Dinikahi Pria Beristri

Dinikahi Pria Beristri

Tamu Asing

"Naa...!!" seorang lelaki berteriak memanggil temannya yang sedang mengobrol dengan temannya yang lain.

Perempuan yang merasa dipanggil namanya itu membalas dengan lambaian tangan. Tak lupa juga dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya.

"Dari tadi?" tanya perempuan itu setelah menghampiri teman lelakinya

"Enggak juga. Sudah selesai belum?" lelaki itu balik bertanya.

"Eeem, sudah." balasnya.

"Yuk, aku antar pulang. Sudah mau sore ini." kata lelaki itu sambil melihat jam tangannya.

"Oke."

Mereka adalah Liana dan Damar. Dua sejoli yang terkenal sangat dekat di kampus. Karena saking akrabnya, mereka kerap kali dikira pasangan kekasih.

Setelah menempuh jarak hampir 30 menit, akhirnya mobil yang dikendarai Damar sampai di jalan menuju rumah Liana. Dari kejauhan tampak mobil ayah Liana di halaman.

"Ayahmu sudah pulang rupanya." ujar Damar.

"Ah, iya. Beberapa hari ini ayah memang selalu pulang lebih awal. Katanya tidak banyak pekerjaan di kantor." jawab Liana.

"Oh..." sahut Damar.

"Akhirnya, sampai juga. Capek banget..." gumam Liana.

"Tinggal duduk manis saja capek. Lebay...!!" balas Damar.

"Otaknya capek, bro. Seharian full tugas. Ya sudah, aku turun ya. Terimakasih yaa..., Damar yang baik hati dan tidak sombong...!!!" ujar Liana sambil memamerkan senyum dan mengedipkan matanya.

"Iya. Sudah, buruan turun sana!" kata Damar

Setelah mobil Damar berlalu, Liana bergegas masuk ke rumah.

"Ayah...!!" seru Liana ketika berada di dalam rumah.

Pak Gani, ayah Liana, keluar dari dapur sambil membawa secangkir kopi.

"Sudah pulang?" begitu sapa ayahnya.

"Ayah buat kopi sendiri, ibu dan Rosa memangnya kemana?" tanya Liana.

"Entahlah, ayah sampai mereka sudah tidak ada." jawab pak Gani

"Ooh..., kalau begitu aku ke kamar dulu ya." kata Liana.

"Iya, nak."

Liana menoleh ke arah ayahnya yang sedang duduk di ruang makan. Dia menatap nanar bagian belakang tubuh sang ayah.

"Andai bunda masih hidup. Dan andai saja ayah tidak menikah lagi. Mungkin ayah tidak akan seperti ini. Maafkan aku ayah, aku masih menjadi beban hidup ayah."

Liana kemudian masuk ke kamarnya dengan mata berkaca-kaca.

......................

Tok... Tok... Tok...

Malam itu pintu rumah pak Gani diketuk oleh seseorang. Pak Gani terpaksa menghentikan pekerjaannya sejenak. Dan pergi membuka pintu.

"Selamat malam, bisa bertemu dengan nyonya Ratih?" ujar seseorang dengan setelan hitam dan wajah garang.

"Dia sedang tidak di rumah. Ada apa ya? Mari masuk dulu..." ajak pak Gani.

Pak Gani sangat tahu, tiga orang tinggi besar yang ada di hadapannya bukanlah orang sembarangan. Pak Gani merasakan firasat yang tidak mengenakkan malam itu

Ketiga pria garang itu memasuki rumah sederhana milik pak Gani. Lalu duduk di sofa jadul dengan sopan setelah dipersilahkan.

"Maaf sebelumnya pak. Kalau kedatangan kami mengganggu bapak. Karena kami harus bertemu dengan nyonya Ratih." ujarnya.

"Iya, pasti ada hal yang sangat penting sehingga kalian datang malam-malam begini. Ada apa? Katakan saja, saya suaminya." balas pak Gani.

"Jadi begini, pak. Nyonya Ratih membawa kabur uang bos kami senilai 500 juta."

DEG...!!

"APA...?!" seru pak Gani. "Li..., lima ratus, ju..., juta...?!!"

"Betul sekali, pak. Nyonya meminjam uang tersebut dengan dalih untuk membuka usaha. Dan akan dikembalikan dalam tempo satu bulan. Tapi ini sudah hampir dua bulan, dan nyonya Ranti tidak bisa dihubungi. Toko yang katanya dia dirikan ternyata juga palsu. Ketika kami ke lokasi, di sana hanya ada gedung kosong terbengkalai."

"Eesshhh...!" pak Gani tampak sedikit meringis menahan sakit sambil memegang dadanya.

"Bapak kenapa?" orang yang sedari tadi berbicara itu menatap lekat pak Gani.

