Iblis banasura langsung menghancurkan para dewa dengan kekuatan kegelapannya. Dia melemparkan gada nya alangkah besarnya kerusakan yang dibuatnya. seketika, langit yang mereka pijaki langsung terbelah. Singgasana mereka hancurkan dan pilar-pilar yang sangat kokoh itu runtuh dengan getaran dari gada miliknya. Pasukan bayangannya mulai semakin banyak seiring mereka bermanifestasi akibat serangan terus menerus yang dilakukan. Para dewa mengeluarkan seluruh kekuatannya dan senjata pamungkas mereka tetapi gagal. Sebagian besar mereka sudah tergeletak dan sebagiannya melarikan diri menuju kailash. Iblis banasura dan para pasukannya menertawakan mereka dengan penuh ejekan dan kemenangan.
Dewa Surya yang bersama dewa Indra merasa sangat khawatir dan kebingungan.
"Bagaimana ini dewa Indra? iblis itu dan pasukannya terlalu kuat mereka sangat tidak tertandingi. Dewa Brahma telah memberkatinya dengan keabadian...belum lagi dia meminum tirta Amerta bersama iblis ashura lainnya."
Dewa Indra menatapnya dan terdiam memikirkan rencana.
Berpindah di Kailash dewa Wishnu yang melihat peperangan ini merasa prihatin. Dia takut iblis ganas itu tidak bisa dikalahkan Akan juga menghancurkan segala alam semesta ini.
"Tenanglah Narayana..aku tahu yang kau tidak ketahui, iblis itu... dia memiliki kelemahannya dan kebodohannya."
Sang Narayana merasa bingung apa yang dikatakannya sekaligus penasaran. Dia hanya bisa menunggu apa yang terjadi selanjutnya, apa yang sudah ditakdirkan oleh alam ini. Dewa Siwa kembali melanjutkan nya.
"Narayana pergilah dan temui sang raja yang menguasai sebagian timur tenggara itu dan beritahu lah dia bahwa kaulah yang akan turun merasuki keturunannya."
Suara tersebut tidak lain adalah Adi sakti yang memberi petunjuknya. Dewa Wisnu Langsung menunduk hormat.
"Aku akan melaksanakan tugasku, yang mahakuasa."
Tetapi sebelum turun ke bumi tiba-tiba suara penuh keputusasaan dan penderitaan terdengar oleh keduanya.
"Mahadewa...."
"Narayana.."
"Tolong kami...kami tidak bisa menghentikan serangan banasura.....berilah kami petunjuk.."
Jeritan penuh keputusasaan dari para dewa. Mereka muncul dengan wajah yang rusak, tubuh sudah dilumuri darah, pakaian mereka sudah dilucuti oleh iblis banasura dan pasukan bayangannya. Melihat itu dewa Siwa matanya berubah menjadi merah. Dia menarik trisulanya lalu melemparkannya ke arah pasukan iblis ashura itu.
Pasukannya hancur seketika. Dia menatap kearah gunung Kailash dan menyeringai dengan tajam meremehkan Mahadewa, Narayana dan para dewa.
"Hanya segini saja kekuatanmu Mahadewa! Aku,raja iblis raksasa tidak bisa dikalahkan! Aku akan menduduki singgasana para dewa!"
Dia tersenyum seram dan melompat terbang ke puncak gunung Kailash. Dewa Siwa memejamkan mata dan membuka telapak tangannya.
"Hom...tasbih genitri suci datanglah~"
Seketika dari telapak tangannya munculah tasbih Suci dan langsung terbang kearah banasura dan menjeratnya dengan sangat Amat kuat, iblis dan para dewa tidak ada yang bisa melepaskannya hanya dewa Siwa saja.
Iblis banasura menjerit berteriak kesakitan. Tubuhnya remuk sebelumnya akhirnya terjatuh ke dalam kurungan suci.
"Lihat saja....aku akan menggagalkan kelahiran... tersebut...." Dia akhirnya matanya tertutup lalu menghilang.
Alam para dewa bersinar kembali. Tumbuhan mulai mekar mengikuti sarinya. Hewan-hewan mulai bersiul dan berkicau kembali. Kini, keseimbangan alam mulai terjalin.
"Pergilah wahai Narayana laksanakan tugasmu."
Dewa Wishnu segera turun ke bumi tepatnya Nusantara.
**Di tempat tapak tilas prabu Hayam Wuruk, Majapahit**
Prabu Hayam terus bermeditasi dan berdoa pada dewa Siwa. Dia merupakan pengikut setia sang penghancur tersebut. Prabu mengharapkan juga bahwa dewanya lah yang akan turun untuk menempati keturunannya.
"Om.....namah Siwa....houm...namah siwa~"
Sang prabu terus menarik nafas dan membuangnya secara perlahan. Dia merasakan kesejukan mengalir dalam tubuhnya. Angin malam yang semilir dari luar penapak tilasan.
"Doamu terkabul, bukalah matamu, wahai pengikut setia Siwa."
