Mobil mogok

Jam sudah menunjukkan pukul 20.15, namun suasana kantor masih terlihat ramai, hal ini dikarenakan para pegawai harus menyelesaikan sebuah agenda yang mereka bahas mengenai kerja sama PT Pertamina dengan sebuah perusahaan Energi Minyak bumi dan Gas dari Arab Saudi, dan dalam kegiatan  yang dilaksanakan di Jakarta ini mengirimkan beberapa perwakilan baik dari kementerian ESDM, perwakilan dari pihak Pertamina sebagai leader pionir dari BUMN sektor Energi Minyak bumi dan Gas dengan beberapa perwakilan dari pihak perusahan minyak dari Arab Saudi.

Penampilan Rara sudah sangat berantakan saat ini, dengan kacamata anti radiasi nya yang sudah merosot, rambut yang di kuncir asal dan wajah yang penuh minyak, benar-benar menggambarkan jika hari ini adalah hari yang sangat melelahkan baginya. Manik matanya masih terfokus ke arah monitor di depannya, memperhatikan deretan nama yang tertulis sebagai tamu dalam acara kolaborasi kerja sama tersebut, terdapat namanya disana dan beberapa rekan yang berada satu inspektorat dengannya, sisanya ia sama sekali tidak mengenal dengan deretan nama tersebut.

“Berarti acaranya dua minggu lagi ya Ra?” Pertanyaan Putri membuat pandangan Rara teralihkan dari layar monitor. Rara mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan rekannya tersebut.

“Semangat Rara, kali aja ntar disana bakal jumpa jodoh Raja minyak dari Arab,” goda Putri dan hal itu membuat Rara memutar bola matanya jengah.

“Udah ah gue mau balik dulu,” tanpa memperdulikan ucapan Putri, Rara dengan cepat membereskan meja kerjanya dan bersiap untuk pulang ke rumah. Tubuhnya sudah terlalu lelah hari ini, berendam dengan air hangat lalu setelah itu tidur dibawah selimut yang nyaman adalah hal yang paling Rara impikan saat ini. Tidak butuh lama, meja kerjanya sudah bersih, dan Rara mengambil tas kerjanya lalu berpamitan kepada rekan lain untuk segera pulang.

Satu hal yang membuat Rara kesal hari ini adalah ketika mengingat fakta jika dia harus menyetir mobil untuk pulang, andai saja ia tidak membawa mobil hari ini, pasti ia sudah duduk tenang di dalam sebuah Taxi online yang akan mengantarkannya pulang kerumah. 

Mobil yang di kendarai oleh Rara terus membelah jalanan malam kota Jakarta, lampu kota dan lampu kendaraan menjadi pemandangan yang indah di malam hari, andai saja tubuhnya tidak lelah, ia pasti akan sangat menikmati keindahan lampu kota saat ini, tapi rasa lelahnya mengalahkan semuanya. 

Mobil yang awalnya berjalan lancar kini terasa seperti susah melaju, yang lebih sialnya saat ini Rara sedang melewati sebuah jalan alternatif yang tidak seramai jalanan kota, hanya ada beberapa kendaraan yang melewati jalanan yang dipilih Rara karena lebih dekat dengan rumahnya.

Berulang kali Rara mencoba menstarter kembali mobilnya namun usaha itu terlihat sia-sia, mobil putih itu seolah enggan untuk menyala kembali. Rara turun dari mobilnya dengan harapan bisa menemukan bengkel terdekat, namun ia hanya melihat beberapa rumah dan warung Madura tanpa ada tanda-tanda sebuah bengkel disana. Kakinya melangkah ke sebuah warung Madura, dengan tujuan ingin bertanya sekalian ingin membeli minum karena memang ia sudah sangat haus saat ini.

“Permisi pak, numpang nanya apa di daerah dekat sini ada bengkel?” Rara bertanya dengan penuh harap, sambil tangannya membuka sebuah kulkas dan mengambil sebotol air mineral dari sana.

