Me, Michael And His Bedtime Story?
Bar —pisod duwa
Sorak-sorakan ramai di telinga para pengunjung bar. Terlihat sekelompok orang sedang bersenda gurau dengan segelas alkohol disalah satu tangan mereka.
Willem Wagner
Sedikit ramai disini ya?
Bartender
Bukankah sudah biasa?
Willem Wagner
Kuharap ada sesuatu yang menarik
Bartender
Kau terdengar seperti sudah hidup 100 tahun
Bartender itu melirik Willem saat dia sedang memoles sebuah gelas
Dia menatap Willem yang sedang meneguk whiskey
Bartender
Se-normalnya, pria tidak akan bosan dengan gadis
Willem menatapnya dengan tatapan malas
Willem Wagner
Membosankan...
Willem Wagner
Mereka semua sudah kubuang...
Bartender itu memutar matanya saat mendengar gagasan dari Willem
Bartender
Lagipula aku yakin ibumu mendesakmu untuk memberinya menantu
Dia kembali memolesi cangkir-cangkir dan menaruhnya di kabinet
Dengan whiskey, bartender itu mengisi gelasnya
Ia meneguk whiskey itu sebelum kembali berbicara
Willem Wagner
Tentu saja, aku sedang mencari wanita yang serasi
Walaupun begitu, Willem memiliki otak yang beradu keinginan.
Dia bangkit. Menapakkan uang Whiskey yang telah dia minum di meja.
Bartender
Kau sudah akan pergi? Kau saja belum merasakan puncak kelezatan minumanku
Willem Wagner
Yaa... Ada beberapa urusan yang belum diselesaikan
Bartender itu mengangguk saat Willem beranjak pergi dari bar
Bartender
Berkunjung lagi ya!
Willem Wagner
Tentu saja. Terima kasih atas minumannya, temanku!
Langkahnya menuju ke suatu tempat untuk melihat keindahan dan kekacauan
Dia berdiri disana. Raganya menyentuh angin yang berhembus, melihat pertemuan antara bulan dan laut. Pantulan cahaya bulan yang berbinar sampai pada matanya. Di ujung tebing dia melihat keindahan laut, namun ombaknya kacau. Itu sempurna.
Willem berusaha menangkap pikiran-pikirannya, sesekali ia tidak tahan namun memuji pemandangan didepannya
Willem Wagner
Pernikahan adalah perihal yang berat...
Willem Wagner
Jika menikah aku tidak bisa bersenang-senang lagi...
Dia menundukkan kepalanya seraya mendesah. Willem dapat melihat ombak yang berlalu-lalang naik ke pasir pantai. Ombak-ombak itu semakin lama terlihat semakin besar.
Matanya melebar ketika dari kejauhan melihat seseorang sedang duduk di atas pasir dengan memeluk lutut
Sedangkan ombak semakin besar dan siap melahap pantai kedepannya
awutor menerima kritik dan saran dengan terbuka
Comments