eps 2

Suasana menjadi ramai saat semua anak baru mulai menduduki kursi masing-masing. Salsa mendapatkan nomor kursi 30 dan Eva mendapatkan kursi nomor 40. Jarak mereka cukup jauh dan itu membuat hati Eva sedih. Padahal Eva ingin berdampingan dengan Salsa.

Sementara Salsa saat ini sedang merapikan mejanya. Salsa sempat melirik meja di sampingnya yang masih kosong.

" Apa anak baru yang duduk di sampingku tidak datang ya. Tapi tidak mungkin ini kan impian semua orang seperti ku." ucap Salsa dalam hati.

Sementara yang Salsa tahu, semua anak baru sudah duduk di kursi dan meja kerja masing-masing sesuai dengan nomor yang tertera.

Namun Salsa tidak mau ambil pusing dan memutuskan untuk fokus dengan tugas yang diberikan pemandu.

Kali ini mereka akan membagi persentase penghasilan perusahaan beberapa bulan yang lalu dan siapa yang jawabannya benar akan mendapatkan poin tinggi dan berkesempatan untuk bertemu dengan CEO perusahaan minggu depan.

Pembagian adalah hal yang sangat mudah bagi seorang Salsa. Hanya membutuhkan waktu 30 menit, ia sudah menyelesaikan hasil persentase penghasilan selama dua bulan.

Salsa cukup tercengang karena penghasilan perusahaan tersebut satu bulan bisa mencapai triliunan apalagi jika bertahun tahun. Hal itu membuat jiwa Salsa semakin meronta ronta.

Perusahaan sengaja memberikan tugas tersebut untuk pertama kalinya kepada para karyawan agar tidak ada yang resign setelah mengetahui jumlah penghasilan perusahaan.

Dapat dipastikan bahwa semua orang saat ini sangat kegirangan dan ada yang bahkan tidak percaya dan berusaha untuk menghitung ulang.

" Waktu habis " ucap wanita pemandu.

Semuanya terdiam dan berharap mendapatkan hasil yang benar.

Bahkan para wanita sudah berdebar debar ingin bertemu dengan CEO perusahaan yang katanya masih lajang dan sangat tampan.

Salsa hanya duduk tenang karena jawabannya sudah pasti benar.

" Saya akan menampilkan hasil kerja kalian di monitor, cek masing-masing siapa yang benar akan berkesempatan berjumpa dengan CEO perusahaan dan yang salah tidak mendapatkan kesempatan. " ucap wanita tersebut.

Salsa langsung mengecek hasilnya dan ternyata jawabannya benar. Salsa tersenyum bahagia karena bisa bertemu dengan bos besar perusahaan ternama itu.

Sementara Eva sedikit kecewa karena ia tidak berkesempatan ikut dalam pertemuan itu.

Ada 50 karyawan dan yang benar jawaban hanya 20 orang.

Salsa kemudian menyemangati Eva untuk jangan patah semangat, bisa saja nanti kedepan ada kesempatan lagi dan Eva hanya perlu belajar lebih giat lagi.

Saat semuanya sudah kembali tenang, Salsa terkejut karena melihat Selfi yang duduk di sampingnya.

" Apa tes nya sudah di mulai?." tanya Selfi sambil melipat kedua tangannya di dada.

" Sudah selesai, kamu darimana saja?." ucap Salsa.

" Kamu tidak perlu tahu urusan ku." ucap Selfi dengan nada jutek.

Salsa memutuskan untuk diam dan tidak meladeni wanita sombong disampingnya itu.

" Kartu apa itu?." tanya Selfi saat melihat kartu akses di tangan Salsa.

" Ini kartu akses untuk masuk keruang kerja CEO perusahaan. Tugasnya sudah selesai dan siapa yang benar jawaban akan berkesempatan bertemu dengan CEO perusahaan. " jawab Salsa dengan sedikit tersenyum.

Sementara Selfi terdiam sejenak lalu sedetik kemudian ia menarik paksa kartu akses itu dari tangan Salsa.

" Coba aku lihat " ucap Selfi dengan sorot mata tajam.

Salsa terkejut dan tidak menyangka jika Selfi memiliki sikap yang tidak sopan seperti itu.

Awalnya Salsa membiarkannya. Tapi sudah 20 menit lebih Selfi memegang kartu akses itu, dan yang tidak disangka ternyata Selfi baru saja memasukkan kartu itu kedalam tasnya.

