Galan Yang Aku Sayangi ...

Tujuh menit dari video call yang dimatikan oleh Galan sudah membuat pintu apartemen Kanaya yang diketuk-ketuk. Pasti Galan ngebut banget untuk dia bisa sampai ke apartemen. Padahal biasanya perjalanan waktu dari tempat kerja Galan ke apartemen Kanaya memakan waktu paling cepat sekitar lima belas menit. Suara ketukan pintu terdengar semakin kasar. Kanaya menarik nafasnya dalam-dalam dan berjalan membuka pintu.

Brakkk! Pintu langsung ditutup dengan setengah bantingan yang kasar. Bikin Kanaya kaget tapi dia sudah tahu kalau Galan akan datang dengan marah-marah. Rasanya ini akan jadi keributan pertama yang cukup besar selama dia berhubungan dengan Galan dua tahun ini. Pertama juga Kanaya lihat Galan semarah ini.

"Dianterin siapa kamu?!" tanya Galan yang langsung menatap Kanaya dengan tajam.

Baru ingin Kanaya membuka mulutnya, hp Kanaya berbunyi. Kanaya melihat hp dia yang dia letakkan di atas meja setelah video call bersama Galan di atas tadi. Galan langsung berjalan ke arah meja dan mengambil hp Kanaya. Membaca chat yang masuk ke dalam hp Kanaya.

"Ohhhh! Jadi ini alasannya?!" Galan memperlihatkan layar hp Kanaya ke arah Kanaya yang masih berdiri di dekat pintu.

Kanaya jadi penasaran karena dia juga nggak tahu siapa yang Galan maksud. Kanaya menghampiri Galan yang masih memperlihatkan layar hp dia. Dari Dafandra lagi ternyata. Dia mengirimkan chat ke Kanaya yang bilang kalau dia benar-benar kangen sama Kanaya. Padahal jelas dari tadi Dafandra chat pun sama sekali nggak bikin Kanaya balas.

"Ketemuan kamu sama dia?! Sampe nggak bisa angkat telepon atau balas-balas chat aku hah?!!"

"Aku nggak ketemuan sama dia. Bales chat dia pun aja nggak pernah."

"Belajar kelompok apa ketemuan kamu sama dia tadi! Nggak usah bohong!" Galan semakin terlihat marah apalagi dia membaca chat dari Dafandra yang terlihat mesra.

"Aku nggak bohong. Aku bukan kamu!"

"AKUUUU?!!!" nada Galan menjadi tinggi. Dia sama sekali tidak menyangka kalau ucapan seperti itu bisa dikeluarkan oleh Kanaya. Apalagi Kanaya jelas-jelas sudah menaruh curiga dari saat di video call.

Kanaya hanya diam mendengar nada Galan yang jadi meninggi. Benar-benar merasakan pertama kalinya bisa bertengkar dengan Galan sampai melihat dia yang teriak dengan kekesalannya. Kanaya ingin masuk ke dalam kamar tapi Galan langsung menahannya. Membuat Kanaya tetap berdiri di hadapan Galan.

"Aku meeting dari tadi dan kamu tau itu! Bisa-bisanya kamu nuduh aku, Nay kayak gini?! Padahal jelas yang hilang dari tadi dan nggak mau di jemput itu kamu! Tiba-tiba aja kamu udah di apartemen kayak gini. Apa Dafandra abis dari sini sampai kamu nggak mau di jemput sama aku?!" tanya Galan yang masih menahan tangan Kanaya. Tatapan yang Galan berikan benar-benar tajam. Tidak pernah Kanaya melihat tatapan dari Galan yang semengerikan ini.

"Ini nggak ada hubungannya sama dia! Gue nggak pernah ketemuan sama Dafandra!" bentak Kanaya akhirnya. Kesal karena Galan yang membawa-bawa nama Dafandra. Padahal Kanaya sama sekali sudah tidak pernah memikirkan Dafandra sama sekali.

"TERUS KENAPA LO NGGAK MAU DI JEMPUT SAMA GUE?!!" Galan balik membentak Kanaya dengan lebih keras.

Kanaya sampai mengangkat bahu dia saking kagetnya. Bentakan Galan bikin Kanaya jadi meneteskan air matanya seketika. Tidak pernah dia merasakan dibentak oleh siapa pun sama sekali. Apalagi itu diberikan oleh Galan.

