misi mie instan pantry

Scene 5: Persiapan Mie Instan Hari berikutnya di kantor, Muin dan Irgi berdiri di depan pantry, siap untuk misi penting.
muin
muin
(dengan penuh semangat) Gi, ini saatnya! Aku sudah bawa semua bahan untuk membuat mie instan yang istimewa!
irgih
irgih
(memandang tas Muin skeptis) Semua bahan? Cuma mie instan sama bumbu doang, Min.
muin
muin
(mengeluarkan bahan) Lihat! Aku bawa dua jenis mie instan, telur, dan sambal terasi. Ini bakal jadi hidangan gourmet!
irgih
irgih
(menggelengkan kepala) Gourmet? Apa kamu yakin ini bukan jadi bahan lelucon di Instagram?
muin
muin
(sambil tersenyum) Biarin! Yang penting aku harus berani. Sekarang, kita mulai!
Scene 6: Momen Konyol di Pantry Muin mulai memasak mie instan dengan semangat tinggi. Tapi, segala sesuatunya tidak berjalan mulus.
muin
muin
(sambil meracik mie) Lihat, Gi, ini akan jadi mie instan terlezat yang pernah ada!
Saat Muin mencoba memasukkan telur ke dalam mie, dia salah langkah dan telur itu pecah ke lantai.
irgih
irgih
(tertawa terbahak-bahak) Min, itu bukan cara memasak yang benar!
muin
muin
(kewalahan) Gak apa-apa! Biar dia pecah, yang penting mie-nya tetap enak!
Tak lama kemudian, aroma mie yang sedang dimasak mengundang perhatian. Zahra muncul di pintu pantry.
zahra
zahra
(heran) Apa yang kalian lakukan di sini?
muin
muin
(panik dan berusaha terlihat santai) Oh, hi Zahra! Kami... kami membuat mie instan! Mau coba?
zahra
zahra
(tersenyum) Mie instan? Serius? Di kantor?
muin
muin
(tertegun sejenak) Ya! Ini… ini adalah mie instan gourmet! Makan bareng yuk?
Scene 7: Momen Baper yang Konyol Zahra tertawa kecil dan melangkah mendekat. Irgi menatap Muin dengan ekspresi campur aduk antara bangga dan geli.
zahra
zahra
Baiklah, aku ikut. Tapi kalau mie-nya gak enak, kamu yang bertanggung jawab, ya!
muin
muin
(mencoba percaya diri) Tenang saja, dijamin enak!
Muin menyajikan mie yang sudah matang dengan penuh harapan, meskipun penampilannya tidak terlalu menarik. Semua duduk bersama di meja pantry.
zahra
zahra
(mencicipi) Hmm, rasanya lumayan!
muin
muin
(dengan bangga) Lihat, Gi! Aku berhasil!
irgih
irgih
(berbisik kepada Muin) Ssst! Jangan terlalu baper, itu cuma mie instan.
muin
muin
(dalam hati) Tapi ini langkah pertama!
Scene 8: Kesimpulan Konyol Setelah makan, Zahra tampak lebih santai. Mereka bercakap-cakap dengan asyik.
zahra
zahra
(tertawa) Siapa sangka di kantor ini bisa ada momen seru kayak gini? Mungkin aku harus sering ke pantry.
muin
muin
(dengan bersemangat) Ya! Kita bisa masak bareng lagi lain kali.
irgih
irgih
(menyenggol Muin) Ini baru permulaan, in. Siapa tahu, kamu bisa jadi koki mie instan handal!
muin
muin
(tersenyum lebar) Ah, terima kasih, Gi! Aku sudah merencanakan lebih banyak!
zahra
zahra
(bercanda) Jangan-jangan jadi Mie Instan Management di kantor ini?
Semua tertawa, dan Muin merasa hatinya berdebar-debar, tidak tahu apakah ini tanda baik atau tidak. Dia hanya berharap momen ini bukan hanya tentang mie instan. --- Di akhir hari, Muin dan Irgi meninggalkan pantry dengan senyuman. Meski misi jodoh Muin masih jauh dari selesai, setidaknya dia berhasil menciptakan momen berharga dan lucu dengan Zahra. [End Chat]
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!