" Kembalikan kartu saya!." ucap Salsa saat Selfi bangkit dan hendak pergi.

" Apa kartu kamu, aku hampir lupa. Nanti setelah bertemu CEO akan aku kembalikan" ucap Selfi tanpa beban.

Sementara yang Salsa tahu kartu itu hanya memiliki kesempatan satu kali akses saja dan selebihnya sudah tidak bisa digunakan.

" Saya bekerja keras untuk mendapatkan kartu itu, tapi kenapa kamu mengambilnya tanpa izin. Kembalikan" ucap Salsa yang tidak terima.

Selfi tidak menggubris perkataan Salsa dan memutuskan untuk melanjutkan langkahnya keluar.

Jam sudah menunjukkan waktu pulang bekerja, Salsa merasa kesal dan geram kepada Selfi yang berbuat semau maunya saja di perusahaan.

Salsa kemudian menjumpai wanita pemandu dan memberitahu semua kelakuan Selfi.

Tapi hal yang tidak terduga terjadi, pemandu tersebut malah tidak perduli dan mengatakan jika kartu itu diberikan saja pada Selfi.

Salsa kehabisan kesabaran dan memutuskan untuk pulang. Sekarang Salsa sudah mengetahui jika perusahaan itu sama saja sistemnya dengan perusahaan biasa yang selalu berpihak.

Salsa memilih untuk mengalah dan membiarkan kartu akses itu dimiliki oleh Selfi.

Setelah satu jam perjalanan, Salsa sudah tiba di rumah. Langkahnya yang lemas membuat ibunya bertanya.

Salsa hanya menjawab bahwa dia lelah di perjalanan karena cuaca sangat panas, padahal Salsa masih sedih karena kartunya yang di ambil paksa oleh orang lain.

Salsa kemudian membersihkan diri dan beristirahat di kamarnya. Salsa membuka ponselnya dan terdapat nomor baru yang menelponnya. Ternyata itu adalah Eva.

" Halo" ucap Salsa saat telepon sudah tersambung.

" Salsa, ini aku Eva. Apa benar Selfi sudah mengambil kartu akses kamu?." tanya Eva.

" Iya Eva, dia mengambilnya. " ucap Salsa.

" Kenapa kamu enggak bilang sama aku. Besok kita ambil ya kamu jangan sedih. " ucap Eva dengan amarah.

" Tidak perlu Eva, biarkan saja. Yang penting kita masih bisa bekerja di perusahaan itu. " ucap Salsa yang melarang Eva melakukan masalah.

" Kenapa begitu Salsa, itu hak mu dan kamu pantas mendapatkannya. "ucap Eva yang tidak mengerti dengan pikiran Salsa.

" Aku sudah mengadukan perbuatannya pada pemandu, tapi yang terjadi pemandu itu malah membela Selfi. Jadi percuma saja kita melakukannya Eva, yang ada kita akan membuat masalah." ucap Salsa lagi.

" Kok bisa begitu, ada yang aneh. Apa jangan-jangan Selfi itu anak dari..." ucap Eva berusaha menebak.

" Bisa jadi Eva, mungkin dia anak salah seorang petinggi di perusahaan makannya dia selalu di bela. " ucap Salsa.

Setelah cukup lama berbincang, akhirnya sambungan telepon terputus. Salsa memutuskan untuk segera tidur karena badannya sedikit kelelahan akibat berkeliling di perusahaan tadi pagi.

Salsa tidak mau ambil pusing. Lagipula masih ada kesempatan yang lain untuk pertemuan dengan CEO. yang terpenting melakukan pekerjaan dengan baik agar bisa mendapatkan rekomendasi dari perusahaan dan bisa naik jabatan.

Salsa sangat memimpikan menjadi seorang sekretaris yang memiliki banyak uang. Salsa ingin mempunyai mobil pribadi dan bisa tinggal di apartemen luas yang ia idam idamkan.

" Andai saja aku bisa jadi sekretaris ya. Tapi butuh waktu dan harus bekerja keras untuk mendapatkan posisi itu. Lagipula aku masih menjadi karyawan biasa. Semangat Salsa kamu pasti bisa jadi sekretaris" ucap Salsa menyemangati dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

iqbal nasution

iqbal nasution

kerenn

2025-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!