Bab 2

"Mas, Mas Damian ... Ahhh!"

Damian bermain terlalu kasar. Kanara tersiksa. Ia tidak pernah menikmati saat dirinya disetubuhi dengan kasar oleh laki-laki kejam ini, sekali pun laki-laki ini adalah suaminya yang sah.

Bagaimana dia bisa menikmati coba, pernikahan mereka tidak disertai dengan rasa saling mencintai. Bagi Kanara, Damian hanya menganggapnya sebuah barang yang bisa pria itu gunakan kapan saja dengan cara yang dia inginkan.

Tiap kali pekerjaan pria itu tidak lancar, Kanara akan menjadi pelampiasannya. Damian selalu menganggap sang istri seperti barang yang siap dia gunakan kapan pun dia mau.

Semenjak hari laki-laki itu membeli Kanara, dia selalu merendahkan sang istri. Mereka menikah secara sah, namun sampai detik ini hidup Kanara bak berada di neraka. Tidak pernah bahagia.

"Arghh!" Damian mengulum kuat daerah inti Kanara. Mengobok-obok bagian itu dengan kasar.

Kanara merasa tersiksa. Ia memang selalu dibuat orgasme oleh Damian berkali-kali, tapi sekali lagi, masih tidak ada cinta di hatinya untuk pria itu, dan tidak akan pernah ada. Banyak sekali tanda-tanda biru di bagian-bagian tubuhnya yang tidak terlihat, tanda yang sengaja diberikan oleh Damian.

"Sudah ku bilang berkali-kali kalau mau keluar jemput putraku harus ijin dulu padaku. Kau ingin melawanku hmph?!"

Milik Damian menusuk Kanara dengan cepat dan kasar. Kanara tak mampu melawan pria itu. Bagi orang lain, mungkin mereka akan mengatakan bahwa dirinya adalah wanita paling bodoh di dunia ini karena masih bertahan bertahun-tahun hidup dengan suami yang brutal seperti Damian, harusnya dia berani melawan, menceraikan pria itu dan melaporkannya.

Namun tidak segampang itu. Berada di posisi Kanara sangatlah sulit. Dia sudah mencoba kabur berkali-kali, tapi berkali-kali pula ia ketahuan oleh Damian. Bahkan sahabat baiknya yang pernah membantu dia kabur, telah di bunuh oleh Damian. Kanara merasa bersalah seumur hidupnya.

Cerai? Pengadilan tidak akan pernah menangani kasusnya. Damian mengenal banyak hakim, jaksa dan pengacara. Dengan kekuasaannya, dia sanggup membuat kantor pengadilan yang khusus mengurus perceraian, menolak permintaan Kanara dengan tegas.

Melapor tentang kekerasan yang dia terima kepada kepolisian? Huh! Jangan harap. Dan juga, kekerasan apa yang harus Kanara laporkan? Bahwa pria itu sangat kasar tiap kali menyetubuhinya? Itu bukan kekerasan namanya, hanya Kanara yang menganggapnya kekerasan karena dia dipaksa oleh Damian.

Damian juga dekat dengan para petugas yang katanya membela negara dan memberantas kejahatan itu. Di negara ini, banyak polisi tidak benar yang tunduk di bawah kekuasaan para mafia.

Sedangkan Kanara, dia hanya berasal dari keluarga pas-pasan yang tidak punya siapa-siapa untuk dimintai tolong. Dia tidak berkuasa seperti Damian. Mengharapkan tiba-tiba ada orang baik yang lebih berkuasa dari Damian datang menolongnya? Hal seperti itu hanya ada di film-film. Kanara tidak berani berharap.

"Ampun! Ampun mas! Ahh ..."

Kali ini Kanara benar-benar kewalahan. Dia tidak sanggup melayani Damian lagi.

"Ampun? Kau pikir aku akan mengampunimu begitu saja? Kau sudah tahu apa yang akan terjadi padamu tiap kali kau tidak patuh padaku kan?"

Bukannya berhenti, Damian malah makin brutal.

Air mata Kanara terjatuh. Rasanya sakit sekali. Di setubuhi dengan paksa, kalau kabur, bukan hanya dia yang di hukum, tapi putranya juga pasti akan di siksa sampai mati.

Tidak, Kanara tidak ingin putranya menderita, cukup dia saja.

"Pergilah, aku muak melihat wajahmu yang menyedihkan itu." ucap Damian melepaskan penyatuan tubuh mereka dan cengkeramannya dari Kanara.

Kanara mengenakan kembali pakaiannya lalu keluar dari ruangan itu. Meski Damian tidak melakukan kekerasan seperti memukulinya, namun setiap hari adalah neraka baginya.

Kanara menghapus air matanya dan memasang senyuman di wajah begitu sampai di depan kamar Bian, putra tercintanya.

"Mama!"

