penuh dendam.

"Aku akan memberikan pelajaran untukmu, Miao Miao," gumamnya dengan nada dingin. Ia mengambil kotak itu, menyelipkannya di balik bajunya, lalu melangkah keluar kamar dengan langkah cepat dan penuh tujuan menuju kamar Miao Miao.

Ketukan pelan terdengar di pintu kamar Miao Miao. Ia membuka pintu dan mendapati Xiao Yan berdiri di sana dengan senyum yang terlihat begitu ramah.

Miao Miao menatapnya sejenak, lalu berkata, “Ada apa, Xiao Yan?”

“Aku hanya ingin mampir sebentar, Miao Miao,” jawab Xiao Yan dengan nada lembut. “Boleh aku masuk?”

Miao Miao mengangguk kecil dan membuka pintu lebih lebar. “Tentu, masuklah.” Nada suaranya sopan, tetapi tetap datar tanpa emosi. Ia mempersilakan Xiao Yan duduk di sofa di dekat jendela besar.

Xiao Yan mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar. Matanya berhenti sejenak di tempat tidur berkanopi dengan seprai putih bersih, kemudian pada meja kecil di sudut ruangan. Ia tersenyum, berusaha menyembunyikan rasa puas dalam hatinya. Kamar ini memang mewah, tapi tetap saja tidak sebanding dengan milikku, pikirnya.

“Kamar ini indah sekali, Miao Miao. Papa dan Mama benar-benar mempersiapkannya dengan baik untukmu,” ucap Xiao Yan sambil duduk dan bersandar santai di sofa.

“Ya, mereka sangat baik,” jawab Miao Miao tanpa menoleh, berdiri di dekat meja kerjanya dengan wajah yang tetap tenang.

Xiao Yan tersenyum manis, meskipun hatinya penuh dengan niat lain. "Miao Miao, bagaimana kalau kita berkeliling rumah besok? Aku bisa menunjukkan semua tempat favoritku. Siapa tahu kamu bisa menemukan sesuatu yang kamu sukai."

Miao Miao menatapnya sekilas, bibirnya melengkungkan senyum kecil. “Terima kasih, tapi aku belum yakin. Aku ingin istirahat dulu untuk beberapa hari.”

“Oh, tentu saja,” Xiao Yan menanggapi dengan nada penuh pengertian, tetapi hatinya mencemooh. Tentu saja kau tidak ingin keluar. Kau pasti malu dengan betapa tidak pentingnya dirimu di rumah ini.

Setelah berbincang ringan selama beberapa menit, Xiao Yan memutuskan untuk melaksanakan rencananya. Sambil tersenyum, ia meraih barang yang ia bawa dan dengan gerakan licin, menyelipkannya di bawah bantal sofa. Setelah itu, ia kembali menatap Miao Miao dengan senyum tulus palsu.

“Aku rasa aku harus kembali ke kamarku sekarang,” kata Xiao Yan sambil bangkit berdiri. “Selamat malam, Miao Miao. Istirahatlah yang nyenyak.”

Miao Miao mengantar Xiao Yan ke pintu, senyumnya terlihat tipis tetapi dingin. “Selamat malam, Xiao Yan. Tidurlah yang nyenyak.”

Xiao Yan melangkah keluar, menolehkan kepala sekali lagi untuk melihat Miao Miao sebelum pintu ditutup. Dalam hatinya, ia tersenyum puas. Kali ini, dia pasti akan mendapatkan hukuman yang pantas. Mari kita lihat bagaimana Mama dan Papa bereaksi terhadapmu, pikirnya penuh kemenangan.

Di dalam kamar, Miao Miao berdiri dengan punggung bersandar pada pintu yang baru saja ditutupnya. Bibirnya melengkung menjadi senyum kecil penuh arti. Tentu saja dia merencanakan sesuatu. Xiao Yan selalu seperti ini, licik dan penuh tipu daya. Sayangnya, aku tidak akan mudah terjebak, pikirnya. Dia tahu ada sesuatu yang telah ditinggalkan Xiao Yan di kamarnya, dan ia tidak berniat membiarkan hal itu.

Miao Miao berjalan perlahan ke sofa tempat Xiao Yan duduk tadi. Ia memeriksa setiap sudut dengan teliti, matanya tajam mencari sesuatu yang mungkin tertinggal. Tidak butuh waktu lama, ia menemukan sebuah kalung sederhana yang terletak di balik bantal sofa.