"Tidak apa-apa. Hanya sedikit kurang enak badan. Kalian tinggalkan saja nomor telepon, saya akan hubungi kalian kalau dia kembali." tutur pak Gani.

"Tidak bisa seperti itu, pak. Setidaknya bapak memberi kami jaminan untuk hutang nyonya Ratih. Kami kesini untuk menagih hutang!" tandas pria itu.

"Tolonglah, kecilkan suara kalian...!" suara pak Gani semakin terdengar parau.

Melihat kondisi pak Gani yang tampak semakin pucat dan wajahnya berkeringat. Seseorang dari mereka memberi isyarat untuk pergi.

"Baiklah, katakan pada nyonya Ratih kami akan datang kembali."

Sepeninggal tiga tamu tak diundang itu, pak Gani tampak semakin meremas dadanya. Karena rasa sakit yang menjalar, juga amarah yang membuncah karena ulah istrinya.

Sementara di luar sana, Liana yang baru pulang dari minimarket dibuat penasaran dengan sebuah mobil yang beranjak dari depan rumahnya.

"Siapa ya...? Perasaan baru pertama ini mobil itu bertamu."

Liana terus menatap kepergian mobil hitam itu sebelum dia memasuki halaman rumahnya.

"Ayah, habis kedatangan ta..." ucapan Liana menggantung karena dia melihat sang ayah yang tengah merintih kesakitan.

"Ayah...!!!"

Plastik berisi belanjaan dia jatuhkan begitu saja. Dia berlari menghampiri ayahnya.

"O..., obat..." ujar pak Gani dengan suara lirih.

Liana yang paham betul kondisi sang ayah, segera berlari ke kamar untuk mengambil obat ayahnya.

Tak lama kemudian dia kembali membawa obat juga segelas air.

"Ayah istirahat dulu di sini ya." Liana menata bantal di atas sofa agar ayahnya bisa tiduran.

Liana tidak ingin bertanya apapun. Dia akan bersabar sampai kondisi sang ayah membaik. Dengan telaten Liana memijat kaki dan tangan ayahnya. Hingga pada akhirnya sang ayah terlelap.

Liana kemudian mengunci pintu. Tak peduli meskipun ibu dan saudara sambungnya belum pulang. Dia juga tidak berkeinginan untuk menghubungi mereka. Dia justru mengirim pesan pada sahabatnya, Damar. Setelah membereskan barang belanjaannya.

Liana : Ayah kambuh, Mar. Tapi sekarang sudah tidur setelah minum obat.

Damar : Mau dibawa ke RS tidak?

Liana : Ayah menolak, mau istirahat saja di rumah.

Damar : Baiklah. Kalau ada apa-apa kamu segera telepon aku ya.

Liana : Iya, Mar. Thanks ya

Damar : Iya. Sekarang kamu istirahat, jangan sampai sakit juga.

Selepas berkirim kabar pada Damar, Liana menarik selimut sang ayah. Kemudian dia mendaratkan tubuhnya di sofa yang dekat ayahnya.

"Apa yang terjadi...? Kenapa tiba-tiba sakit jantung ayah kambuh...? Apa ada hubungannya dengan tamu tadi...??"

"Kemana pula duo wanita sok iye itu pergi? Masa sampai jam segini belum pulang. Dasar benalu. Jadi anggota keluarga bukannya ngurusin keluarga. Malah sok sibuk dan jarang di rumah. Ayaaah..., ayah kenapa sih bisa menikah sama itu orang? Kan gini jadinya. Makan ati...!!!"

Liana terus bermonolog hingga rasa kantuk menghampirinya. Dan akhirnya dia tertidur dengan posisi meringkuk di sofa. Dia tidak ingin jauh-jauh dari ayahnya. Karena khawatir nanti ayahnya terbangun dan butuh sesuatu.

......................