Galan langsung menghela nafas dan tertunduk. Dia sampai hilang kontrol melepaskan marah dia sama Kanaya seperti ini. Tidak pernah ada niat sedikit pun untuk membuat Kanaya menangis satu kali aja. Apalagi dia juga tidak pernah melihat Kanaya yang sampai menangis selama sama dia.

"Lepas!" Kanaya langsung menghempaskan genggaman tangan Galan yang memang dia mau lepaskan juga. Kanaya berjalan masuk ke dalam kamar.

"Nayyy!" Galan buru-buru menghampiri Kanaya yang sudah masuk ke dalam kamar.

Dilihatnya Kanaya yang duduk di atas tempat tidur dan meneteskan air mata dalam sandarannya. Galan langsung menghampiri Kanaya dan duduk di hadapannya.

"Maafin aku ya udah bentak-bentak kamu tadi. Tapi aku nggak suka liat kamu kayak tadi, Nay. Kamu nggak pernah kayak gini sekali pun. Tapi kamu yang malah terkesan nuduh-nuduh aku tanpa alasan. Kamu curiga aku nggak meeting?" tanya Galan yang sudah berusaha meredakan emosinya.

Kanaya hanya diam tanpa mau menatap Galan. Dia masih meneteskan air matanya. Kenapa hati dia jadi sakit merasakan luka yang teramat perih. Kenapa perempuan yang Kanaya lihat tadi masih begitu melekat jelas dalam pikirannya? Kenapa jadi sulit menjelaskan apa yang Kanaya lihat tadi pada saat Galan sudah berada di hadapannya?

"Kamu mau telepon ke kantor? Tanya sama semua staff-staff aku disana kalo aku hari ini ngapain aja. Nanti aku kasih nomor vendor aku juga yang sempat meeting sama aku. Kamu silahkan tanya apapun tentang aku yang beneran meeting apa nggak sama dia." Galan menambahkan penjelasannya. Nada dia yang meyakinkan bikin Kanaya menatap dirinya.

Memang tidak bisa dipungkiri kalau dia juga tidak percaya atas Galan yang mengkhianatinya. Apalagi sekedar berbohong sama Kanaya setelah apa yang dilakukan oleh Galan terhadap hidup Kanaya. Rasa sayang yang diberikan oleh Galan begitu jelas dan juga besar.

Galan merogoh hp dia dan mengutak-atik sesuatu. Dia menyodorkan sama Kanaya ke dalam pangkuannya.

"Itu nomornya kamu boleh telepon dan tanya sama dia apa aku beneran meeting apa nggak."

Kanaya melihat sekilas hp Galan yang sudah ada di dalam pangkuannya beserta nomor vendor yang udah terpampang di layar hpnya. Jadi ingat kalau dia sempat menghubungi Galan tadi tapi Galan tidak mengangkatnya. Padahal dalam waktu yang bersamaan Galan juga sambil mengangkat telepon dari apa yang Kanaya sudah lihat sendiri.

"Nggak perlu." Kanaya mengembalikan hp Galan dan meletakkan di pangkuan Galan.

"Terus masih curiga?" tanya Galan memastikan. Dia mengamati raut muka Kanaya yang memang masih belum bisa menghilangkan kecurigaannya. Bukan kebiasaan Kanaya yang Galan lihat sekarang ini. Entah apa yang sedang Kanaya pikirkan sampai bisa melemparkan kecurigaan pada Galan yang tidak akan pernah mengkhianati dirinya.

Kanaya kembali diam dan membuang mukanya. Dia sudah meredakan tangisannya dan menghapus sisa-sisa air mata di wajah dia. Genggaman tangan Galan yang menggenggam tangan perempuan. Tangan Galan yang merangkul pinggang perempuan tadi dengan mesra bahkan dia mengecupnya. Siapa, siapa dan siapa?

Siapa perempuan yang ada di hidup Galan selain Kanaya? Apakah adik atau kakak dia? Tentu tidak! Karena Galan adalah anak satu-satunya di keluarga dia. Kanaya juga sempat mengobrol dengan orang tua Galan melalui video call. Mereka tinggal di daerah Yogyakarta. Tidak mau diajak Galan tinggal di Jakarta karena tidak betah kata mereka. Maklum aja namanya orang tua. Pernah diajak Galan buat menginap aja hanya betah dua hari dan setelah itu mereka minta pulang.