Miao Miao memegang kalung itu di tangannya, menatapnya lekat-lekat. Senyum tipis terukir di wajahnya. Kalung ini… persis seperti yang Xiao Yan gunakan untuk menjebakku di kehidupan sebelumnya. Satu-satunya perbedaan adalah tempatnya. Dulu di kamarnya, sekarang di kamarku sendiri, pikirnya sambil memutar kalung itu dengan ujung jarinya. Licik sekali kau, Xiao Yan. Sayang sekali aku sudah jauh lebih pintar sekarang.

Tanpa membuang waktu, ia berjalan ke balkon kamarnya yang luas. Ia melangkah perlahan, memastikan tidak ada seorang pun di sekitar yang bisa melihatnya. Ia memandang taman bunga yang terhampar indah di bawah sana. Setelah memastikan area itu cukup terbuka dan mudah terlihat, ia melemparkan kalung itu dengan gerakan sempurna. Kalung itu melayang dan jatuh tepat di tengah taman bunga.

Senyum di wajah Miao Miao semakin melebar. Besok pagi, seseorang pasti akan menemukannya. Drama ini akan segera dimulai, pikirnya puas.

Ia kembali masuk ke kamarnya dengan langkah santai, menutup pintu balkon dengan tenang. Setelah memastikan semua tirai tertutup, ia naik ke tempat tidurnya yang nyaman. Dengan pikiran penuh kemenangan, Miao Miao merebahkan diri, menarik selimut, dan tersenyum senang. Biarkan Xiao Yan bermain dengan permainannya sendiri, aku akan pastikan dia tidak bisa menang.

 

📢

Jangan lupa untuk follow author dan tekan tombol like serta tinggalkan komentar agar cerita ini bisa terus berlanjut! Dukungan kalian sangat berarti dan menjadi semangat bagi author untuk terus berkarya. Terima kasih sudah meluangkan waktu membaca cerita ini. Jangan lupa juga cek karya lainnya, ya! Selamat membaca dan menikmati kisah seru ini. 📝

