Bab 3 : Boleh nunggak kelas gak?

Bagaikan sedang berada di dalam sebuah drama, saat ini Viola seakan melihat sang arjuna datang untuk menolongnya. Meski usianya masih sangat muda, perawakan dan wajah rupawan Raka sangat mirip seperti penggambaran CEO-CEO dalam sebuah novel. Keren bukan? Kalau gak keren gak mungkinlah Viola sampai tergila-gila. 😆

"Mata gue gak salah lihat kan? Kalau ini mimpi, gue berharap gak usah bangun selamanya," dalam keadaan genting, Viola masih sempat-sempatnya bermonolog seperti itu. Matanya berbinar begitu melihat sang pujaan hati datang untuk menolong.

"Dasar bocah, sialan!! Ganggu aja kalian," gertak preman itu pada Raka dan beberapa pemuda lain dibelakang. Namun seketika wajahnya berubah seperti tikus yang melihat kucing ingin memakan mangsanya saat beberapa pemuda yang berdiri di sekitar Raka memainkan benda-benda yang mereka bawa ditangan mereka.

Bagaimana tidak takut, masing-masing dari mereka ada yang memegang pisau, batu, bata merah, tongkat bisbol, gunting, seakan mereka sangat niat sekali ingin menghabisi nyawa dua preman itu.

"Breng-sek, ayo kita pergi!" Ajaknya pada temannya. Keduanya kembali menaiki motor dan berlalu pergi meninggalkan tempat itu.

"Hehh__ udah gitu doang?" Viola dibuat melongo dengan kaburnya dua pria bertato. Dia pikir bakal ada adegan action seperti di film-film laga.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Raka yang sudah berdiri di depan Viola. Hampir saja mata Viola dibuat melompat dari tempatnya saat melihat wajah Raka sedekat sekarang.

"Sempurna ___" monolog Viola saat melihat salah satu makhluk Tuhan yang bisa dibilang cukup sempurna di mata Viola.

Raka mengibaskan tangannya saat melihat Viola hanya bengong tanpa menjawab pertanyaannya. "Hei__"

Seketika Viola langsung tersadar dari lamunannya dan menggeleng dengan cepat, "Gak kok, gak apa-apa. Makasih ya?"

Raka tersenyum sembari mengangguk Dan senyumnya itu bisa mengalahkan manisnya madu. Hati Viola benar-benar meleleh dibuatnya.

"Oya, aku kawal ya? Sampai rumah." Raka menawarkan diri.

"Eehhh____" sontak kedua bola mata Viola langsung membulat, mencerna kembali baik-baik apa yang barusan dia dengar. Jangankan kawal sampai rumah, sampai pelaminan juga gak apa-apa. Viola siap lahir batin.

"Eh gak ada maksud apa-apa kok, mau mastiin aja kalau dua preman tadi gak gangguin kamu lagi," ujar Raka mengklarifikasi ucapan sebelumnya. Takut Viola salah paham.

"Ohh___" Viola sempat kecewa sih, kirain karena Raka juga suka sama dia. Ternyata cuma takut preman tadi balik lagi.

Pak Wawan yang sudah ditolong beberapa pemuda lain berjalan menghampiri Viola dan Raka. Beberapa pemuda yang sudah menolong langsung pergi meninggalkan mereka bertiga setelah memastikan semuanya baik-baik saja.

"Pak Wawan gak apa-apa?" saking asyiknya memandang paras tampan sang arjuna, Viola sampai lupa jika supirnya sudah dibuat babak belur.

"Gak apa-apa, Non. Mari Non, kita pulang," ajak pak Wawan. Jika tak mengantar Viola pulang tepat waktu, Nyonya Tamara bisa nyerocos sepanjang rel kereta api. Maklum, Viola anak perempuan satu-satunya dan harus selalu dalam pengawasan.

Viola menatap ke arah Raka seolah meminta persetujuan sebelum naik ke dalam mobil.

"Gak apa-apa, naik aja, aku ambil motor aku dulu ya disana," ujar Raka kemudian dia berlalu pergi menuju ke arah motor matic-nya yang terparkir sedikit jauh dari sana.

-

-

-

Sepanjang perjalanan Viola tidak bisa untuk tidak memandang ke arah belakang. Dengan motor matic-nya saat ini Raka sedang melaju motornya di belakang mobil Viola. Mirip pangeran yang sedang mengawal tuan putrinya dengan menaiki kuda putih.

"Pak, aku turun disini aja," ucap Viola saat mobil mereka hendak memasuki gerbang sebuah rumah.

"Tapi Non___"

Belum juga pak Wawan selesai bicara sudah ditinggal turun sama Viola. Gadis itu langsung berjalan menghampiri motor Raka yang baru saja berhenti. Raka membuka helmnya dan tersenyum pada Viola.

"Sekali lagi makasih ya?"

"Sama-sama," jawab Raka. Sedetik kemudian dia beralih memperhatikan penampilan Viola yang serba pink. Tas, bando, kaos kaki dan beberapa accesories yang melekat semuanya berwarna pink. "Suka warna pink?"