Sang prabu membuka matanya, alangkah terkejutnya ketika cahaya menyinari petilasannya. Dia langsung menyatukan kedua telapak tangannya bersujud dihadapan sang pelindung alam semesta.
"Salam penghormatan untukmu wahai dewa Wisnu....Sebuah kehormatan bagiku atasmu."
Prabu Hayam Wuruk merasa bingung dan bertanya-tanya mengapa dewa Wishnu yang datang dan bukan dewa Siwa?
"Aku tahu, kau pasti bertanya-tanya mengapa aku turun dan bukan dewa Siwa."
Dewa Wishnu akhirnya menjelaskan tugasnya dan mengapa dia turun pertama itu semua atas perintah Adi sakti. Sang prabu pun mengerti dan akhirnya menerima bahwasanya dewa Wisnu yang akan mendampingi anak terpilihnya kelak.
Pelayan setia ratu purba sari,asih yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka langsung menghadap sang ratu. Rupanya dia bisa masuk melafalkan mantra yang ratunya ajarkan.
Sebelum menghilang dewa Wishnu berpesan padanya.
"Segeralah adakan upacaranya sebelum sesuatu akan terjadi." Dewa Wisnu pun menghilang.
"Baiklah. Aku akan memerintahkan prajurit ku untuk memanggil brahmana terutama loka jaya."
Tepat sebelum keluar dari petilasan loka jaya muncul entah darimana Dengan membawa para brahmana. Seakan-akan ajaib tetapi juga aneh ada api pemujaan di dalam tapak tilas. Para brahmana juga sedang membaca mantra dan melakukan ritual.
"Segera lakukan upacaranya." Ucap loka jaya dengan suara perintahnya.
"Hey mengapa kau~"
"Sudah diamlah dan ikuti upacara ini."
Mau tidak mau sang prabu menuruti perkataannya. Dia duduk bergabung bersama para brahmana.
Di lorong istana asih berjalan cepat menuju kamar sang ratu. Tidak sengaja berpapasan dengan pelayan setia selir lao tio, Ratih. Namun asih tidak menyadari hal tersebut dan Terus berjalan.
"Sepertinya dia merencanakan sesuatu bersama ratu. Sebaiknya aku harus menyelidikinya sebelum, mereka menyakiti nona Lao tio." Ucap dalam hatinya.
Pada awalnya dia ragu-ragu dan takut akan tetapi dia melawannya sebelum akhirnya memberanikan diri untuk membuntuti asih. Ratih terus membuntutinya sebelum ia hampir ketahuan berubah dia bersembunyi dibalik dinding.
Sesampainya di pintu kamar ratu purba sari asih kembali memeriksa sekitar untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang mengikutinya. Dia masuk kedalam dan segera menutup pintunya rapat-rapat. Sang ratu yang sudah menunggu-nunggu kabar darinya langsung beranjak dari tempat tidurnya.
"Cepat,Beritahu aku informasi apa yang kau dapatkan dari petilasan tersebut."
Ratih yang di luar berusaha menguping dan berdoa pada para dewa agar mereka tidak merencanakan hal buruk pada selir lao tio.
Tepat sesaat asih ingin berbicara tiba-tiba mulutnya terkunci. Dia berusaha mengatakannya tetapi tidak ada suara yang Keluar satupun darinya.
"Cepat katakan!"
"....."
"Hey mengapa kau tiba-tiba menjadi bisu?! Ayo katakan apa yang kau dapat!"
"...."
Sangat ratu mencoba membuka mulut pelayannya tersebut tetapi terkunci rapat. Dia juga mengguncang-guncangkan tubuhnya tetapi dia hanya terdiam seperti patung.
Ratih yang mendengarkan kemarahan ratu akibat terkunci mulut pelayannya langsung bernafas dengan lega sembari mengusap dadanya.
"Syukurlah... terimakasih dewa...kalian sudah menyelamatkan hidup nona Lao tio."
Dia berbalik pergi ke ruangan para selir Menuju kamar selir lao tio dengan perasaan lega.
**Sementara itu di petilasan**
Loka jaya dan para brahmana beserta sang prabu terus melakukan upacara pemujaan. Sang prabu dengan perasaan senang, khawatir, takut semua bercampur aduk. Dia hanya bisa menunggu dan mengikuti upacara dengan wajah yang tegang lagi gemetar.
Seketika langit menjadi terang benderang. Angin berhembus dengan sangat lembut dan sejuk. Seluruh alam semesta tampak tidak sabar untuk menunggu calon pelindungnya.
•Pertanda baik akan segera muncul..Wijaya akan berada dalam rahim ibunya, Lao tio•
"Aku akan mengorbankan seluruh jiwa dan pengabdianku hanya untukmu,nona Lao tio."
~ratih~
Jumat,19 April 2024.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Aono Morimiya
Jangan tanya lagi, ini adalah cerita yang harus dibaca oleh semua orang!
2024-12-01
1
Septiakikuk
makasihhh ya
2024-12-01
1