Bab 5 Akhir dari kesabaran.

Melihat Arumi di gendong oleh Angga membuat Jessi mendengus kesal di samping Elsa.Sebagai karyawan yang menaruh hati pada bosnya tentu saja Jessi cemburu.Entah kelebihan apa yang dimiliki wanita itu sampai bosnya begitu peduli dan perhatian pada Arumi.

Tetapi Jessi tidak tinggal diam begitu saja.Dia justru mengambil kesempatan dengan memotret mereka berdua lalu di kirim pada Gerry yang merupakan tetangganya.

Sementara Angga membawa Arumi ke ruangan pribadi miliknya dengan membaringkan tubuh Arumi di sofa.

"Arumi, sadarlah!" Angga menepuk wajah Arumi dengan lembut.

Tak lama, Arumi sadar dengan membulatkan kedua matanya dengan sempurna.Dia begitu terkejut melihat Angga begitu dekat dengan wajahnya.

"Apa yang telah Pak Angga lakukan padaku?"tanya Arumi yang menganggap bosnya itu sudah melakukan hal mesum padanya.

"Kenapa sih kamu selalu berpikiran negatif sama aku,Rum? Padahal, aku ini hanya menolong kamu yang lagi pingsan di dalam Toilet," jelas Angga supaya Arumi tidak salah paham.

"Pak Angga, tidak berbohong,'kan? Seperti halnya tadi pagi," ragu Arumi.

"Eh ..kamu ini ya, jangan cuma satu kebohongan yang aku lakukan, menganggap ini juga suatu kebohongan.Mending kamu istirahat! Wajah kamu itu terlihat pucat," ucap Angga yang begitu peduli dengan sekretarisnya.

Tetapi Arumi merasa tidak nyaman di ruangan itu,apalagi mereka bukan muhrim.Di tampah lagi berbagai cibiran yang sudah di dapatkan dari karyawan lainnya.

"Aku sangat berterima kasih karena Pak Angga sudah menolongku.Tapi, aku harus keluar dari sini! Aku tidak ingin karyawan lainnya berburuk sangka terhadap aku lagi."Arumi memaksakan diri bangkit dari sofa.

Sebenarnya tadi pagi, wanita itu belum sempat makan membuat tubuhnya jadi lemas dan tak bertenaga.Karena sudah tak sanggup lagi menahan bobot tubuhnya hingga akan tumbang.Namun, Angga segera menahan tubuh Arumi hingga mereka saling bertatapan mata begitu lekat.

"Ehemm..."

Terdengar suara deheman membuat Arumi segera menjauh dari Angga.Tetapi pria itu menatap tajam ke arah Jessi yang main nyolong masuk saja di ruangannya.

"Bisa tidak kalau masuk,ketuk pintu!" omel Angga terhadap jessi.

"Maaf,Pak Angga! Aku datang ke kesini ingin memberikan makanan ini!" Jessi menyodorkan makanan itu ke arah Angga.

" Letakkan saja makanan itu di sana!" titah Angga.

Kemudian Jessi meletakkan makanan itu di atas meja kerja Angga.

" Sudah,Pak."

" Ya sudah kamu boleh pergi!"

" Tapi,Pak Angga.Aru---"

" Apa lagi ? Cepat keluar! " usir Angga.

' Ck,Pak Angga ini benar pilih kasih.Arumi saja dibiarkan di ruangan pribadinya sementara aku diusir," batin Jessi mendengus kesal.

Setelah kepergian Jessi.Angga mengambil makanan tersebut lalu di berikan pada Arumi.

" Ini makanan untukmu! Di makan!"

"Aku tidak lapar,"tolak Arumi.

Ketika perut Arumi berbunyi hingga wanita itu ketahuan berbohong oleh Angga.Hal itu, membuat Angga tertawa.

"Tuh... cacing aja di perut kamu minta makan.Ayo, di makan!Atau mau aku suapin!"seru Angga.

" Tidak perlu! Aku bisa makan sendiri," tolak Arumi dengan rasa malu.

Namun, Arumi tetap mengambil makanan tersebut lalu dimakan.Sementara Angga sendiri menatap Arumi yang tampak begitu kelaparan.Tapi yang aneh lagi, jantung dia berdetak begitu kencang saat berada di samping Arumi.

'Apa ini tandanya aku menyukai Arumi? Tidak! Sadar Angga, Arumi itu punya suami," batin Angga pada dirinya sendiri.

Setelah selesai makan, Arumi merasa lebih mendingan hingga pamit keluar dari ruangan tersebut.Dia ingin melanjutkan pekerjaan.Hal itu, di setujui oleh Angga sebab ada meeting dengan klien.

Tak lama, mereka berkumpul di ruang meeting.Sementara Arumi di minta menjelaskan setiap rincian produk yang akan dikelola oleh perusahaan.Di saat wanita itu melakukan presentasi,Angga kembali menatap Arumi.

