“Tapi Shanaya …”
“Emak tenang aja.”
“Shanaya menurut Abah kamu tidak perlu menikahinya biarkan dia mengambil tanah Desa.”
“Abah jangan egois !” nada tinggi warga.
“Perhatikan kata-katamu jika tidak aku akan menarik perkataanku,” ancam Feli membuat mereka diam seketika.
“Gadis yang unik,” batin seorang pria yang berdiri disamping Bos Mafia.
“Pilihan yang tepat, Dika buat surat perjanjiannya !”
“Baik Bos,” suara ketik laptop mengisi keheningan.
“Selesai ini Bos.”
“Kepala Desa ini surat perjanjiannya, sekarang Desa ini selain dibebaskan juga dalam perlindungan kekuasaanku.”
“Dan ini untukmu.”
“Bukan ini yang aku inginkan,” Feli merobek kertas itu, anak buah Bos Mafia bersiap menyerang Feli.
“Baru kali ini ada orang yang berani meminta padaku,” mengambil kertas kosong.
“Tulis apapun yang kamu inginkan.”
“Pertama aku ingin pernikahan ini sah menurut hukum dan agama, kedua jika ada orang ketiga dalam hubungan kita atau kamu selingkuh kita bercerai dan sebagian hartamu di berikan atas namaku …”
“Ketiga ?” karena Feli berhenti cukup lama Bos Mafia mempertanyakan syarat selanjutnya.
“Syarat ketiga apapun yang aku minta kamu harus mengabulkannya.”
“Hanya satu keinginan tidak bisa lebih.”
“Deal,” mengajaknya berjabat tangan sebagai arti mereka berdua setuju.
Kesepakatan keduanya telah disetujui pihak pertama, pihak kedua dan pihak ketiga yang disaksikan warga desa. Ijab kabul berlangsung setelah penghulu datang namun waktu yang digunakan cukup lama dikarenakan pencocokan data kedua mempelai sedikit sulit.
“Percepat !!” melempar dua gepok uang ke depan penghulu.
“Pak penghulu sebaiknya cepat sebelum gepokan uang itu berubah menjadi pistol,” seluruh tubuh Pak penghulu gemetaran takut.
“Tu tuan un untuk maharnya ?” gugup.
“Satu miliyar,” Dika membuka koper berisi gepokan uang.
“Sudah bisa ?”
“I-iya Tuan silahkan wali mempelai wanitanya !”
Seorang Ayah harus tegar mengantarkan putrinya sendiri kejurang, suara gugup sembari menggenggam tangan seorang pria yang tiba-tiba datang ingin mengambil tanah Desa tempat tinggalnya dan sekarang akan menjadi suami putrinya. Pria ini hampir dikatakan sempurna dan mungkin menjadi kriteria pria idaman setiap wanita, namun pria yang akan menjadi menantunya itu bukan orang biasa melainkan Bos Mafia yang terkenal akan kekejamannya.
“Permisi Tuan bisa aku pulang dulu untuk mengambil beberapa pakaian ?”
“Tidak perlu.”
“Masa aku haru pake baju ini terus ?” melirik tajam.
“Silahkan !” seorang pria berbaju hitam membuka pintu mobil untuk Feli.
Seorang anak kecil tiba-tiba meraih tangan Feli “Kakak …”
“Anak kecil ini ?” Feli jongkok di depan anak itu.
“Sampai jumpa lagi jaga kesehatanmu yah jangan nakal !” mencubit lembut hidung anak laki-laki itu.
Ibu anak itu berlari mengambil anaknya ”Jangan nangis sayang,” memeluknya lalu tersenyum kearah Feli.
Dua orang gadis yang tidak menyukai kebaikan dan kecantikan Shanaya sangat bahagia Shanaya pergi dibawa suaminya yang merupakan seorang Mafia kejam.
“Akhirnya kita berhasil menyingkirkan dia.”
“Sekarang hanya kita wanita cantik di Desa ini hahaha …”
Feli berbalik kembali memeluk kedua orang tua Shanaya “Jaga diri kalian !” meneteskan air mata.
“Pasti tidak mudah hidup di tempat orang lain, aku tau dia bukan pria yang baik tapi dia sekarang adalah suamimu. Menghormati suami adalah kewajiban seorang istri tetapi jika dia membahayakan nyawamu lakukan apapun untuk melindungi diri,” meski tidak rela Abah harus membiarkan Shanaya pergi.
“Ehemn …”
“Aku harus pergi,” berlari ke mobil.
