Permainan Sang Pemangsa

Diruang tamu yang sepi, Kaluna duduk termenung sendirian. Rumah ini begitu besar dan luas, tapi sama sekali tidak ada keramaian disana. Kaluna juga tidak terlalu dekat dengan pekerja disini. Semua orang dirumah ini seperti menjaga jarak dengan dirinya.

Kaluna juga bukan tipikal orang yang suka mengajak orang lain berbicara duluan. Anak ini cukup introvert untuk anak seusianya. Jika anak seusianya sering menghabiskan waktunya di Mall atau tempat tongkrongan lainnya bersama dengan teman-teman nya. Lain dengan Kaluna, ia sering menghabiskan waktunya di tempat yang jauh dari keramaian. Kaluna lebih suka menghabiskan waktunya di perpustakaan atau di panti yang ia kunjungi setiap akhir pekan atau setiap bulannya.

Pikiran Kaluna melayang entah kemana. Anak itu masih memikirkan kejadian tadi sore. Hari ini ia harus berfikir keras dari biasanya. Pikiran nya masih memikirkan perlakuan Orion tadi. Pria tadi seperti bukan dirinya yang biasanya. Orion yang Kaluna kenal tidak selembut itu. Tapi tadi, perlakuannya terhadap Kaluna benar-benar berbeda seperti biasanya.

Usapan lembut dikepala Kaluna. Senyum tipis yang diberikan Orion padanya. Semua hal yang diberikan Orion padanya hari ini benar-benar membuat Kaluna bingung. Wajah bingung jelas terlihat dari wajah Kaluna.

Cangkir teh yang Kaluna pegang sedari tadi tidak ia sentuh sama sekali. Teh nya juga sudah dingin. Tanpa diketahui oleh Kaluna, ada Orion yang memperhatikan gerak-gerik nya dari balik pagar balkon yang mengarah ke arah ruang tamu. Dari atas sana, Orion bisa melihat Kaluna yang duduk seorang diri dan tatapan kebingungan Kaluna.

Ekspresi yang diharapkan oleh Orion. Ekspresi kebingungan Kaluna. Orion menyeringai kecil melihatnya. Sepertinya rencananya akan berhasil. Ternyata lebih mudah dari yang ia kira.

"Dasar anak kecil" kata Orion tersenyum sinis. Ia melipat kedua tangannya didepan dada dan bersandar pada pagar balkon. Masih memperhatikan Kaluna yang hanya diam membisu.

Orion tahu, Kaluna pasti sedang memikirkan perlakuan nya tadi. Anak itu, sangat mudah untuk ditebak. Dan Orion tersenyum puas melihatnya. Seperti apa yang ia harapkan.

"Semakin kamu bingung, semakin saya mudah untuk mengendalikan kamu, Kaluna", katanya pada dirinya sendiri.

Kaluna berdiri dari duduknya, ia meletakkan cangkir teh nya dengan hati-hati. Teh yang sama sekali belum ia sentuh isinya. Ia mulai melangkahkan kakinya ke kamarnya bersama Orion di atas. Langkah kakinya yang kecil dan pelan terdengar oleh Orion.

Orion memutuskan pergi dan masuk ke ruang kerja nya. Ia tidak ingin Kaluna melihat nya sedang memperhatikan dirinya. "Baru awal Kaluna, kita lihat setelah ini apa kamu masih bisa setenang ini?".

Dibalik dinding yang kokoh. Dirumah besar nan megah ini, akan menjadi saksi akan sakit dan tangis kepedihan yang akan diterima Kaluna nantinya. Ada banyak kepedihan yang akan Kaluna terima sebentar lagi.

Pertanyaannya, apa Kaluna sanggup menerima nya? Apa Kaluna bisa berbesar hati dalam menerima semuanya?

Tanpa diketahui oleh siapapun. Ada masalah besar yang akan menanti selanjutnya. Kaluna mungkin tidak menyadarinya. Tapi dirinya sudah terjebak sekarang. Sepertinya akan sulit untuk melepaskan diri.

Beberapa hari berlalu sejak saat itu, sifat Orion berubah 180° kepada Kaluna. Orion selalu bersikap manis dan hangat padanya. Kata-kata yang keluar dari mulutnya begitu lembut dan bersahabat. Orion berhasil membuat Kaluna serba ketergantungan padanya.

Ketika malam tiba, setiap hendak tidur, pelukan hangat selalu Orion berikan kepada Kaluna. Kaluna, istri kecil nya itu, tidak akan bisa tidur jika tidak memeluk Orion. Sikap manjanya Kaluna keluar jika sedang bersama dengan Orion.

Setiap malam, rutinitas panas juga selalu mereka lakukan ditengah dinginnya malam. Aktivitas yang dulunya selalu Kaluna takuti dan hindari, sekarang menjadi kegiatan rutin nya sebelumnya tidur. Orion juga melakukan nya dengan penuh kelembutan. Jauh dari kata kasar ketika pertama kali mereka melakukannya.