Viola mengangguk, "Suka."

"Suka banget apa cuma suka doang."

"Ya suka aja, kenapa emang?"

Raka tidak menjawab, dia menurunkan tas ranselnya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sana.

"Warna lain juga bagus loh." Raka turun dari atas motor dan berdiri di depan Viola.

"Wait__ wait__ Dia mau ngapain?"

Lagi-lagi Viola dibuat membeku saat Raka menurunkan bando miliknya dan menggantinya dengan sapu tangan berwarna biru muda yang diikatkan dikepala Viola dan memasangkannya seperti bando. Hembusan nafas pemuda itu bisa Viola rasakan dengan jelas diwajahnya.

"Cantik," gumam Raka begitu selesai dengan kegiatannya. "Oya, kamu mau dipanggil siapa?"

"Ehh___"

Kejadian dilapangan sekolah tadi pagi masih terekam dengan jelas dibenak keduanya. Saat dimana Viola menolak dipanggil kakak oleh Raka.

"Kamu mau dipanggil kakak atau___"

"Vio. Panggil Vio aja, biar lebih akrab. Lagian umurku gak tua-tua amat." Viola merasa panggilan kakak begitu keramat jika Raka yang menyebutnya. Apalagi jika panggilan itu ditujukan untuk dirinya.

"Ha-ha kamu lucu juga. Oke Vio, kenalin namaku Raka. Dan aku ini adik kelas kamu." Raka memperkenalkan diri. "Ya udah, aku balik dulu ya?"

Viola mengangguk, "Sekali lagi makasih."

Raka memakai helmnya kembali dan naik ke atas motor, menyalakan mesinnya dan melajukannya pergi meninggalkan kediaman Viola. Sampai bayangan Raka menghilang, Viola tak sedikitpun beranjak dari tempatnya berdiri. Viola menyentuh sapu tangan yang dipakaikan oleh Raka tadi dikepalanya. Hatinya begitu berbunga-bunga, dan kupu-kupu seperti sedang berterbangan di sekelilingnya.

-

-

-

"Vio__" Tamara menghampiri sang putri yang baru saja menginjakkan kakinya masuk ke dalam rumah.

"Mama." dengan senyuman mengembang Viola menatap sang mama yang menyambut kepulangannya. Tamara memperhatikan penampilan putrinya yang sedikit berbeda.

"Bando kamu dan__" pandangan Tamara turun ke bawah dan berhenti di lutut Viola yang diplester. "Kaki kamu kenapa sayang??"

Tamara sangat cemas sekali, barusan dia dari belakang untuk meminta bantuan mbak Asih supaya membantu mengobati luka pak Wawan. Supirnya itu sudah menceritakan tentang kejadian yang mereka alami saat di jalan pulang.

"Kamu diapain sama preman-preman itu?"

"Vio, gak diapa-apain, Ma. Vio baik-baik aja." Viola merentangkan kedua tangannya, memperlihatkan jika dia baik-baik saja.

Tamara menghela nafas lega, "Syukurlah, ya udah kamu ke kamar dan ganti pakaian kamu. Setelah itu kita makan siang ya?"

Viola mengangguk pelan, dia melangkahkan kakinya beberapa langkah maju ke depan, sesampainya di pintu tengah Viola membalikkan tubuhnya dan kembali menatap sang mama.

"Ma__"

"Iya, ada apa sayang?" tanya Tamara yang masih berdiri di tempatnya.

Viola tidak langsung menjawab, cukup lama dia terdiam dan nampak berfikir keras. Tamara mulai mengernyitkan keningnya, menunggu kiranya apa yang akan disampaikan oleh putrinya.

"Viola boleh nunggak kelas gak?"

"Heh___"

...🍁🍁🍁...

Terpopuler

Comments

mama Al

mama Al

ku pikir Arjuna penolong itu nama cowoknya

2024-12-22

0

Teteh Lia

Teteh Lia

tambah meleyot ini mah...