“Shanaya anak yang baik, jika bukan karena dia kita akan kehilangan tempat tinggal. Kita berhutang kepada Shanaya, simpan uang ini baik-baik aku akan meminta orang menjaga rumah Abah supaya tetap aman.”
Kepala Desa mendekati Abah Shanaya dan memberikan uang mahar itu. Uang yang jumlahnya tidak sedikit pasti menarik perhatian orang jahat, berjaga-jaga takut uangnya di curi Kepala Desa menyuruh warga bergantian berjaga di sekitar rumah Shanaya.
“Bibi yang tadi itu apa benar Shanaya ? kenapa dia menjadi pemberani seperti itu dan setiap perkataannya sangat berbeda dari biasanya.”
“Kita bicarakan di rumah,” mengusap air mata.
Maya bertetanggan dengan Shanaya, dia tinggal seorang diri di rumahnya. Maya sebelumnya sudah menikah tetapi suaminya berselingkuh dengan wanita yang lebih cantik dan kaya dari dia karena itu Maya minta cerai. Semua warga desa mengolok-oloknya, setiap kali dia pergi keluar rumah Ibu-Ibu mulai bergosip tentangnya. Ketika semua warga desa membicarakan keburukan Maya, Shanaya membawanya kerumah. Kehangatan keluarga Shanaya membuat dia nyaman dan bangkit kembali dari keterpurukan.
“Sudah Bibi jangan menangis lagi,” sesampainya di rumah Emak Shanaya terus menangis.
“Dia menjadi pemberani yang artinya dia tidak mudah ditindas, walaupun entah sejak kapan Shanaya berubah tapi menurutku itu baik untuknya,” mengambil air minum.
“Aku sebagai Ayah tidak menyadari kalau putriku sekarang sudah dewasa.”
Emak dan Abah Shanaya memiliki tiga anak, anak pertama menghilang setelah di kabarkan sukses di kota, anak kedua menikah dengan pria dari luar kota dan sekarang tinggal bersama suaminya dan anak terakhir Shanaya.
...*****...
“Sudah berusaha menghindar malah berujung sama, gak bakalan gue kasih kesempatan sedikitpun dia memperlakukan Shanaya seenaknya seperti di novel. Dan untuk tuh wanita selingkuhannya ?? lihat saja nanti,” berkali-kali menghela napas sambil menatap jalan.
“Menurut loe tuh cewek bakal bertahan ?”
“Dia sedikit berbeda, melihat dari dia menatap Bos tidak ada rasa takut sedikitpun didalam dirinya.”
“Bos kenapa mau nikahi tuh cewek padahal dia cuman cewek desa masih banyak di luar sana cewek yang lebih cantik dan seksi.”
“Pasti ada alasan tertentu.”
“Gue pengen tau alasan Bos melepaskan tanah desa itu secara Bos kan membutuhkan daerah terpencil untuk membangun beskem, lokasi Desa Pojok berada di pedalaman jauh dari Kota bahkan lokasinya tidak terjaring Map,” mengetuk Map mobil.
“Suatu hari kita pasti mengetahuinya.”
Dika dan Raymond adalah orang kepercayaan Bos Mafia, mereka berdua selalu ada di manapun Bosnya berada. Dika memiliki pekerjaan seperti halnya sekertaris sedangkan Raymond supir sekaligus bodyguard. Kemampuan mereka berdua sudah tidak di ragukan lagi, keahlian komputer dan pengetahuan Dika sangat luar biasa sedangkan Raymond adalah orang yang kuat mahir dalam bela diri.
“Belok kiri menuju Hotel Daimo lurus maju 100 meter,” suara aplikasi Map otomatis mobil.
“Dia memiliki janji bertemu dengan seseorang di Hotel Daimo kalau tidak salah orang itu suka menggelapkan dana.”
“Apa tuh cewek mabuk darat? dari tadi melamun.”
Dika menggeleng, mereka turun lebih dulu sebelum Bos Mafia dan Feli. Pintu mobil di buka anak buahnya namun saat Feli hendak turun Bos Mafia menghentikannya.
“Tunggu !!”
“Mau apa dia ?”
“Kamu tunggu disini, kalian jaga dia !”
“Baik Bos,” dua anak buahnya menjawab.
Feli tidak bertanya ataupun berbicara dia kembali duduk, Bos mafia pergi bersama Raymond dan Dika seperti biasanya dikawal beberapa orang.
“Hah membosankan, ah iya sebentar lagi ada pertunjukan seru tapi di cerita dia memborgol Shanaya di mobil tanpa satupun pengawal yang mengawasinya,” melihat keluar mobil ada dua orang berdiri menjaganya.