Galan sudah lama tinggal di Jakarta bersama tante dia sejak sekolah SMP. Tapi setelah Galan kuliah, dia memutuskan untuk memiliki tempat tinggal sendiri. Galan sempat ngekos selama dia kuliah dan setelah Galan kerja dia menyicil untuk membeli rumah. Sampai akhirnya sekarang dia memiliki satu rumah yang sangat besar di daerah Jakarta Selatan. Tantenya juga sering menginap di rumah Galan. Mengingat tantenya yang belum kunjung memiliki keturunan setelah menikah selama lima belas tahun. Jadi betapa dia sangat menyayangi Galan seperti anak sendiri.

"Kamu kenapa sih sayang? Kenapa kamu kayak gini? Aku nggak pernah bohong sama kamu, Nay. Hidup dan rasa aku sekarang cuma buat kamu dan kamu tau itu. Bahkan aku pun nggak pernah merasa kalo aku nggak ditakdirkan sama kamu." Galan meraih pipi Kanaya.

Ungkapan yang Galan lontarkan membuat Kanaya kembali meneteskan air matanya. Hati yang Galan miliki memang selalu Kanaya rasakan dengan segenap perasaannya. Bahkan tidak pernah Kanaya menaruh rasa curiga ke dalam hidup Galan meski setitik aja. Kanaya sangat mengenal Galan selama ini. Lima bulan pendekatan dengan Galan dan dua tahun berhubungan sebagai pacar sudah cukup rasanya dia tahu apa yang ada di dalam diri Galan.

Memang waktu lama atau sebentar dalam berhubungan dengan seseorang bukan lah jaminan. Kanaya tahu itu! Bahkan dia juga pernah mendapatkan cerita tentang pengalaman teman dekat dia yang sudah pacaran selama enam tahun tapi ternyata pacar temannya memiliki perempuan simpanan selama ini. Kisah teman-teman dekat dia atau pun dirinya sudah banyak memberikan dia pengalaman.

Tapi apa yang Kanaya jalani bersama Galan walau sudah dua tahun sudah membuat dia tahu siapa Galan. Dia selalu bersama Kanaya hampir setiap hari. Bahkan semua waktu Kanaya diisi oleh kehadiran Galan. Meski Kanaya pernah tidak bertemu dengan Galan sehari saja tapi dia tetap intens video call atau teleponan dengan Galan. Dan itu pun karena Galan ada gathering di hotel dia dan Kanaya tahu itu. Tidak pernah Kanaya memiliki ruang kosong tanpa sosok Galan.

"Kamu lagi ada masalah, Nay? Masalah apa? Kuliah, teman atau keluarga kamu? Cerita sama aku sayang." Galan tersenyum kecil melihat Kanaya yang sudah menoleh ke arah dirinya.

Galan yang tidak pernah mau Kanaya memiliki beban sedikit saja. Dia pasti akan melakukan segala cara buat meringankan beban Kanaya atau menghilangkan semua masalahnya.

"Nggak ada." nada Kanaya masih terdengar pelan sekali.

Galan menghela nafas melihat Kanaya yang seperti membunyikan sesuatu. Tidak ingin membagi masalah padahal dia sudah sering berpesan sama Kanaya kalau apapun masalah yang Kanaya hadapi maka dia harus memberi tahu Galan. Wajib!

"Sini." Galan mendekatkan tubuh dia dan menarik Kanaya kesisinya. Dia memeluk Kanaya dan mengusap-usap punggung dia. Berusaha menenangkan Kanaya yang mungkin masih memiliki perasaan bimbang.

Tangan Kanaya melingkar di badan Galan. Dia membalas pelukan Galan dengan air matanya.

Anggap lah apa yang aku lihat memang salah. Jujur saja aku masih berusaha keras untuk menepis apa yang aku lihat. Aku sendiri sama sekali tidak yakin dengan perlakuan dia di belakang aku. Tapi aku juga yakin kalau dia tidak akan berperilaku demikin. Aku benar-benar sedang bermimpi buruk. Mulut aku seperti terkunci untuk mempertanyakan semuanya. Aku sampai bertanya-tanya pada diri aku. Kenapa aku tidak mau bertanya? Apakah aku takut mendengar dia yang akan berkelit? Atau apakah aku takut menerima kejujuran dia kalau dia memang memiliki perempuan lain? ~Kanaya

Aku sangat menyesal melepaskan emosi dengan sangat tidak terkendali. Tidak pernah aku melihat dia menangis dan sekarang dia malah menangis karena aku. Tapi sungguh, aku sama sekali tidak tahu kenapa dia bisa menaruh kecurigaan seperti tadi. Padahal jelas hidup aku hanya lah untuk dia dan bukan untuk siapa-siapa ~Galan

***

Kanaya menyeruput teh manis hangat yang dibuatkan oleh Galan. Sementara Galan lagi sholat magrib dulu di dalam kamar. Karena buru-buru menghampiri Kanaya tadi jadi lupa kalau dia belum sholat magrib di kantor. Untung aja masih belum telat. Pasti Galan sholat magrib langsung sama sholat isya mengingat dia sholat magrib di penghujung waktu.