" Awas! Jaga mata,jaga hati'' ucap Al yang duduk di samping Angga.Pria itu selalu memperingatkan pada bosnya untuk tidak selalu menatap istri orang.

"Bisa diam tidak!"

"Iyah deh Bos..aku diam."

Tak lama,meeting berjalan dengan lancar tanpa gangguan.Arumi mendapatkan tepuk tangan karena presentasinya luar biasa.

++++++++

Sementara Gerry yang mendapatkan notif kiriman foto melalui WhatsApp hingga melihat foto tersebut.Ternyata itu adalah istrinya yang sedang di gedong oleh pria lain.Melihat hal itu,Gerry sangat marah hingga pergi meninggalkan pangkalan tukang ojek lalu pulang ke rumah.

Bruuk...

Tidak bisa mengendalikan amarah, Gerry sampai membanting TV yang ada di rumah.

Sarita yang sudah tiba di rumah bersama Aqilah ,melihat TV di hancurkan oleh Gerry.Sementara Aqilah bersembunyi di belakang Sarita karena takut melihat ayahnya yang sedang marah.

"Apa-apaan ini, Ger?" Kamu merusak TV kesayangan Ibu. Kamu simpan di mana otak kamu, hah...?" bentak Sarita dengan tatapan tajam.

Sementara pria itu tidak membiarkan ibunya terus mengomel dengan memarahi dirinya seperti anak kecil hingga menceritakan apa sebenarnya terjadi.Setelah mendengarkan, Sarita langsung terdiam karena memaklumi kemarahan Gerry saat ini karena melihat foto menantunya sedang di gendong oleh pria lain dan itu sangat keterlaluan.Ternyata kelakuan menantunya di rumah dan di luar sangatlah berbeda.Di rumah begitu kalem dan di luar sana begitu ganjen dengan pria lain.

" Aqilah,cepat masuk ke kamar!" titah Sarita.

Karena terlalu kecil bisa memahami hal itu,Aqilah menuruti perkataan Sarita untuk pergi ke kamar.

+++++++

"Assalamualaikum,aku pulang." Arumi mengucapkan salam saat memasuki rumah.

Tetapi Gerry bersama ibunya tidak menjawab salam tersebut.Justru kedatangan menantunya,langsung melayangkan tangan ke wajah Arumi.

Plakk!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Arumi yang dilakukan oleh ibu mertuanya."Dasar menantu tidak tahu diri! Seharusnya kamu bersyukur putraku mau menikahi dirimu.Tapi kamu justru membalas dengan pengkhianatan," tuduh Sarita pada menantunya dengan tatapan tajam.

Sementara Arumi menahan air matanya untuk tidak menangis.Wanita itu hanya menyentuh pipinya yang terasa sakit dan perih lalu di tatap ibu mertuanya dengan tatapan sendu.

"Aku tidak pernah mengkhianati Mas Gerry?"sanggah Arumi.

Gerry yang begitu emosi segera mendekati istrinya."Oh...sekarang kamu sudah pintar berbohong ya?! Lalu foto ini apa, hah..?"bentak Gerry dengan menunjukkan foto yang di kirim Jessi, tepat di wajah Arumi.

"Foto itu benar aku,Mas.Tapi----"

Plakk...

Arumi belum selesai menjelaskan, Gerry langsung menamparnya. Aqilah yang berdiri di balik pintu kamarnya melihat bundanya di sakiti hingga anak kecil itu mendekat.

" Hikss...hiks... jangan akiti ,Bunda!" Aqilah menangis dengan memeluk kaki ayahnya lalu anak kecil itu mengambil kesempatan menggigit kaki Gerry.

"Aw....dasar anak sialan, rasakan ini!" Gerry melayangkan tangan ke wajah Aqilah, tapi Arumi segera menangkis tangan suaminya.

"Sudah cukup ya ,Mas! Aku bersabar bukan berarti aku lemah selama ini.Aku hanya memberikan kamu waktu untuk berubah.Tapi, nyata kamu semakin menjadi seperti pria monster yang tidak punya hati nurani.Aku tidak akan tinggal diam jika kamu berani menyakiti putriku.Aku sudah memutuskan, aku mau kita cerai!" tegas Arumi untuk berpisah dengan Gerry.

Gerry terkejut dengan apa yang di katakan Arumi.Entah keberanian dari mana istrinya mengatakan hal seperti itu padanya.

Terpopuler

Comments

Siti Zuriah

Siti Zuriah

bagus arumi km hrs tegas dan jangan mw d sakitin trus dan lebih baik km bercerai dengan gery bwt apa bertahan hanya untuk d sakiti dan ngempanin suami pengangguran lebih baik km bercerai dan km hidup dan membesar kn anak mu saja dr pada hidup dengan suami dan mertua yg suka nyakitin

2024-11-19

0

Kak Dsh 14

Kak Dsh 14

Takut bgt, kalo sama orang yang suka iri tuh

2025-01-08

1

Kak Dsh 14

Kak Dsh 14

Kok, jahat bgt sihh🥲

2025-01-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal
2 Bab 2 Mertua Mata Duitan.
3 Bab 3 Dapat perhatian dari Bos
4 Bab 4 Terjebak di Toilet
5 Bab 5 Akhir dari kesabaran.
6 Bab 6 Sudah terlambat
7 Bab 7 Di ajak tinggal di apartemen .
8 Bab 8 Arumi dan Gilang
9 Bab 9 Di tuduh mencelakai Gerry
10 Bab 10 Bertemu ayah
11 Bab 11 Menyayat hati
12 Bab 12 Bertemu mantan
13 Bab 13 Mengalami kecelakaan
14 Bab 14 Di rumah sakit
15 Bab 15 Sudah melewati masa kritis
16 Bab 16 Sudah sadar
17 Bab 17 Di minta resign dari perusahaan Angga
18 Bab 18 Dil ( Kesepakatan Perjanjian)
19 Bab 19 Angga dapat lampu hijau dari Irawan
20 Bab 20 Sebenarnya
21 Bab 21 Hati gundah
22 Bab 22 Siapa pelakunya?
23 Bab 23 Memberikan kesempatan untuk Angga
24 Bab 24 Tidak sebaik yang Mami pikirkan
25 Bab 25 Rasa takut melanda hati Arumi.
26 Bab 26 Di temukan barang terlarang
27 Bab 27 Kenapa aku harus menjauhi kamu?
28 Bab 28 Rekaman video
29 Bab 29 Jangan tinggalkan aku!
30 Bab 30 Akhirnya ayah bebas
31 Bab 31 Untuk apa aku peduli?
32 Bab 32 Akhirnya Gilang pergi
33 Bab 33 Angga menghajar Gilang.
34 Bab 34 Arumi mengantar Gilang ke rumah sakit
35 Bab 35 Aqilah panggil Gilang, ayah ya!
36 Bab 36 Aku tidak bisa,Ga!
37 Bab 37 Gedung pernikahan
38 Bab 38 Kabar buruk
39 Bab 39 Menumpang
40 Bab 40 Aku balas dengan tamparan
41 Bab 41 Dasar wanita ular!
42 Bab 42 Tidak berwarna lagi
43 Bab 43 Terbongkar sudah
44 Bab 44 Kecelakaan
45 Bab 45 Dimakamkan
46 Bab 46 Bermimpi
47 Bab 47 Tidak akan meninggalkanmu
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1 Awal
2
Bab 2 Mertua Mata Duitan.
3
Bab 3 Dapat perhatian dari Bos
4
Bab 4 Terjebak di Toilet
5
Bab 5 Akhir dari kesabaran.
6
Bab 6 Sudah terlambat
7
Bab 7 Di ajak tinggal di apartemen .
8
Bab 8 Arumi dan Gilang
9
Bab 9 Di tuduh mencelakai Gerry
10
Bab 10 Bertemu ayah
11
Bab 11 Menyayat hati
12
Bab 12 Bertemu mantan
13
Bab 13 Mengalami kecelakaan
14
Bab 14 Di rumah sakit
15
Bab 15 Sudah melewati masa kritis
16
Bab 16 Sudah sadar
17
Bab 17 Di minta resign dari perusahaan Angga
18
Bab 18 Dil ( Kesepakatan Perjanjian)
19
Bab 19 Angga dapat lampu hijau dari Irawan
20
Bab 20 Sebenarnya
21
Bab 21 Hati gundah
22
Bab 22 Siapa pelakunya?
23
Bab 23 Memberikan kesempatan untuk Angga
24
Bab 24 Tidak sebaik yang Mami pikirkan
25
Bab 25 Rasa takut melanda hati Arumi.
26
Bab 26 Di temukan barang terlarang
27
Bab 27 Kenapa aku harus menjauhi kamu?
28
Bab 28 Rekaman video
29
Bab 29 Jangan tinggalkan aku!
30
Bab 30 Akhirnya ayah bebas
31
Bab 31 Untuk apa aku peduli?
32
Bab 32 Akhirnya Gilang pergi
33
Bab 33 Angga menghajar Gilang.
34
Bab 34 Arumi mengantar Gilang ke rumah sakit
35
Bab 35 Aqilah panggil Gilang, ayah ya!
36
Bab 36 Aku tidak bisa,Ga!
37
Bab 37 Gedung pernikahan
38
Bab 38 Kabar buruk
39
Bab 39 Menumpang
40
Bab 40 Aku balas dengan tamparan
41
Bab 41 Dasar wanita ular!
42
Bab 42 Tidak berwarna lagi
43
Bab 43 Terbongkar sudah
44
Bab 44 Kecelakaan
45
Bab 45 Dimakamkan
46
Bab 46 Bermimpi
47
Bab 47 Tidak akan meninggalkanmu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!