Bian yang asyik bermain dengan mainannya berlari kecil mendekati Kanara. Raut wajah bocah itu berubah saat melihat mata bengkak mamanya.

"Mata mama kenapa, kok bengkak?" Bian bertanya dengan raut sedih.

"Nggak apa-apa sayang,"

"Papa bikin mama nangis lagi? Bian benci papa!"

"Ssstt ... Jangan ngomong gitu. Nanti papa kamu denger, kamu bisa di hukum." Anak kecil itu terdiam. Umurnya sudah sembilan tahun, wajahnya memang tampan, namun ketampanan yang berbeda dari papanya, karena mereka sama sekali tidak ada hubungan darah.

Bian benci papanya. Karena papanya selalu menyiksa mama yang dia cintai. Mata mamanya selalu bengkak habis bertemu dengan papanya. Bian sudah cukup besar untuk mengerti kalau hubungan papa dan mamanya tidak harmonis. Karena papanya jahat. Tapi sebagai anak kecil, dia tidak bisa apa-apa. Kalau dia berbuat kesalahan dan di hukum oleh papanya, dia pasti menangis. Itu tandanya dia hanyalah anak-anak yang masih cengeng kalau merasa kesakitan. Bagaimana seorang anak-anak seperti dia menolong orang dewasa?

"Bian nggak suka tinggal di rumah ini ma, Bian mau tinggal berdua sama mama aja." gumam Bian pelan memeluk mamanya.

Kanara balas memeluk putranya. Dia juga ingin seperti itu, hanya tinggal berdua dengan putranya, menghilang jauh-jauh dari hadapan Damian, tapi apakah akan ada hari di mana mereka bisa terlepas dari laki-laki kejam itu?

"Bian sayang banget sama mama, kalau mama nggak ada Bian nggak tahu mau hidup bagaimana, mama janji nggak akan pernah tinggalin Bian kan?

Dor dor dor!

Bunyi tembakan berulang kali terdengar dari luar. Bian dan Kanara kaget. Kanara cepat-cepat menutupi telinga putranya yang sudah menangis. Bian tidak pernah lihat langsung papanya membunuh memang, tapi dia bunyi tembakan seperti ini selalu bocah ini dengar. Dan tiap kali dia mendengarnya, dia akan menangis, karena dia tahu papanya sedang berbuat jahat lagi dengan menyakiti orang lain.

"Brengseeek! Aku ingin kalian semua mati!"

Suara Damian terdengar menggelegar di luar sana. Kanara cepat-cepat mengambil headphone di atas meja belajar Bian, memakaikan ke sang putra dan memutar sebuah instrumen dengan volume cukup kencang agar putranya tidak mendengar suara kasar Damian.

Bian sudah tahu kalau mamanya sudah memakaikan headphone begini, dia tidak boleh kemana-mana.

Kanara berdiri keluar pintu, membuka sedikit pintu tersebut untuk melihat ke bawah. Wanita itu menggigil seketika melihat ada tiga mayat yang sudah tergeletak di bawah sana, sedangkan Damian memegangi pistol dengan santainya. Kanara menutup mulutnya sembari menahan agar air matanya tidak keluar.

Wanita itu pun menutup kembali pintu kamar tersebut, duduk di dekat Bian dan memeluk sang putra erat-erat. Air matanya baru terjatuh ketika memeluk putranya. Bian ikut menangis, mama dan anak itu menangis dalam diam sembari berharap bisa keluar dari tempat terkutuk ini.

Kanara menatap langit melalui jendela kamar Bian, bisakah sang Mahakuasa mengabulkan keinginannya? Dia hanya ingin hidup bebas bersama putranya. Tidak lebih, dia ingin menghilang dari kehidupan Damian.

Terpopuler

Comments

🌺🌸CantikaLovely🎀💖

🌺🌸CantikaLovely🎀💖

Welcome Novel Baru Kk othor..tq so much...Uda ada ceritanya Brandon n Kanaya...

Ahhh nasibmu Kanaya...
Ternyata Kanaya lah wanita misterius itu..Wanita yg di tiduri Brandon 10 thn lalu..

Dan ternyata hasil hub itu Kanaya Hamil..ahhh Brandon kamu ternyata sdh punya anak namanya..Bian...

Tapi kasian Kanaya n Bian..
Kehidupan mrk bak neraka setiap hari..

Lanjooot kk othor...

2024-12-06

5

Dewi kunti

Dewi kunti

semoga author nya gak kelamaan ngasih siksaan pd kanara

2024-12-06

2

Aurora

Aurora

apa kanara ga kenal brandon juga ya?
nasibmu kanara,kasian juga brandon yg slalu mikirin cweknya ternyata udah jadi istri orang,nasibnya ga beda jauh sama arka,bedanya kanara ga cinta suaminya,tapi kayanya suaminya cinta cuma karna sifatnya yg kejam,akhirnya brandon dapet lawan yg imbang

2024-12-31

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123 Tamat
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!