Kanaya mengingat ucapan Galan tadi kalau dia benar-benar meyakinkan Kanaya tentang apa yang memang dia lakukan di kantor. Tidak ada kegiatan apapun yang dia lakukan kecuali Kanaya pasti mengetahuinya. Dan Kanaya berusaha mempercayai apa yang Galan ucapkan. Bagaimana pun dia tidak pernah meragukan apapun yang dilakukan oleh Galan.

Hp Kanaya berbunyi menandakan ada notif chat yang masuk. Tapi Kanaya masih membiarkannya. Dia meletakkan gelas minuman dia dan duduk bersandar di sofa ruang tengah. Sempat melihat keluar jalan kalau di luar ternyata sedang hujan deras. Bunyi chat berkali-kali membuat Kanaya mengambil hp dia yang ada di atas meja. Berisik! Siapa sih yang chat dia sampai berturut-turut?

Farand - cowok yang sangat menyukai Kanaya. Dia adalah cowok tampan, suka naik motor sport dan ketua BEM di kampusnya sekarang. Farand sudah lama menyukai Kanaya karena dia sempat satu sekolah sama Kanaya waktu SMA. Hanya saja Kanaya sudah berhubungan dengan Dafandra jadi bikin Farand mau nggak mau harus mundur juga. Waktu Kanaya sudah putus dengan Dafandra, Farand sempat mendekati Kanaya lagi tapi sayang aja Kanaya tidak intens menanggapi dia.

Apalagi hati dan pikiran dia masih tentang Dafandra. Tapi Farand tetap gigih mendekati Kanaya dan sempat antar jemput juga ke kampus dia beberapa kali. Dan Kanaya mulai menolak ajakan Farand lagi sampai akhirnya dia tahu kalau Kanaya sedang dekat dengan seseorang. Farand tahu kalau Kanaya tipikal yang sangat setia. Meski dia baru dekat dengan cowok tapi dia tidak akan kesana kemari. Sampai akhirnya dia tahu kalau Kanay sudah berhubungan dengan cowok bernama Galan. Cowok Kanaya yang selalu dipasang di profile picture chat Kanaya.

-

Nay apa kabar kamu?

Lama banget nggak ngobrol hehehe

Sombong nih kamu sekarang

Ngumpul yuk sama anak-anak

-

Kanaya membaca chat Farand yang berniat mengajak dia nongkrong sama teman-teman SMA dia. Meski Kanaya tidak pernah berhubungan spesial dengan Farand tapi Kanaya masih mau menganggap Farand sebagai teman layaknya dulu waktu sekolah. Hanya saja Kanaya memang sangat membatasi kedekatannya apalagi dia juga tahu kalau Farand sering mendekati dia dalam artian bukan sebagai teman biasa. Tapi Kanaya pikir, Farand adalah tipikal cowok yang sangat mengerti dan tidak akan mengganggu hubungan dia yang sudah bersama Galan.

"Siapa yang chat? Dafandra lagi?!" tanya Galan yang sudah keluar dari kamar Kanaya. Dia melihat Kanaya yang serius membaca chat. Jadi kesal kalau ingat Dafandra yang tidak henti-hentinya mengganggu Kanaya.

"Bukan. Ini..." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Galan langsung mengambil hp Kanaya dari tangan dia. Dia duduk sebelah Kanaya.

Galan membaca chat dari Farand. Tahu banget siapa cowok itu. Dia pernah melihat Farand beberapa kali waktu dia belum terlalu dekat dengan Kanaya. Suka melihat Kanaya yang diantar Farand waktu Kanaya datang mau staycation bertemu teman-teman dia yang sudah ada di hotel. Galan juga pernah mendapatkan Farand di kampus Kanaya waktu dia juga mau menjemput Kanaya saat masih pendekatan.