“Waduh neng bengkelnya lumayan jauh, sebelum pertigaan jalan keluar sana, nanti ada jalan ke sebelah kiri nah disitu bengkelnya neng, dan kalau malam kayaknya tutup bengkel itu,” jawab si bapak dengan ramah, sambil menerima uluran tangan Rara yang menyodorkan selembar uang dua puluh ribu untuk membayar air mineral yang dibelinya.

“Makasih banyak ya pak, saya nelpon adek saya aja kalau gitu, permisi pak,” ucap Rara berlalu dari warung Madura tersebut.

Jarinya bergerak lincah di atas layar ponselnya mencari nama Rendy, sepupu nya, “Halo Ren, lo dimana?” Tanya Rara begitu sambungan teleponnya dan Rendy terhubung.

“Ya elah pikun banget sih, jelas-jelas tadi siang gue pamit ke Semarang kan, masa iya lupa sih lu kak,” balas Rendy geram dengan sifat pelupa kakak sepupunya ini.

“Waduh gimana ini,” nada suara Rara terdengar panik begitu mengetahui jika Rendy sedang berada di luar kota, dan ia bingung harus meminta tolong kepada siapa di malam seperti ini.

“Kenapa kak?” Tanya Rendy.

“Mobil gue mogok Ren, di jalan pintas mau ke rumah yang dekat tempat lu sering mancing itu, dan bengkel jauh, gimana ceritanya ini Ren,” Rara hampir menangis ketika menjelaskan kepada Rendy mengenai permasalahannya.

“Bentar deh kak, gue telpon temen gue aja yang bisa nolongin lu, jangan nangis dulu pokoknya, ntar lu di kira kuntilanak lagi,” bukannya menenangkan, Rendy justru membuat Rara ingin benar-benar menangis.

“Buruan telpon temen lu, gue udah takut ini Ren,” desak Rara.

“Iya iya gue telpon,” 

Beberapa saat kemudian Rendy mengabarkan jika temannya sedang sakit dan tidak bisa membantu. Rara masih berada di luar mobil, dengan harapan bisa bertemu seseorang yang ia kenal yang mungkin juga melewati jalan ini. Kepalanya terus melihat kiri kanan untuk melihat setiap orang yang lewat namun tidak ada satupun yang peduli pada nasibnya ini. Hingga akhirnya sebuah sepeda motor N-Max berhenti di dekatnya, terdapat dua orang laki-laki dengan seragam TNI dan menggunakan helm di atas motor tersebut, sorot mata Rara menatap waswas dan menebak siapa kira-kira sosok di balik helm tersebut, hatinya langsung lega begitu  salah satu dari mereka membuka helm.

“Bang Adit, syukurlah. Kirain siapa tadi,” ucapnya lega begitu mengetahui jika itu adalah Adit, suaminya Nona. Satu temannya juga membuka helm, dan Rara mencoba mengingat siapa nama lelaki itu. Dia adalah laki-laki dengan wajah timur yang begitu manis dengan gingsulnya yang pernah Rara temui di cafe Nona tempo hari lalu, Rara akhirnya mengingat nama laki-laki itu adalah Deno, temannya Adit.

“Kenapa Ra?” Tanya Adit sambil berjalan mendekat ke arah Rara.

“Mati tiba-tiba bang, dan gak bisa di starter lagi, mana bengkel jauh banget lagi,” jawab Rara.

“Den, lu bisa bantuin gak? Gue kurang paham kalau masalah mobil mogok begini,” Adit bertanya ke arah Deno.

“Gue gak ngerti apa-apa juga bang, ini sih bagiannya Revan, dia ahlinya kalau urusan mobil begini, telpon dia aja deh, lagian kan dia juga lagi ada di sekitaran sini,” ucap Deno, dan mendapat anggukan dari Adit.

“Bentar ya Ra, abang telpon Revan dulu, temen abang yang kemaren, dia mungkin bisa bantu,” ucap Adit sambil menempelkan ponsel di telinganya, dan berbicara beberapa saat sebelum akhirnya menyimpan kembali ponselnya ke saku baju yang ia kenakan.