Terpopuler

Comments

Bak Mis

Bak Mis

bagus banget lho

2025-02-16

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

mantap

2025-01-30

1

Minartin Tikurano

Minartin Tikurano

ceritanya seru,

2025-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Tragedi
2 Kembali Ke Titik Awal
3 Berbagi Kamar? Ogah!
4 Kunjungan Xiao Yan
5 Salah Lawan
6 Miao Miao Benar
7 Hangzhou International School
8 Masalah Di Kantin Sekolah
9 Perdebatan Di Mall
10 Tidak Perlu Malu
11 Renungan Malam
12 Penampilan Memukau
13 Jalanan Yang Sibuk
14 Hampir Lupa
15 Hasil Kerja Tim
16 Shick Shack Shock
17 Happy New Years 2025!
18 Balasan Untukmu
19 Ingatan Papa Chen dan Mama Fang
20 Keputusan
21 CM2
22 CEO Muda Zhenhua Innovations
23 Tertarik
24 Hukuman Untuk Xiao Yan
25 Mendengar Juga
26 Hari Libur
27 Kegiatan Miao Miao
28 Bertemu Zhan Zhao
29 Time Zone Berisik
30 Gosip Murahan
31 Fakta Pertama
32 Xiao Yan Terluka
33 Semoga Cepat Sadar
34 Selebriti Dadakan
35 Kekhawatiran Zhan Zhao
36 Berbagai Pemikiran
37 Live Music
38 Preman Bayaran
39 Kakak Gendeng, Ku jadikan Pepes
40 Keputusan Papa dan Mama Chen
41 Obat Vitamin untuk Papa dan Mama Chen
42 Tenggelam Dalam Pikiran
43 Masa Depan CEO Zhan Zhao
44 Perbincangan Asyik Nenek Zhan
45 Perjodohan Masa Kecil Keluarga Chen
46 Bom Meledak di Tengah Keheningan
47 Suasana Kediaman Chen Yang Sibuk
48 Hanya Ingin Menggodamu
49 Apakah Dia Mulai Gila?
50 Harapan Miao Miao Suatu Saat Nanti
51 Kilatan Iri di Mata nya
52 Membalikkan Keadaan
53 Semakin Lama Semakin Aneh
54 Kedatangan Zhan Zhao
55 Jadi Begitu....
56 Jangan Mudah Percaya
57 Berusaha Mencegah Chen Li Ming
58 Ada Sesuatu Yang Salah
59 Jangan Biarkan Dia Pergi
60 Kalian Datang Lebih Cepat
61 Kenapa Perlu Mempertimbangkan
62 Pertunangan Miao Miao dan Zhan Zhao
63 Penangkapan Xiao Yan dan Keluarganya
64 Akhir Xiao Yan dan Keluarganya
65 Kelulusan Miao Miao
66 Rencana Liburan
67 Terima Kasih, Sayang
68 Asyik Ciuman Pertama
69 Truth Or Dare
70 Hatiku Tak Akan Selamat
71 Kepompong Kecil
72 Melamar Di Kebun Buah
73 Ayo Masuk dan Istirahat
74 Genggaman Tangan Hangat
75 Matanya Membulat Penuh Kejutan
76 Terima Kasih Telah Menjadi...
77 Tanganku Tak Akan Lari
78 Sesuatu Penting
79 Hujan Romantis
80 Lamaran
81 Kamu Istriku dan Aku Suamimu
82 Hallo Pembaca Setia
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Tragedi
2
Kembali Ke Titik Awal
3
Berbagi Kamar? Ogah!
4
Kunjungan Xiao Yan
5
Salah Lawan
6
Miao Miao Benar
7
Hangzhou International School
8
Masalah Di Kantin Sekolah
9
Perdebatan Di Mall
10
Tidak Perlu Malu
11
Renungan Malam
12
Penampilan Memukau
13
Jalanan Yang Sibuk
14
Hampir Lupa
15
Hasil Kerja Tim
16
Shick Shack Shock
17
Happy New Years 2025!
18
Balasan Untukmu
19
Ingatan Papa Chen dan Mama Fang
20
Keputusan
21
CM2
22
CEO Muda Zhenhua Innovations
23
Tertarik
24
Hukuman Untuk Xiao Yan
25
Mendengar Juga
26
Hari Libur
27
Kegiatan Miao Miao
28
Bertemu Zhan Zhao
29
Time Zone Berisik
30
Gosip Murahan
31
Fakta Pertama
32
Xiao Yan Terluka
33
Semoga Cepat Sadar
34
Selebriti Dadakan
35
Kekhawatiran Zhan Zhao
36
Berbagai Pemikiran
37
Live Music
38
Preman Bayaran
39
Kakak Gendeng, Ku jadikan Pepes
40
Keputusan Papa dan Mama Chen
41
Obat Vitamin untuk Papa dan Mama Chen
42
Tenggelam Dalam Pikiran
43
Masa Depan CEO Zhan Zhao
44
Perbincangan Asyik Nenek Zhan
45
Perjodohan Masa Kecil Keluarga Chen
46
Bom Meledak di Tengah Keheningan
47
Suasana Kediaman Chen Yang Sibuk
48
Hanya Ingin Menggodamu
49
Apakah Dia Mulai Gila?
50
Harapan Miao Miao Suatu Saat Nanti
51
Kilatan Iri di Mata nya
52
Membalikkan Keadaan
53
Semakin Lama Semakin Aneh
54
Kedatangan Zhan Zhao
55
Jadi Begitu....
56
Jangan Mudah Percaya
57
Berusaha Mencegah Chen Li Ming
58
Ada Sesuatu Yang Salah
59
Jangan Biarkan Dia Pergi
60
Kalian Datang Lebih Cepat
61
Kenapa Perlu Mempertimbangkan
62
Pertunangan Miao Miao dan Zhan Zhao
63
Penangkapan Xiao Yan dan Keluarganya
64
Akhir Xiao Yan dan Keluarganya
65
Kelulusan Miao Miao
66
Rencana Liburan
67
Terima Kasih, Sayang
68
Asyik Ciuman Pertama
69
Truth Or Dare
70
Hatiku Tak Akan Selamat
71
Kepompong Kecil
72
Melamar Di Kebun Buah
73
Ayo Masuk dan Istirahat
74
Genggaman Tangan Hangat
75
Matanya Membulat Penuh Kejutan
76
Terima Kasih Telah Menjadi...
77
Tanganku Tak Akan Lari
78
Sesuatu Penting
79
Hujan Romantis
80
Lamaran
81
Kamu Istriku dan Aku Suamimu
82
Hallo Pembaca Setia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!