Beberapa bulan telah berlalu, hubungan pernikahan Orion dan Kaluna terlihat semakin manis. Setiap pagi, selalu ada sapaan lembut dan senyum manis Orion yang menghiasi wajahnya. Sudah menjadi rutinitas mereka di pagi hari, Orion yang membantu Kaluna menyiapkan sarapan. Kaluna yang sibuk mengurus segala keperluan kantor suaminya. Kesibukan di pagi hari itu, tidak menggangu pergerakan mereka.

Sesekali tangan usil Orion mendarat di pinggul Kaluna. Usapan kecilnya sering kali membuat Kaluna mendaratkan cubitan kecil di lengan suaminya itu. Bukannya marah atau kesal, Orion malah tertawa melihat respon Kaluna yang masih sering malu-malu saat ia goda.

"Kaluna" panggil Orion dengan suara lembut. "Iya, Mas" Kaluna menatap Orion yang seperti sedang berfikir. "Sepertinya malam ini, saya akan pulang terlambat. Gapapa ya, kalau malam ini kita tidak makan malam bersama? Besok saya janji kita akan kembali makan malam bersama lagi, bagaimana?"

Kaluna tersenyum lembut ketika melihat suaminya yang memberikan penjelasan padanya karena tidak bisa untuk makan malam bersama. Bukannya itu sangat manis untuk seorang Orion yang terkenal dengan sikap tak peduli nya.

"Engga masalah, Mas" Kaluna berbicara sambil tersenyum sampai memperlihatkan mata nya yang yang menyipit seperti bulan sabit. Mendengar itu Orion menghela nafas lega.

"Terima kasih ya, sayang" balasnya sambil mencium punggung tangan Kaluna. Perlakuan kecil inilah yang sering dilakukan Orion pada Kaluna.

Jika sudah begini bagaimana Kaluna tidak luluh dengan perlakuan manisnya. Siapa pun yang mendapatkan perlakuan manis seperti ini bakalan luluh juga, bukan?

Orion tetaplah Orion. Apa yang kalian harapkan dari pria ini? Sikapnya barusan adalah ketulusan? Itu beneran sungguhan? Jelas saja tidak. Jelas itu semua adalah rekayasa Orion untuk mengelabui istri kecilnya, Kaluna.

Pagi itu, setengah Orion berangkat ke kantor. Kaluna mulai menyibukkan dirinya yang sedang tidak ada kegiatan sekarang. Ia berinisiatif untuk membersihkan ruang kerja suaminya. Orion memang melarang Kaluna untuk memasuki ruang kerjanya. Tapi, Kaluna hanya membersihkan ruangannya saja bukan? Tidak lebih.

Ia juga ingin menunjukkan baktinya kepada sang suami. Saat sedang membereskan meja yang sedikit berantakan, matanya tertuju pada amplop coklat yang keluar dari laci meja. Mungkin suaminya itu lupa untuk memasukkannya dengan benar pikirnya.

Kaluna pun membuka laci meja lebih besar agar mempermudah dirinya dalam memasukkan amplop tersebut. Namun, gerakannya terhenti ketika melihat foto dirinya yang dicoret dengan tanda silang dengan spidol warna merah.

Perasaannya mulai tak enak. Jantungnya berdebar tak karuan. "Apa ini?" pikirnya. Ia pun mulai mengambil foto tersebut dan melihatnya. Tangannya mulai gemetar. Foto ini, ia ingat kapan foto ini diambilnya. Fotonya ketika 3 tahun yang lalu. Ketika dirinya berada di tahun terakhir sekolah nya. Ia menatap lamat foto dirinya saat itu.

Foto ini...

...-...

...-...

...-...

...Tbc.....