“Tunggu bentar ya Ra, Revan mau kesini, gak lama kok, dia di dekat sini memang,” Rara mengangguk mendengar ucapan Adit, hatinya sedikit lega karena tuhan mengirimkan orang untuk menolongnya, sebelum ia menangis karena ketakutan di tempat yang lumayan sepi ini.

“Lain kali jangan pulang lewat sini Ra, memang sih cepat sampai rumah tapi resikonya ya ini, jalannya lumayan sepi, kalau lewat jalan utama memang butuh kesabaran ekstra tapi lebih terjamin keamanannya,” nasihat Adit, karena Rara beruntung lebih dulu bertemu dengan mereka, bagaimana jika bertemu dengan orang yang berniat jahat.

Sebuah sepeda motor Honda CRF 150 yang di kendarai oleh seorang laki-laki dengan pakaian yang sama dengan Adit dan Deno dan mengenakan helm full face berhenti di dekat mereka. Laki-laki itu membuka helmnya dan turun dari motor untuk menghampiri mereka bertiga yang kini tengah berdiri di samping mobil Rara. Ya laki-laki itu adalah Revan, walaupun suasana di sini sedikit temaram, namun ketampanan Revan tetap terpancar.

“Kenapa bang?” Revan bertanya ke arah Adit.

“Ini dit, mobilnya Rara tiba-tiba mati dan gak bisa di starter lagi, lu bisa tolongin gak?” Jelas Adit.

“Bentar gue liat dulu,” ucap Adit yang langsung masuk ke dalam mobil Rara dan mencoba menstarter mobil tersebut namun masih tetap tidak mau menyala, Revan turun lalu membuka kap mesin bagian depan, mencoba melihat beberapa komponen disana dengan bantuan penerangan dari lampu senter di ponselnya. Ia mengotak-ngatik beberapa hal disana, yang pastinya Rara tidak akan paham dengan hal itu.

“Ini masalah sama aki mobilnya, harus segera diganti, rumah kamu masih jauh gak?” Revan bertanya ke arah Rara.

“Gak bang, masuk komplek yang lewat perempatan di depan sana, mungkin sekitar 2 kilometer lagi,” balas Rara cepat.

“Ini udah aman, karena rumah kamu gak terlalu jauh jadi masih bisa di bawa pulang mobilnya, tapi besok harus segera masuk bengkel, coba starter dulu!” perintah Revan, dengan cepat Rara masuk kedalam mobilnya lalu mulai menstarter dan berhasil, Rara tertawa bahagia karena ia akhirnya bisa pulang. Ia turun dari mobil untuk berterima kasih kepada, Revan, Adit dan Deno.

“Makasih banyak ya bang, ini gimana bayarannya?” Tanya Rara hati-hati, dan disambut tawa oleh Adit dan Deno, sedangkan Revan hanya tersenyum sekilas.

“Gak usah Ra, mending kamu langsung pulang, sudah malam banget ini,” ucap Revan yang melihat jam di layar ponselnya hampir pukul sebelas malam.

“Makasih banyak bang, lain kali saya traktir aja ya bang sebagai tanda terima kasih saya,” balas Rara yang tentunya merasa tidak enak menerima bantuan ini secara gratis.

“Iya nanti atur aja, sekarang kamu mendingan pulang terus Ra, nanti orang tua kamu kecarian,” balas Adit, dan membuat Rara langsung berpamitan pulang.

“Sekali lagi terima kasih banyak ya bang,” ucap Rara sebelum benar-benar menjalankan mobilnya.

“Gak tau deh ini namanya kesialan atau keberuntungan, atau malah kesialan yang berakhir menjadi sebuah keberuntungan, seneng banget gue bisa ketemu bang Revan, mana ganteng banget lagi,”  Rara bermonolog ria didalam mobil.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Keberuntungan kali Ra

2024-10-25

0

Tri Handayani

Tri Handayani

alhamdulillah akhirnya up lagi,semangat thorrr up'nya,,seperti semangat rara yg abis ktemu idaman'nya;sehat sllu thorrr

2024-10-24

1

Khafiza Achmad

Khafiza Achmad

kesialan dalam keberuntungan,tanda tanda dapat jodoh🤫🤫

2024-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!