Terpopuler

Comments

🎧✏📖

🎧✏📖

salam kenal jika berkenan mampir juga👋👍👍🙏

2024-11-13

1

Eka Kaban

Eka Kaban

selamat pagi

2024-09-26

1

lihat semua
Episodes
1 Tamu Asing
2 Ayah Jatuh Sakit
3 Kembalinya Ibu Tiri
4 Pelukan Terakhir
5 Jaminan Hutang
6 Rumah Baru
7 Keluarga
8 Menikah Lagi
9 Bimbang
10 Keputusan
11 Calon Istri Kedua
12 Istri Calon Suamiku
13 Kamar Pengantin yang Terabaikan
14 Suami Menyebalkan
15 Kesedihan Kakek
16 Benih Kecemburuan
17 Honeymoon...??!!!!
18 Istri di Atas Kertas
19 Teman
20 Semakin Akrab
21 Tak Tenang
22 Perasaan Damar
23 Kado untuk Liana
24 Salah Pilih Rival
25 Ada Apa Sebenarnya?
26 Mencari Pak Wira
27 Tak Seperti Biasanya
28 Maaf, ibu...!
29 Vanya Frustasi
30 Rencana Haris
31 POV : Haris
32 Rasa Nyaman
33 Maunya Kamu
34 Perubahan Haris
35 Kembali Asing
36 Damar Berulah
37 Jeritan Hati Rosa
38 Jangan Menyentuhku
39 Cerai
40 Reward
41 Kembali ke Rumah
42 Suasana Baru
43 Aku akan Kembali
44 Aku akan Melindungimu
45 Ingin Jadi Satu-satunya
46 POV : Liana
47 Firasat
48 Pertemuan
49 Menghindar
50 Membawa Liana Pergi
51 Mesra dan Gelisah
52 Hamil
53 Ketemu
54 Hukuman dari Kakek
55 Ketakutan Liana
56 Vanya Lagi
57 Luka Kecil
58 Perdarahan
59 Flashback
60 Sang Pelaku
61 Mencintai Rosa
62 Haris Cemburu
63 Pengusik Datang Lagi
64 Akhir Sebuah Penantian
65 Demam
66 Mendatangi Kakek Sudibyo
67 Juan...!!
68 Berpisah Saja
69 Takut Kehilangan
70 Takut Keblabasan
71 Insiden di Swalayan
72 Sakit Lagi
73 Kabar Bahagia
74 Bukan Perempuan Bayaran
75 Permainan Dimulai
76 Apa Dia di Pihakku?!...
77 Nasihat Kakek
78 Bumil Posesif
79 Ancaman
80 Sebuah Video
81 Permintaan Maaf
82 Klarifikasi
83 Tiba-tiba Ingin
84 Kabar Duka
85 Kamera Tersembunyi
86 Ngidam Day
87 Perkara Melon
88 Bukan Bab Baru
89 Aku Menyerah
90 Bertemu Vanya
91 Masih Menyimpan Rasa
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Tamu Asing
2
Ayah Jatuh Sakit
3
Kembalinya Ibu Tiri
4
Pelukan Terakhir
5
Jaminan Hutang
6
Rumah Baru
7
Keluarga
8
Menikah Lagi
9
Bimbang
10
Keputusan
11
Calon Istri Kedua
12
Istri Calon Suamiku
13
Kamar Pengantin yang Terabaikan
14
Suami Menyebalkan
15
Kesedihan Kakek
16
Benih Kecemburuan
17
Honeymoon...??!!!!
18
Istri di Atas Kertas
19
Teman
20
Semakin Akrab
21
Tak Tenang
22
Perasaan Damar
23
Kado untuk Liana
24
Salah Pilih Rival
25
Ada Apa Sebenarnya?
26
Mencari Pak Wira
27
Tak Seperti Biasanya
28
Maaf, ibu...!
29
Vanya Frustasi
30
Rencana Haris
31
POV : Haris
32
Rasa Nyaman
33
Maunya Kamu
34
Perubahan Haris
35
Kembali Asing
36
Damar Berulah
37
Jeritan Hati Rosa
38
Jangan Menyentuhku
39
Cerai
40
Reward
41
Kembali ke Rumah
42
Suasana Baru
43
Aku akan Kembali
44
Aku akan Melindungimu
45
Ingin Jadi Satu-satunya
46
POV : Liana
47
Firasat
48
Pertemuan
49
Menghindar
50
Membawa Liana Pergi
51
Mesra dan Gelisah
52
Hamil
53
Ketemu
54
Hukuman dari Kakek
55
Ketakutan Liana
56
Vanya Lagi
57
Luka Kecil
58
Perdarahan
59
Flashback
60
Sang Pelaku
61
Mencintai Rosa
62
Haris Cemburu
63
Pengusik Datang Lagi
64
Akhir Sebuah Penantian
65
Demam
66
Mendatangi Kakek Sudibyo
67
Juan...!!
68
Berpisah Saja
69
Takut Kehilangan
70
Takut Keblabasan
71
Insiden di Swalayan
72
Sakit Lagi
73
Kabar Bahagia
74
Bukan Perempuan Bayaran
75
Permainan Dimulai
76
Apa Dia di Pihakku?!...
77
Nasihat Kakek
78
Bumil Posesif
79
Ancaman
80
Sebuah Video
81
Permintaan Maaf
82
Klarifikasi
83
Tiba-tiba Ingin
84
Kabar Duka
85
Kamera Tersembunyi
86
Ngidam Day
87
Perkara Melon
88
Bukan Bab Baru
89
Aku Menyerah
90
Bertemu Vanya
91
Masih Menyimpan Rasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!