Terpopuler

Comments

💫0m@~💞

💫0m@~💞

siapa Orion sebenarnya🤔

2025-05-10

1

lihat semua
Episodes
1 Penjara Takdir
2 Pagi Setelah Malam yang Kelam
3 Kebingungan di Antara Rasa Takut
4 Permainan Sang Pemangsa
5 Permainan Sang Pemangsa (2)
6 Tangis Berkepanjangan
7 Malam yang Panjang
8 Kehilangan
9 Kehilangan (2)
10 Pertemuan yang Dikutuk
11 Kebangkitan Sang Penguasa
12 Pertemuan Para Penguasa
13 Ambang Kesabaran
14 Dua Wajah Takdir
15 Permainan Bayangan
16 Sang Pemangsa
17 Mirip
18 Mirip (2)
19 Ketulusan
20 Diam yang Berbicara
21 Obrolan Para Pria
22 Licik
23 Jejak
24 Accident
25 Info Penting
26 (1) Kehampaan yang Membeku
27 (2) Dalam Cengkraman Pelukan
28 (3) Pelukan yang Mematahkan
29 (4) Patah
30 (5) Hadiah di Waktu yang Salah
31 (6) Luka yang Tak Terlihat
32 (7) Bayang-bayang Luka
33 (8) Penolakan (end)
34 Tabrakan Takdir
35 Ambang Kehilangan
36 Ujung Harapan
37 Melunak
38 Harapan
39 Harapan (2)
40 Di Antara Doa dan Penantian
41 Duri Dalam Diam
42 Dingin yang Menyesakkan
43 Senja yang Terlupakan
44 Pergi untuk Menyembuhkan
45 Melepaskan
46 Suara Kecil yang Dinantikan
47 Luka yang Mulai Sembuh
48 Proses Untuk Sembuh
49 Duka yang Mulai Terlihat
50 Terasa
51 Tamparan
52 Jejak yang Tertinggal
53 Kehidupan Baru
54 Tawaran
55 Kembali ke Negeri yang Terlupakan
56 Pertemuan Tanpa Sadar
57 Dekat
58 Luka Lama
59 Luka Lama (2)
60 Semakin Dekat
61 Suara yang Dirindukan
62 Makan Malam
63 Bertemu (Sebelum Kenal)
64 Hukuman
65 Puncak Kekuasaan
66 Penghormatan yang Tak Pernah Pudar
67 Penghormatan yang Tak Pernah Pudar (2)
68 Menjaga Dari Kejauhan
69 Sadar
70 Rahasia di Balik Senja
71 Tak Terhapus
72 Rindu yang Tak Terucap
73 Di Balik
74 Tugas yang Menyatukan
75 Langkah yang Tertahan
76 Rencana Baru
77 Melepaskan
78 Melepaskan (2)
79 Di Balik Pertemuan
80 Berjalan Menjauh, Tapi Tetap Dekat
81 Rencana Baru (2)
82 Kepercayaan
83 Bukan Update
84 Kepercayaan (2)
85 Atlas
86 Hehehe
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Penjara Takdir
2
Pagi Setelah Malam yang Kelam
3
Kebingungan di Antara Rasa Takut
4
Permainan Sang Pemangsa
5
Permainan Sang Pemangsa (2)
6
Tangis Berkepanjangan
7
Malam yang Panjang
8
Kehilangan
9
Kehilangan (2)
10
Pertemuan yang Dikutuk
11
Kebangkitan Sang Penguasa
12
Pertemuan Para Penguasa
13
Ambang Kesabaran
14
Dua Wajah Takdir
15
Permainan Bayangan
16
Sang Pemangsa
17
Mirip
18
Mirip (2)
19
Ketulusan
20
Diam yang Berbicara
21
Obrolan Para Pria
22
Licik
23
Jejak
24
Accident
25
Info Penting
26
(1) Kehampaan yang Membeku
27
(2) Dalam Cengkraman Pelukan
28
(3) Pelukan yang Mematahkan
29
(4) Patah
30
(5) Hadiah di Waktu yang Salah
31
(6) Luka yang Tak Terlihat
32
(7) Bayang-bayang Luka
33
(8) Penolakan (end)
34
Tabrakan Takdir
35
Ambang Kehilangan
36
Ujung Harapan
37
Melunak
38
Harapan
39
Harapan (2)
40
Di Antara Doa dan Penantian
41
Duri Dalam Diam
42
Dingin yang Menyesakkan
43
Senja yang Terlupakan
44
Pergi untuk Menyembuhkan
45
Melepaskan
46
Suara Kecil yang Dinantikan
47
Luka yang Mulai Sembuh
48
Proses Untuk Sembuh
49
Duka yang Mulai Terlihat
50
Terasa
51
Tamparan
52
Jejak yang Tertinggal
53
Kehidupan Baru
54
Tawaran
55
Kembali ke Negeri yang Terlupakan
56
Pertemuan Tanpa Sadar
57
Dekat
58
Luka Lama
59
Luka Lama (2)
60
Semakin Dekat
61
Suara yang Dirindukan
62
Makan Malam
63
Bertemu (Sebelum Kenal)
64
Hukuman
65
Puncak Kekuasaan
66
Penghormatan yang Tak Pernah Pudar
67
Penghormatan yang Tak Pernah Pudar (2)
68
Menjaga Dari Kejauhan
69
Sadar
70
Rahasia di Balik Senja
71
Tak Terhapus
72
Rindu yang Tak Terucap
73
Di Balik
74
Tugas yang Menyatukan
75
Langkah yang Tertahan
76
Rencana Baru
77
Melepaskan
78
Melepaskan (2)
79
Di Balik Pertemuan
80
Berjalan Menjauh, Tapi Tetap Dekat
81
Rencana Baru (2)
82
Kepercayaan
83
Bukan Update
84
Kepercayaan (2)
85
Atlas
86
Hehehe

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!