Tiba-tiba ada seseorang menembak kaca mobil Feli yang berada di dalam terkejut langsung keluar. Dua orang yang menjaganya mengeluarkan senjata lalu mengelilingi Feli, kedua orang itu mewaspadai semua sisi.
“Tetap terjadi namun berbeda tragedi,” Feli sedikit takut.
“Nyonya tetap dibelakang kami !”
‘Door’ suara tembakan melayang ke arah mereka untungnya salah satu pria yang menjaga Feli berhasil menahan tembakan itu dengan tubuhnya.
“Kamu terluka ?” Feli panik.
“Sebelah sana !” orang yang menembaknya bersembunyi di tiang parkiran.
“Satu lagi disana dan disana !” suara beruntun tembakan cukup keras.
“Berikan tanganmu !” Feli menyobek baju untuk membalut lukanya. Glek salah satu pria tanpa sengaja melihat body Feli yang mulus.
“Tunggu tadi ada berapa orang ?”
“Tiga orang,” jawabnya polos.
“Sial mereka semua ada lima orang,” Feli terlambat menyadari sehingga dua orang itu menyerang mereka.
“Hahaha tidak disangka ternyata si Shan itu memiliki gadis cantik yang pintar,” Feli mundur sampai mentok ke bagian samping mobil, kini dirinya di todong pistol.
“Apa mau kalian ?”
“Kami ingin bermain denganmu cantik.”
“Cuih najis,” meludahinya.
Orang itu marah lalu menampar keras wajah Feli, wajahnya merah dan meninggalkan bekas tangan orang itu selain itu bibir Feli berdarah.
Saat kedua kalinya orang itu ingin menampar Feli seseorang datang “Beraninya sama perempuan.”
“Siapa kou jangan ikut campur.”
“Memiliki tinggi badan sekitar 170 cm, warna kulit sawo matang, bola mata berwarna biru dia adalah …” ciri-ciri pria itu sama persis dengan pimpinan pulau barak.
“Kamu tidak apa-apa ?” tanya pria itu.
“Sedikit luka.”
“Sepertinya akan meninggalkan lebam,” menyentuh pipi Feli yang terluka.
“Sedekat ini membuat dia terlihat tampan,” batin Feli.
“Suara orang berlari kearah sini, aku harus pergi.”
“Datang dan pergi begituh saja aw rasa sakitnya mulai terasa,” duduk memegangi pipinya.
“Shanaya ?” Bos Mafia datang bersama yang lainnya.
“Apa apaan ini ?” tujuh orang terluka, tempat itu menjadi berantakan, banyak darah dimana-mana, dan keadaan mobil yang rusak.
“Kamu terluka ?” tambahnya melihat keadaan Feli.
“Sedikit, mereka terluka cukup parah harus segera di bawa ke rumah sakit !”
“Bawa mereka !” mendengar perintah Dika bawahannya langsung bergerak mengangkat keduanya kedalam mobil.
“Lukamu juga perlu di obati.”
“Seringan itukah aku ?” suaminya menggendong Feli.
“Bereskan semua ini !”
“Baik Bos,” setengah anak buahnya di minta membereskan lokasi kejadian dan mereka diminta mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.
“Kita kerumah sakit sekarang !” Bos Mafia membawa Feli kedalam mobil.
“Tidak perlu ini hanya luka kecil.”
“Jangan keras kepala.”
“Bagaimana kalau dokternya saja yang datang ?”
“Jadi kita kemana ?”
“Mansion Mawar Hitam.”
Bos Mafia sedang membahas kerja sama dengan seseorang bernama Koren. Koren adalah orang yang paling cerdik dalam penggelapan dana, keahliannya dalam mengelapkan dana mengundang para mafia datang berkerja sama dengannya termasuk Bos Mafia. Koren menyiapkan beberapa wanita cantik dan seksi untuk menyambut kedatangan Bos Mafia namun usahanya menjadi sia-sia, Bos Mafia tidak melirik mereka sedikitpun. Mendengar suara tembakan dan kerusuhan di luar dia langsung berlari tanpa mengatakan apapun pada Koren padahal saat itu mereka masih mengobrol.
“Dia tertidur ?” Dika melihat Feli tidur dari spion dalam mobil.
“Rekaman Cctv-nya sudah ada,” tambahnya ketika ada notif pesan masuk.
“Berikan padaku !”