"Kamu mau ngumpul sama temen-temen SMA kamu?' tanya Galan yang sudah duduk menghadap Kanaya. Dia mau memastikan apakah Kanaya akan ikut dengan ajakan Farand.

"Aku lagi nggak pengen main."

"Kalo kamu mau main bilang sama aku ya. Biar nanti aku yang antar."

Kanaya masih menatap Galan dengan segala kata-kata dia. Galan yang begitu perhatian dan selalu mau memberikan kehangatan buat hidup dia. Padahal Kanaya yakin kalau Galan nggak suka sama Farand. Tapi dia mampu menurunkan ego dia jika Kanaya mau bertemu dengan teman-temannya yang dimana pasti akan ada Farand.

Kanaya menganggukkan kepala dia. Sudah pasti jika dia akan pergi pasti mengabari Galan. Cuma pertama kali aja tadi dia bersikap demikian.

"Kamu tadi pulang naik apa?" tanya Galan ingin tahu. Cemas juga melihat Kanaya yang pulang tanpa dia. Biasanya kalau sendiri pun pasti Galan yang memesankan taksi online atau ojek online buat Kanaya.

"Naik taksi. Aku juga tadi di coffee shop yang bukan aku bilang kemaren. Kita nggak jadi kesana karena takut berisik. Argesta milih di coffee shop lain yang tempatnya sepi dan cocok buat kerja kelompok."

"Dimana?"

"Di mall... Lippo Garden Village." Kanaya terdengar ragu tapi dia berusaha mengatakan yang sebenarnya. Mall Lippo Garden Village adalah mall dimana dia melihat Galan bersama perempuan tadi. Sekaligus Kanaya juga mau tau apa reaksi Galan setelah dia menyebutkan mall yang sama dengan tempat yang di datangi oleh dia.

Galan tersenyum kecil. Dia menatap Kanaya dengan lekat.

"Kamu lihat aku disana?"

***

Episodes
1 Hai, Calon Imam
2 Dekapan Lelaki Hangat
3 Kejutan Manis
4 Perempuan Itu ...
5 Galan Yang Aku Sayangi ...
6 Toilet
7 Meresahkan
8 Pool Side
9 Sebuah Cincin
10 Marry Me
11 Si Manja yang Menggemaskan
12 Knock-Knock - part 1
13 Knock-Knock - part 2
14 Si Manyun - part 1
15 Si Manyun - part 2
16 Sebuah Puzzle - part 1
17 Sebuah Puzzle - part 2
18 Putri Tidur
19 Ayam Goreng Lengkuas
20 Trouble Maker
21 Another Woman
22 Kebun Binatang
23 Wedding Invitation - part 1
24 Wedding Invitation - part 2
25 Keputusan Meja Bundar
26 Berbagai Pertimbangan - part 1
27 Berbagai Pertimbangan - part 2
28 Candy
29 Shock Theraphy
30 Rumah Baru
31 Pecah
32 Warning
33 Rainy Mood - part 1
34 Rani Mood - part 2
35 Janda Kembang?
36 Detektif (Bukan) Conan
37 Tebak-tebakkan
38 Komodo
39 Teman Baru - part 1
40 Teman Baru - part 2
41 Tamu Misteri
42 Lelaki Kesayangan
43 Olahraga Jantung
44 Rumah yang Hangat
45 Kandang Singa - part 1
46 Kandang Singa - part 2
47 Selamat Makan! - part 1
48 Selamat Makan! - part 2
49 Coretan Pahit
50 Takdir Yang Baik
51 Cowok Tengil
52 Satu Syarat
53 Goresan Luka - part 1
54 Goresan Luka - part 2
55 Binatang Buas - part 1
56 Binatang Buas - part 2
57 Dasar Sialan!
58 Hai, Kanaya
59 Love Bird
60 Cenayang
61 Tukang Sampah
62 Sepi
63 Masa-Masa Sulit
64 Sakit Jiwa
65 Ghost
66 Curahan Hati Empat Mata
67 Brownies Almond
68 Semangat Dalam Luka
69 Jari Kelingking
70 Tulang Rusuk
71 Panas Dingin
72 Tiga Luka
73 Permintaan Kehancuran
74 Melodi Menyeramkan
75 MR. HORSEMAN
76 SESAK
77 Lantai 17
78 Galan Farrabi Altezza
79 Suasana Dingin
80 Tuntutan Gila
81 She's Mine!
82 Mr. Renzagi Savio Feliks
83 Dokter Kandungan
84 Interogasi
85 Lampu Peringatan
86 Bercabang
87 Menggemaskan
88 Deep Talk
89 Banyak Tingkah
90 Tegang
91 Hiburan Jiwa
92 Tunangan Tersayang
93 Tantangan Adrenalin
94 Bukan Rumput Liar
95 Istri Pertama dan Istri Terakhir
96 Situasi Manis Mencekam
97 Tamparan
98 Mr. Knife
99 Pengumuman Pernikahan
100 Meminta Restu
101 Berjuang
102 Pertarungan Sengit
103 DEAL!
104 Teguran Tajam
105 I'll Never Let You Go
106 Nikah Dadakan?
107 Kandang Singa
108 Tragedi Yang Tidak Diinginkan
109 Beauty and The Beast
110 Lampu Merah!
111 Suasana Panas
112 Torre Feliks Palace
113 Save the Date
114 Akad Nikah - part 1
115 Akad Nikah - part 2
116 Babak Baru
117 Sang Calon
118 Mempelai Yang Hilang
119 Jantung Berdebar
120 The Royal Wedding Feliks - END
121 SEASON 2 - CHAPTER 1
122 SEASON 2 - CHAPTER 2
123 SEASON 2 - CHAPTER 3
124 SEASON 2 - CHAPTER 4
125 SEASON 2 - CHAPTER 5
126 SEASON 2 - CHAPTER 6
127 SEASON 2 - CHAPTER 7
128 SEASON 2 - CHAPTER 8
129 SEASON 2 - CHAPTER 9
130 SEASON 2 - CHAPTER 10
131 SEASON 2 - CHAPTER 11
132 SEASON 2 - CHAPTER 12
133 SEASON 2 - CHAPTER 13
134 SEASON 2 - CHAPTER 14
135 SEASON 2 - CHAPTER 15
136 SEASON 2 - CHAPTER 16
137 SEASON 2 - CHAPTER 17
138 SEASON 2 - CHAPTER 18
139 SEASON 2 - CHAPTER 19
140 SEASON 2 - CHAPTER 20
141 SEASON 2 - CHAPTER 21
142 SEASON 2 - CHAPTER 22
143 SEASON 2 - CHAPTER 23
144 SEASON 2 - CHAPTER 24
145 SEASON 2 - CHAPTER 25
146 SEASON 2 - CHAPTER 25
147 SEASON 2 - CHAPTER 26
148 SEASON 2 - CHAPTER 27
149 SEASON 2 - CHAPTER 28
150 SEASON 2 - CHAPTER 29
151 SEASON 2 - CHAPTER 30
152 SEASON 2 - CHAPTER 31
153 SEASON 2 - CHAPTER 32
154 SEASON 2 - CHAPTER 33
155 SEASON 2 - CHAPTER 34
156 SEASON 2 - CHAPTER 35
157 SEASON 2 - CHAPTER 36
158 SEASON 2 - CHAPTER 37
159 SEASON 2 - CHAPTER 38
160 SEASON 2 - CHAPTER 39
161 SEASON 2 - CHAPTER 40
162 SEASON 2 - CHAPTER 41
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Hai, Calon Imam
2
Dekapan Lelaki Hangat
3
Kejutan Manis
4
Perempuan Itu ...
5
Galan Yang Aku Sayangi ...
6
Toilet
7
Meresahkan
8
Pool Side
9
Sebuah Cincin
10
Marry Me
11
Si Manja yang Menggemaskan
12
Knock-Knock - part 1
13
Knock-Knock - part 2
14
Si Manyun - part 1
15
Si Manyun - part 2
16
Sebuah Puzzle - part 1
17
Sebuah Puzzle - part 2
18
Putri Tidur
19
Ayam Goreng Lengkuas
20
Trouble Maker
21
Another Woman
22
Kebun Binatang
23
Wedding Invitation - part 1
24
Wedding Invitation - part 2
25
Keputusan Meja Bundar
26
Berbagai Pertimbangan - part 1
27
Berbagai Pertimbangan - part 2
28
Candy
29
Shock Theraphy
30
Rumah Baru
31
Pecah
32
Warning
33
Rainy Mood - part 1
34
Rani Mood - part 2
35
Janda Kembang?
36
Detektif (Bukan) Conan
37
Tebak-tebakkan
38
Komodo
39
Teman Baru - part 1
40
Teman Baru - part 2
41
Tamu Misteri
42
Lelaki Kesayangan
43
Olahraga Jantung
44
Rumah yang Hangat
45
Kandang Singa - part 1
46
Kandang Singa - part 2
47
Selamat Makan! - part 1
48
Selamat Makan! - part 2
49
Coretan Pahit
50
Takdir Yang Baik
51
Cowok Tengil
52
Satu Syarat
53
Goresan Luka - part 1
54
Goresan Luka - part 2
55
Binatang Buas - part 1
56
Binatang Buas - part 2
57
Dasar Sialan!
58
Hai, Kanaya
59
Love Bird
60
Cenayang
61
Tukang Sampah
62
Sepi
63
Masa-Masa Sulit
64
Sakit Jiwa
65
Ghost
66
Curahan Hati Empat Mata
67
Brownies Almond
68
Semangat Dalam Luka
69
Jari Kelingking
70
Tulang Rusuk
71
Panas Dingin
72
Tiga Luka
73
Permintaan Kehancuran
74
Melodi Menyeramkan
75
MR. HORSEMAN
76
SESAK
77
Lantai 17
78
Galan Farrabi Altezza
79
Suasana Dingin
80
Tuntutan Gila
81
She's Mine!
82
Mr. Renzagi Savio Feliks
83
Dokter Kandungan
84
Interogasi
85
Lampu Peringatan
86
Bercabang
87
Menggemaskan
88
Deep Talk
89
Banyak Tingkah
90
Tegang
91
Hiburan Jiwa
92
Tunangan Tersayang
93
Tantangan Adrenalin
94
Bukan Rumput Liar
95
Istri Pertama dan Istri Terakhir
96
Situasi Manis Mencekam
97
Tamparan
98
Mr. Knife
99
Pengumuman Pernikahan
100
Meminta Restu
101
Berjuang
102
Pertarungan Sengit
103
DEAL!
104
Teguran Tajam
105
I'll Never Let You Go
106
Nikah Dadakan?
107
Kandang Singa
108
Tragedi Yang Tidak Diinginkan
109
Beauty and The Beast
110
Lampu Merah!
111
Suasana Panas
112
Torre Feliks Palace
113
Save the Date
114
Akad Nikah - part 1
115
Akad Nikah - part 2
116
Babak Baru
117
Sang Calon
118
Mempelai Yang Hilang
119
Jantung Berdebar
120
The Royal Wedding Feliks - END
121
SEASON 2 - CHAPTER 1
122
SEASON 2 - CHAPTER 2
123
SEASON 2 - CHAPTER 3
124
SEASON 2 - CHAPTER 4
125
SEASON 2 - CHAPTER 5
126
SEASON 2 - CHAPTER 6
127
SEASON 2 - CHAPTER 7
128
SEASON 2 - CHAPTER 8
129
SEASON 2 - CHAPTER 9
130
SEASON 2 - CHAPTER 10
131
SEASON 2 - CHAPTER 11
132
SEASON 2 - CHAPTER 12
133
SEASON 2 - CHAPTER 13
134
SEASON 2 - CHAPTER 14
135
SEASON 2 - CHAPTER 15
136
SEASON 2 - CHAPTER 16
137
SEASON 2 - CHAPTER 17
138
SEASON 2 - CHAPTER 18
139
SEASON 2 - CHAPTER 19
140
SEASON 2 - CHAPTER 20
141
SEASON 2 - CHAPTER 21
142
SEASON 2 - CHAPTER 22
143
SEASON 2 - CHAPTER 23
144
SEASON 2 - CHAPTER 24
145
SEASON 2 - CHAPTER 25
146
SEASON 2 - CHAPTER 25
147
SEASON 2 - CHAPTER 26
148
SEASON 2 - CHAPTER 27
149
SEASON 2 - CHAPTER 28
150
SEASON 2 - CHAPTER 29
151
SEASON 2 - CHAPTER 30
152
SEASON 2 - CHAPTER 31
153
SEASON 2 - CHAPTER 32
154
SEASON 2 - CHAPTER 33
155
SEASON 2 - CHAPTER 34
156
SEASON 2 - CHAPTER 35
157
SEASON 2 - CHAPTER 36
158
SEASON 2 - CHAPTER 37
159
SEASON 2 - CHAPTER 38
160
SEASON 2 - CHAPTER 39
161
SEASON 2 - CHAPTER 40
162
SEASON 2 - CHAPTER 41

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!