2024-11-22

1

Teteh Lia

Teteh Lia

ngarep ya, Vio...🤭

2024-11-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Jangan panggil aku kakak!
2 Bab 2 : Arjuna penolong.
3 Bab 3 : Boleh nunggak kelas gak?
4 Bab 4 : Meleleh dibuatnya.
5 Bab 5 : Jangan nangis ya?
6 Bab 6 : Ajaran sesat.
7 Bab 7 : Kita putus.
8 Bab 8 : Curiga.
9 Bab 9 : Cinta ugal-ugalan.
10 Bab 10 : Ajakan pulang bareng.
11 Bab 11 : Tentang Raka.
12 Bab 12 : Pesaing Cinta.
13 Bab 13 : Musibah membawa berkah.
14 Bab 14 : Kawal sampai kelas.
15 Bab 15 : Tamu tak diundang.
16 Bab 16 : Hukuman.
17 Bab 17 : I Love You.
18 Bab 18 : Kita pacaran 'kan?
19 Bab 19 : Cinta atau obsesi?
20 Bab 20 : Rumah kedua Raka.
21 Bab 21 : Bidadari turun ke sawah.
22 Bab 22 : Membujuk Raka untuk pulang.
23 Bab 23 : Cemburu?
24 Bab 24 : Cemburunya ngangenin.
25 Bab 25 : Menghindar.
26 Bab 26 : Sebuah permintaan.
27 Bab 27 : Siapa pelakunya?
28 Bab 28 : Peringatan.
29 Bab 29 : Otw ketemu camer.
30 Bab 30 : Jiwa muda.
31 Bab 31 : Tontonan gratis.
32 Bab 32 : Kenakalan remaja.
33 Bab 33 : Senyummu adalah duniaku.
34 Bab 34 : Sanggupkah aku tanpamu?
35 Bab 35 : Selalu tentang Raka.
36 Bab 36 : Drama kelulusan.
37 Bab 37 : Biar impas.
38 Bab 38 : Hatiku selalu merindu...
39 Bab 39 : Diantar om-om.
40 Bab 40 : Ancaman.
41 Bab 41 : Dia baik kok buat kamu.
42 Bab 42 : Boleh dipraktekkin gak sih?
43 Bab 43 : Kesepakatan!.
44 Bab 44 : Brondongku lebih menarik.
45 Bab 45 : Jangan buat aku kecewa.
46 Bab 46 : Si pencuri ciuman.
47 Bab 47 : Mendadak bucin.
48 Bab 48 : Bukan sugar baby.
49 Bab 49 : Arti persahabatan.
50 Bab 50 : Aku akan selalu jagain kamu.
51 Bab 51 : Misi jadi mak comblang.
52 Bab 52 : Makan malam dirumah Raka.
53 Bab 53 : Bukan cemburu buta.
54 Bab 54 : Belum tentu jodoh.
55 Bab 55 : Dia spesial.
56 Bab 56 : Selamat ulang tahun, Raka.
57 Bab 57 : Sebuah janji.
58 Bab 58 : Bakalan kangen.
59 Bab 59 : Tahun baru pertamaku bersama Raka.
60 Bab 60 : Rencana Raka.
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 : Jangan panggil aku kakak!
2
Bab 2 : Arjuna penolong.
3
Bab 3 : Boleh nunggak kelas gak?
4
Bab 4 : Meleleh dibuatnya.
5
Bab 5 : Jangan nangis ya?
6
Bab 6 : Ajaran sesat.
7
Bab 7 : Kita putus.
8
Bab 8 : Curiga.
9
Bab 9 : Cinta ugal-ugalan.
10
Bab 10 : Ajakan pulang bareng.
11
Bab 11 : Tentang Raka.
12
Bab 12 : Pesaing Cinta.
13
Bab 13 : Musibah membawa berkah.
14
Bab 14 : Kawal sampai kelas.
15
Bab 15 : Tamu tak diundang.
16
Bab 16 : Hukuman.
17
Bab 17 : I Love You.
18
Bab 18 : Kita pacaran 'kan?
19
Bab 19 : Cinta atau obsesi?
20
Bab 20 : Rumah kedua Raka.
21
Bab 21 : Bidadari turun ke sawah.
22
Bab 22 : Membujuk Raka untuk pulang.
23
Bab 23 : Cemburu?
24
Bab 24 : Cemburunya ngangenin.
25
Bab 25 : Menghindar.
26
Bab 26 : Sebuah permintaan.
27
Bab 27 : Siapa pelakunya?
28
Bab 28 : Peringatan.
29
Bab 29 : Otw ketemu camer.
30
Bab 30 : Jiwa muda.
31
Bab 31 : Tontonan gratis.
32
Bab 32 : Kenakalan remaja.
33
Bab 33 : Senyummu adalah duniaku.
34
Bab 34 : Sanggupkah aku tanpamu?
35
Bab 35 : Selalu tentang Raka.
36
Bab 36 : Drama kelulusan.
37
Bab 37 : Biar impas.
38
Bab 38 : Hatiku selalu merindu...
39
Bab 39 : Diantar om-om.
40
Bab 40 : Ancaman.
41
Bab 41 : Dia baik kok buat kamu.
42
Bab 42 : Boleh dipraktekkin gak sih?
43
Bab 43 : Kesepakatan!.
44
Bab 44 : Brondongku lebih menarik.
45
Bab 45 : Jangan buat aku kecewa.
46
Bab 46 : Si pencuri ciuman.
47
Bab 47 : Mendadak bucin.
48
Bab 48 : Bukan sugar baby.
49
Bab 49 : Arti persahabatan.
50
Bab 50 : Aku akan selalu jagain kamu.
51
Bab 51 : Misi jadi mak comblang.
52
Bab 52 : Makan malam dirumah Raka.
53
Bab 53 : Bukan cemburu buta.
54
Bab 54 : Belum tentu jodoh.
55
Bab 55 : Dia spesial.
56
Bab 56 : Selamat ulang tahun, Raka.
57
Bab 57 : Sebuah janji.
58
Bab 58 : Bakalan kangen.
59
Bab 59 : Tahun baru pertamaku bersama Raka.
60
Bab 60 : Rencana Raka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!