“Tidak diketahui pasti siapa yang menyuruh mereka, tidak ada identitas yang bisa kita cari tau,” ucap Dika.
“Cari sampai dapat siapa dalangnya, aku harus membalas sepuluh kali lipat atas apa yang dilakukannya sama istriku,” menoleh Feli yang tertidur bersandar padanya.
“Baik Bos.”
“Bos kita sudah sampai,” Raymond memperlambat mobilnya setiba di depan gerbang mansion.
Dika menurunkan semua barang di bagasi dan dibantu Raymond sedangkan Bos Mafia menggendong Feli lalu membawanya kedalam. Sesampainya di kamar Bos Mafia dengan hati-hati menidurkan Feli di kasur.
“Aku pastikan orang yang membuatmu terluka mendapatkan ganjaran yang setimpal,” menyelimuti Feli lalu pergi menutup pintu perlahan.
“Ada yang salah, kenapa dia marah besar karena aku terluka bukan karena mobilnya rusak seperti di Novel ?” ternyata Feli sudah bangun ketika Bos Mafia menggendongnya.
“Ya sudah lah biarkan saja, lebih baik aku tidur.”
Raymond dan Dika sudah menunggu di ruang kerja Bos Mafia “Semua barang sudah di turunkan ?”
“Dijamin tidak ada yang tertinggal,” jawab Raymond.
“Bos ?” Bos Mafia datang keruangan langsung duduk di kursi kerjanya.
“Bagaimana perkembangan data keuangan pasar gelap akhir-akhir ini ?”
“Saya sudah memastikan semuanya dari data yang kita miliki telah terjadi penurunan pemasukan dana yang semakin membengkak padahal pemasokan kebutuhan tidak banyak.”
“Lanjutkan !”
“Penelusuran lebih lanjut tidak ada jawaban dari semua pihak pekerja maupun manajemen, mereka kebingungan menjawab kenapa hal tersebut bisa terjadi sedangkan data real tidak ada sabotase.”
“Aneh kenapa bisa begitu ? kelas-jelas pemasukan dana berkurang banyak tapi dara real seakan tidak ada penurunan.”
“Selidiki lebih dalam !”
“Baik Bos.”
“Bagaimana dengan kabar baru kejadian tadi ?”
“Salah satu anak buah kita menemukan peluru berisi bubu mesiu yang hanya bisa di buat di pulau barak,” Raymond memberikan peluru di dalam kantung plastik.
“Selain itu setelah di selidiki lebih lanjut mereka ingin memasang penyadap suara di dalam mobil, jika saat itu Shanaya tidak ada di dalam mobil mungkin saja mereka sudah berhasil.”
“Rekaman CCTV yang kita tonton itu hanya setengah dari kejadiannya karena disana tidak ada rekaman siapa orang yang sudah menghabisi 5 orang itu.”
“Cerdik,” Bos Mafia memutar kursi.
“Kemungkinan besar mereka yang merusak CCTV atau orang yang menghajar mereka.”
“Menurutku orang yang menghajar mereka karena jika mereka yang melakukannya sudah pasti dilakukan diawal bukan di tengah-tengah,” pendapat Dika.
“Masuk akal.”
“Tapi Bos ada yang mengganjal, kenapa mereka mengetahui kita berada disana ?”
“Kita pergi menemui Koren secara dadakan mustahil mereka mengetahuinya kan kecuali ??”
“Kecuali apa ?” Raymond penasaran.
“Ada orang dalam yang memberikan informasinya,” jawab Bos Mafia dingin dan santai.
“Tidak semua anak buah kita yang ikut hanya sebagian besar,” Dika berpikir.
“Kumpulkan semua anggota yang ikut ke Wilayah Barat !”
“Baik Bos.”
“Segera temukan penghianat itu ! Aku sendiri yang akan memberikannya hukuman,” tegas Bos Mafia beranjak dari kursi.
“Siap Bos.”
Seorang wanita tua baru saja keluar kamar tidak sengaja melihat barisan mobil terparkir di depan Mansion.
“Anak itu tau pulang juga ternyata.”
“Nina !” teriak wanita tua itu.
“Iya Nyonya Besar,” wanita seusia Feli datang menghampiri.
“Cucuku sepertinya pulang siapkan makan malam kesukaannya !”
“Baik Nyonya Besar,” wanita tua itu adalah Neneknya Bos Mafia dan Nina adalah orang kepercayaan yang diperintahkan menjaganya.
Pintu kamar Bos Mafia sedikit terbuka “Kebiasaan,” melangkah untuk menutup pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments